Thursday, June 27, 2019

Thai Lee, Wonder Woman Bangkok

Wonder Woman' Bangkok yang Jadi Miliarder di AS Berharta Rp 42 T

Thai Lee adalah salah satu dari sedikit wanita di dunia yang sukses mengembangangkan usahanya sendiri. Perusahaannya yang bernama SHI International berkembang pesat berkat usahanya sendiri.

Kesuksesannya lewat usaha yang dimulai dari nol tentu membuat kita berdecak kagum. Tak salah jika harus menyematkan predikat wonder woman terhadap sosok wanita kelahiran Bangkok, Thailand ini.

Thai Lee lahir pada 60 tahun silam. Bisnis yang dia awali terbilang sangat sederhana. Dia bekerja di kantor kecil tepat di depan peternakan yang berisi hanya 5 karyawan junior.

Tapi kini perusahaannya yang bergerak dalam bidang peranti lunak menjadi perusahaan raksasa. SHI International salah satu perusahaan IT yang paling dihormati di dunia.

Kini perusahaannya memiliki 3 ribu karyawan di seluruh dunia. Pendapatannya mencapai US$ 6 miliar.

SHI International menjual segala sesuatu mulai dari perangkat keras dan perangkat lunak, menjadi pihak ketiga hingga aplikasi khusus dan layanan konsultasi.

SHI memilik 17.500 pelanggan, termasuk perusahaan besar seperti Boeing, Johnson & Johnson dan AT&T. Perusahaan ini telah membukukan pertumbuhan penjualan positif setiap tahun dan mencapai pertumbuhan 15% pada tahun 2014.

Tidak ada yang tahu pasti berapa nilai perusahaan milik Lee tersebut. Perkiraan Forbes yang paling konservatif nilainya di atas US$ 1,8 miliar. Angka itu membuat Lee masuk dalam daftar 18 miliarder wanita mandiri di AS. Dia tercatat memegang 60% saham perusahaannya.

Forbes sendiri pernah menghubungi pihak Lee karena namanya masuk dalam daftar tersebut. Namun tim komunikasinya meminta dan akan melakukan apapun menghilangkan nama Lee dalam daftar tersebut.

Ketika dia mengetahui Forbes akan tetap memastikan namanya meski tanpa restu, Lee enggan diwawancarai. Belakangan Lee membantah Forbes dengan menegaskan bahwa perhitungan Forbes terlalu tinggi dan dia menepis semua pujian yang ditulis.

"Jumlah dolar itu tidak pernah bisa secara akurat menyampaikan rasa hormat dan kekaguman yang saya miliki untuk karyawan SHI," katanya.

Menurut data real time Forbes, hingga 19 Juni 2018 kekayaan bersih Lee mencapai US$ 3 miliar atau setara Rp 42,6 triliun (kurs Rp 14.200). Dia kini tinggal di Austin, Texas dan menjadi warga negara AS.


Sumber :
https://finance.detik.com/sosok/d-4593091/wonder-woman-bangkok-yang-jadi-miliarder-di-as-berharta-rp-42-t

Meg Whitman, Wonder Woman Hasbro dan HP

Meg Whitman, Super Woman di Balik Besarnya Hasbro hingga HP

Meg Whitman merupakan seorang wanita tangguh yang telah berhasil membawa banyak perusahaan menuju tangga kesuksesan. Perusahaan elektronik Hewlett-Packard (HP) dan perusahaan e-commerce e-Bay contohnya.

Whitman lahir tahun 1956 di Long Island, New York, Amerika Serikat. Keluarganya masih memiliki pertalian darah dengan elit Boston atau dikenal dengan 'Brahmana Boston'. Orang tuanya menjadi salah satu pengabdi negara pada saat Perang Dunia ke 2, di mana ibunya menjadi seorang mekanik untuk truk dan pesawat di New Guinea.

Sejak lahir, Whitman memiliki kondisi displasia. Kondisi ini membuat pinggul kirinya bermasalah. Alhasil hingga usia 3 tahun pinggul kiri Whitman diikat dengan penjepit logam, ketika penjepit itu dilepas akhirnya dia bisa berjalan dengan normal.

Whitman pada awalnya ingin menjadi dokter. Bahkan dia sudah mendaftarkan diri di Univesitas Princeton untuk jurusan kedokteran. Namun karena berubah pikiran, akhirnya dia mengambil jurusan ekonomi di Princeton. Dia pun mendapatkan gelar lanjutannya di Harvard.

Karir gemilang Whitman dimulai pada saat dia bergabung dengan P&G Cincinnati pada 1979. Dengan keberaniannya, dia menentang kebijakan perusahaan mengenai kartu kredit untuk karyawan magang, padahal saat itu dia pun masih dalam masa uji coba kerja. Kini Whitman sudah berada di dewan direksi P&G.

Kemudian Whitman pindah ke perusahaan mainan Hasbro. Di sana dia dipercaya untuk bertanggung jawab pada mainan Mr. Potato Head, mainan Hasbro paling legendaris dan berharga sejak 1952.

Whitman memimpin divisi Playskool Hasbro dan memiliki 600 karyawan dengan penjualan tahunan menyentuh angka US$ 600 juta atau setara dengan Rp 8,4 miliar (kurs Rp 14.000) di tangannya. Whitman juga membawa kesuksesan dengan menarik acara televisi anak-anak yang sedang populer di Inggris, Teletubbies ke AS.

Pada 1998 Whitman mengambil tawaran fantastis usai kesuksesannya di Hasbro. Dia mengambil pekerjaan menjadi CEO untuk eBay.

Saat menangani eBay, Whitman dikenal sebagai bos yang cukup banyak menuntut. Bahkan dia pernah bermasalah dengan karyawannya hingga berujung masalah, namun dia membayar karyawannya sebesar US$ 200 ribu untuk menyelesaikan masalahnya dan memperbaiki ketegangan antara keduanya.

Uniknya, ketika dia bergabung pada 1998, eBay hanya memiliki 30 karyawan dan pendapatan US$ 4 juta atau Rp 56 triliun saja. Namun, saat dia pergi meninggalkan eBay, perusahaan tersebut sudah memiliki 15 ribu karyawan dengan pendapatan mencapai US$ 8 miliar alias Rp 112 triliun.

Whitman juga mencoba memasuki dunia politik, dia mencalonkan diri sebagai Gubernur California dengan Partai Republik pada 2011, dan kalah melawan Jerry Brown. Dia menjadikan kampanye politiknya untuk melatih seluruh kemampuan komunikasi dengan orang banyak untuk menjadi CEO, dia mengatakan politik merupakan bisnis yang sangat sulit.

Di tahun 2011 Whitman bergabung dengan Hawlett-Packard alias HP, dan dia menjadi CEO mendepak Léo Apotheker yang saat itu membawa masalah besar ke perusahaan setelah mengakuisisi Autonomy.

Awal kedatangan Whitman ke HP menjadi momentum menghilangkan masalah dalam perusahaan. Pertama, dia mulai menghapus sebagian akuisisi gagal pada Autonomy, EDS hingga Compaq.

Whitman juga berencana mengakuisisi EMC namun gagal. Setelah itu dia memutuskan untuk mengambil tindakan untuk membagi dua HP. Pembagian itu dilakukan pada 1 November 2015. Whitman akan menjadi CEO pada HP Enterprise perusahaan pecahan terbaru, dan dia menjadi chairman pada HP Inc. Dengan begitu perusahaan akan tetap besar meskipun terbagi dua, bahkan memiliki keuntungan dua kali lipat.

Kini Meg memiliki kekayaan US$ 3,9 miliar atau sekitar Rp 55 triliun (kurs Rp 14.200) di usianya yang ke-62 tahun. Dia berada pada urutan ke 645 pada daftar Milyuner Forbes 2019, dan masuk ke dalam daftar Wanita Perkasa 2018 di urutan ke 80.


Sumber :
https://finance.detik.com/sosok/d-4591519/meg-whitman-super-woman-di-balik-besarnya-hasbro-hingga-hp

Strive Masiyiwa, Orang Terkaya di Zimbabwe

Ini Dia Orang Terkaya di Zimbabwe, Hartanya Rp 50 T

Kisah para miliarder dunia memang tak pernah membosankan untuk disimak. Apalagi, jika kesuksesan yang didapat berasal dari perjuangan yang tidak mudah.

Hal itu juga terdapat pada kisah Strive Masiyiwa, yang tercatat menjadi orang paling kaya di Zimbabwe. Forbes mencatat, kekayaan Masiyiwa saat ini mencapai US$ 3,6 miliar atau setara dengan Rp 50,4 triliun (kurs Rp 14.000).

Masiyiwa sendiri berada di urutan 8 orang terkaya di Afrika dan berada di posisi 916 orang terkaya dunia.

Merunut jauh ke belakang, Masiyiwa lahir pada 29 Januari 1961. Keluarganya merupakan pekerja keras yang tinggal di Rhodesia Selatan yang kemudian berubah menjadi Zimbabwe.

Pada saat itu, pemerintah Ian Smith runtuh. Mengetahui potensi kerusuhan politik dan ekonomi, keluarganya pindah pada 1968 Kitwe. Di tempat rantau keluarganya cukup sukses.

Tahun 1973, orang tua Masiyiwa mampu menyekolahkannya ke luar negeri. Di usia 12 tahun, Masiyiwa menempuh pendidikan di Edinburg, Skotlandia.

Setelah lulus di 1978 atau saat berusia 17 tahun, Masiyiwa bergabung dengan gerakan anti kolonial. Masiyiwa bertemu dengan seorang perwira. Ia mendapat nasehat yang intinya Zimbabwe tak butuh lebih banyak pejuang, namun pembangun.

Pesan itu ia terima dan membuatnya kembali untuk meneruskan pendidikan di University of Wales. Di sana, ia memperoleh gelar sarjana teknik listrik tahun 1983.

Setelah lulus, Masiyiwa sempat bekerja di industri teknologi di Cambridge, Inggris. Tapi tak lama, ia memutuskan kembali kampung halamannya Zimbabwe.

Di kampung halamannya, ia bekerja sebagai senior di perusahaan telekomunikasi milik pemerintah Post and Telocommunications and Corporations (PTC). Karirnya melesat di perusahaan tersebut. Ia mendapat posisi sebagai insinyur utama dalam waktu singkat.

Tapi, itu tak membuatnya puas. Masiyiwa memutuskan untuk keluar di tahun 1988. Kemudian, ia membangun perusahaannya sendiri Retrofit Engineer. Hal itu membuatnya dapat penghargaan sebagai pengusaha termuda Zimbabwe saat itu.

Singkat cerita, kemudian Masiyiwa menggagas bisnis jaringan telekomunikasi seluler, Econet. Latar belakang ia membangun bisnis ini ialah keinginan untuk menjadikan negaranya masuk ke era teknologi baru.

Pada tahun 1994, Masiyiwa menyiapkan rencana bisnis dan mendekati CEO of Standard Charteres Merchant Bank, Nkosana Moyothe. Dia menyampaikan idenya dan meminta pinjaman untuk mendanai perusahaan barunya. Bank pun mempercayainya dan memberikan pinjaman yang dibutuhkan.

Lalu, ia pergi ke mantan tempat kerjanya PTC. Masiyiwa kemudian menyiapkan proposal kemitraan dimana akan 51% untuk PTC dan sisanya untuk Masiyiwa.

Namun, permintaan itu ditolak. Sejalan dengan itu permohonan izin usahanya pun juga ditolak.

Tak terima, Masiyiwa memulai pertempuran hukum dengan pemerintah Zimbabwe. Pertempuran ini digambarkan sebagai pertempuran Daud dan Goliath. Dan akhirnya, Masiyiwa yang berperan sebagai Daud mengalahkan pemerintah (Goliath).

Pada tahun 1998, Mahkamah Konstitusi Zimbabwe memberi lisensi Masiyiwa untuk mendirikan dan mengoperasikan layanan telekomunikasi seluler. Kemenangan itu mengakhiri monopoli pemerintah atas industri telekomunikasi dan mengantarkan era perusahaan telekomunikasi swasta.

Segera setelah itu, Masiyiwa mendirikan Econet Wirelees. Dalam waktu 12 tahun, Masiyiwa berhasil membuktikan PTC salah. Kemudian, Econet Wireless adalah perusahaan telekomunikasi seluler terkemuka di Zimbabwe. Dari situ, bisnis Masiyiwa terus berkembang.


Sumber :
https://finance.detik.com/sosok/d-4600404/ini-dia-orang-terkaya-di-zimbabwe-hartanya-rp-50-t

Juan Carlos Escotet, Orang Paling Kaya di Venezuela

Dari Muda Jadi Bankir, Orang Ini Kini Paling Kaya di Venezuela

Mungkin nama Juan Carlos Escotet masih jarang terdengar di Indonesia. Namun, di Venezuela, pria berusia 59 tahun tersebut merupakan orang terkaya kedua dengan kekayaan sebesar US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 53,2 triliun (kurs Rp 14.000). Ia juga merupakan orang terkaya ke-564 menurut Forbes. Kekayaannya ini ia peroleh dari bisnis perbankan.

Di usia 17 tahun dan masih menyandang status pelajar, Juan Carlos Escotet sudah bekerja sebagai kurir Bank Banco Union. Sejak itu, ia terus menggali ilmu untuk mendirikan bank-nya sendiri.

Pada tahun 1986, Escotet mendirikan perusahaan pengelola uang bernama Casa de Bolsa Escotet Valores. Pada tahun 2001, Escotet menggabungkan Casa de Bolsa Escotet Valores dengan Banco Union.

Lalu, setelah ia menyelesaikan pendidikan S-2 nya di Universitas Miami, Escotet mendirikan bank yang ia beri nama Banesco. Banesco sendiri bermarkas di Caracas, sebuah kota di Venezuela.

Banesco ini terus berkembang hingga menjadi 'kaisar' dalam dunia perbankan di Venezuela. Pada tahun 2012, Banesco membeli Bank Banco Etcheverria seharga US$ 90 juta atau setara Rp 1,2 triliun. Kemudian pada tahun 2013, Banco Etcheverria membeli bank Abanca, bank asal Spanyol seharga US$ 1,3 miliar atau setara Rp 18,3 triliun.

Escotet terus mengembangkan sayapnya di industri perbankan. Ia memiliki peran penting dalam industri perbankan Venezuela. Hingga saat ini, Banesco telah beroperasi di sejumlah negara, yakni Panama, Republik Dominika, Puerto Riko, Kolombia, dan Amerika Serikat.

Selain itu, ia juga memiliki perusahaan asuransi bernama Banesco Seguros, yang menyediakan asuransi yang cukup besar untuk masyarakat Venezuela.

Juan Carlos Escotet juga merupakan ayah dari 4 anak laki-laki. Keempat anaknya tersebut juga bekerja dalam Banesco. Di kesehariannya, ia gemar olah raga dan rekreasi.


Sumber :
https://finance.detik.com/sosok/d-4602002/dari-muda-jadi-bankir-orang-ini-kini-paling-kaya-di-venezuela

James Ratcliffe, Mantan Karyawan Jadi Orang Terkaya Inggris

Kisah James Ratcliffe, Mantan Karyawan Jadi Orang Terkaya Inggris

Sebagian orang Indonesia pasti belum pernah mendengar nama James Ratcliffe. Dia adalah pria berusia 66 tahun yang dinobatkan sebagai orang paling kaya di Inggris.

James Ratcliffe hingga saat ini seniliar US$ 14,3 miliar. Banyak yang menilai perjalanan James Ratcliffe sangat cepat dengan hanya sekitar 25 tahun setelah dia menyudahi sebagai karyawan di sebuah perusahaan.

Pria yang akrab disapa Jim Ratcliffe ini lahir pada 18 Oktober 1952 lahir dari keluarga yang biasa saja. Ayahnya bekerja di bidang konstruksi dan ibunya seorang administrator di sebuah kantor swasta.

Awal pertama kerja, Jim langsung dikontrak oleh ExxonMobil sambil kuliah mengambil master di London School of Business. Hingga usia 35, karirnya terbilang biasa saja. Sampai pada akhirnya dirinya mendapat telepon untuk bergabung ke perusahaan modal ventura.

Di perusahaan tersebut, dirinya mendapatkan gaji yang besar serta mendapatkan mobil BMW jenis terbaru. Lalu, pada tahun 1989 dia memutuskan untuk bekerja di Advent International, selama lima tahun bekerja perusahaan tersebut menjadi besar.

Pengalaman di Advent Internasional menjadi modal bagi dirinya untuk menjalankan bisnis sendiri. Tepat di usia 40 tahun, dirinya menjadi salah satu pendiri perusahaan bernama INSPEC. Sebuah perusahaan yang bisnisnya sangat sederhana.

Perusahaan itu membeli aset berkualitas dari perusahaan dengan modal utang. "Anda tidak dapat berasumsi bahwa mereka dengan bisnis yang buruk. Kami punya beberapa bisnis yang luar biasa," kata dia seperti yang dikutip dari Intelligent Fanatics, Jumat (28/6/2019).

Sampai pada akhirnya, INSPEC berhasil membeli perusahaan asal Amerika Serikat (AS) senilai US$ 11 juta dan langsung melantai di bursa saham dengan nilai US$ 164 juta. Pada tahun 1998, INSPEC dijual seharga US$ 1 miliar dan Jim mendirikan INEOS.

Selama menakhodai INEOS, tercatat Jim Ratcliffe sudah mengakuisisi 22 perusahaan. "Salah satu kunci dalam pengembangan kami adalah membuat orang berperilaku tidak seperti karyawan. Karena jika orang berperilaku seperti pemilik bisnis, maka tidak perlu diawasi karena mereka pada umumnya berusaha keras untuk berhasil dalam bisnis yang mereka kelola," ujar dia.

Sekarang James Ratcliffe terkenal sebagai pendiri dan pemilik saham mayoritas perusahaan petrokimia INEOS. Perusahaan yang dimilikinya itu menjadi perusahaan manufaktur terbesar ketiga di dunia dengan pendapatan US$ 60 miliar dan laba US$ 7 miliar, serta memiliki 15.000 karyawan.


Sumber :
https://finance.detik.com/sosok/d-4603403/kisah-james-ratcliffe-mantan-karyawan-jadi-orang-terkaya-inggris

Wednesday, June 19, 2019

Tips dari Armand Hartono

Mau Sukses Usaha dan Karier? Ini 5 Nasihat dari Putra Orang Terkaya di RI

Familiar dengan nama Armand Hartono? Dia adalah putra orang terkaya di Indonesia, Robert Budi Hartono. Saat ini, Armand tengah menjabat sebagai Vice President BCA.

Sebagai anak dari konglomerat nomor satu di Tanah Air, Armand dikenal sangat sederhana dan low profile. Dia sama sekali gak pernah terlihat mengenakan pakaian mewah, dan kendaraan seharinya pun cuma Toyota Innova.


Pria yang gemar pakai batik itu pun dikabarkan selalu makan siang di kantin bersama karyawan. Gak heran sikapnya menuai banyak pujian dan apresiasi dari para karyawan BCA.

Selain hidup sederhana, Armand Hartono juga sangat inspiratif. Dia cukup sering memberikan kuliah umum dalam dunia bisnis atau karier di berbagai event besar.

Berikut adalah sedikit nasihat dari Armand Hartono yang bisa kamu jadikan pelajaran, baik untuk karier, kepemimpinan, maupun bisnis. Yuk simak ulasannya.

1. Pahami kenapa kamu harus kerja

Kalimat yang diucapkan Armand Hartono dalam gelaran GDP ICON 2018 ini sejatinya ditujukan agar kita bisa memahami bagaimana tantangan di masa depan. Seiring dengan berkembangnya waktu, maka business model dari sebuah perusahaan juga akan mengalami perkembangan dengan lebih cepat.
Lantas gimana kalau kita cuma kerja-kerja saja? Selama-lamanya ya bakal seperti itu.

Makanya, pahami dulu dong tentang apa yang kamu kerjakan. Cobalah untuk bisa memberikan kontribusi berlebih. Siapa tahu kariermu bisa terupgrade juga kan.


2. Belajar dari Kungfu Panda

Pernyataan itu disampaikan Armand Hartono ketika mengutip pernyataan Master Shifu dari film Kungfu Panda di GDP ICON 2018.

Jadi, kalau kita gak punya budaya belajar, maka dalam dua atau tiga tahun, perusahaan yang kamu pimpin akan stagnan. Hal itupun diaplikasikan olehnya untuk memimpin BCA.

Ya memang benar tentunya, mengerjakan suatu hal baru yang belum dicoba memang sulit. Kadang hal itu pun bisa bikin kita frustrasi.

Tapi sadar gak sih kalau itu adalah proses belajar. Jika kita akhirnya berhasil maka ilmu kita pun nambah bukan?


3. Kata Armand Hartono, jangan repot-repot berpikir untuk menciptakan sesuatu yang gak ada di dunia

Dalam kuliah umum yang dia sampaikan di ITB tahun 2018, Armand Hartono berbicara sedikit tentang inovasi.
Armand mengambil contoh munculnya Magic Band di Disneyland. Magic Band merupakan solusi untuk membeli karcis Disneyland dengan murah, tapi bayarnya per pakai. Data dari pengguna Magic Band bisa dianalisis. Alhasil, pihak Disneyland bisa mengetahui mainan mana yang memang laris dan sering dikunjungi.


4. Apapun yang kita ciptakan akan digantikan dengan barang teknologi baru

Bicara soal pengembangan produk, pernyataan Armand Hartono yang satu ini ini mungkin perlu kita cermati dengan baik. Ini kaitannya masih dengan inovasi.
Armand menyinggung bagaimana perilaku penikmat musik dulu sebelum munculnya layanan streaming musik. Mereka semua harus pergi ke toko kaset, dan bertanya ke petugas untuk membeli album yang mereka sukai. Mereka gak bisa nawar untuk mendengarkan satu lagu saja melainkan harus satu album.

Hari ini sudah ada Spotify, iTunes, dan lain sebagainya. Kalaupun ada membership paling cuma Rp 50 ribuan.

Inilah dunia yang selalu mengenal “suksesi.” Ketika ada pengganti yang lebih baik maka hal itu akan menggantikan produk lama.


5. Jangan pernah merasa besar, ikuti Mike Tyson

Menurut Armand Hartono, jangan pernah kita merasa besar, karena jika kita lupa diri kita bisa tergelincir seiring dengan berjalannya waktu. Coba lihat saja brand-brand seperti Polaroid, Kodak, Nokia, dan sebagainya.
Armand juga mengingatkan kita untuk ingat perkataan petinju Mike Tyson, “Semua orang boleh punya strategi sampai akhirnya dia terpukul dan selesailah semua.” Pada intinya, apapun strateginya siap-siap berubah jika memang sudah waktunya.

Itulah lima pesan Armand Hartono yang bisa berguna untuk bisnis dan kariermu saat ini. Semoga bermanfaat dan bisa membuatmu terus termotivasi ya.


Sumber :
https://www.moneysmart.id/nasihat-armand-hartono/

Tuesday, June 18, 2019

5 Generasi

5 generasi ini yaitu Generasi Baby Boomer, Generasi X, Generasi Y ( Millenial ), Generasi Z, dan Generasi Alpha. Teori Generasi ini diciptakan oleh William Strauss dan Neil Howe.

Setiap generasi memiliki perbedaan karakter dan pola pikir, tentunya guys akan mempengaruhi juga kinerja dalam kehidupan dari masing-masing generasi ini.

Trus Kenapa masing-masing generasi bisa memiliki perbedaan karakter dan pola pikir? Nanti dibawah guys ane jabarin tiap generasinya ya emoticon-Peace

Setiap generasi tentu mereka mengalami tantangannya masing-masing sesuai dengan zaman yang diikutinya. Menurut ane guys, yang paling  terlihat adalah perkembangan teknologi dari zaman ke zaman. Bener gak guys?


MENGENAL 5 GENERASI DAN PERBEDAANNYA, KITA MASUK YANG MANA?

1. GENERASI BABY BOOMERS
The Baby Boomers

Generasi yang disebut Baby Boomers ini adalah yang mereka lahir pada tahun 1946 - 1965 guys. Generasi ini lahir setelah peperangan berakhir. Pada masa generasi ini banyak yang mulai mengatur ulang hidupnya.

Ledakan penduduk di generasi ini pun terjadi. Koq bisa meledak pada generasi ini ? Karena perekonomian membaik setelah perang dunia selesai guys. Kemakmuran pun tercapai di generasi ini. Gimana gak makmur guys, sepanjang hidupnya generasi ini cuma bekerja, bahkan kerja di sebuah perusahaan bisa sampai puluhan tahun.

Dikarenakan perekonomian dan kemakmuran tinggi pada generasi ini, mereka sering disebut sebagai generasi yang tangguh dan memiliki rasa cinta tanah air yang begitu tinggi. Gak heran kan guys, banyak pahlawan juga di generasi ini.

Karakter yang dibangun dan yang tercermin pada generasi ini adalah nilai disiplin yang tinggi, bekerja keras, dan mencintai keluarga. Generasi ini dikenal generasi yang tangguh dan sering juga disebut sebagai generasi yang punya motto hidup untuk bekerja bukan bekerja untuk hidup.

Salah satu poin positif dari generasi Baby Boomers yang mulai berkurang saat ini yaitu sedikitnya angka perceraian yang terjadi di generasi ini.

Komunikasi yang dijalankan pada generasi ini adalah surat menyurat guys. Belum ada pada masa ini teknologi kayak email, bahkan telepon pun jarang yang punya


2. GENERASI X

Generasi yang disebut Generasi X ini adalah mereka yang lahir antara tahun 1966 - 1976 guys. Nah guys, karena mereka dilahirkan oleh generasi Boomers dimana generasi itu adalah generasi pekerja keras, Generasi X ini sering disebut generasi mandiri. Kenapa? Karena sering ditinggal sendiri oleh orang tua mereka yang gila kerja. emoticon-Malu (S)

Generasi X ini mempunyai jiwa yang mandiri guys. Makanya sebagian besar mereka dari generasi X ini punya usaha sendiri sekarang. Malah mereka banyak yg jd pencetus banyak usaha.

Generasi X patut dicontoh sama generasi-generasi selanjutnya yang dimana kalau ditinggal orangtua bekerja, justru dijadikan kesempatan untuk berkreativitas yang positif.

Di generasi X ini mulai mengenal teknologi komputer. Udah mulai canggih nih di generasi X guys. emoticon-Ngakak (S) Generasi ini cenderung terbalik dengan generasi Baby Boomers, dimana generasi X  klo bekerja di sebuah perusahaan hanya bertahan kurang dari 10 tahun.

Karakter di generasi ini menurut ane lebih bersifat mandiri, berjiwa pengusaha, dan mempunyai pikiran yang luas dan juga berpikir jauh ke depan.


3. GENERASI Y ( MILLENIAL )

Ini dia generasi ane guys, Generasi Y atau sering kita denger sebagai Generasi Millenial. Generasi Millenial ini lahir antara tahun 1977 - 1994.

Ada yang tau gak kenapa Generasi Y disebut generasi millenial ? Ya itu yang pake baju putih tolong jawab.

Disebut Generasi Millenial  karena Generasi Y ini adalah era dimana teknologi udah semakin berkembang guys, kayak komputer udah ada dimana-mana, HP udah makin canggih, Informasi serba cepet pake internet dan pada umumnya generasi ini mulai masuk dunia kerja pada era millenium alias tahun 2000an.

Karena di generasi ini teknologi sudah makin berkembang, maka pola pikir dan karakternya juga sudah berbeda dari generasi sebelumnya.

Ane pernah baca dari forbes, kalau generasi millenial ini punya passion yang tinggi, ide-ide kreatif,  inovatif dan punya rasa percaya diri yg tinggi sehingga bisa dijadikan sumber buat hidup di generasi millenial.

Generasi ini senang bekerja, berpetualang, dan semangat untuk ngelakuin hobby yg menjadi bagian terpenting untuk pertumbuhan dan pengembangan diri. Yah kayak ane gini lah guys.

Maka dari itu, Generasi Millenial ini menjadi tumpuan dunia saat ini untuk mengembangkan semuanya baik secara ilmu pengetahuan ataupun teknologi.

Gimana enggak inovatif guys,  di generasi millenial ini bisa dapetin penghasilan hanya bermodalkan internet.


4. GENERASI Z

Generasi Z ini adalah mereka yang lahir antara tahun 1995 - 2012. Generasi Z merupakan peralihan dari generasi Millenium dimana perkembangan teknologi sudah maju.

Generasi ini dikenal generasi pintar guys. Karena semakin mudahnya mencari informasi dengan cepat.

Tapi jeleknya di generasi ini cenderung mereka malas, dan pengen serba instan. Kenapa? Ya mungkin karena faktor teknologi yang semakin modern dan memudahkan generasi ini untuk mendapatkan sesuatu yang dipengennya.

Penelitian-penelitian di dunia menganalisa, klo mereka yg berada di generasi ini sebagian besar gak mau kerja, mereka sebagian besar ingin berwiraswasta. Menurut ane generasi Z ini akan seperti generasi X dimana semangat jiwa usaha lebih besar daripada jiwa bekerja. Karena pengen cepet dapet penghasilan yang besar.

GanSis yang berada di generasi ini, ane harap jangan malas dan pengen serba instan ya. Ikutilah pendahulu generasi kalian. Yang baiknya ikuti tapi yang jeleknya jangan ya.

Tapi ane iri sama generasi ini guys. Kenapa? Karena mereka masih pada muda.


5. GENERASI ALPHA

Ini dia generasi akhir saat ini, Generasi Alpha. Loh koq kenapa disebut generasi Alpha? Karena mereka merupakan penerus generasi Z nantinya. Klo di Alphabeth kan abis Z balik lagi ke A guys.

Generasi ini lahir antara tahun 2013 - sekarang. Generasi ini menurut ane bakalan jadi generasi yang paling pintar tapi anti sosial. Gimana enggak guys, anak bayi sekarang yang umur 1 tahun aja udah bisa maenin gadget. Nonton mereka sekarang bukan di TV lagi, tapi melalui internet.

Emak Bapaknya generasi ini sebagian besar lahir di generasi Millenial.

Gak kebayangkan GanSis klo generasi Alpha ini nantinya cuman kenal sama temen sekolah aja?

Ayo selamatkan Generasi Alpha ini supaya gak anti sosial nantinya. Jadikan Teknologi hanya sebagai penunjang informasi dan penunjang dalam hidup.


Sumber :
https://m.kaskus.co.id/thread/5c6ebcf7337f931cd307a45e/?utm_source=facebook&utm_medium=mkt&utm_campaign=ht--Feb-2019

3 Ways to Improve Your Decision Making

by Walter Frick

To make a good decision, you need to have a sense of two things: how different choices change the likelihood of different outcomes and how desirable each of those outcomes is. In other words, as Ajay Agrawal, Joshua Gans, and Avi Goldfarb have written, decision making requires both prediction and judgment.

But how do you get better at either? We’ve published volumes on this subject —here are a few of my favorites — but there are three rules that stand out. Following them will improve your ability to predict the effects of your choices and assess their desirability.

Rule #1: Be less certain.
Nobel-prize-winning psychologist Daniel Kahneman has said that overconfidence is the bias he’d eliminate first if he had a magic wand. It’s ubiquitous, particularly among men, the wealthy, and even experts. Overconfidence is not a universal phenomenon — it depends on factors including culture and personality — but the chances are good that you’re more confident about each step of the decision-making process than you ought to be.

So, the first rule of decision making is to just be less certain — about everything. Think choice A will lead to outcome B? It’s probably a bit less likely than you believe. Think outcome B is preferable to outcome C? You’re probably too confident about that as well.

Once you accept that you’re overconfident, you can revisit the logic of your decision. What else would you think about if you were less sure that A would cause B, or that B is preferable to C? Have you prepared for a dramatically different outcome than your expected one?

You can also practice aligning your level of your confidence to the chance that you’re correct. Try out quizzes like this one or this one. You’ll realize that while it’s not possible to always be right, it’s totally possible to become less overconfident.

Rule #2: Ask “How often does that typically happen?”
Kahneman tells a story of a time when he was collaborating on a textbook and asked his coauthors to estimate the date on which they’d complete their first draft. Everyone, including Kahneman, said somewhere between 18 months and two and a half years. Then he asked one of those coauthors, who had been involved in countless textbook projects, how long it typically took. In fact, the collaborator answered, 40% of groups never finished the book, and he couldn’t think of a project that had finished within seven years. This was a textbook about rationality, and the coauthor had answered without thinking about previous cases. That person’s mistake, and the point of Kahneman’s story, is that they should have thought about how long similar projects typically take.

In general, research suggests, the best starting point for predictions ­— a key input into decision making — is to ask “How often does that typically happen?” If you are considering funding a startup, you might ask: What percentage of startups fail? (Or, what percentage succeed?) If your company is considering an acquisition, it should start by asking how often acquisitions enhance the acquirer’s value or otherwise further its goals.

This rule, known as the base rate, comes up a lot in the research on prediction, but it might be helpful for the judgment side of decision making, too. If you think outcome B is preferable to outcome C, you might ask: How often has that historically been the case? For instance, if you’re thinking about starting a company, and you’re weighing the possibility of spending years on a company that will fail against staying in your current job, you might ask: How often do entrepreneurs who fail end up wishing they’d stayed at their previous job?
The idea with both prediction and judgment is to get away from the “inside view,” where the specifics of the decision overwhelm your analysis. Instead, you want to take the “outside view,” where you start with similar cases before considering the specifics of your individual case.

Rule #3: Think probabilistically — and learn some basic probability.
The first two rules can be implemented right away; this one takes a bit of time. But it’s worth it. Research has shown that even relatively basic training in probability makes people better forecasters and helps them avoid certain cognitive biases.


If you’re not comfortable with probability, there’s no better investment to improve your decision making than spending even 30 minutes to an hour learning about it. You can start with Khan Academy’s introduction on coin flipping.

Improving your ability to think probabilistically will help you with the first two rules. You’ll be able to better express your uncertainty and to numerically think about “How often does this usually happen?” The three rules together are more powerful than any of them alone.

Even though these rules are all things you can start using relatively quickly, mastering them takes practice. In fact, after you use them for a little while, you may become overconfident about your ability to make decisions. Great decision makers don’t follow these rules only when facing a particularly difficult choice; they return to them all the time. They recognize that even seemingly easy decisions can be hard — and that they probably know less than they think.


Sumber :
https://hbr.org/2018/01/3-ways-to-improve-your-decision-making?utm_source=facebook&utm_medium=social&utm_campaign=hbr&fbclid=IwAR2_N-Sg1lka0co4B1OXYpf9FdtVwUqtwQ45k9pdv_tqLVpcOsu45JAHHJY

Related Posts