Sunday, December 31, 2017

Disrupt Yourself

How to disrupt ourselves?

Kita ikuti lima langkah di bawah ini ...

1. READ, OBSERVE, LISTEN, LEARN, AGAIN and AGAIN
2. LEARN from UNDER 25
3. BE CAREFULL OF YOUR STRENGTH, THEY CAN KILL YOU
4. DISRUPT YOURSELF: LEARN NEW THING EVERY DAY, LEARN NEW COMPETENCES EVERY YEAR
5. STRETCH YOURSELF: LOOK FOR NEW CHALLENGES

Jadi ingat ya, untuk mempersiapkan kita agar selalu siap dengan perubahan di masa depan, lakukan kelima langkah ini ...


1. READ, OBSERVE, LISTEN, LEARN, AGAIN and AGAIN

Dunia terus berputar dan berubah. Satu satunya cara untuk mengikuti adalah dengan menganggap gelas (pikiran dan ilmu) kita masih belum penuh dan kita haus pengetahuan (yang ada di luar sana).
Baca (buku, majalah, internet).
Dengarkan dan lihat (TV, radio dan YouTube yanv bermutu).
Belajar , belajar dan belajar lagi.
Seraplah ilmu sebanyak mungkin.
Hauslah pada pengetahuan yang ada di luar sana.


2. LEARN from UNDER 25

Kenapa kita biasanya hanya belajar dari  yang lebih senior (atau yang lebih tua)? Mereka itu memang hebat pada jamannya. Mereka memang berprestasi pada masa lalu.
Tetapi perusahaan yang hebat di masa lalu iuga belum tentu sukses di masa depan kan?
Orang orang tua yang dulunya sukses di masa lalu juga belum tentu mengerti dan memahami apa yang akan terjadi di masa depan kan?
Tentu saja kita harus  belajar dari mereka dan dari apa yang mereka lakukan.

But They are all oriented to the past! You also need to understand the future!
Dari siapa lagi kita harus belajar? Dari anak anak muda yang berusia di bawah 25 tahun.
- Mereka menyuarakan suara consumer di masa depan
- Mereka yang akan mengubah dunia di masa depan
- Mereka selalu ¡°connected¡± (gak ada wifie 5 menit saja sudah kelimpungan), berarti mereka selalu connect dengan apa yang terjadi di dunia ....
- Learn from them, learn from what they know, and apply in your business ...


3. BE CAREFULL OF YOUR STRENGTH, THEY CAN KILL YOU

Kuncinya disruption adalah menyadari bahwa kekuatan yang kita punya sekarang belum tentu berguna di masa depan.
Jadi meskipun anda sudah hebat di suatu bidang, jangan merasa sombong, jangan merasa bahwa kekuatan anda akan mampu membuat anda sukses seterusnya!
Dunia akan berubah cepat, dan ada kemungkinan bahwa strength yang anda punya mungkin tidak relevant lagi, lihat saja apa yang terjadi pada beberapa profesi atau beberapa industri yang sedang mengalami krisis saat ini ....


4. DISRUPT YOURSELF: LEARN NEW THING EVERY DAY, LEARN NEW COMPETENCES EVERY YEAR

Kemudian, anda juga harus berani disrupt anda sendiri ....
Belajarlah dan tekunilah sebuah kompetensi baru (atau ambillah sertifikat baru, atau kuliah lagi) , setiap tahun anda harus mempelajari sesuatu yang baru!
Apakah itu project management, HR, finance, marketing ...atau apapun, asalkan anda mempelajari hal baru yang belum pernah anda pelajari dan akan menambah portfolio kompetensi anda.


5. STRETCH YOURSELF: LOOK FOR NEW CHALLENGES

Teori itu bagus untuk dipelajari, tetapi sebaiknya anda praktekkan kan? Salah satu cara untuk mempraktekkan adalah dengan mencari challenge baru.
Cari pekerjaan yang baru.
Sebaiknya di perusahaan yang sama dan mengerjakan hal yang berbeda (dari finance ke marketing, dari sales ke HR, dari HR ke function lain ...etc).
Kalau anda mengerjakan langkah 1-4 kan anda sudah mempunyai kompetensi pelengkap untuk mencari challenge baru kan?
Kalau anda tidak mendapatkan peluang di perusahaan yang sama, ya cari peluang di perusahaan lain.
You have to look for new challenges, inside or outside, masa depan anda dipertaruhkan di sini ....
Something has to change in your job or your life, differenf job, different company , different country or different industry.
That s how you build your agility, by disrupting yourself!


Hope you will really disrupt yourself this year.


Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto

Saturday, December 30, 2017

Eksekusi Tanpa Tapi (dan Nanti)

Dirangkum oleh Coach Darmawan Aji


The way to get started is to quit talking and begin doing.

Di catatan kali ini, ijinkan saya sedikit berbagi insight yang saya dapatkan dari sesi NLP Talks kemarin. NLP Talks kemarin istimewa karena mengundang vice chairman Indonesia NLP Society mas Syamsul Hatta. Topik NLP Talks kemarin adalah Eksekusi Tanpa Tapi - jargon yang menjadi spesialisasi dari pembicara kita. Mari langsung kita bedah.

Di awal tahun seperti sekarang ini, sudah jamak jika kita kemudian membuat resolusi. Kita memetakan aspirasi dan visi, cita-cita dan rencana. Kita ingin menjalani kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru ini. Begitulah kira-kira.

Sayangnya, berapa banyak orang kemudian benar-benar bertindak mewujudkan visinya? Benar-benar bertindak untuk merealisasikan resolusinya? Tidak banyak. Bahkan faktanya menyedihkan.

25% orang melupakan resolusi tahun barunya dalam minggu pertama.
60% orang melupakan resolusi tahun barunya dalam 6 bulan.

Tidak heran jika 88% dari semua resolusi berakhir dengan kegagalan (Richard Wiseman, University of Hertfordshire, 2007). Bahkan, rata-rata orang membuat resolusi tahun baru yang sama 10x tanpa pernah berhasil mencapainya. Jadi, lelucon yang mengatakan resolusi tahun 2017 saya adalah menuntaskan resolusi tahun 2016. Dimana resolusi tahun 2016 saya sudah saya rencanakan sejak 2015 dan seterusnya, bukanlah lelucon, melainkan kenyataan pahit.

Mengapa ini bisa terjadi? Ada banyak faktor. Salah satu faktor utamanya adalah tidak adanya proses eksekusi yang efektif. Apa yang dimaksud dengan eksekusi? Kalau kata kamus, eksekusi itu terkait pelaksanaan dan penuntasan. Eksekusi itu memulai apa yg sudah direncanakan dan menuntaskan apa yg sudah dimulai.

Tanpa eksekusi, visi hanyalah mimpi. Tanpa eksekusi, rencana hanyalah corat coret di atas kertas. Berkali-kali saya katakan, visi tanpa eksekusi itu halusinasi. Rencana tanpa eksekusi itu hanya mimpi.

Sayangnya, banyak orang yang tidak melakukan eksekusi. Tidak memulai apa yang sudah direncanakan. Mereka terjebak oleh dua musuh utama eksekusi: tapi dan nanti.


Musuh Pertama: Tapi

°Saya mau bertindak mewujudkan resolusi saya, tapi..

°Saya mau mewujudkan visi saya, tapi...

Anda boleh isi kalimat apapun di belakang kata tapi - saya tidak punya modal, saya tidak tahu caranya, saya bingung, saya takut, saya malas... apapun. Saya yakin semua alasan yang Anda tulis adalah alasan yang masuk akal. Alasan memang dibuat supaya masuk akal. Sehingga Anda merasa wajar untuk menunda tindakan Anda.


Musuh Kedua: Nanti

Nanti, jika saya sudah mulai senggang saya akan..
Nanti, bila saya sudah tidak sesibuk sekarang saya akan...

Darimana kita tahu bahwa nanti benar-benar punya waktu? Darimana kita tahu bahwa nanti kita benar-benar akan melakukan? Apa bedanya saat ini dan nanti? Tidak ada. Ini hanyalah kata tapi lainnya yang menunda Anda melakukan apa yang penting bagi Anda!


Lalu, bagaimana agar kita memiliki kebiasaan eksekusi tanpa tapi (dan nanti)? Berikut tips dari saya:

 Mulailah dengan apa yang ada. Jangan menunggu segala sesuatu sempurna. Mulai bertindak saja. Sempurnakan sambil jalan. Mulailah. Fokus pada kuantitas, bukan kualitas.

 Jangan takut gagal. Jangan takut salah. Mulai saja. Kegagalan adalah umpan balik, pembelajaran yang berharga bagi kita. Semakin cepat Anda memulai, semakin cepat Anda mendapatkan umpan balik apa yang berhasil dan tidak berhasil.

 Fokus pada satu hal yang sederhana terlebih dulu. Memikirkan terlalu banyak hal sekaligus akan membuat Anda stuck dan tidak bergerak kemana-mana.

Saturday, December 23, 2017

Influencing Skills

IMPROVING YOUR INFLUENCING SKILLS

Sabtu pagi itu saya melewatkan waktu berjalan jalan di basement ya Blok M square. Bagi yang hobby buku-buku import lama, silahkan ke sana, anda akan sering menemukan buku-buku import yang aneh-aneh dan disukai penggemar buku.

Juga bagi penggemar music, anda akan banyak menemui CD original import dan bahkan piringan hitam. Dan ternyata saya bertemu seorang teman lama, sebut saja namanya Agung. Dan Agung pun mengajak ngobrol sambil makan siang di sebuah rumah makan Padang di situ.

Agung adalah seorang Senior Finance manager di sebuah perusahaan terkenal di Indonesia. Dia baru saja dipromosikan ke jabatan ini karena bossnya yang expatriate harus pulang ke negara asalnya.
Agung sudah lama bekerja di Finance team di perusahaan itu. Jadi ketika CEOnya menawarkan jabatan itu dia sih confident aja. Karena dia sering melihat apa yang dikerjakan bossnya, dan dia merasa mampu melakukannya.

Dan CEO nya pun senang dengan confidence level Agung, maka Agung pun mendapat promosi itu dan tentunya dengan kenaikan gaji yang significant.

Teman-teman dan anak buah Agung mengucapkan selamat bahkan mereka mengadakan makan malam bersama untuk merayakannya.

Agung pun berbahagia sekali ..... untuk beberapa minggu. Karena setelah itu mimpi buruknya pun dimulai.

Ternyata kemampuannya dalam hal finance sama sekali tidak menjamin performance nya sebagai Senior Finance Manager.

Ternyata di luar kompetensi financialnya dia dituntut untuk mempengaruhi orang lain (influencing skills).

Agung harus:
 meminta semua leader di divisi lain (sales, marketing, operations, HR ...etc) untuk mengirimkan laporan tepat pada waktunya
 meminta semua orang agar mengurangi penggunaan budgetnya
 meminta semua orang agar mematuhi semua peraturan perusahaan yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan..etc ...tc

Hampir semuanya selalu bilang bahwa mereka harus mengamankan pencapaian objective perusahaan. Dan menyuruh Agung pergi ....

Agung kebingungan ...

Dan ternyata setelah dipromosi dia merasa bahwa power-nya justru semakin kecil.
Bahwa tidak ada pekerjaan yang dia bisa kerjakan tanpa mempengaruhi orang lain.
Dan Agung tidak mengetahui semua itu, tidak mempelajari itu di bangku kuliah, dan tidak diajari oleh mantan bossnya (yang sekarang sudah pulang ke negaranya).

Sekarang sudah tiga bulan di posisi itu , dan ternyata ...
 laporan keuangan tidak accurate
 hampir semua divisi melampaui budgetnya
 beberapa pelanggaran procedure mulai terjadi

Agung pun kebingungan apa yang harus dilakukannya?

Ternyata kasus ini tidak hanya dialami oleg Agung di Finance, tetapi banyak di antara kita yang mengalami itu, di manapun departemen kita bekerja. Sekarang kita menyadari bahwa ...
 semakin tinggi jabatan kita, ternyata kita tidak hanya bisa mengandalkan kemampuan teknis kita (finance, sales, HR ...etc)
 semakin tinggi jawaban kita, ternyata semakin rendah power kita, karena semakin banyak kita harus menggantungkan diri kepada kemampuan kita mempengaruhi orang!

Kuncinya adalah tentang infuencing skills.
Itulah mengapa jaman dahulu kita diajari orang tua untuk kuliah hanya fokus kuliah dan harus fokus dan tidak usah macem-macem. Ternyata dengan itu kita lulus dengan IP tinggi. Tetapi ternyata kita sulit bekerja di kantor, karena kita tidak mampu influencing orang lain.
Ajari anak-anak kita agar selain kuliah dan mengejar nilai IP yang tinggi, mereka juga aktive di kegiatan mahasiswa seperti senat, pecinta alam, olahraga atau kesenian, agar mereka belajar berorganisasi,
leadership, teamwork and influencing skills.

Jadi pertama kali, yang harus dimengerti adalah bahwa influencing itu dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik.  Dan kepada orang yang berbeda dalam situasi yang berbeda kita juga harus menggunakan teknik yang berbeda!

Masalah yang sering terjadi adalah kita seringkali hanya bisa menggunakan satu teknik (misalnya ada yang hanya bisa membujuk halus atau hanya bisa memaksa).
Padahal akan lebih efektif kalau kita bisa menguasai beberapa teknik dan kita menggunakan teknik yang tepat kepada
orang yang tepat pada situasi yang tepat kan?

Jadi pertama kali kita bahas dulu di sini teknik-teknik untuk mempengaruhi orang lain (influencing skills):

 Asserting
Teknik pertama namanya asserting atau menegaskan, di sini kita benar benar menegaskan dan memperjelas apa yang kita inginkan

 Convincing
Teknik kedua namanya convincing atau menjelaskan alasan mengapa anda menginginkan hal itu dan apa manfaatnya buat kedua belah pihak

 Negotiating
Anda bersedia berkompromi dan mencapai konsus agar objective anda bisa dikerjakan bersama

 Bridging
Membangun relationship yang baik agar pada saat mempengaruhi orang akan lebih mudah

 Inspiring
Memberikan penceahan tentang masa depan yang akan lebih baik apabila kita mengerjakan ini besama sama

Lihat, saya baru saja mendeskripsikan ada minimal 5 teknik untuk influencing skills. Dan saya yakin masih banyak lagi. Padahal saya yakin banyak di antara kita yang mungkin hanya mengenal satu teknik, atau lebih parah, mengenal banyak teknik tetapi hanya melakukan satu saja.

Padahal kita tahu, kemungkinan anda berhasil mempengaruhi orang akan sangat bergantung kepada keahlian anda menggunakan teknik yang tepat kepada orang yang tepat pada saat yang tepat (right technic to the right people on the right time!)

Terus bagaimana dong caranya untuk improve our influencing skills?


0. UNDERSTAND YOUR STYLE

Pertama tama, kenalilah teknik yang anda sudah kuasai di antara teknik-teknik itu.¡¯Tujuannya adalah agar nanti kita bisa mengenali yang kita punya,¡¯dan mempelajari apa yang belum kita kuasai.

0. UNDERSTAND YOUR STAKEHOLDERS

Stakeholders dalam context ini adalah orang orang yang akan anda pengaruhi (influencing). Bisa saja customer anda, boss anda, teman sejawat (satu level) anda, anak buah anda, atau bahkan lembaga pemerintah yanv mungkin anda harus pengaruhi.
Dengan mengenal siapa mereka , bukan hanya mengetahui nama dan jabatan, tetapi juga working style dan leadership style mereka, akan lebih mudah nantinya untuk
influencing ke mereka.

0. IDENTIFY YOUR GAPS

Kenali kekurangan anda. Teknik apa yang anda belum kuasai di antara beberapa teknik tadi (Asserting, Negotiating, Convincing, Bridging dan Inspiring).
Pelajari ... Praktekkan ... Latihan!

0. DEVELOP YOURSELF

Perkaya teknik influencing anda. Baca, pelajari, praktekkan agar teknik anda semakin lengkap.
Buatlah diagram matrix berdasarkan ;
 Situasi
 Target (Nama orang yang akan anda influence)
 Timing (waktu)
Dan berusahalah menganalisa mana teknik yang tepat di setiap situasi

0. PRACTICE, PRACTICE, PRACTICE

Latihan, latihan , latihan!
Dan jangan lupa belajar dari  pengalaman. Baik pengalaman yang sukses maupun yang gagal!

Ingat, ini yang bisa anda lakukan untuk meningkatkan influencing skills anda ....

0. UNDERSTAND YOUR STYLE
0. UNDERSTAND YOUR STAKEHOLDERS
0. IDENTIFY YOUR GAPS
0. DEVELOP YOURSELF
0. PRACTICE, PRACTICE, PRACTICE


Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto

Friday, December 22, 2017

What Got You Here, Won't Get You There

What Got You Here, Won't Get You There by Marshall Goldsmith

Sukses menimbulkan masalah.
Apa masalah terbesar yang dibawa oleh kesuksesan. Kita merasa sudah sukses (success delusion) dan tidak mau berubah. Akibatnya, kita tidak bisa meraih kesuksesan yang lebih besar. Kita berhenti di titik ini saat ini, tanpa mampu naik ke tahap berikutnya.

Di titik ini, kita merasa tahu segalanya - sementara orang lain merasa kita arogan.
Kita merasa sudah melakukan delegasi secara efektif, orang lain merasa kita tidak responsif.
Kita mengembangkan kemampuan tim dengan membiarkan mereka berpikir memecahkan masalahnya sendiri, namun tim kita berpikir bahwa kita mengabaikan mereka.

Sebagian besar masalah yang menggelayuti orang-orang sukses adalah masalah perilaku bukan masalah teknis. Secara teknis, orang-orang sukses sangat menguasai. Namun secara perilaku, seringkali mereka tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan bisa jadi justru menyinggung orang lain dan menghambat mereka naik ke tangga sukses berikutnya.

Ada perbedaan mendasar antara karena dan meskipun saat kita memiliki perilaku X dan sukses, pertanyaan dasarnya: itu karena atau meskipun?

Karena perilaku X Anda sukses atau meskipun Anda punya perilaku X Anda tetap sukses? Ini adalah dua hal yang sangat berbeda.

Misal: Anda merasa sukses karena Anda keras kepala. Pertanyaannya: Anda sukses karena Anda keras kepala atau meskipun Anda keras kepala Anda tetap sukses?

Coba tanyakan pertanyaan karena vs meskipun ini pada perilaku yang Anda anggap benar saat ini.

_Perilaku yang membawa kita ke titik suksesnya saat ini tidak akan membawa kita ke titik sukses berikutnya._ Dan kita perlu tahu, perilaku apa yang perlu kita ubah untuk membawa kita ke level sukses berikutnya.

Apa saja contoh perilaku yang menghambat Anda naik ke level sukses berikutnya? Saya akan bahas 4 dari 20 kebiasaan yang disebut oleh Marshall Goldsmith di bukunya.

Oya, menurut Goldsmith, untuk naik level yang kita perlukan adalah TO STOP LIST bukan TO DO LIST - karena sebagian besar kita tahu apa yang perlu dilakukan untuk naik level. Namun yang menghambat kita adalah kita tidak tahu apa yang perlu kita hentikan.


Kebiasaan #1: Winning too Much 

Keinginan untuk selalu menang di setiap situasi. Kompetitif adalah oke, inilah yang membawa seseorang sampai di titik suksesnya saat ini. Namun overkompetitif adalah masalah.

Suka ingin menang debat (entah dengan tim atau dengan kolega)? Merasa lebih tahu dan ingin orang mengikuti apapun kata kita? Ini adalah penyakit dari Winning too Much.


Kebiasaan #2: Adding too Much Value

Untuk sukses, Anda perlu menambahkan nilai ke orang lain. Anda perlu memberikan ide-ide baru, masukan, saran, apapun yang bernilai untuk tim atau atasan Anda. Namun sampai di titik sukses saat ini, Anda perlu mulai menguranginya.

Coba bayangkan, apa yang akan terjadi di tim Anda bila Anda terus menerus menyuapi mereka dengan ide-ide Anda? Mereka tidak akan berkembang. Akibatnya, Anda pun sama. Anda berhenti di titik mereka berhenti.


Kebiasaan #3: Passing Judgement

Kebiasaan memberi penilaian: baik buruk, benar salah. Biasanya terjadi ketika kita diberi masukan (atau kritik) oleh orang lain, alih-alih menerima masukan mereka, kita malah menilai kualitas masukan mereka.

Saat kita diberi masukan oleh orang lain berlatihlah untuk merespon dengan senyum dan ucapkan: "terima kasih masukannya, saya perlu masukan-masukan seperti ini" - tidak mudah memang. Apalagi ketika kita merasa lebih sukses daripada mereka yang memberi masukan.


Kebiasaan #4: Making Destructive Comment

Komentar yang menyinggung orang lain, merendahkan mereka, atau sekadar menunjukkan bahwa posisi kita lebih tinggi dari mereka. Kadang kala kita tidak menyadari bahwa cara kita berkomentar dapat mengisyaratkan hal-hal itu. Maka sebelum mengomentari apapun, tanyakan: Apakah komentar saya membantu mereka?


Setahun kemarin saya bergulat dengan empat kebiasaan ini. Saya tidak menyadarinya, namun kebiasaan ini terjadi. Betapa sulitnya menerima masukan dari orang lain lalu tersenyum dan mengatakan terima kasih. Betapa sulitnya untuk diam tidak mengomentari kesalahan paparan seseorang. Betapa sulitnya berhenti memberi ide ke orang lain yang menyebabkan ide mereka berhenti berkembang.

Semua kebiasaan ini berakar dari: arogansi akan pengetahuan. Kita merasa sudah tahu banyak. Kita merasa bisa menjelaskan kenapa hal itu tidak berhasil. Kita merasa lebih pintar daripada mereka.

Bagaimana terapinya? Ada empat perilaku yang perlu dilatih.

Pertama, terbuka terhadap feedback - umpan balik. Berterimakasihlah saat ada seseorang memberi umpan balik kepada Anda. Umpan balik itu mahal.

Kedua, minta maaf. Jika Anda merasa salah atau orang lain menganggap Anda salah. katakan tiga hal:

1. "Maafkan saya"
2. "Saya akan lakukan lebih baik di masa depan"
3. Diam. Jangan tambahkan penjelasan mengapa begini mengapa begitu.

Ketiga, listening. Berlatih mendengarkan, menyimak dengan sungguh-sungguh apa yang orang katakan.

Keempat, berterima kasih.

*Bedah buku oleh Coach Darmawan Aji*

Tuesday, December 19, 2017

Generasi Home Service

Apa itu generasi HOME SERVICE?

Generasi HOME SERVICE adalah generasi yang selalu minta dilayani. Ini terjadi pada anak-anak yang hidupnya selalu dilayani oleh orangtuanya atau orang yang membantunya.

Mulai dari lahir mereka sudah diurus oleh pembantu, atau yang punya kekayaan berlebih diasuh oleh Babysitter yang setiap 24 jam siap di samping sang anak. Kemana-mana anak diikuti oleh babysitter. Bahkan sampai umur 9 tahun saja ada Babysitter yang masih mengurus keperluan si anak karena orangtuanya sibuk bekerja.

Anak tidak dibiarkan mencari solusi sendiri. Contoh kecil saja, membuka bungkus permen. Karena terbiasa ada babysitter atau ART, anak dengan mudahnya menyuruh mereka membukakan bungkusnya. Tidak mau bersusah payah berusaha lebih dulu atau mencari gunting misalnya.

Contoh lain memakai kaus kaki dan sepatu. Karena tak sabar melihat anak mencoba memakai sepatunya sendiri maka orang dewasa yang di sekitarnya buru-buru memakaikan kepada anak.

Saat anak sudah bisa makan sendiri, orangtua juga seringkali masih menyuapi karena berpikir jika tidak disuapi makannya akan lama dan malah tidak dimakan.

Padahal jika anak dibiarkan tidak makan, maka anak tidak akan pernah merasa apa namanya lapar. Dan saat lapar datang seorang anak secara otomatis akan memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

Bagaimana dia akan belajar makan sendiri jika dia tidak pernah merasakan apa itu namanya lapar?

Bagaimana dia akan belajar membuat minuman sendiri jika dengan hanya memanggil ART atau babysitter atau orangtuanya saja minuman itu akan datang sendiri kepadanya.

Saya mengutip perkataan seorang Psikolog dari Stanford University, Carol Dweck, beliau menulis temuan dari eksperimennya dalam buku The New Psychology of Success, , ¡°Hadiah terpenting dan terindah dari orangtua pada anak-anaknya adalah tantangan¡±.

Tapi beranikah semua orangtua memberikan hadiah itu pada anak?

Faktanya saat ini banyak orangtua yang ingin segera menyelesaikan dan mengambil alih masalah anak, bukan memberikan tantangan.

Saat anak bertengkar dengan temannya karena berebut mainan, orangtua malah memarahi teman anaknya itu dan membela sang anak.

Ada pula yang langsung membawanya pulang dan bilang, ¡±udah nanti Ibu belikan mainan seperti itu yang lebih bagus dari yang punya temanmu..gak usah nangis¡±.

Padahal Ibu tersebut bisa mengatakan, ¡°Oh kamu ingin mainan seperti yang punya temanmu ya?
Gak usah merebutnya sayang¡­ kita nabung dulu ya nanti kalau uangnya sudah cukup kita akan sama-sama ke toko mainan membeli mainan yang seperti itu¡±.

Ada tantangan yang diberikan pada anak bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan maka dia harus berusaha.

Dalam keseharian Generasi HOME SERVICE semua pekerjaan rumah tangga tak pernah melibatkan anak. Saat anak membuat kamarnya berantakan langsung memanggil asisten untuk segera merapihkan kembali.

Anak menumpahkan air di lantai, di lap sendiri oleh Ibunya. Anak membuang sampah sembarangan, dibiarkan saja menunggu ART menyapu nanti.

Dalam hal belajar saat anak sulit belajar, orangtua telpon guru les untuk privat di rumah.

Generasi inilah yang nantinya akan melahirkan orang dewasa yang tidak bertanggungjawab.

Badannya dewasa tapi pikirannya selalu anak-anak, karena tak pernah bisa memutuskan sesuatu yang terbaik buat dirinya.
Sekolah yang carikan orangtua.
Rumah yang belikan orangtua,
Kendaraan yang belikan juga orangtua. Giliran berkeluarga yang mengasuh anak dan jadi pembantu di rumahnya juga ya si orangtuanya.
Kasian banget ya¡­sudah modalin banyak ternyata orangtua tipe begini hanya akan berakhir jadi pembantu di rumah anaknya sendiri.

Ajaklah anak bermain pada tujuh tahun pertama, disiplinkanlah anak pada tujuh tahun kedua dan bersahabatlah pada anak usia tujuh tahun ketiga.

Untuk anak usia 7 sd 14 tahun mulailah mendisiplinkannya., belajar mengerjakan PR sepulang sekolah, menyiapkan buku untuk esok pagi, membantu mencuci piring yang kotor, menyapu halaman rumah dll. Apabila anak umur 7 sd 14 tahun itu tidak melakukan kewajibannya maka perlu diingatkan agar dia menjadi terbiasa dan disiplin.

Untuk anak usia 14 sd 21 tahun maka orangtua perlu menolong anak untuk belajar bagaimana menggunakan waktunya, dan mengajari anak tentang skala prioritas.

Anda yang sudah menjadi orangtua pasti merasakan bagaimana seorang Ibu harus membagi waktunya yang hanya 24 jam itu untuk bisa mengelola sebuah rumah tangga. Pekerjaan yang tiada habisnya.

Karena itu sebelum anda menjadi depresi sendirian, maka libatkanlah anak anak dalam pekerjaan rumah tangga.

Faktor terpenting dalam meniadakan GENERASI HOME SERVICE  adalah peran ayah dalam mengerjakan perkerjaan rumah tangga.

Di Indonesia masih banyak suami yang tidak mau terlibat dalam pekerjaan rumah tangga. Seakan-akan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyetrika, mengepel dll itu adalah aib buat seorang suami. Padahal keikutsertaan para ayah dalam pekerjaan rumah tangga, berpengaruh positif terhadap keharmonisan keluarga.

Buat saya, suami yang mau melakukan pekerjaan rumah tangga itu lebih macho dan ganteng dari actor sekaliber Brad Pitt atau Jason Statham.

Jadi sudah siapkah keluarga anda meniadakan GENERASI HOME SERVICE? Yuk kita sama sama mulai dari sekarang demi kebaikan dan masa depan anak-anak kelak.
Semoga bermanfaat.

Sumber :
https://www.kompasiana.com/deassymd/membasmi-generasi-home-service_552b2544f17e61da76d623a7

Sunday, December 17, 2017

How to be a Global Executive

Namanya Ryan, sudah enam tahun bekerja, baru saja lulus S-2 dari sebuah universitas top di Indonesia. Setelah membaca artikel-artikel saya secara regular di Facebook, dia memberanikan diri untuk mengirim message dan bertanya ke saya.
" Pak Pam, saya baru saja lulus S-2. Saya kuliah malam dan week end sambil bekerja di sebuah perusahaan multinasional company. Saya sudah bekerja selama 6 tahun di perusahaan itu, dan Alhamdulillah sudah mendapatkan 2 kali promosi. Saya juga sudah mendapatkan beberapa tawaran pekerjaan yang lebih menarik di perusahaan lain. But that's not what I want! Saya ingin menjadi executive di dunia global. Saya ingin bekerja di luar negeri dan dihargai seperti expatriate yang pergi ke Indonesia.
Tetapi saya sudah beberapa kali mencoba internal opportunity. Dan bahkan sudah beberapa kali wawancara ke luar negeri. Tetapi selalu saja gagal. Apakah yang salah dengan saya? Apakah saya memang cuma kualitas lokal? Saya hampir putus asa. Apakah yang perlu diperbaiki dari saya?
Bagaimana saya menjadi seorang executive yang dihargai di dunia global?"

Ryan seharusnya tidak berputus asa, karena Ryan punya banyak modal dan diffetentiators. Tetapi memang banyak talent talent Indonesia yang seperti Ryan. Bagus banget di local market, tetapi susah diadu dan  berkompetisi di global market. Sayang kan?

Saya pernah menjadi Head of Talenf Management di sebuah perusahaan international di wilayah Asia Pacific. Dan waktu itu saya mengamati trend di Beberapa negara di Asia. Ada talent yang berkelas "local" seperti Ryan, ada talent yang berkelas "global" dan bisa diadu.

Waktu itu saya mengamati ada 7 karakter yang dimiliki oleh para talent yang berkelas global.
Hari ini saya akan share observasi saya dan mudah-mudahan bisa menjadi pemacu bagi kita semua untuk memperbaiki diri.


Kita bahas satu persatu yuk ....

1. Eager to Learn

Kembangkan kebiasaan anda untuk belajar. Saya menyebutnya 3-dimensional-learning:
 Terus belajar mempertajam bidang yang anda tekuni agar anda semakin expert
 Mempelajari bidang lain di perusahaan anda agar anda mengerti context bisnis perusahaan
 Mempelajari industry lain untuk lebih mempersiapkan masa depan anda

Di sinilah talent talent kita harus meningkatkan diri, masih banyak yang hanya menguasai bidang keilmuannya saja. Masih banyak orang Finance yang hanya mengerti Finance, orang HR hanya mengerti HR dan orang Sales hanya mengerti Sales. Padahal talent talent global sudah mengerti context big picture yang membuat wawasan lebih luas dan mengambil keputusan dengan lebih baik.


2. Action Oriented

Banyak talent talent yang membaca buku tebal tebal dan membuat presentasi puluhan slides dan merasa menjadi expert. Banyak konsultan yang membuat konsep yang canggih tanpa pernah merasakan rumitnya implementasi.
Global talents understand the strategy and will be very action oriented. Mereka sangat mengerti apa yang diperlukan dalam implementasi konsep tersebut.
Dan mereka sangat memikirkan detail konsep tersebut agar implementasinya berjalan dengan baik. That's the difference !


3. Teamwork

Sementara di beberapa perusahaan lokal, banyak yang politik-politikan, banyak yang jegal menjegal dalam karier, dan banyak yang mengandalkan seorang "backingan" untuk berkarier, di dunia global, anda akan sendirian, you are on your own, and the only thing that you can rely on is your competences and your teamwork. Maka penting sekali dari awal career untuk membentuk karakter sebagai team player dan menjadi team worker yang baik, yang mengutamakan kepentingan team di atas kepentingan pribadi


4. Mind the culture differences

Global talents mengerti aspek budaya yang berbeda beda dari setiap negara dan setiap suku bangsa. Mereka tidak merasa bahwa budaya mereka yang paling baik atau paling benar. Tetapi mereka open mind dan mau belajar dari budaya lain, dari suku bangsa lain dan dari negara lain. Sehingga kalau mereka mau influence others mereka selalu mencoba mengerti audience mereka (dengan memperhatikan culture difference itu) dan itu membuat mereka menjadi influencer yang lebih baik.


5. Opportunity builder

Global talents juga jago mencari dan menemukan opportunity di tengah tengah challenge yang mereka hadapi. Mereka tahu challenge yang mereka hadapi sangat besar. Tetapi mereka juga mengerti bahwa kalau mereka mampu menyelesaikan masalah itu, performance record mereka akan bagus dan berarti promosi akan datang atau minimal market value mereka akan naik.
Lain dengan talent talent yang cuma bisa mengeluh dan komplain pada saat dikasih challenge yang lebih besar.
Remember, smille when you face a big challenge, there will be a great opportunity behind ...


6. Resiliance

Challenge yang kita hadapi makin lama makin besar. Dan seringkali untuk menyelesaikan masalah itu kita harus gagal, gagal dan gagal berkali kali. Kita perlu talent talent yang tahan banting dan tidak mudah menyerah.
Kita perlu talent talent yang berkemauan keras, berhasrat kuat, persistence dan perserverance menghadapi segala tantangan itu sampai akhirnya mencapai keberhasilan.


7. Executive Presence

Last but not least, executive presence. Bagaimana membuat orang lain respect kepada anda , dengan ...
 How you look (your appearance)
 How you speak (your communication skills)
 How you behave (your integrity, your competence and your performance)

It start from the appearance. Penampilan harus bagus, communication skills harus bagus, performance dan ability yo deliver harus bagus.
Banyak  yang suka nyinyir bahwa ada global talent yang cuma jago ngomong dan penampilannya bagus, well kalau performance nya gak bagus , gak mungkin mereka bisa survive sekian lama.

So, in the end of the day being global talent berarti selalu mempunyai open mind dan selalu belajar dari mana saja dan dari siapa saja.

Ingat, kalau kita ingin menjadi talent selevel dengan global executive, mari mulai kita kembangkan kebiasaan kebiasaan di bawah ini ....

1. Eager to Learn
2. Action Oriented
3. Teamwork
4. Mind the culture differences
5. Opportunity builder
6. Resiliance
7. Executive Presence

Mau gampang diingat, ketujuh kebiasaan itu bisa disingkat EAT MORE ... Eager-to-learn, Action-oriented, Teamwork, Mind-the-culture, Opportubity-builder, Resiliance and Executive-presence.

Selamat mencoba !


Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto

Wednesday, November 29, 2017

Employee Satisfaction

CUSTOMER SATISFACTION atau EMPLOYEE SATISFACTION ?

Memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan barangkali merupakan pilihan mutlak yang kudu diambil ketika sebuah entitas bisnis hendak melestarikan kejayaannya.

Pertanyannya kemudian adalah : langkah strategis apa yang semestinya diambil agar mantra kepuasan pelanggan tak berhenti pada mantra belaka?

Dari sejumlah wacana, kita mungkin bisa menyebut beragam item : mulai dari pengembangan visi yang berfokus pada pelanggan; penumbuhan benih-benih inovasi buat menghasilkan high value added products hingga perintisan budaya service excellence, dan juga perampingan proses bisnis untuk mempercepat pelayanan.

Lalu, apakah beragam item ini cukup untuk mewujudkan impian tentang satisfied customers? Jawabannya barangkali tidak.

Sebab sepertinya ada satu item yang punya peran kritikal namun sialnya, selama ini acap luput dalam perbincangan mengenai pemenuhan kepuasan pelanggan.

Item itu berbunyi begini: untuk memuaskan pelanggan maka hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memuaskan karyawan. Dengan kata lain, you can not create satisfied customers without satisfied employees

Proposisi ini sejatinya didukung juga oleh serangkaian studi di berbagai belahan dunia. Penelitian yang dilakukan oleh Dana Jones (1996) misalnya; menunjukkan adanya hubungan yang positif antara customer satisfaction (CS) dengan employee satisfaction (ES).

Artinya tingkat kepuasan karyawan Anda berbanding lurus dengan tingkat kepuasan pelanggan yang Anda miliki ¡Âª semakin puas karyawan Anda, maka semakin tinggi juga tingkat kepuasan pelanggan Anda, dan sebaliknya.

Temuan serupa juga dikenali dan dimanfaatkan oleh Sears Roebuck, sebuah perusahaan retail terkemuka dari USA.

Dari survei tahun yang dilakukan, mereka menemukan bahwa rating kepuasan karyawannya amat menentukan tinggi rendahnya rating kepuasan pelanggan mereka, dan pada ujungnya berpengaruh terhadap tingkat profit yang mereka peroleh. Karena itu, pihak top manajemen Sears kemudian meminta setiap store manager-nya untuk peduli dengan kepuasan karyawannya; sebab faktor ini ternyata amat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dan juga tingkat profit yang diperoleh tiap outlet-nya.

Melihat fakta-fakta diatas, lalu apa yang mestinya dilakukan? Jawabannya barangkali jelas. Sejumlah inisiatif untuk memuaskan pelanggan yang selama ini telah diusung ramai-ramai perlu juga dibarengi dengan inisiatif untuk memuaskan karyawan.

Ibarat merenovasi rumah, Anda tak mungkin hanya merias dinding-dinding luarnya saja; namun juga musti menciptakan desain interior yang cantik untuk memuaskan para penghuninya.

Segenap promosi dan reklame tentang gambar pelanggan yang tersenyum puas hanya akan menjadi sebuah parodi manakala itu tak dibarengi dengan sebuah keseriusan untuk memberikan pelayanan yang sempurna kepada para ¡°pelanggan didalam¡± ¨C yakni barisan para karyawan.

Dalam konteks ini ada sejumlah inisiatif yang layak diusung untuk memuaskan para karyawan; semisal : membangun lingkungan kerja yang kondusif; menawarkan variasi tugas yang challenging; menciptakan career plan yang jelas atau juga menyodorkan paket remunerasi yang atraktif. Atau dengan kata lain : memberikan paket imbalan yang cetar membahana.

Terlalu pelit memberikan reward atau fasilitas yang bisa membuat karyawan happy mungkin akan terasa bagus dilihat dari sisi cost efficiency.

Namun dalam jangka panjang, efisiensi biaya ini justru bisa menimbulkan hidden cost yang amat masif : salah satunya pelayanan pelanggan menjadi buruk, dan membuat pelanggan lari. Ujungnya penjualan jeblok.

Karyawan yang tidak happy juga akan membuat laju inovasi menjadi termehek-mehek. Dan ini bisa membuat perusahaan terjungkal dalam persaingan yang amat disruptif.

Karyawan yang tidak puas juga akan membuat mereka mudah pindah kerja ke perusahaan lain, dan ini memunculkan biaya rekrutmen yang mahal dan melelahkan.

Itulah kenapa beberapa perusahaan kelas dunia tak segan mengerahkan segenap energinya untuk benar-benar memberikan layanan super istimewa bagi para karyawannya.

Harapannya, sejumlah inisiatif diatas akan dapat menciptakan barisan satisfied employees yang mampu memberikan pelayanan terbaik dan senyum yang tulus bagi para pelanggannya. Dan bukan senyum yang dipaksakan lantaran ada rasa tidak puas yang mengganjal di benaknya.

Pendeknya, hanya barisan karyawan yang puas-lah yang benar-benar akan mampu membuat para pelanggan tersenyum dan bersorak riang.

Sunday, November 26, 2017

Kisah Sang Pegawai

Kisah Pegawai Bergaji Kecil di Jakarta yang Kini Berharta Rp 2,5 Triliun

Lo Kheng Hong (lahir di Jakarta, 20 Februari 1959) adalah seorang investor value Indonesia jenis individu, dia memiliki kekayaan sekitar Rp2,5 triliun yang ditempatkan pada saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Lo Keng Hong semasa kecil merasakan kehidupan yang susah. Rumahnya di Jakarta sempit, hanya selebar empat meter.

Bebas finansial. Nampaknya itulah kata yang tepat untuk menggambarkan seorang Lo Kheng Hong, investor saham yang kerap disebut-sebut sebagai Warren Buffet-nya Indonesia. Kini 24 tahun sudah ia menjadi seorang investor saham, tak terpikir sedikitpun olehnya untuk berhenti menjadi investor saham. Kisah keberhasilannya sebagai investor saham itu, tentu bisa menjadi pembelajaran bagi orang lain yang ingin berinvestasi di saham.

Menjadi investor saham itu begitu nikmat dan mengasyikkan. Seorang investor saham itu bisa kaya, meskipun dia tidur saja, karena dia punya perusahaan publik yang harga sahamnya selalu meningkat dan menghasilkan laba besar.

Setiap hari, saya cukup duduk di taman di rumah saya dan melakukan 3 hal yang saya sebut sebagai RTI, yaitu reading, thinking, dan investing. Saya membaca 4 koran yang datang ke rumah saya setiap hari, laporan keuangan perusahaan dan data statistik pasar modal. Saya tidak perlu berjuang dengan kemacetan setiap hari.

Saya juga sudah merasakan tinggal di 5 benua. Saya gunakan sedikit uang yang saya dapatkan dari investasi di Bursa Efek Indonesia untuk berkeliling dunia. Setidaknya 2 kali dalam setahun saya bepergian ke luar negeri. Jika saya ingin berjalan-jalan atau merasakan tinggal di negara lain, misalnya di New York atau London, saya tinggal pergi ke sana dan tinggal beberapa lama di sana. Kadang saya tinggal di negara lain selama 2 minggu ¨C 1 bulan. Biasanya saya bepergian bersama istri dan anak-anak saya. Di sana kami tinggal di hotel saja, lalu jalan-jalan. Saya orang yang bebas, tidak punya bos dan tidak punya karyawan.

Menurut Kheng Hong ¨C demikian ia biasa disapa, ada 5 hal yang tidak dimilikinya, yaitu ia tidak punya kantor, tidak punya pelanggan sebagaimana para pebisnis atau marketing perusahaan, tidak punya karyawan, tidak punya bos, dan tidak punya utang satu rupiah pun. Semua properti miliknya pun ia beli secara tunai, dan bukan dengan kredit pemilikan rumah (KPR).

Saya hanya punya 1 supir, 2 pembantu dan 1 penjaga vila. Tapi saya tidak punya sekretaris. Saya mengkliping dan mem-filing sendiri artikel-artikel tentang pasar modal dari koran setiap hari. Semuanya saya simpan berdasarkan nama perusahaannya sesuai urutan alfabet dari A-Z. Saya juga menge-print keterbukaan informasi itu, lalu saya file berdasarkan nama perusahaannya.

Kheng Hong terlahir sebagai sulung dari 3 bersaudara di keluarga yang sederhana. Ia bahkan langsung bekerja selulus SMA dan baru melanjutkan kuliah ke jurusan Sastra Inggris di Universitas Nasional, Jakarta setelah bekerja.

Tahun 1979 saya mulai kuliah malam sambil tetap bekerja sebagai pegawai tata usaha di PT Overseas Express Bank (OEB). Saya ingat dulu uang pangkal saat masuk universitas itu hanya Rp 50 ribu, dan uang kuliahnya hanya Rp 10 ribu.

Tahun 1989 adalah saat saya mulai menjadi investor saham. Ketika itu usia saya sudah tidak muda lagi, 30 tahun, berbeda dengan Warren Buffett yang pertama kali membeli saham pada usia 11 tahun. Selama 11 tahun saya bekerja di OEB, namun jabatan saya tidak kunjung naik karena bank tersebut tidak melakukan ekspansi usaha. Karena jabatan saya hanya sebagai pegawai tata usaha, maka gajinya pun kecil. Dan, modal saya berinvestasi saham pun hanya dari gaji.

Namun, saya adalah orang yang selalu hidup hemat, uang yang saya punya saya belikan saham. Mungkin orang lain jika dapat uang akan dikonsumsi, atau ditaruh di deposito. Kebanyakan orang uangnya dikonsumsi, misalnya dibelikan mobil. Sementara, saya adalah orang yang paling anti membeli mobil, karena nilainya turun. Sampai sekarang saya masih pakai mobil yang sudah berusia 10 tahun.

Saya mengambil keputusan untuk berinvestasi di saham karena adanya potensi capital gain yang besar. Saat itu ada saham yang ketika IPO (initial public offering) harganya Rp 7.250, tidak lama kemudian menjadi Rp 35.000. Capital gain-nya hampir 400 persen. Tentu saja, itu membuat saya tetarik untuk ikut membeli saham. Di awal-awal berinvestasi saham, saya beli saham saat IPO, hanya sedikit, misalnya Rp 10 juta saja, hanya dapat beberapa lot. Dari sedikit lama-lama jadi banyak.

Saham yang pertama kali saya beli adalah saham PT Gajah Surya Multi Finance saat IPO. Saya mengantre panjang di Gedung BDNI, Hayam Wuruk. Tetapi, waktu listing harganya turun, dan saya terpaksa menjualnya di harga lebih rendah dan mengalami kerugian. Namun, itu tidak membuat saya kapok. Saya lalu mempelajari investasi saham secara otodidak dengan membaca buku-buku tentang investasi Warren Buffett, karena dialah yang sudah terbukti mendapatkan uang terbanyak dari investasi saham. Ada 40 buku Warren Buffett yang saya miliki di rumah. Ada yang sudah saya baca 3 kali dan 4 kali. Saya ulang-ulang agar lebih mendalami isinya.

Di tahun 1990, saya pindah ke Bank Ekonomi di bagian pemasaran, dan setahun kemudian saya menjadi kepala cabang. Tahun 1996, setelah bekerja selama 17 tahun, saya akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja di bank dan berkonsentrasi penuh menjadi seorang investor saham. Saya berani melepaskan pekerjaan saya karena telah mendapatkan keuntungan yang cukup lumayan, serta telah memiliki pengalaman berinvestasi di bursa saham selama 7 tahun.

Uang saya seluruhnya saya belikan saham karena saham memberikan keuntungan yang terbesar dibandingkan investasi yang lain. Saya belum pernah membeli obligasi karena obligasi memberikan return yang kecil. Saya juga tidak menaruh uang saya di reksadana, karena menaruh uang di reksadana artinya uang kita dikelola oleh orang lain. Bagaimana jika manajer investasinya tidak jujur dan tidak kompeten? Uang kita bisa habis semua. Contohnya sudah banyak.

Saya juga tidak pernah membeli emas, karena emas tidak produktif. Jika kita simpan emas 1 kg, maka 10 tahun lagi tetap 1 kg. Dan saya juga tidak membeli dolar. Orang yang menyimpan dolar umumnya mengharapkan hal yang buruk terjadi, krisis ekonomi, negara tidak stabil, agar rupiah melemah dan dia memperoleh keuntungan. Berbeda dengan orang yang membeli saham, ia akan selalu mengharapkan yang baik yang terjadi, seperti negara aman, ekonomi bertumbuh, dan daya beli meningkat agar harga sahamnya pun ikut meningkat.

Saya juga tidak menaruh uang dalam jumlah besar di rekening bank. Hanya secukupnya saja. Buat apa kita taruh uang di bank? Rugi, karena bunganya kecil. Orang yang menaruh uangnya di bank, misalnya di deposito, dengan bunga kecil, dan inflasi yang begitu besar, dia sebetulnya sedang membuat dirinya miskin secara pelan-pelan.

Padahal bursa efek Indonesia selama 11 tahun ini naik secara luar biasa. Sejak peristiwa bom di Bali tahun 2002, IHSG naik dari 330 menjadi 5251 pada Mei 2013. Ada saham yang naik hingga 10 ribu persen lebih. Pernah saya membeli saham perusahaan Petrokimia dengan harga Rp 200, dan pada tahun 2008 turun jadi Rp 60. Tetapi saya tidak jual, bahkan saya membeli lebih banyak di harga murah, akhirnya saham itu berbalik naik menjadi Rp 600 dan saya menjualnya.

Dalam salah satu event Investor Summit yang digelar oleh Bursa Efek Indonesia, Kheng Hong mengatakan, seorang investor saham itu harus seperti seorang atlet yang nafasnya panjang dan kuat bertanding untuk waktu yang lama. Dengan kata lain, seorang investor saham itu harus kuat dalam hal permodalan. Karena itulah uang untuk berinvestasi di saham tidak boleh uang yang berasal dari utang dan bukan uang keperluan sehari-hari. Kheng Hong juga dikabarkan sempat mengalami kerugian cukup besar hingga uangnya tinggal 15% saat terjadi krisis 1997-1998. Namun, ia tetap membeli saham dengan uang tersebut dan posisi yang rugi kemudian berbalik menjadi untung. Ia bahkan berhasil meningkatkan asetnya di saham hingga 150 ribu sejak 1998 sampai 2013.

Saya adalah seorang Value Investor. Pekerjaan saya setiap hari adalah mencari perusahaan yang ¡®salah harga¡¯ di bursa. Strategi investasi saya adalah membeli saham perusahaan yang bagus dan murah, kemudian saya simpan, menunggu dengan sabar, sampai suatu hari pasar sadar bahwa harga saham itu terlalu murah dan kembali naik ke harga wajarnya, dari sinilah saya mendapatkan keuntungan. Mungkin di atas 90% investor saham tidak tahu apa yang mereka beli. Mereka seperti membeli kucing dalam karung.

Untuk mengetahui perusahaan mana yang ¡¯salah harga¡¯ tersebut, salah satu caranya adalah dengan membandingkan berapa nilai pasar perusahaan itu dan berapa laba bersih perusahaan itu. Sebagai contoh, pada tahun 2005 saya membeli saham PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI), perusahaan ternak ayam terbesar kedua di Indonesia seharga Rp 250. Saya mendapatkan sekitar 6 juta saham MBAI atau sekitar 8,28 % dari total saham MBAI yang beredar di pasar. Jumlah saham MBAI yang beredar di 2006 mencapai 75 juta lembar. Jadi, nilai perusahaannya adalah Rp 250 dikali 75 juta lembar, yaitu Rp 18,75 miliar, padahal labanya Rp 106 miliar. Ada yang tahu tidak? Tidak ada. Jadi tidak ada yang beli. Setelah saya simpan selama 6 tahun, harganya naik menjadi Rp 31.500 dan saya menjualnya di 2011. Saya memperoleh untung 12.500%.

Saya juga pernah memiliki 850 juta lembar saham PT Panin Financial Tbk (berkode PNLF). Saya membelinya di harga Rp 100 dan 1,5 tahun kemudian saya menjualnya di harga Rp 260. Setelah itu, harganya masih naik lagi ke Rp 300.

Properti saya yang pertama, yaitu rumah yang saya tinggali di Green Garden pun merupakan hasil dari investasi saham. Saya membelinya pada Januari 1994, karena di akhir 1993 itu saya dapat uang dari bursa saham yang cukup untuk membeli rumah. Saat itu saya dapat untung dari penjualan saham PT Rig Tenders Indonesia Tbk (RIGS), perusahaan pelayaran. Di tahun 1993, saya beli saham RIGS di Rp 800. Tidak sampai setahun, harga saham itu langsung naik, dan saya jual di Rp 1.350. Dulu saham itu likuid. karena saat itu pasar modal memang sedang booming. Waktu itu saham saya hanya itu saja, karena uang saya saat itu tidak banyak. Jadi, biasanya saya beli saham hanya dari satu emiten saja.

Kini saya telah memiliki rumah tinggal, sebuah apartemen di Pantai Mutiara dan sebuah vila di Cisarua. Semuanya untuk saya tinggali, bukan untuk disewakan. Bagi saya, menjadi seorang investor saham itu sudah lebih dari cukup, tidak perlu menyewakan properti untuk mendapat income.

Sebuah artikel di salah satu majalah ekonomi nasional menyebutkan bahwa nilai pasar saham yang dimiliki Lo Kheng Hong kini mencapai Rp 2,5 triliun. Kheng Hong memang tidak meng-iya-kan saat kebenaran angka tersebut dikonfirmasikan kepadanya. Namun dalam salah satu artikel lainnya disebutkan pula bahwa saat tengah memberikan kuliah umum di Prasetya Mulya dan ada mahasiswa yang menanyakan berapa banyak kekayaanya, Kheng Hong menjawab dengan diplomatis bahwa dividen saham yang diterimanya di tahun 2011 telah mampu mencukupi kebutuhannya seumur hidup.

Selain itu, ketika diminta memperbandingkan besaran aset properti yang ia miliki dengan total asetnya, ia pun memperkirakan bahwa total persentase aset propertinya yang terdiri dari rumah tinggal, sebuah vila dan sebuah apartemen itu hanya sekitar 1 % dari total portofolio investasinya.

Sudah 20 Tahun ini saya tidak membeli saham saat IPO. Saya hanya membeli saham yang telah diperdagangkan di bursa. Saat ini, saya banyak membeli saham perusahaan tambang batubara, karena harganya sudah jatuh banyak sekali dan sangat murah. Saat ini saya memiliki saham dari sekitar 20 emiten, dan salah satunya adalah saham PT Petrosea Tbk yang saat ini kepemilikannya telah mencapai sekitar 9 %.

Saya tidak memiliki target investasi. Berinvestasi di bursa efek tidak bisa ditargetkan, karena kita tidak bisa tahu dengan pasti, apa yang akan terjadi di masa depan. Hari esok itu misteri. Nasehat saya bagi orang-orang yang baru mulai berinvestasi ialah jangan pernah membeli saham sebelum membaca annual report-nya, karena dengan membaca annual report kita bisa mengetahui bidang usahanya, labanya, keuangannya, pemiliknya, serta direktur dan komisarisnya, agar kita tahu apa yang kita beli dan tidak membeli kucing dalam karung.

Tuhan itu Maha Pengampun, tetapi bursa saham tidak kenal belas kasihan. Bursa Saham tidak pernah memberi ampun kepada orang yang tidak tahu apa yang ia beli.

Kini Kheng Hong terus berusaha membagikan ilmunya dalam rangka menumbuhkan kesadaran banyak orang untuk berinvestasi. Ia seringkalisharing dengan anak-anak, saudara, teman, dan juga para mahasiswa dengan memberi kuliah umum di berbagai universitas, serta kepada para profesional di berbagai perusahaan publik tentang manfaat berinvestasi di bursa saham. Saudara dan kedua anak Kheng Hong pun telah turut berinvestasi di saham. Anak bungsunya bahkan telah mulai membeli saham sejak masih berusia 9 tahun.

Cara Lo Kheng Hong Bermain Saham
Tiap hari mencermati berita tentang emiten dan tren pasar modal
Memburu saham yang ¡®salah harga¡¯ di pasar
Mencermati laporan tahunan perusahaan yang sahamnya akan dibeli
Tidak menetapkah target berapa lama saham harus dipegang
Rata-rata return investasi Lo Kheng Hong: 63% per tahun

Return yang pernah diraih dari beberapa saham :
Nama Perusahaan & Kode Saham
Harga Beli
Harga Jual
Jangka Waktu Investasi

Persentase Keuntungan
PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI)
Rp 250
Rp 31500
6 tahun (2005-2011)
12500%

PT Panin Financial Tbk (PNLF)
Rp 100
Rp 260
1,5 tahun
160%

PT Rig Tenders Indonesia Tbk (RIGS)
Rp 800
Rp 1350 < 1 tahun (1993) 68,75%

Aidil Akbar Madjid, Chairman IARFC (International Association of Registered Financial Consultants) Indonesia dan Founder Akbar¡¯s Fianancial Check Up (AFC) Financial mengatakan, sebenarnya setiap orang bisa menjadi seperti seorang Lo Kheng Hong jika mengikuti pola yang sama. Namun, jelas bahwa tidak semua orang memiliki disiplin seperti apa yang diterapkan Lo Kheng Hong tersebut. Dan untuk dapat hasil hingga triliunan tersebut, jelas dibutuhkan modal besar, kata Aidil.

Menurutnya, keuntungan besar dari saham itu memang mungkin didapatkan jika seorang investor masuk ke pasar dengan dana yang cukup besar ketika terjadi krisis di tahun 1997-1998 dan terus berinvestasi hingga sekarang. Di 1997-1998 IHSG turun sampai 700, dan sekarang sudah ke 4.300-an, ujarnya.

Secara umum, harga saham emiten besar yang sudah punya nama, memiliki fundamental yang baik dan terbilang bluechip memang disebut-sebut memiliki potensi kenaikan rata-rata 20-25 % per tahun. Namun kenyataannya, harga saham yang sudah mature itu kenaikannya tidak lagi terlalu banyak. Bahkan terkadang dalam 5 tahun harganya kembali lagi ke harga awal, ujarnya.

Diakui Aidil, berinvestasi saham memang sebaiknya dilakukan untuk jangka panjang, dan sebaiknya investor memilih saham-saham yang memiliki potensi dan fundamental yang bagus. Namun, saham seperti ini biasanya namanya memang belum ¡¯terdengar¡¯ dan tidak termasuk kategori bluechip. Dan, itu berarti saham tersebut juga memiliki risiko yang lebih tinggi daripada saham-saham bluechip. Perlu diingat, berapa banyak perusahaan yang harga sahamnya bisa naik secara signifikan? Multibreeder itu hanya 1 dari sekian banyak perusahaan yang melantai di bursa. Intinya keuntungan sebesar itu bisa didapatkan, tapi tergantung tipe investornya, tergantung berapa modalnya, tergantung analisa fundamental dan teknikalnya dan juga tergantung keberuntungannya, ujarnya.

Dikutip dari sebuah sumber

Teruslah Bermain

JANGAN BERHENTI, TERUSLAH BERMAIN

Berharap ingin meningkatkan kemampuan putranya dalam bermain piano, seorang ibu mengajak putranya ke sebuah konser maestro piano ternama, Paderewski. Setelah mereka duduk, si ibu melihat seorang temannya di antara penonton dan bangkit dari tempat duduknya untuk menyapa temannya itu. Melihat kesempatan bagus untuk menyelidiki rasa penasarannya akan gedung konser itu, si anak juga berdiri dan mulai berjalan keluar menuju sebuah pintu bertanda, Dilarang Masuk.

Waktu lampu-lampu di dalam gedung mulai dipadamkan dan konser akan segera dimulai, si ibu kembali ke tempat duduknya dan mulai menyadari kalau putranya menghilang. Tiba-tiba, tirai panggung terbuka dan lampu sorot diarahkan ke panggung yang megah. Si ibu kaget bukan kepalang begitu melihat putra kecilnya tengah duduk di depan piano, dan dengan tenangnya memainkan musik Twinkle, Twinkle Little Star.

Pada saat itu, sang maestro mulai keluar panggung, dan cepat melangkah menuju piano lalu berbisik di telinga anak kecil itu. Jangan berhenti. Tetaplah bermain. Lalu, dengan mencondongkan badannya ke depan, Paderewski menjulurkan tangan kirinya dan mulai memainkan nada bass. Segera tangan kanannya terjulur ke sisi lain anak kecil itu dan menambahkan nada obbligato (nada-nada panjang yang mengiringi melodi). Bersama-sama, sang maestro dan pemain pemula itu mengubah situasi yang kacau-balau menjadi pengalaman kreatif yang memikat. Dan para penonton tampak terpesona.


Sobat yang luar biasa,

Apa pun situasi yang kita hadapi dalam hidup ini, betapa menyakitkan dan menyedihkan keadaan itu, Sang Maha Kuasa akan selalu menyertai dan berbisik dalam jiwa kita, Jangan berhenti, tetaplah bermain.


Di upload dari sebuah sumber

Thursday, November 23, 2017

A Leader is Like A Magician

HE HAS TO MAKE HIMSELF DISAPPEARED

One of the job of a leader is to create the successors for himself.
When his successors are ready, he has to disappear and move to his next role, Promotion, rotation, ...etc.

Lets look at these 3 steps:

0. LEARNING
First, he needs to learn (process, culture, way of working, networking ... etc) in his new role.

0. PERFORMING
Then he can perform and contribute at the maximum level for the organization.

0. DEVELOPING
Now, he has to develop his team members (to replace him) and develop himself (for his next role)


by Pambudi Sunarsihanto

Mental Block

MENTAL BLOCK

1.Merasa tidak mampu, atau tidak berdaya, sehingga tidak melakukan apa-apa, dan memilih untuk mengubur impiannya bahkan meskipun sebenarnya dia masih ingin meraihnya.

2.Merasa mampu, punya tekad untuk mengubah hidup, bekerja keras, melakukan berbagai strategi, namun anehnya tetap tidak berhasil. Selalu saja ada hambatan, dan sering terjadi saat apa yang dia inginkan sudah ada di depan mata, tetapi ada saja yang membuat dia gagal meraihnya. Saat kelelahan untuk meraihnya dia pun mengambil kesimpulan bahwa mungkin ini bukan jalan rejekinya, sehingga ada yang akhirnya menyerah dan meninggalkan impiannya meskipun dia masih tetap menginginkannya.

Mental block adalah keyakinan negatif (program pikiran negatif) yang bekerja pada level bawah sadar sehingga tanpa Anda sadari program ini menyabotase segala potensi yang dimiliki seseorang.

Adapaun hal yang dimaksud dengan mental block adalah hambatan secara mental / psikologis yang menyelubungi pikiran seseorang. Ia dapat muncul dari kekeliruan pikiran Anda terhadap kemampuan sebenarnya yang Anda miliki.

Mental blocking negatif dapat menghambat seseorang untuk meraih sukses misalnya, kekayaan, jabatan, karir, jodoh, prestasi olah raga dsb. Untuk itu Anda perlu dengan serius menemukan segala mental block dalam diri dan menghilangkannya dalam diri Anda. Kendala-kendala dalam diri tersebut sering kali men-sabotase atau menghancurkan keyakinan diri dan menggoyahkannya.       

by Sigit Setyawadi

Sunday, November 19, 2017

Fraud Karyawan di Perusahaan

Copas dari group HR Indo by Kang Syai

Ijin sharing di akhir pekan untuk rekans HR & Legal:

*FRAUD KARYAWAN  DI PERUSAHAAN*

Sebagai praktisi HR & Legal di Perusahaan tentunya kita sudah terbiasa menghadapi permasalahan pelanggaran aturan perusahaan terutama untuk kasus fraud yang dilakukan karyawan, bagi Perusahaan yang telah menjalankan proses GCG dengan benar biasanya sudah ada komite disiplin yang siap menerima menu rutin mulai dari membahas kronologi tindakan pelanggaran sampai dengan merekomendasikan bentuk hukuman layaknya pengadil bagi terdakwa.

Sudah biasa pula proses ¡°pengadilan¡± tersebut membutuhkan energy lebih sebab HRD sebagai pemegang fungsi produksi hukuman tindakan indisipliner harus memastikan hukuman yang diberikan telah sesuai dengan aturan dan menjadi penengah yang baik dari laporan audit internal yang diterima vis a vis info dari user dan/atau karyawan. Jangan sampai hukuman yang diberikan offset dan justru melanggar aturan itu sendiri sehingga berkembang menjadi ketidakpuasan bersama yang akhirnya berujung pada pengadilan hubungan industrial.

Pelanggaran yang biasanya alot dalam pembahasan adalah pelanggaran aturan perusahaan yang mengakibatkan kerugian perusahaan.

Adakalanya pelanggaran tersebut serta merta di vonis sebagai tindakan fraud dan layak diganjar hukuman paling berat dalam skala aturan di Perusahaan.

Sebelum bertindak lebih lanjut, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apakah yang dimaksud dengan fraud sebenarnya.


Definisi Fraud

Secara harafiah fraud didefInisikan sebagai kecurangan, namun pengertian ini telah dikembangkan lebih lanjut sehingga mempunyai cakupan yang luas.

Black Law Dictionary Fraud menguraikan pengertian fraud mencakup segala macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang diupayakan oleh seseorang, untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua cara yang tidak terduga, penuh siasat. Licik, tersembunyi, dan setiap cara yang tidak jujur yang menyebabkan orang lain tertipu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa fraud adalah perbuatan curang (cheating) yang berkaitan dengan sejumlah uang atau properti.

Berdasarkan defenisi dari The Institute of Internal Auditor (IIA), yang dimaksud dengan fraud adalah An array of irregularities and illegal acts characterized by intentional deception: sekumpulan tindakan yang tidak diizinkan dan melanggar hukum yang ditandai dengan adanya unsur kecurangan yang disengaja.

Websters New World Dictionary mendefenisikan fraud sebagai suatu pembohongan atau penipuan (deception) yang dilakukan demi kepentingan pribadi, sementara International Standards of Auditing seksi 240 ¨C The Auditors Responsibility to Consider Fraud in an Audit of Financial Statement paragraph 6 mendefenisikan fraud sebagai ­tindakan yang disengaja oleh anggota manajemen perusahaan, pihak yang berperan dalam governanceperusahaan, karyawan, atau pihak ketiga yang melakukan pembohongan atau penipuan untuk memperoleh keuntungan  yang tidak adil atau illegal.

Motifnya sama, yaitu sama-sama memperkaaya diri sendiri/golongan dan modus operandinya sama, yaitu dengan melakukan cara-cara yang illegal.


Fraud dan Tindakan Pidana

Bahwa suatu perbuatan dianggap telah melanggar hukum dan dapat dikenakan sanksi pidana, harus dipenuhi dua unsur, yaitu adanya unsur actus reus (physical element) dan unsur mens rea (mental element).

Unsur actus reus adalah esensi dari kejahatan itu sendiri atau perbuatan yang dilakukan, sedangkan unsur mens rea adalah sikap batin pelaku pada saat melakukan perbuatan (Zainal Abidin Farid, 1995:35).

Dalam ilmu hukum pidana, perbuatan lahiriah itu dikenal sebagai actus reus, sedangkan kondisi jiwa atau sikap kalbu dari pelaku perbuatan itu disebut mens rea.

Jadi actus reus adalah merupakan elemen luar (external element), sedangkan mens rea adalah unsur kesalahan (fault element) atau unsur mental (mental element).

Seseorang dapat dipidana tidak cukup hanya karena orang itu telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau bersifat melawan hukum.

Sehingga, meskipun perbuatannya memenuhi rumusan delik dalam peraturan perundang-undangan dan tidak dibenarkan (an objective breach of a penal provision) namun hal tersebut belum memenuhi syarat untuk penjatuhan pidana (Prof. Sudarto,S.H.).

Hal ini karena harus dilihat sikap batin (niat atau maksud tujuan) pelaku perbuatan pada saat melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau bersifat melawan hukum tersebut.

Di beberapa negara, perbuatan dan sikap batin seseorang dipersatukan dan menjadi syarat adanya suatu perbuatan pidana.


Tindakan Pidana di Perusahaan

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana terdapat ketentuan Pasal 374, yang apabila dilihat dari kaca mata praksisnya tindakan pidana di perusahaan dapat berbentuk penggelapan dana kegiatan, mark-up nilai transaksi, pemalsuan tanda-tangan, pemalsuan surat keterangan dokter, penerimaan grativikasi, pembobolan sistem aturan lembaga, dll.

Kendati sudah diatur dalam undang-undang, tidak semua perusahaan memutuskan pada tahap awal untuk langsung menyerahkan kasus ini ke ranah hukum.

Kasus-kasus demikian biasanya diproses lebih dulu secara internal.
Proses penanganan kasus-kasus tersebut secara internal tentu harus dilakukan dengan penyidikan atas laporan yang diterima dan kemudian ditemukan beberapa bukti sebagai syarat atas adanya pelanggaran tersebut.

Selanjutnya, pihak yang berwenang di internal melakukan klarifikasi kepada pekerja termaksud dengan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah.

Apabila dalam klarifikasi tersebut diketahui bahwa pekerja terbukti melakukan tindak pidana Pasal 374 KUHP tersebut, maka pihak berwenang di perusahaan meminta dibuatkan surat pernyataan dari pekerja terkait.

Surat Pernyataan yang telah ditandatangani oleh pekerja tersebut akan menjadi salah satu pembuktian tambahan agar dapat dilaporkan kepada pihak yang berwajib, yakni pengajuan laporan adanya tindak pidana ke kantor Kepolisian setempat.

Jerat pidana sebagai sanksi atas pelanggaran yang dilakukan terhadap penyalahgunaan wewenang yang dimiliki pekerja diatur sebagai pidana penjara selama 5 (lima) tahun, akan tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya ¡°pengampunan¡± atas kesalahan penggelapan karena adanya kewenangan dalam suatu hubungan kerja ini dengan pemberian sanksi yang lebih ringan di mana para pihak sepakat untuk tidak melanjutkan ini ke dalam ranah hukum, artinya sama-sama menyepakati untuk menyelesaikan masalah secara damai dengan ditandai oleh keinginan pekerja untuk melakukan penggantian kerugian perusahaan sebesar nilai kerugian yang terjadi. Selanjutnya pekerja yang melakukan penyalahgunaan wewenang tersebut biasanya mengajukan pengunduran diri.

Hal ini disinggung pengaturannya dalam UU No. 13 Tahun 2013, tepatnya pada Pasal 162 ayat (1,2,3,4), bahwa pengunduran diri yang dilakukan pekerja menjadi dasar penurunan atas sanksi pidana yang ada, karena dalam ayat (4) pasal ini disebutkan bahwa pengakhiran hubungan kerja dengan pengunduran diri oleh pekerja dilakukan tanpa adanya penetapan dari Lembaga PPHI.

Tentunya dengan adanya pengunduran diri ini tidak memberikan implikasi atas pembayaran pesangon kepada pekerja.


Wallahu ¡®alam.
Source: dari pak @Andie Setiyawan  dan berbagai sumber

Key Success Factors

College Ranking Not Among Millionaires’ Key Success Factors

By Thomas J. Stanley

Hasil penelitian dari Thomas J. Stanley, Ph.D, mengatakan bahwa dari 100 faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang, IQ hanya di urutan ke-21, bersekolah di sekolah favorit di urutan ke-23, dan lulus dengan nilai terbaik cuma faktor sukses di urutan ke-30.

In a Wall Street Journal article, Richard D. Kahlenberg mentioned that:

A significantly larger portion rated a variety of success factors as being very important, including:

being honest with all people  5.5X
being well disciplined  5.1X
loving my career/business  5.1X
working harder than most  4.8X
getting along with people  4.7X
having a very competitive spirit/personality  4.5X
having strong leadership qualities  4.3X

Sedangkan 10 faktor utama yang berpengaruh terhadap kesuksesan adalah sebagai berikut :
1. Jujur
2. Disiplin
3. Gaul (Good interpersonal Skill)
4. Dukungan dari pasangan hidup
5. Bekerja lbh keras dari yg lain
6. Mencintai apa yg dikerjakan
7. Kepemimpinan yg baik & kuat (Good & Strong Leadership)
8. Semangat & berkepribadian kompetitif
9. Pengelolaan kehidupan yg baik (Good life management)
10. Kemampuan menjual gagasan & produk (Abilty to sell idea or product)


Sumber :
http://www.thomasjstanley.com/2012/12/college-ranking-not-among-millionaires-key-success-factors/

Saturday, November 18, 2017

You Will Find What You Look For

(Anda akan menemukan yang anda  cari)

Ada sebuah cerita yang beredar di sosmed dan beberapa messaging platform tentang seorang Ulama terkenal (sebut saja namanya Buya), yang pergi ke Amerika. Pulangnya beliau ditanya oleh seorang temannya.
"Pak, di Amerika ada pelacur nggak?"
"Nggak ada tuh"
"Ah masak. Saya ke Mekah aja , di sana ada Pelacur"
Dan sang Ulama menojawab,"Mungkin karena kita akan selalu menemukan apa yang kita cari"
Sambil menyindir mungkin bahwa temannya ke mana mana mencari pelacur. Tentu saja itu mungkin terkesan lucu tetapi tetap punya arti yang sangat "dalem".
By the way, humor memang salah satu tanda yang dimiliki oleh orang orang yang mempunyai kecerdasan tinggi.
Albert Einstein adalah orang yang sangat humoris padahal kita tahu betapa cerdasnya dia.
Ok... sekarang kita kembali kepada petuah bijak Ulama tersebut ..."Kamu akan menemukan apa yang kamu cari"

Ternyata kata kata itu sangat filosofis.

- Seorang teman saya terbelit hutang.
Ternyata karena dia yang mencari hutang. (Nggak ada yang memaksa atau mengancam dia untuk berhutang).
- Seorang teman saya sakit paru paru karena sudah lama menjadi perokok berat. (Nggak ada yang memaksa dia untuk merokok).

Kamu mencari hutang, kamu akan terbelit hutang.
Kamu mencari rokok, kamu akan dapat kanker paru paru.

Apakah petuah itu hanya berlaku untuk yang negatif saya? Ternyata tidak.
Ternyata juga berlaku untuk yang positif.

- Teman saya terobsesi untuk memiliki rumah sendiri. Dia bersumpah pada ibunya tidak akan pulang ke kampung halamannya sebelum dia mempunyai 2 kunci (kunci rumah dan kunci mobil).
Dia bekerja keras siang malam dan akhirnya berhasil memiliki rumah dan mobil.
- Anak saya ingin mendapatkan beasiswa ke luar negeri ... dia bekerja keras untuk itu ... belajar banyak dan akhirnya mendapatkan beasiswanya ....

You will find what you are looking for.
Kita akan menemukan apa yang kita cari.
Mau cari yang negatif (hutang, penyakit) kita akan menemukan yang negatif.
Mau cari yang positif (harta, kesuksesan, beasiswa), kita juga akan menemukan yang  positive.
The choice is yours.... easy kan?

Nah mumpung kita masih punya pilihan (entar kalau kita sudah mati, kita gak akan punya pilihan lagi), mari kita mencari yang positif: hidup yang bahagia, rumah tangga yang harmonis, anak anak yang sukses, karier (dan gaji) yang berkembang, promosi ... etc.
Karena... kalau kita mencari yang positif (dan kita bekerja keras) kita akan menemukan yang positif.
People will always find what they look for!

So go for it ...define something positive that you want to achieve, work hard for it and you will end up by finding it.

Terus bagaimana dong praktisnya untuk mencapai apa yang kita inginkan ....

Kita coba terapkan langkah langkah di bawah ini ...


1. Define Your Goals

Renungkan, pikirkan, tentukan apa yang ingin anda capai.
- karier
- kuliah
- financial
- .... etc
Jadikan itu obsesi yang ingin anda capai.


2. Define your Values

Jangan sampai "tujuan menghalalkan cara".
You define for yourself... what you want to achieve... but also ... HOW you will achieve them.
Tetapkan nilai nilai bagi anda sendiri. Jangan melanggar nilai nilai anda sendiri.
Nilai nilai itu akan membatasi antara apa yang boleh anda lakukan dengan anda yang tidak boleh anda lakukan.


3. Create the millestone

Bagi goal anda menjadi beberapa step. Dan di setiap step ciptakan millestone yang akan memudahkan anda mengukur apakah tahap itu sudah tercapai atau tidak, sehingga anda bisa memutuskan apakah anda sudah bisa move on to the next steps


4. Work Smart and Hard

I cannot emphasize enough. You have to work smart and hard to achieve your dream.
Jangan pernah terbuai dengan kata work smart not hard.
Yoi have to do both.
Anda harus bekerja keras secara cerdas untuk mencapai tujuan anda.


5. Surround yourself with positivity (environment, family, friends, hobbies)

Perjalanan mencapai tujuan anda sangat panjang. Ibaratnya mobil anda perlu bensin. Bensin dalam kehidupan anda adalah aura dan energy positive yang anda dapatkan dari teman teman anda, keluarga anda, lingkungan anda dan hobby anda.
Tapi ingat... be selective!
Harus benar benar memilih mereka yang memberikan energy positive. Jangan segan segan mengurangi frekwensi bertemu dengan teman teman atau bahkan keluarga yang memberikan energy negative kepada anda!


6. Measure and Reward yourself.

Secara periodic ukurlah pencapaian prestasi anda.
Dan berikanlah reward kepada anda sendiri atas pencapaian sukses anda (sekecil apapun itu).

Jadi ingat ... you will always find what you are looking for.

If you work hard... you will also find your own success..... dengan mencoba langkah langkah di bawah ini ...

1. Define Your Goals
2. Define your Values
3. Create the millestones
4. Work Smart and Hard
5. Surround yourself with positivity (environment, family, friends, hobbies)
6. Measure and Reward yourself.

Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto

Monday, November 6, 2017

10 Cara Kaya Muda

Siapa sih orang di dunia ini yang nggak kepengen kaya? Pasti semua orang pengen dong ya. Gak cuma bisa membuat kita hidup enak, tapi kekayaan juga bisa membuat seseorang lebih punya kesempatan untuk berbagi dan membantu orang lain.

Asal kamu tahu aja, gak cuma orang yang udah berumur loh yang bisa memperoleh kekayaan. Kamu gak perlu bekerja berpuluh-puluh tahun sebelum jadi orang kaya. Karena semuanya bisa kamu mulai dari sekarang. Apa aja sih yang harus kamu lakukan biar bisa kaya di usia muda?


1. Ciptakan Impian Soal Karir dan Pekerjaan Masa Depan

Kalau sampai sekarang kamu masih belum tahu pengen jadi kaya dengan cara macam apa, lebih baik segeralah tentukan pekerjaan dan karir impianmu. Punya impian yang jelas soal bagaimana kamu akan mencapai kekayaan akan membuatmu lebih semangat berusaha. Kalau perlu, tuliskan impian itu besar-besar dan tempelkan di tempat yang mudah kamu lihat.


2. Pilih Pendidikan yang Paling Sesuai Dengan Minat dan Bakatmu

Orang-orang sukses biasanya mendalami hal yang paling mereka sukai dalam hidup. Kamu akan mengalami kesuksesan yang sama, atau bahkan lebih — jika kamu menempuh pendidikan sesuai dengan minat dan bakatmu.

Hal ini akan menjadi bekal yang berharga dalam usahamu mengumpulkan pundi-pundi kekayaan nantinya. Jika kamu nggak tahu apa yang ingin kamu tekuni dan punya semangat “kerja-apa-aja-boleh-asal-kaya-dan-banyak-duit” nih Hipwee kasih daftar pekerjaan dengan gaji tertinggi di Indonesia.


3. Sisihkan 25% dari total pendapatanmu setahun

Kalau kamu masih minta uang saku dari orang tua, berapa yang kamu dapat per-bulannya? 500 ribu? Berarti dalam setahun kamu harus bisa menyisihkan minimal Rp 1.500.000,00 . Kalau kamu udah punya gaji sendiri, caranya juga sama. Sisihkan 1/4 dari total gajimu.

Uang ini jangan diotak-atik, jangan tergoda untuk belanja atau traveling pakai uang simpanan ini. Tujuan utama dari menyisihkan seperempat uangmu adalah untuk investasi dan dana tak terduga.


4. Mulailah Berinvestasi Di Pasar Modal

Letakkan 25% dari pendapatan tahunan yang telah kamu sisihkan dalam skema investasi pasar modal. Caranya bisa bermacam-macam. Kamu bisa mencoba peruntungan dengan membeli valuta asing kemudian menukarkannya saat nilai tukar naik, investasi emas, ikut program deposito atau bisa juga lewat saham dan reksadana.

Menurut beberapa pendapat, investasi paling memungkinkan untuk anak muda yang baru punya penghasilan adalah investasi reksadana. Melalui skema investasi ini, kamu dapat membeli reksadana saham mulai dari Rp 100.000,00. Cukup ringan kan untuk kantong anak muda?

Investasi ini juga terbukti cukup aman jika dibandingkan dengan skema investasi lain. Sebab berbeda dengan investasi pada umumnya yang benar-benar mengandalkan spekulasi, dalam investasi reksadana kamu masih akan didampingi oleh seorang Manajer Investasi (MI) yang sudah berpengalaman. Jadi dialah yang akan mengatur kemana uangmu akan diinvestasikan.


5. Kalau kamu punya uang lebih, berinvestasilah di Bidang Properti

Investasi di bidang properti memang membutuhkan stabilitas dana dan modal awal yang besar. Namun keuntungan jangka panjangnya juga tidak main-main. Di tahun 2011 saja harga properti di Jakarta sudah naik sebesar 38%, sementara di Bali kenaikan harga properti mencapai 20%. Angka ini cukup fantastis, dua kali lipat diatas angka kenaikan harga properti di Dubai. (data, disini)

Jadi mulai sekarang, kalau kamu sudah punya penghasilan maka pertimbangkan untuk menyisihkan uangmu demi mencicil perumahan sederhana atau apartemen mini. Beberapa tahun lagi jika properti tersebut kamu jual atau kamu sewakan dijamin harganya akan meroket.


6. Mulailah ambil asuransi untuk proteksi diri

Sisihkan juga uangmu (diluar dari yang 25% per-tahun tadi, ya) untuk membeli asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Walau kamu sudah punya asuransi dari kantor atau masih ditanggung orang tua, tapi biasanya asuransi korporat tidak menanggung beberapa kasus khusus.

Dana kesehatan adalah dana tak terduga yang bisa membuat tabunganmu terkuras jika tidak kamu persiapkan dengan baik. Lebih baik sisihkan beberapa ratus ribu setiap bulannya untuk menghindari kerugian mendadak yang bisa menghampirimu tiba-tiba.


7. Coba Memulai Usaha Sendiri, Ambil Resiko

Amat jarang orang yang bisa jadi milyuner tapi seumur hidupya jadi karyawan. Biasanya mereka yang sangat sukses dalam bidang finansial berani mengambil resiko dengan berusaha memulai usaha sendiri.Gak perlu drastis meninggalkan pekerjaanmu sekarang kalau kamu belum sepenuhnya yakin.

Cobalah memulai usaha di bidang yang kamu minati secara paruh waktu dulu. Toh sekarang kemudahan teknologi sudah bisa membantumu. Kamu bisa menjalankan usahamu via online sehingga bisa kamu kerjakan di sela-sela kesibukan pekerjaan kantoranmu. Saat sudah benar-benar menghasilkan, barulah kamu bisa keluar dari pekerjaan rutinmu dan fokus ke bisnis yang ingin kamu rintis.


8. Gak usah gampang tergiur sama teknologi baru

Keborosan anak muda biasanya terletak di belanja gadget. Handphone dan tablet masih bisa dipakai, eeeh udah tergiur sama produk keluaran terbaru. Padahal ya bedanya gak jauh. Gak jarang beberapa orang bela-belain nyicil demi bisa dapat gadget keluaran terbaru. Tahan dirimu untuk menuruti hawa nafsu mengikuti kemajuan teknologi yang nggak akan ada ujungnya itu.

Daripada dipakai buat membuat dirimu kelihatan lebih keren didepan teman-teman, lebih baik uang itu kamu tabung atau kamu jadikan dana investasi. Alih-alih keluar uang, kamu justru bisa menghasilkan dana untuk masa depanmu. Walau sekarang pakai HP jadul, tapi kalau di rekening uang mengalir terus ya siapa yang nggak mau?


9. Jangan Takut Hidup Susah

Kalau pengen sukses dan kaya raya tanpa mau merintis dari nol, ya apa kabar? Gak ada kesuksesan yang dibangun dalam semalam. Kayak yang pernah Hipwee tulis di artikel tentang Wu Shihong, mantan cleaning service yang jadi manager IBM&Microsoft. Orang sesukses dia saja memulai karirnya dari bawah.

Jadi, jangan takut mulai bekerja dengan gaji rendah. Jangan takut tinggal di kos atau kontrakan sederhana selama beberapa waktu. Jangan takut gak punya mobil keren dan malah pakai angkutan umum demi bisa berinvestasi. Jangan takut terlihat kalah trendi dari lingkungan sekitarmu. Ingat, kamu sedang prihatin mencoba hidup sedikit susah demi kekayaan yang akan kamu nikmati di masa depan.


10. Kerja Keras, Kerja Pintar

Ini yang paling penting dari semuanya. Walau kamu sudah berinvestasi, sudah punya pendidikan OK, tapi tidak punya semangat juang maka ucapkan selamat tinggal pada kekayaan yang diharapkan. Ia tidak akan datang. Mumpung masih muda, maksimalkan waktumu untuk fokus kerja-kerja dan kerja.

Datanglah paling pagi ke kantor, kerjakan pekerjaanmu dengan semaksimal mungkin, manfaatkan teknologi dan sarana yang ada untuk membantu pekerjaanmu. Mulailah menjalankan bisnismu sendiri, perbanyak koneksi dan relasi di dunia profesional, plus jangan ragu untuk mulai belajar berinvestasi.


Sumber :
http://www.hipwee.com/sukses/ini-10-cara-biar-kamu-bisa-kaya-di-usia-muda/

Thursday, August 31, 2017

Kisah Perjuangan Awal Bukalapak

by: Achmad Zaky

Sukses yang diraih pendiri sekaligus CEO Bukalapak, Achmad Zaky, tidak datang serta-merta. Setidaknya ada tiga hal yang telah mengubah hidupnya. Semua itu dipaparkan Zaky dalam kuliah umum di hadapan ribuan mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) beberapa waktu lalu.

"Saya ingin berbagi cerita mengenai 3 hal yang menurut saya penting buat adik-adik sekalian ketahui," ujarnya dalam acara itu. Inilah 3 faktor tersebut:

1. Soal Keberuntungan (Luck)
Saya berasal dari kampung di pinggir Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Saya bukanlah anak paling pintar di kampung tersebut. Orangtua saya juga bukan paling kaya, keduanya guru mengajar di SMP sekitar rumah. Tapi saya beruntung mereka memikirkan saya, mendidik saya, dan menabung agar saya bisa kuliah di universitas terbaik. Inilah keberuntungan pertama saya dalam hidup. Dan saya kira adik-adik semuanya yang sudah kuliah di salah satu universitas terbaik, sudah jauh lebih beruntung dari saya. Kita harus bersyukur karena ini. Manfaatkanlah keberuntungan ini dengan sebaik-baiknya.

Sebagai mahasiswa dari daerah, kuliah di ITB tidaklah mudah. Saya sempat tidak pede karena banyak mahasiswa ITB yang pintar-pintar. Tapi ternyata disinilah keberuntungan saya selanjutnya.. Saya berteman dengan orang-orang yang jauh lebih pintar. Salah satu teman dekat saya adalah mahasiswa paling pintar di ITB. Dia tidak pernah mendapatkan nilai selain A selama kuliah di ITB 4 tahun. Bahkan untuk mata kuliah Agama dia mendapat A sementara Ketua Keluarga Mahasiswa Islam waktu itu mendapat B.

Satu minggu sebelum ujian biasanya saya datang ke kosan dia untuk belajar. Jadi menjelang hari H saya siap betul. Ketika H-1 teman saya banyak bertanya ke saya soal ujian, pasti bisa, wong saya sudah belajar dari mahagurunya. Dengan mengajari teman-teman, saya juga jadi lebih pintar. Mereka tidak tahu bahwa saya sebelumnya belajar dari Fajrin. Namanya Fajrin Rasyid, dia kini jadi salah satu pendiri dan CFO di Bukalapak.

Jadi agar beruntung, bertemanlah sebanyak-banyaknya dengan teman yang lebih cerdas & lebih pintar. Bidang apapun, tidak harus secara akademik.

Sebagai mahasiswa dari daerah, saya memiliki momok yang sangat besar: Bahasa Inggris. SD tempat saya sekolah di kampung tidak mengajarkan Bahasa Inggris sama sekali di saat teman-teman SMP saya semuanya mendapatkannya. Di SMP dan SMA, saya hampir tidak lulus hanya karena Bahasa Inggris. Les tidak membantu karena menjadikan saya malah takut dan minder.

Di test TOEFL se-ITB, saya menduduki peringkat 3 dari bawah. Inilah ketakutan saya selama kuliah di ITB, saya harus mengubur keinginan saya kuliah di luar negeri yang semuanya mensyaratkan TOEFL. IP sebagus apapun tidak akan bisa membantu jika TOEFL kurang bagus. Tapi Allah berkehendak lain, keberuntungan selanjutnya datang. Waktu itu ada beasiswa pertukaran pelajar ke Amerika yang hanya ditujukan untuk mahasiswa yang tidak bisa Bahasa Inggris.

Saya langsung mencari informasi terkait beasiswa tersebut. Saya datangi beberapa alumni yang pernah mendapatkannya untuk menganalisa bagaimana mendapatkan beasiswa tersebut. Rupanya kriteria utama beasiswa tersebut adalah "tidak bisa berbahasa Inggris"; sudah pasti saya mendapatkan nilai terbaik disini, hehehe...

Kriteria kedua adalah nilai akademik yang baik. Di poin ini saya juga tidak buruk berkat keberuntungan pertama tadi. Alhamdulillah saya mendapatkan beasiswa dan berangkat ke Amerika Serikat. Setibanya di Amerika, saya baru tahu "How are you", "I'm fine", "Thank you" dsb, itu padahal kuno banget. Saya mulai menyadari bahwa esensi belajar (bidang apapun) adalah melakukan alias Doing, bukan hanya di kelas-kelas atau berdasarkan textbook yang kadang saklek dan menakutkan.

Teman-teman di Amerika juga maklum jika saya sering salah ngomong. Dari sinilah saya mendapatkan banyak teman luar negeri hingga relasi-relasi luar negeri, yang kelak membantu membesarkan jaringan investor saya untuk membesarkan Bukalapak juga.

Pelajaran dari poin pertama ini adalah keberuntungan datang saat kita siap! Banyak kesempatan di depan mata menanti yang siap diambil. Kita harus siapkan diri untuk mengambil kesempatan-kesempatan yang datang di masa depan.


2. Soal Kesenangan (Passion)
Saya selalu senang hal baru. Hal baru memberikan pembelajaran baru dan wawasan baru. Kampus ITB saya manfaatkan juga untuk mengeksplor hal-hal baru. Saya bergabung dengan banyak organisasi sewaktu di ITB. Dari KM ITB saya belajar berpikir kritis (kadang sering demo). Dari himpunan saya belajar kekompakan. Dari Menwa saya belajar kedisiplinan dan ketahanan. Dari ARC saya belajar bagaimana ngoprek dan memecahkan suatu masalah.

Saya juga senang sekali mengikuti lomba-lomba di bidang software sehingga memiliki tabungan yang lumayan lah. Waktu-waktu di ITB sangat tidak saya sia-siakan. Saya terus mencari apa yang sebenarnya menjadi kesenangan saya yang abadi nanti. Kita tidak pernah tahu apa isi hati/jiwa kita sampai kita terus mencoba dan mengeksplorasinya.

Karena pertemanan yang luas di kampus, saya juga membuat sebuah unit bernama Techno Entrepreneurship Club. Kami berpikir, mahasiswa ITB harusnya membuka lapangan pekerjaan, bukan malah mendesak mahasiswa lain yang dulu sudah gagal masuk ITB, masa harus gagal lagi masuk dunia kerja gara-gara mahasiswa ITB, ha ha ha...

Di klub ini kami konkrit membuat warung mie ayam sebagai eksperimen. Semua menggunakan uang pribadi kita sendiri-sendiri, dan ternyata gagal.. Di sinilah saya pertama kali gagal dan kehilangan uang besar (untuk ukuran waktu itu) untuk pertama kalinya. Sedih rasanya waktu itu. Tapi belakangan saya bersyukur, karena kegagalan inilah saya bisa lebih matang menyiapkan eksplorasi saya selanjutnya.

Suatu ketika, saya dikontak oleh sebuah stasiun televisi untuk membuat sebuah software quick count pemilu, mereka mendapatkan referensi dari teman saya. Walau saya belum pernah membuat software quick count, tapi saya yakin itu bisa dilakukan, toh semua ada di Internet. Tidak ada yang tidak mungkin dibuat, itu dogma jurusan saya Teknik Informatika, STEI.

Tanpa berpanjang-lebar saya mengiyakan bisa membuat software tersebut yang diberi deadline hanya 7 hari. Mereka bertanya berapa biayanya? Saya jawab "1.5 juta". Hitung-hitungan saya, uang tersebut cukup untuk 6 bulan hidup, toh cuma 7 hari pengerjaannya. Pasti untung... wong tidak ada biaya... cincai laaa (seperti iklan Bukalapak).

Pagi-siang-malam saya begadang mengerjakan software tersebut di kosan (Tubagus) dan akhirnya di hari H software tersebut lancar disiarkan di stasiun TV nasional. Itulah project komersial pertama saya yang dinikmati oleh puluhan bahkan ratusan juta orang di seluruh Indonesia. Ada perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, senang sekali rasanya waktu itu hasil karya tangan sendiri dinikmati banyak orang.

Namun belakangan saya baru tahu nilai proyeknya ratusan juta. Tapi saya tidak menyesal karena setelahnya saya yang masih kuliah tingkat 3 waktu itu, mendapatkan kepercayaan dari stasiun TV nasional untuk project selanjutnya, yang tentu nilainya kini berbeda dari sebelumnya. Saya naikkan 10x lipat dan mereka masih mau! Kesenangan inilah yang menjadi momen penting dan jatuh cintanya saya pada dunia software.

Kita tidak pernah tahu apa jadinya diri kita di masa depan. Hidup ini menurut saya seperti air. Ikuti saja kemana air mengalir, sambil mencoba hal-hal baru yang lewat dan terus ikuti kata hati kita (inner voice). Jika senang dan mau, coba! Jika tidak ya tidak perlu dicoba. Kita bisa menjadi terbaik karena kita senang dan mau di bidang itu. Carilah kesenanganmu (passion).


3. Soal Tujuan Hidup (Purpose)
Setelah lulus, saya sejenak pulang kampung. Saya mengamati banyak sekali tetangga saya di kampung yang memiliki usaha kecil, tapi pendapatannya masih sama dengan belasan tahun sebelumnya, padahal ada inflasi. lnilah yang menjadi inspirasi awal pembuatan software lanjutan ini, supaya bagaimana software tersebut bisa membuka kesempatan bagi usaha-usaha kecil seperti tetangga saya dan jutaan usaha kecil lainnya, untuk melebarkan sayap dan berkembang lebih besar lagi.

Perjalanan baru pun dimulai. Saya mencari nama dan domain. Dari ratusan nama yang saya daftar, terpilihlah Bukalapak. Selain harganya murah 90 ribu, nama ini menggambarkan misi software ini, bahwa siapapun bisa semudah menggelar tikar atau lapak dengan software.. Siapapun bisa berbisnis dan menjadi besar lewat Internet.

Saya juga memutuskan mencari partner, karena misi besar ini tidak bisa saya bangun sendirian. Tidak banyak yang tertarik ketika saya utarakan konsep Bukalapak, tapi saya tidak menyerah. Saya akhirnya dipertemukan dengan teman yang sebenarnya sudah lama satu jurusan dan juga satu SMA, Xinuc, saat ini CTO di Bukalapak. Dia tidak aktif organisasi, tapi senangnya ngoprek komputer di kosan.

Ketika saya cerita ide Bukalapak, dia yang paling semangat. Rupanya dia selama ini di kosan terus karena terobsesi dengan mesin. Bagaimana menciptakan mesin yang bisa secara bersamaan digunakan oleh jutaan orang. "Ini menarik," kata dia. Kami diskusi siang-malam bagaimana memulai semua mimpi kami tersebut.

Kami kemudian mulai membangun Bukalapak selama dua bulan non-stop berdua di kamar kosan. Ya, dua laki-laki dalam satu kos. Tapi ini ga aneh-aneh lo ya, ha ha ha... Kita berdua ini sedang membuat software.. Website kami live pada Januari 2010, dan tidak ada yang mengunjungi website kami. Ada sih 1-2 pengunjung tapi pas kita cek sistem, itu komputer kami sendiri, sedih dan marah rasanya, tapi lagi-lagi kita pantang padam. Kami selalu ingat Tujuan Besar kami.

Perjalanan baru dimulai. Saya mulai sisir lapak-lapak di pinggir jalan (offline) dan juga online untuk bergabung dengan Bukalapak. Banyak yang tidak tertarik dengan software kami. Tapi ada segelintir yang tertarik. Aktivitas ini kami ulang terus setiap hari hingga 1 tahun kami memiliki pasukan UKM hingga 10 ribu. Kami senang karena Tujuan kami perlahan-lahan mulai mewujud.

Tapi ada satu masalah besar: bisnis Internet saat itu memang belum matang, pasarnya juga masih kecil. Uang pribadi kami habis untuk menghidupi Bukalapak. Kami coba cari investor, tidak ada yang tertarik. Sementara orang tua dan mungkin calon mertua sudah mulai bertanya "Kerja di mana kamu?". Pertanyaan sakral ini menghantui kami terus, selain kenyataan bahwa kas kami sudah nol. Xinuc pun pernah memiliki ide bagaimana kalau kita sudahi saja. Tapi sekali lagi kami tidak menyerah, saya selalu ingatkan diri dan Xinuc juga pada Tujuan Akhir.

Saya sampaikan ke dia: "Lihatlah 10 ribu UKM itu, mereka hidup dari kita. Kalau ini ditutup, mereka hidup dari mana?" Selalu mengingat Tujuan Utama & Tujuan Akhir kita akan membuat kita jadi terus semangat. Tak diduga-duga, pertumbuhan kami lebih cepat setelah itu. Internet di tahun 2012 menjadi bisnis yang sudah mulai menarik dan terus berlanjut. Per hari ini kami memiliki 1,8 juta UKM dan juga memproses 1 Triliun-an transaksi setiap bulannya.

Pelajaran dari poin ketiga ini: carilah Tujuan Hidupmu. Tujuan inilah yang menguatkan kita di masa-masa sulit. Hidup hanya sekali, Tujuan ini pulalah yang memberikan makna dalam hidup kita.

Sukses selalu kawan-kawan, dan jangan pernah menyerah...

Friday, August 18, 2017

Tips Menyelesaikan Hutang

Berhutang seyogyanya mengikuti kemampuan kita, jadi berhutang bukan mengikuti apa kemauan kita. Jika kita berhutang di luar kemampuan, maka hal tersebut dapat menyebabkan kita terperangkap dengan hutang hutang berkepanjangan.

Lalu bagaimana jika kita sudah terlanjur berhutang, berikut adalah tips dalam menyelesaikan hutang.


Bayar hutang dengan sistematik
Susun hutang-hutang dengan baik supaya kita dapat menyelesaikannya dengan lebih cepat. Karena jika uang yang ada tidak dimanfaatkan untuk membayar hutang dengan sistematik maka kita tidak dapat keluar dari belenggu hutang ini dengan cepat. Untuk itu kita perlu membuat jadwal penstrukturan hutang yang sesuai.


Prioritaskan pembayaran
Bayar hutang yang terkecil terlebih dahulu. Lunasi sehingga tidak menjadi beban lanjutan bagi kita. Sementara bayar minimal buat hutang yang lebih besar. Jika hutang kecil dapat diselesaikan lanjutkan ke hutang yang lebih besar. Kita juga dapat menyelesaikan hutang dengan bunga tinggi terlebih dahulu, baru yang berbunga rendah. Para ahli juga merekomendasikan kita untuk membayar minimal dua kali pembayaran minimal sehingga hutang kita akan selesai kurang dari tiga tahun.


Jangan menyelesaikan hutang dengan hutang lainnya.
Dengan kata lain jangan tutup lubang dengan gali lubang misalnya dengan membuka kartu kredit untuk menyelesaikan hutang hutang masa lampau sekalipun dengan iming-iming free transfer balance.


Berhenti menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak perlu. 
Misalnya stop kebiasaan makan di luar, bungkus makan siang Anda. Stop minum kopi di warung, bawa minuman Anda sendiri di rumah. Setiap uang yang Anda simpan, sisakan untuk hutang Anda. Semakin banyak uang yang anda harus sisakan terhadap hutang Anda, semakin cepat akan lunas.


Gunakan sebagian dari tabungan Anda. 
Jika Anda merasa nyaman dengan ide ini, ambilah sebagian uang dari rekening tabungan Anda dan bayarkan sebagian hutang Anda. Pastikan Anda masih meninggalkan cukup uang di rekening tabungan Anda untuk keadaan darurat lainnya, ketimbang anda menumpuk bunga hutang anda.


Cari pendapatan lain dengan mencari pekerjaan sampingan lain. 
Temukan cara untuk membawa beberapa uang tambahan, dan menempatkan semua uang ekstra langsung ke hutang Anda. Pastikan pekerjaan tambahan Anda sepadan dengan usaha anda, cobalah cari pekerjaan apa saja yang pentinh halal dan bisa membantu anda melunasi hutang-hutang anda, coba cari di internet pekerjaan-pekerjaan paruh waktu yang bisa di jalankan secara online, saat ini banyak sekali program dan bisnis online yg bisa anda coba, cari yang benar-benar terbukti.


Pastikan orang lain ikut berpartisipasi. 
Jika Anda berbagi keuangan Anda dengan pasangan (istri/suami) atau orang lain, maka Anda harus memastikan bahwa setiap orang yang terlibat bersedia membuat pengorbanan yang diperlukan agar hutangnya bisa cepat lunas. Jika semua orang bisa ikut berpartisipasi maka hutang akan dibayar lebih cepat dari pada jika satu orang, aturlah agar pasangan anda paham sehingga anda akan lebih mudah membayar tagihan anda, dibanding jika pasangan anda hanya ingin berbelanja.


Jual beberapa barang. 
Misalnya dengan menjual barang melalui online terutama barang-barang tua dan kuno ataupun klasik dan antik yang ada di garasi anda, carilah sebanyak mungkin barang-barang yang tidak Anda butuhkan atau inginkan lagi. Ambil keuntungan dari penjualan Anda dan meletakkannya tepat untuk hutang Anda. Anda akan mendapatkan hutang anda lunas lebih cepat dan Anda tidak akan harus berurusan dengan kekacauan dan kelebihan barang dalam rumah Anda.


Secara berkala mengevaluasi kembali. 
Ketika saldo Anda mulai berkurang, secara berkala lihatlah gambaran yang lebih besar dan lihatlah apakah ada sesuatu yang harus anda kerjakan untuk mendapatkan semuanya terbayar bahkan lebih cepat. Jika sesuatu tidak bekerja, maka cobalah untuk mengubahnya.


Sumber :
https://www.eramuslim.com/hikmah/bisnis-jihad/bagaimana-nabi-muhammad-mengajar-kita-untuk-keluar-dari-beban-hutang.htm#.WZbtFekxXIU
https://www.carajadikaya.com/7-langkah-menyelesaikan-hutang/
https://www.facebook.com/BayarUtang/posts/451204621633418

Related Posts