Thursday, August 31, 2017

Kisah Perjuangan Awal Bukalapak

by: Achmad Zaky

Sukses yang diraih pendiri sekaligus CEO Bukalapak, Achmad Zaky, tidak datang serta-merta. Setidaknya ada tiga hal yang telah mengubah hidupnya. Semua itu dipaparkan Zaky dalam kuliah umum di hadapan ribuan mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) beberapa waktu lalu.

"Saya ingin berbagi cerita mengenai 3 hal yang menurut saya penting buat adik-adik sekalian ketahui," ujarnya dalam acara itu. Inilah 3 faktor tersebut:

1. Soal Keberuntungan (Luck)
Saya berasal dari kampung di pinggir Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Saya bukanlah anak paling pintar di kampung tersebut. Orangtua saya juga bukan paling kaya, keduanya guru mengajar di SMP sekitar rumah. Tapi saya beruntung mereka memikirkan saya, mendidik saya, dan menabung agar saya bisa kuliah di universitas terbaik. Inilah keberuntungan pertama saya dalam hidup. Dan saya kira adik-adik semuanya yang sudah kuliah di salah satu universitas terbaik, sudah jauh lebih beruntung dari saya. Kita harus bersyukur karena ini. Manfaatkanlah keberuntungan ini dengan sebaik-baiknya.

Sebagai mahasiswa dari daerah, kuliah di ITB tidaklah mudah. Saya sempat tidak pede karena banyak mahasiswa ITB yang pintar-pintar. Tapi ternyata disinilah keberuntungan saya selanjutnya.. Saya berteman dengan orang-orang yang jauh lebih pintar. Salah satu teman dekat saya adalah mahasiswa paling pintar di ITB. Dia tidak pernah mendapatkan nilai selain A selama kuliah di ITB 4 tahun. Bahkan untuk mata kuliah Agama dia mendapat A sementara Ketua Keluarga Mahasiswa Islam waktu itu mendapat B.

Satu minggu sebelum ujian biasanya saya datang ke kosan dia untuk belajar. Jadi menjelang hari H saya siap betul. Ketika H-1 teman saya banyak bertanya ke saya soal ujian, pasti bisa, wong saya sudah belajar dari mahagurunya. Dengan mengajari teman-teman, saya juga jadi lebih pintar. Mereka tidak tahu bahwa saya sebelumnya belajar dari Fajrin. Namanya Fajrin Rasyid, dia kini jadi salah satu pendiri dan CFO di Bukalapak.

Jadi agar beruntung, bertemanlah sebanyak-banyaknya dengan teman yang lebih cerdas & lebih pintar. Bidang apapun, tidak harus secara akademik.

Sebagai mahasiswa dari daerah, saya memiliki momok yang sangat besar: Bahasa Inggris. SD tempat saya sekolah di kampung tidak mengajarkan Bahasa Inggris sama sekali di saat teman-teman SMP saya semuanya mendapatkannya. Di SMP dan SMA, saya hampir tidak lulus hanya karena Bahasa Inggris. Les tidak membantu karena menjadikan saya malah takut dan minder.

Di test TOEFL se-ITB, saya menduduki peringkat 3 dari bawah. Inilah ketakutan saya selama kuliah di ITB, saya harus mengubur keinginan saya kuliah di luar negeri yang semuanya mensyaratkan TOEFL. IP sebagus apapun tidak akan bisa membantu jika TOEFL kurang bagus. Tapi Allah berkehendak lain, keberuntungan selanjutnya datang. Waktu itu ada beasiswa pertukaran pelajar ke Amerika yang hanya ditujukan untuk mahasiswa yang tidak bisa Bahasa Inggris.

Saya langsung mencari informasi terkait beasiswa tersebut. Saya datangi beberapa alumni yang pernah mendapatkannya untuk menganalisa bagaimana mendapatkan beasiswa tersebut. Rupanya kriteria utama beasiswa tersebut adalah "tidak bisa berbahasa Inggris"; sudah pasti saya mendapatkan nilai terbaik disini, hehehe...

Kriteria kedua adalah nilai akademik yang baik. Di poin ini saya juga tidak buruk berkat keberuntungan pertama tadi. Alhamdulillah saya mendapatkan beasiswa dan berangkat ke Amerika Serikat. Setibanya di Amerika, saya baru tahu "How are you", "I'm fine", "Thank you" dsb, itu padahal kuno banget. Saya mulai menyadari bahwa esensi belajar (bidang apapun) adalah melakukan alias Doing, bukan hanya di kelas-kelas atau berdasarkan textbook yang kadang saklek dan menakutkan.

Teman-teman di Amerika juga maklum jika saya sering salah ngomong. Dari sinilah saya mendapatkan banyak teman luar negeri hingga relasi-relasi luar negeri, yang kelak membantu membesarkan jaringan investor saya untuk membesarkan Bukalapak juga.

Pelajaran dari poin pertama ini adalah keberuntungan datang saat kita siap! Banyak kesempatan di depan mata menanti yang siap diambil. Kita harus siapkan diri untuk mengambil kesempatan-kesempatan yang datang di masa depan.


2. Soal Kesenangan (Passion)
Saya selalu senang hal baru. Hal baru memberikan pembelajaran baru dan wawasan baru. Kampus ITB saya manfaatkan juga untuk mengeksplor hal-hal baru. Saya bergabung dengan banyak organisasi sewaktu di ITB. Dari KM ITB saya belajar berpikir kritis (kadang sering demo). Dari himpunan saya belajar kekompakan. Dari Menwa saya belajar kedisiplinan dan ketahanan. Dari ARC saya belajar bagaimana ngoprek dan memecahkan suatu masalah.

Saya juga senang sekali mengikuti lomba-lomba di bidang software sehingga memiliki tabungan yang lumayan lah. Waktu-waktu di ITB sangat tidak saya sia-siakan. Saya terus mencari apa yang sebenarnya menjadi kesenangan saya yang abadi nanti. Kita tidak pernah tahu apa isi hati/jiwa kita sampai kita terus mencoba dan mengeksplorasinya.

Karena pertemanan yang luas di kampus, saya juga membuat sebuah unit bernama Techno Entrepreneurship Club. Kami berpikir, mahasiswa ITB harusnya membuka lapangan pekerjaan, bukan malah mendesak mahasiswa lain yang dulu sudah gagal masuk ITB, masa harus gagal lagi masuk dunia kerja gara-gara mahasiswa ITB, ha ha ha...

Di klub ini kami konkrit membuat warung mie ayam sebagai eksperimen. Semua menggunakan uang pribadi kita sendiri-sendiri, dan ternyata gagal.. Di sinilah saya pertama kali gagal dan kehilangan uang besar (untuk ukuran waktu itu) untuk pertama kalinya. Sedih rasanya waktu itu. Tapi belakangan saya bersyukur, karena kegagalan inilah saya bisa lebih matang menyiapkan eksplorasi saya selanjutnya.

Suatu ketika, saya dikontak oleh sebuah stasiun televisi untuk membuat sebuah software quick count pemilu, mereka mendapatkan referensi dari teman saya. Walau saya belum pernah membuat software quick count, tapi saya yakin itu bisa dilakukan, toh semua ada di Internet. Tidak ada yang tidak mungkin dibuat, itu dogma jurusan saya Teknik Informatika, STEI.

Tanpa berpanjang-lebar saya mengiyakan bisa membuat software tersebut yang diberi deadline hanya 7 hari. Mereka bertanya berapa biayanya? Saya jawab "1.5 juta". Hitung-hitungan saya, uang tersebut cukup untuk 6 bulan hidup, toh cuma 7 hari pengerjaannya. Pasti untung... wong tidak ada biaya... cincai laaa (seperti iklan Bukalapak).

Pagi-siang-malam saya begadang mengerjakan software tersebut di kosan (Tubagus) dan akhirnya di hari H software tersebut lancar disiarkan di stasiun TV nasional. Itulah project komersial pertama saya yang dinikmati oleh puluhan bahkan ratusan juta orang di seluruh Indonesia. Ada perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, senang sekali rasanya waktu itu hasil karya tangan sendiri dinikmati banyak orang.

Namun belakangan saya baru tahu nilai proyeknya ratusan juta. Tapi saya tidak menyesal karena setelahnya saya yang masih kuliah tingkat 3 waktu itu, mendapatkan kepercayaan dari stasiun TV nasional untuk project selanjutnya, yang tentu nilainya kini berbeda dari sebelumnya. Saya naikkan 10x lipat dan mereka masih mau! Kesenangan inilah yang menjadi momen penting dan jatuh cintanya saya pada dunia software.

Kita tidak pernah tahu apa jadinya diri kita di masa depan. Hidup ini menurut saya seperti air. Ikuti saja kemana air mengalir, sambil mencoba hal-hal baru yang lewat dan terus ikuti kata hati kita (inner voice). Jika senang dan mau, coba! Jika tidak ya tidak perlu dicoba. Kita bisa menjadi terbaik karena kita senang dan mau di bidang itu. Carilah kesenanganmu (passion).


3. Soal Tujuan Hidup (Purpose)
Setelah lulus, saya sejenak pulang kampung. Saya mengamati banyak sekali tetangga saya di kampung yang memiliki usaha kecil, tapi pendapatannya masih sama dengan belasan tahun sebelumnya, padahal ada inflasi. lnilah yang menjadi inspirasi awal pembuatan software lanjutan ini, supaya bagaimana software tersebut bisa membuka kesempatan bagi usaha-usaha kecil seperti tetangga saya dan jutaan usaha kecil lainnya, untuk melebarkan sayap dan berkembang lebih besar lagi.

Perjalanan baru pun dimulai. Saya mencari nama dan domain. Dari ratusan nama yang saya daftar, terpilihlah Bukalapak. Selain harganya murah 90 ribu, nama ini menggambarkan misi software ini, bahwa siapapun bisa semudah menggelar tikar atau lapak dengan software.. Siapapun bisa berbisnis dan menjadi besar lewat Internet.

Saya juga memutuskan mencari partner, karena misi besar ini tidak bisa saya bangun sendirian. Tidak banyak yang tertarik ketika saya utarakan konsep Bukalapak, tapi saya tidak menyerah. Saya akhirnya dipertemukan dengan teman yang sebenarnya sudah lama satu jurusan dan juga satu SMA, Xinuc, saat ini CTO di Bukalapak. Dia tidak aktif organisasi, tapi senangnya ngoprek komputer di kosan.

Ketika saya cerita ide Bukalapak, dia yang paling semangat. Rupanya dia selama ini di kosan terus karena terobsesi dengan mesin. Bagaimana menciptakan mesin yang bisa secara bersamaan digunakan oleh jutaan orang. "Ini menarik," kata dia. Kami diskusi siang-malam bagaimana memulai semua mimpi kami tersebut.

Kami kemudian mulai membangun Bukalapak selama dua bulan non-stop berdua di kamar kosan. Ya, dua laki-laki dalam satu kos. Tapi ini ga aneh-aneh lo ya, ha ha ha... Kita berdua ini sedang membuat software.. Website kami live pada Januari 2010, dan tidak ada yang mengunjungi website kami. Ada sih 1-2 pengunjung tapi pas kita cek sistem, itu komputer kami sendiri, sedih dan marah rasanya, tapi lagi-lagi kita pantang padam. Kami selalu ingat Tujuan Besar kami.

Perjalanan baru dimulai. Saya mulai sisir lapak-lapak di pinggir jalan (offline) dan juga online untuk bergabung dengan Bukalapak. Banyak yang tidak tertarik dengan software kami. Tapi ada segelintir yang tertarik. Aktivitas ini kami ulang terus setiap hari hingga 1 tahun kami memiliki pasukan UKM hingga 10 ribu. Kami senang karena Tujuan kami perlahan-lahan mulai mewujud.

Tapi ada satu masalah besar: bisnis Internet saat itu memang belum matang, pasarnya juga masih kecil. Uang pribadi kami habis untuk menghidupi Bukalapak. Kami coba cari investor, tidak ada yang tertarik. Sementara orang tua dan mungkin calon mertua sudah mulai bertanya "Kerja di mana kamu?". Pertanyaan sakral ini menghantui kami terus, selain kenyataan bahwa kas kami sudah nol. Xinuc pun pernah memiliki ide bagaimana kalau kita sudahi saja. Tapi sekali lagi kami tidak menyerah, saya selalu ingatkan diri dan Xinuc juga pada Tujuan Akhir.

Saya sampaikan ke dia: "Lihatlah 10 ribu UKM itu, mereka hidup dari kita. Kalau ini ditutup, mereka hidup dari mana?" Selalu mengingat Tujuan Utama & Tujuan Akhir kita akan membuat kita jadi terus semangat. Tak diduga-duga, pertumbuhan kami lebih cepat setelah itu. Internet di tahun 2012 menjadi bisnis yang sudah mulai menarik dan terus berlanjut. Per hari ini kami memiliki 1,8 juta UKM dan juga memproses 1 Triliun-an transaksi setiap bulannya.

Pelajaran dari poin ketiga ini: carilah Tujuan Hidupmu. Tujuan inilah yang menguatkan kita di masa-masa sulit. Hidup hanya sekali, Tujuan ini pulalah yang memberikan makna dalam hidup kita.

Sukses selalu kawan-kawan, dan jangan pernah menyerah...

Friday, August 18, 2017

Tips Menyelesaikan Hutang

Berhutang seyogyanya mengikuti kemampuan kita, jadi berhutang bukan mengikuti apa kemauan kita. Jika kita berhutang di luar kemampuan, maka hal tersebut dapat menyebabkan kita terperangkap dengan hutang hutang berkepanjangan.

Lalu bagaimana jika kita sudah terlanjur berhutang, berikut adalah tips dalam menyelesaikan hutang.


Bayar hutang dengan sistematik
Susun hutang-hutang dengan baik supaya kita dapat menyelesaikannya dengan lebih cepat. Karena jika uang yang ada tidak dimanfaatkan untuk membayar hutang dengan sistematik maka kita tidak dapat keluar dari belenggu hutang ini dengan cepat. Untuk itu kita perlu membuat jadwal penstrukturan hutang yang sesuai.


Prioritaskan pembayaran
Bayar hutang yang terkecil terlebih dahulu. Lunasi sehingga tidak menjadi beban lanjutan bagi kita. Sementara bayar minimal buat hutang yang lebih besar. Jika hutang kecil dapat diselesaikan lanjutkan ke hutang yang lebih besar. Kita juga dapat menyelesaikan hutang dengan bunga tinggi terlebih dahulu, baru yang berbunga rendah. Para ahli juga merekomendasikan kita untuk membayar minimal dua kali pembayaran minimal sehingga hutang kita akan selesai kurang dari tiga tahun.


Jangan menyelesaikan hutang dengan hutang lainnya.
Dengan kata lain jangan tutup lubang dengan gali lubang misalnya dengan membuka kartu kredit untuk menyelesaikan hutang hutang masa lampau sekalipun dengan iming-iming free transfer balance.


Berhenti menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak perlu. 
Misalnya stop kebiasaan makan di luar, bungkus makan siang Anda. Stop minum kopi di warung, bawa minuman Anda sendiri di rumah. Setiap uang yang Anda simpan, sisakan untuk hutang Anda. Semakin banyak uang yang anda harus sisakan terhadap hutang Anda, semakin cepat akan lunas.


Gunakan sebagian dari tabungan Anda. 
Jika Anda merasa nyaman dengan ide ini, ambilah sebagian uang dari rekening tabungan Anda dan bayarkan sebagian hutang Anda. Pastikan Anda masih meninggalkan cukup uang di rekening tabungan Anda untuk keadaan darurat lainnya, ketimbang anda menumpuk bunga hutang anda.


Cari pendapatan lain dengan mencari pekerjaan sampingan lain. 
Temukan cara untuk membawa beberapa uang tambahan, dan menempatkan semua uang ekstra langsung ke hutang Anda. Pastikan pekerjaan tambahan Anda sepadan dengan usaha anda, cobalah cari pekerjaan apa saja yang pentinh halal dan bisa membantu anda melunasi hutang-hutang anda, coba cari di internet pekerjaan-pekerjaan paruh waktu yang bisa di jalankan secara online, saat ini banyak sekali program dan bisnis online yg bisa anda coba, cari yang benar-benar terbukti.


Pastikan orang lain ikut berpartisipasi. 
Jika Anda berbagi keuangan Anda dengan pasangan (istri/suami) atau orang lain, maka Anda harus memastikan bahwa setiap orang yang terlibat bersedia membuat pengorbanan yang diperlukan agar hutangnya bisa cepat lunas. Jika semua orang bisa ikut berpartisipasi maka hutang akan dibayar lebih cepat dari pada jika satu orang, aturlah agar pasangan anda paham sehingga anda akan lebih mudah membayar tagihan anda, dibanding jika pasangan anda hanya ingin berbelanja.


Jual beberapa barang. 
Misalnya dengan menjual barang melalui online terutama barang-barang tua dan kuno ataupun klasik dan antik yang ada di garasi anda, carilah sebanyak mungkin barang-barang yang tidak Anda butuhkan atau inginkan lagi. Ambil keuntungan dari penjualan Anda dan meletakkannya tepat untuk hutang Anda. Anda akan mendapatkan hutang anda lunas lebih cepat dan Anda tidak akan harus berurusan dengan kekacauan dan kelebihan barang dalam rumah Anda.


Secara berkala mengevaluasi kembali. 
Ketika saldo Anda mulai berkurang, secara berkala lihatlah gambaran yang lebih besar dan lihatlah apakah ada sesuatu yang harus anda kerjakan untuk mendapatkan semuanya terbayar bahkan lebih cepat. Jika sesuatu tidak bekerja, maka cobalah untuk mengubahnya.


Sumber :
https://www.eramuslim.com/hikmah/bisnis-jihad/bagaimana-nabi-muhammad-mengajar-kita-untuk-keluar-dari-beban-hutang.htm#.WZbtFekxXIU
https://www.carajadikaya.com/7-langkah-menyelesaikan-hutang/
https://www.facebook.com/BayarUtang/posts/451204621633418

Tuesday, August 8, 2017

Najwa Shihab

Najwa Shihab adalah pembaca berita di stasiun televisi Metro TV yang dalam penampilannya memiliki intonasi suara yang khas lahir di Makassar, 16 September 1977. Sebagai pembawa acara berita Najwa Shihab pernah menjadi anchor program berita prime time Metro Hari Ini, Suara Anda dan program bincang-bincang Mata Najwa.

Najwa merupakan alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 2000. Semula Najwa merintis karier di RCTI, tahun 2001 Najwa Shihab memilih bergabung dengan Metro TV.


Najwa merupakan putri kedua Quraisy Shihab, Menteri Agama era Kabinet Pembangunan VII. Nana menikah dengan Ibrahim Assegaf, dan sudah memiliki satu orang anak laki-laki yang akrab dipanggil Izzat (14 tahun).

Program Najwa Shihab yang tenar adalah Mata Najwa. Merupakan program talkshow yang ditayangkan setiap hari Rabu pukul 20:05 hingga 21.30 WIB. Disiarkan perdana sejak 25 November 2009, Mata Najwa konsisten menghadirkan topik-topik menarik dengan narasumber kelas satu.


Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Najwa_Shihab
https://id.wikipedia.org/wiki/Mata_Najwa
https://today.line.me/id/article/%22Mata+Najwa%22+Resmi+Tidak+Akan+Produksi+Lagi-3k35kB/?utm_source=oa&utm_medium=all&utm_campaign=1708090229&utm_term=6&utm_source=oa&utm_medium=all&utm_campaign=1708090229&utm_term=6&utm_source=oa&utm_medium=all&utm_campaign=1708090229&utm_term=6

Related Posts