DARI WORK-LIFE BALANCED MENUJU WORK-LIFE INTEGRATION
Dec 8, 2016
Work-Life balance atau work-life integration? Keduanya berbicara tentang bagaimana mengakomodasi kebutuhan dari perusahaan dan kebutuhan karyawan agar diperoleh keseimbangan yang maksimal bagi kedua belah pihak.
Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi atau yang biasa disebut work –life balance, adalah paradigma yang cukup bijak. Alasan utamanya adalah bahwa work atau pekerjaan merupakan bagian dari kehidupan sehingga banyak aspek lain dalam kehidupan (keluarga, spiritual, pengembangan diri, hoby, komunitas) yang terabaikan apabila seseorang karyawan menghabiskan waktunya untuk pekerjaan.
Konsep work-life balance meyakini keseimbangan antara hidup dan pekerjaan akan berdampak signifikan dalam kinerja karyawan dan perusahaan. Oleh karenanya banyak perusahaan yang menyadari hal ini, membuat kegiatan-kegiatan dan komunitas-komunitas untuk menampung dan memfasilitasi minat karyawan di luar pekerjaan.
Dalam penerapannya, work-life balance diartikan memisahkan secara tegas waktu kerja dan waktu di luar jam kerja. Waktu kerja digunakan untuk mengerjakan tugas dari perusahaan. Di luar jam kerja adalah waktu untuk kehidupan pribadi.
Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi, batasan waktu kerja dan waktu di luar jam kerja menjadi kabur.
Saat ini, lingkungan dan tuntutan bisnis belangsung 24/7. Terkoneksi setiap saat adalah kata kuncinya. Pada jam kerja tak jarang karyawan melakukan komunikasi di luar urusan pekerjaan, seperti sekedar mengirim text (sms, WA, telegram, dll) untuk keperluan keluarga atau mengakses aplikasi untuk memesan taxi.
Di luar jam kerja, pada malam hari atau week end, tak jarang karyawan melayani pelanggan dengan gadgetnya karena saat ini komunikasi menjadi sangat mudah dan murah, dapat dikirimkan kapanpun dimanapun.
Work-Life Integration, adalah konsep baru yang mengemuka karena kapabilitas teknologi modern yang memungkikan interaksi terjadi setiap saat, antara atasan bawahan, terlebih lagi antara perusahaan dengan pengguna jasa.
Apabila perusahaan fokus pada pelayanan pelanggan, maka work-life integration menjadi pilihan terbaik bagi perusahaan untuk mengatur sistim kerja karyawan.
Sumber :
http://manajemen-sdm.com/retensi-karyawan/work-life-balanced-menuju-work-life-integration/
Saturday, September 21, 2019
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Start up - Grow Up - Scale Up Ibarat Lomba lari, Pedagang itu ibarat lari sprint jangka pendek, Dan pebisnis itu lari marathon, jangka p...
-
Teknik Motivasi Douglas McGregor: Teori X, Y, dan Z Teori X dan Teori Y adalah teori motivasi manusia diciptakan dan dikembangkan oleh ...
-
Jadi Korban Gosip di Kantor? Ini 6 Cara Menghadapinya Percaya atau enggak, gosip kantor menciptakan lingkungan yang enggak sehat bagi karyaw...
-
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu ja...
-
Mengenal Queen Bee Syndrome, Mimpi Buruk Karyawan Wanita Queen bee syndrome adalah wanita dengan posisi kuat (jabatan tinggi) yang mempersul...
No comments:
Post a Comment