Sunday, January 19, 2014

Dream Job: Konsultan Manajemen


Berkarier di bidang sesuai minat dan kemampuan, ditambah dengan tantangan yang membuat pekerjaan tak membosankan tentu menjadi impian banyak orang. Pemenang Young Caring Professional Award (YCPA) 2011 Rinny menjalani impian ini. Bekerja sebagai konsultan manajemen, menangani klien di industri pertambangan dan perminyakan, yang didominasi kaum pria, memberikan tantangan bagi perempuan kelahiran Padang, 4 Juni 1982 ini. 

Kepada Kompas Female, Rinny berbagi pengalaman bagaimana ia menjalani profesi konsultan manajemen, yang dinilai memberikan inspirasi oleh Caring Colours Martha Tilaar selaku penyelenggara YCPA.

Seperti apa ruang lingkup kerja profesi ini?
Konsultan manajemen memberikan saran, ide, untuk pengembangan perusahaan dari sisi manusia dan prosesnya. Konsultan "mendiagnosa" kondisi perusahaan dan apa yang semestinya dikerjakan. Biasanya konsultan mempresentasikan berbagai ide dari hasil analisa di hadapan klien, dalam hal ini para pemimpin perusahaan tersebut. Ide yang dipresentasikan biasanya berasal dari tim, hasil kerja tim di perusahaan konsultasi ini, namun disampaikan oleh konsultan manajemen kepada klien. Konsultan manajemen juga biasanya memimpin beberapa analis yang tergabung dalam timnya.

Mengapa memilih profesi ini?
Pengalaman bertemu dengan banyak orang, banyak klien dan perusahaan yang berbeda karakter, memberikan wawasan luas dan membuat saya bisa mengembangkan diri. Orang-orang yang ditemui berbeda, tipikal dan masalahnya tak sama, industri ini membuka ruang bagi saya untuk mengembangkan diri.

Bidang yang saya tekuni, industri pertambangan juga memberikan pengalaman kerja yang menyenangkan dan tak membosankan. Saya suka traveling dan melalui pekerjaan ini, saya bisa mengunjungi berbagai tempat eksplorasi yang memberikan pengalaman unik.

Saat memilih pekerjaan, saya mempertimbangkan tiga hal, passion, skill dan finansial. Saya memiliki passion dan skill, karena memang latar belakang saya di teknik industri terkait erat dengan pekerjaan ini. Namun, yang terpenting adalah passion. Jika pun skill belum sepenuhnya dimiliki, namun jika memiliki passion, gap yang terjadi takkan terlalu jauh. Saya masih bisa meningkatkan skill dengan dorongan dari passion. Pertimbangan finansial juga penting, bagaimana pekerjaan ini bisa membiayai hidup saya.

Apa tantangannya?
Keterampilan komunikasi memberikan tantangan tersendiri bagi saya yang memiliki latar belakang teknik. Namun, dengan belajar dari senior, mentoring, pengalaman bekerja dan kemauan keras untuk mengembangkan diri, kemampuan komunikasi ini akan terlatih dengan sendirinya. Karena sebenarnya, konsultan yang bekerja di bidang sesuai latar belakangnya akan lebih mudah memahami kebutuhan industri, tahu solusi, hanya perlu mengungkapkan pendapat dengan lebih efektif dan tepat sasaran.

Tantangan yang paling terasa adalah menjadi konsultan muda yang berhadapan dengan para petinggi perusahaan dengan pengalaman belasan hingga puluhan tahun. Bagaimana meyakinkan mereka atas analisa dan ide yang konsultan berikan, itu menjadi tantangan terbesarnya. Bagaimana mereka menerima saran yang diberikan konsultan dengan pengalaman kerja 5-7 tujuh tahun, jauh dibawah mereka, ini menjadi tantangan.

Bagaimana menyatukan berbagai pendapat saat konsultan memberikan saran, dengan fokus untuk mencapai tujuan bersama, dan menjadi jembatan para ahli di industri ini merupakan tugas menantang yang membutuhkan keterampilan komunikasi tinggi. Saya jadi banyak belajar berbagai karakter orang, lebih mudah memahami orang lain, tahu bagaimana memposisikan diri dan lebih berempati.

Menjadi konsultan manajemen juga harus memiliki kepemimpinan, karena harus bekerja sama dengan para analis yang kebanyakan adalah fresh graduate. Sementara bagi saya yang menggeluti bidang pertambangan, tantangan konsultan perempuan di bidang ini adalah perlu tangguh, harus pintar-pintar menyaring kata-kata atau perilaku yang kadang keluar begitu saja tanpa filter saat berhadapan dengan banyak orang. Jangan pernah memasukkannya ke dalam hati, sebagai cara menghindari stres. 

Untuk meyakinkan klien, konsultan juga perlu melengkapi diri dengan berbagai data, perspektif, sehingga dapat menawarkan solusi terbaik yang memenuhi kebutuhan klien. Karenanya, konsultan harus terus menambah wawasannya.

Masa depan dan jenjang karier?
Seiring berkembangnya industri, dan perekonomian Indonesia yang terus membaik, serta banyak perusahaan asing yang tertarik berinvestasi di Indonesia, konsultan manajemen, terutama di bidang pertambangan memiliki prospek positif ke depan. Banyak orang pintar yang memahami industrinya, namun kadang mereka tak memiliki keterampilan dalam pengelolaan manajemen, disinilah konsultan dibutuhkan. Profesi konsultan manajemen, di bidang pertambangan, juga belum terlalu banyak seperti bidang lainnya. 

Perusahaan konsultasi juga terus berkembang, dengan berbagai bidang yang digelutinya. Tak hanya pertambangan namun juga keuangan, dan lainnya. Jadi selama latar belakang pendidikan kita sesuai dengan industri yang ditangani, profesi ini akan terus dibutuhkan seiring berkembangnya industri. Untuk menjadi konsultan bisa langsung berada pada level ini tanpa perlu merintis dari bawah, terutama jika memang memiliki pengalaman dan memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan. Namun bisa juga memulai dari level pemula, yakni analis, lalu meningkat menjadi associate, konsultan, konsultan senior, dan partner. 

Penghasilan?
Penghasilan tergantung bidang industri yang ditangani konsultan. Kalau konsultan manajemen di pertambangan, penghasilan cukup atraktif, di atas rata-rata. Jika dibandingkan dengan perusahaan umum, levelnya setara dengan penghasilan manajer.

Sumber :
http://female.kompas.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts