Friday, May 31, 2024

Bekerja lah Karena Butuh, Bukan Karena Betah

Pikirkan Kembali Sebelum Mengambil Keputusan Resign: Mengatasi Ketidaknyamanan di Tempat Kerja.

Ketidaknyamanan di tempat kerja sering kali membuat kita berpikir untuk mengambil keputusan drastis seperti resign. Namun, sebelum melangkah ke keputusan tersebut, ada baiknya kita mempertimbangkan beberapa hal. Resign mungkin tampak seperti solusi cepat, namun bisa jadi bukan jawaban yang tepat. Mari kita telaah lebih dalam mengapa kita perlu berpikir ulang sebelum resign dan bagaimana kita bisa mengatasi perasaan suntuk dan stres di tempat kerja.

Istirahat Sejenak: Kunci Menjaga Kesehatan Mental.

Saat perasaan suntuk, penat, dan stres melanda, sering kali yang kita butuhkan bukanlah keluar dari pekerjaan, melainkan beristirahat sejenak. Istirahat ini bisa membantu kita menyegarkan pikiran dan tubuh, sehingga kita bisa kembali bekerja dengan fokus dan semangat yang baru. Berikut beberapa manfaat dari istirahat sejenak,

  1. Mengurangi Stres, Beristirahat sejenak dapat membantu mengurangi tingkat stres dan memberikan waktu bagi otak untuk beristirahat.
  2. Meningkatkan Kreativitas dan Produktivitas, Jeda dari rutinitas bisa membuka ruang bagi ide-ide baru dan meningkatkan produktivitas.
  3. Meningkatkan Kesehatan Mental, Mengambil waktu untuk diri sendiri dapat membantu menjaga keseimbangan mental dan emosional.

Mengingat Tujuan Awal.

Dalam kehidupan yang penuh dengan tanggung jawab, penting untuk selalu mengingat tujuan awal kita. Mengapa kita memilih pekerjaan ini? Apa yang ingin kita capai? Mengingat kembali tujuan awal kita bisa memberikan motivasi tambahan untuk terus berjuang meskipun menghadapi tantangan.

Mengambil Jeda dari Rutinitas.

Mengambil jeda dari rutinitas sehari-hari memungkinkan kita untuk melihat kembali apa yang benar-benar penting dan memperbarui semangat untuk mencapai tujuan kita. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

  1. Liburan Singkat, Mengambil cuti beberapa hari dan pergi berlibur bisa membantu menyegarkan pikiran.
  2. Melakukan Hobi, Menyisihkan waktu untuk melakukan hobi atau aktivitas yang kita sukai bisa menjadi cara yang efektif untuk mengurangi stres.
  3. Meditasi atau Yoga, Aktivitas seperti meditasi dan yoga dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh.

Bekerja Karena Butuh, Bukan Karena Betah.

Penting untuk selalu mengingat bahwa kita bekerja karena kita butuh, bukan hanya karena betah. Terkadang, kita harus menghadapi ketidaknyamanan untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Mengambil keputusan resign hanya karena tidak nyaman bisa menjadi langkah yang tergesa-gesa dan mungkin merugikan diri sendiri dalam jangka panjang.

Alternatif Mengatasi Ketidaknyamanan.

  1. Bicara dengan Atasan atau HR, Jika merasa tidak nyaman dengan situasi di tempat kerja, cobalah untuk berbicara dengan atasan atau departemen HR. Mereka mungkin bisa membantu mencari solusi.
  2. Meningkatkan Kemampuan, Mengikuti pelatihan atau kursus tambahan bisa menjadi cara untuk meningkatkan kemampuan dan membuat kita merasa lebih percaya diri di tempat kerja.
  3. Mencari Tantangan Baru di Tempat Kerja, Terkadang, merasa bosan atau tidak nyaman bisa jadi karena kurangnya tantangan. Mencari proyek atau tanggung jawab baru bisa membantu mengatasi perasaan tersebut.

Kesimpulan.

Resign bukanlah solusi untuk setiap ketidaknyamanan di tempat kerja. Dengan beristirahat sejenak, mengingat tujuan awal, dan mencari cara untuk mengatasi ketidaknyamanan, kita bisa tetap produktif dan sehat secara mental. Selalu pertimbangkan alternatif lain sebelum mengambil keputusan besar seperti resign, karena langkah ini bisa membawa dampak yang signifikan pada karier dan kehidupan pribadi kita. Bekerjalah karena kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai, bukan semata-mata karena kenyamanan.

Wednesday, May 29, 2024

Membentuk Karakter dan Kepercayaan Diri Anak

10 Tips Esensial untuk Orang Tua dalam Membesarkan Anak yang Sukses dan Percaya Diri.

Membesarkan anak yang tangguh dan percaya diri merupakan tantangan besar. Dalam lingkungan yang penuh tekanan seperti sekarang, dengan FOMO (fear of missing out) dan persaingan yang ketat, bagaimana orang tua bisa memastikan anak-anak mereka siap menghadapi masa depan?. 

Berikut adalah strategi parenting untuk membesarkan anak yang percaya diri, berani, dan berkarakter.

Sangat penting mendorong anak untuk percaya pada diri sendiri dan menghadapi ketidakpastian dengan penuh keyakinan. Berikut adalah sepuluh cara untuk meningkatkan kepercayaan diri anak Anda:


1. Kurangi Ceramah, Lebih Banyak Mendengarkan.

Alih-alih langsung memberikan solusi saat Anda merasa ada yang tidak beres, cobalah berhenti sejenak dan dengarkan. Kita sebagai orang tua diharapkan melepaskan keinginan Anda untuk "memperbaiki" masalah mereka dan biarkan mereka mendapatkan pengalaman bermakna yang akan memberikan dampak jangka panjang. Mendengarkan membantu membangun kepercayaan dan memungkinkan kerentanan dalam hubungan.


2. Tangkap Mereka Melakukan Hal-Hal Kecil dengan Benar.

Akui kemenangan kecil mereka, yang akan perlahan-lahan menjadi kemenangan besar. Berikan dorongan untuk segala hal mulai dari pekerjaan rumah hingga mencuci piring—kebiasaan sehari-hari yang membentuk keterampilan dan nilai yang bermanfaat. Pekerjaan rumah menciptakan rasa komunitas dan koneksi serta mulai membangun tanggung jawab pribadi.


3. Berhenti Mengubah Target.

Jangan terus-menerus "menggeser tujuan kesuksesan," Hal ini dapat membuat anak merasa seperti mereka tidak pernah mencapai sasaran atau melakukan sesuatu yang benar di mata orang tua mereka.


4. Cobalah untuk Memahami.

Sebelum memberikan hukuman atau menaikkan suara Anda untuk menyampaikan maksud, tanyakan pada anak mengapa mereka mengambil tindakan tertentu dan tanggapi dari situ. Alihkan pola pikir Anda menjadi, "Saya di sini untuk memahami hati dan perjuanganmu."


5. Cari Tahu Apa yang Sebenarnya Menyebabkan Perilaku Tersebut.

Menutup pintu dengan keras mungkin tidak sopan, tetapi bisa juga merupakan tanda frustrasi atau rasa malu. Tanpa menghakimi, cobalah untuk memahami mengapa emosi dan tindakan tertentu terjadi. Anak-anak lebih mungkin untuk mendengarkan dan berbagi saat mereka merasa didengar.


6. Praktikkan Jeda dalam Parenting.

Ketika Anda ingin bereaksi berdasarkan emosi, berhenti sejenak, bernapas, dan ambil jeda. Ini membantu Anda merespons dengan lebih tenang dan efektif.


7. Tahun-tahun Remaja adalah untuk Kemajuan.

Biarkan anak-anak menemukan jawaban untuk diri mereka sendiri dan ingat bahwa kemunduran adalah bagian dari pertumbuhan. Semakin banyak tekanan yang Anda berikan pada diri sendiri untuk menjadi orang tua yang sempurna dan memiliki anak yang sempurna, semakin banyak tekanan yang Anda berikan pada mereka. Biarkan berjalan alami.


8. Pujilah Karakter Lebih dari Hasil.

Orang tua agar dapat untuk menempatkan lebih banyak nilai pada upaya dan karakter anak mereka daripada pada hasilnya. Ketika anak-anak mengaitkan kepercayaan diri dan kesuksesan mereka dengan hal-hal yang dapat mereka kendalikan, seperti upaya dan karakter, mereka menjadi tidak terbendung.


9. Menjadi Teladan.

Penting untuk menjadi contoh yang Anda harapkan diikuti oleh anak-anak Anda. Jika Anda tidak ingin media sosial menguasai hidup anak Anda, jangan berjalan-jalan di rumah sambil memposting gambar anjing atau makan malam Anda.


10. Jelas Tentang Apa yang Dimaksud dengan Kesuksesan.

Definisi kesuksesan berbeda untuk setiap orang. Periksa diri Anda dan pahami apa yang dimaksud dengan kesuksesan bagi Anda. Mudah terjebak dalam siapa yang memenangkan apa atau mendapatkan nilai apa, tetapi yang penting adalah upaya dan nilai-nilai yang ditunjukkan oleh anak-anak Anda.


Dengan memuji karakter, ketekunan, dan usaha anak, mereka akan terus berusaha meskipun hasilnya tidak pasti. Definisi kesuksesan yang lebih bernuansa ini dapat membantu anak-anak mengelola kesulitan dan merasa bangga pada diri mereka sendiri.


Sumber :

https://fortune.com/well/2023/10/05/parents-raise-successful-confident-kids/

Tips dan Trik untuk Membantu Anak Mengatasi Kecemasan



6 Hal yang Perlu Diketahui Orang Tua tentang Membesarkan Anak dengan Kecemasan.

Gangguan kecemasan pada anak mempengaruhi satu dari delapan anak, membuat kondisi ini cukup umum di banyak keluarga. Meskipun begitu, gangguan kecemasan pada anak jarang dibahas, meninggalkan banyak orang tua merasa tidak siap dan bahkan putus asa dalam membesarkan anak yang cemas. Berikut adalah beberapa saran dari para ahli kesehatan mental yang dapat membantu orang tua menghadapi tantangan ini.


1. Kecemasan Bisa Tampak Seperti Masalah Perilaku.

Tantrum umum terjadi pada semua anak di usia tertentu, tetapi bisa juga muncul pada anak dengan gangguan kecemasan. Kecemasan bisa bermanifestasi sebagai teriakan atau melawan Anda. Terkadang, sulit untuk membedakan apakah ini perilaku normal anak atau disebabkan oleh sesuatu yang lebih besar.

Orang tua agar tetap menetapkan batasan dan aturan meskipun anak menunjukkan tantrum karena kecemasan. Setelah anak tenang, ingatkan mereka tentang aturan dan konsekuensi yang ada.


2. Penting untuk Mengakui Perasaan Anak.

Mengakui emosi anak adalah langkah penting saat mereka merasa cemas. Praktikkan "empati perkembangan" dengan tidak menyepelekan kekhawatiran yang mungkin terasa besar bagi anak seusianya. Mengatakan hal seperti, “Aku tahu pagi sebelum sekolah sulit bagimu. Aku bisa melihat kamu takut dan lebih suka tinggal di rumah,” dapat membantu anak merasa dimengerti.


3. Tetap Tenang Itu Penting.

Menjaga ketenangan adalah kunci. Kadang-kadang sulit untuk tetap tenang ketika anak Anda marah atau menangis. Namun, ketenangan Anda bisa membantu menenangkan anak. Jika Anda merasa kesulitan, bicarakan dengan terapis anak Anda untuk mendapatkan alat bantu atau pertimbangkan terapi untuk diri sendiri.


4. Kadang Harus Membiarkan Anak Menghadapi Gelombang Kecemasan.

Ketika anak mencapai puncak kecemasan, kadang-kadang kita perlu membiarkan mereka melewati fase itu. Berada di sana untuk anak, memeluk mereka, atau memberikan ruang sampai mereka tenang bisa membantu. Ini adalah waktu yang baik untuk melatih keterampilan yang telah mereka pelajari dalam terapi.


5. Jangan Menghindari Hal yang Menyebabkan Kecemasan Anak.

Menghindari hal yang membuat anak cemas dapat memperburuk kecemasan dalam jangka panjang. Orang tua diharapkan agar dapat mendorong keterampilan keberanian pada anak dengan cara yang penuh kasih. Tetap tegas dan bantu anak menemukan cara untuk menghadapi situasi yang sulit.


6. Soroti Hal-hal Positif Juga.

Selain menghadapi tantangan, penting untuk memuji anak ketika mereka melakukan hal yang baik. Soroti saat-saat ketika semuanya berjalan dengan baik. Pertanyaan terbuka seperti, “Bagian terbaik dan terburuk dari harimu?” saat makan malam atau berkendara bersama dapat membantu membuka komunikasi tentang perasaan mereka.

Secara keseluruhan, ingatlah bahwa Anda sedang melakukan yang terbaik. Sangat penting orang tua untuk mengingat bahwa mereka adalah orang tua dan pengasuh yang baik, meskipun terkadang merasa segalanya tidak berjalan dengan baik. Dengan dukungan dan strategi yang tepat, Anda dapat membantu anak menghadapi kecemasan mereka dengan lebih baik.


Sumber :

https://fortune.com/well/article/parenting-tips-raising-kids-anxiety/

Tuesday, May 28, 2024

Five-to-Nine before the Nine-to-Five

Bagaimana Bangun Pagi Jam 5 Bisa Meningkatkan Kualitas Hidup Anda dan Cara Menerapkannya


Memulai hari sejak dini, terutama bangun jam 5 pagi, sering dianggap bisa memberikan dorongan besar dalam produktivitas dan kesejahteraan. Tren ini bahkan sudah menjadi populer di media sosial dengan istilah “five-to-nine before the nine-to-five,” di mana orang menunjukkan rutinitas pagi yang tenang dan produktif sebelum memulai pekerjaan mereka. Namun, bagaimana caranya agar bangun pagi ini bisa benar-benar bermanfaat bagi Anda? Berikut beberapa tips dari para ahli untuk membuatnya berhasil.


Manfaat Bangun Pagi

1. Meningkatkan Kepercayaan Diri

Bangun lebih awal bisa meningkatkan kepercayaan diri karena terasa seperti pencapaian. Memulai hari dengan perasaan pencapaian ini bisa mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental Anda.

Bangun pagi, berolahraga, dan menyantap sarapan sehat akan membuat kamu tampil lebih segar. Hal ini penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan membuat kamu lebih siap untuk menghadapi hari.

Kesegaran dan kebahagiaan juga akan terpancar sepanjang hari. Selain karena kebutuhan tubuh yang sudah terpenuhi, bangun pagi juga dapat membuat kamu tampak segar karena kamu memiliki waktu untuk membuat penampilan kamu lebih menarik. Misalnya menyetrika baju atau sekadar mencoba teknik makeup yang berbeda, sehingga membuat penampilan lebih segar.


2. Mengurangi Rasa Terburu-buru

Tidak merasa terburu-buru setiap pagi bisa membantu menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan. Saat kita merasa selalu tertinggal, kita cenderung merasa kewalahan dan sulit untuk tetap termotivasi.

Terkait dengan depresi, salah satu manfaat yang sangat signifikan dari bangun pagi adalah berkurangnya tingkat stres. Bangun pagi dapat membuat hidupmu lebih teratur karena tidak perlu terburu-buru. Pun, kamu bisa memulai hari dengan lebih optimis dan positif sepanjang hari. 

Memulai hari lebih pagi juga dapat meningkatkan konsentrasi. Kamu memiliki waktu lebih untuk menyesuaikan diri dengan agenda hari ini, sehingga lebih fokus mengerjakan hal-hal yang spesifik. 


3. Meningkatkan Produktivitas

Menggunakan waktu ekstra di pagi hari untuk aktivitas yang menenangkan, seperti meditasi, olahraga ringan, atau perencanaan hari, bisa meningkatkan produktivitas dan membuat Anda merasa lebih bertenaga sepanjang hari.

Melakukan rutinitas pagi sebagai persiapan berangkat kerja efektif untuk membantu meningkatkan produktivitas. Mulai dari bangun lebih awal sampai sarapan tinggi protein, merupakan beberapa kebiasaan baik yang bisa membantu mempersiapkan dirimu untuk hari yang produktif.


Tips untuk Membuat Rutinitas Bangun Pagi Berhasil

1. Jangan Mengorbankan Tidur

Bangun lebih awal seharusnya tidak mengorbankan jumlah tidur yang cukup. Kurang tidur bisa menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi serta meningkatkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung. Pastikan Anda tetap mendapatkan minimal tujuh jam tidur setiap malam.


2. Perlahan-lahan dalam Menyesuaikan Rutinitas

Jika Anda terbiasa bangun lebih siang, mulailah dengan perubahan kecil, seperti bangun 15 menit lebih awal setiap minggu hingga Anda mencapai tujuan bangun jam 5 pagi. Tubuh butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan ritme sirkadian baru.


3. Persiapkan Malam Sebelumnya

Kurangi pilihan yang harus Anda buat di pagi hari dengan mempersiapkan segala sesuatunya malam sebelumnya. Pilih pakaian yang akan Anda kenakan, siapkan sarapan dan makan siang, serta rencanakan kegiatan Anda.


4. Lakukan Aktivitas Menenangkan

Mulailah pagi Anda dengan aktivitas yang menenangkan seperti meditasi, membaca, atau melakukan afirmasi positif. Misalnya, ucapkan dalam hati, “Semoga hari ini penuh dengan kemudahan, semoga saya melihat peluang hari ini, semoga saya memulai rapat pertama dengan sikap optimis.”


5. Temukan Motivasi Anda

Pada hari-hari ketika sulit untuk bangun, ingatlah alasan Anda memutuskan untuk bangun lebih awal. Apakah untuk meningkatkan produktivitas, memiliki waktu ekstra untuk berolahraga, atau menikmati ketenangan pagi hari? Menghubungkan kembali dengan motivasi Anda bisa membantu mempertahankan kebiasaan ini.


Kenali Kelebihan dan Kelemahan Anda

Jujur dengan diri sendiri tentang apakah tambahan beberapa jam di pagi hari akan meningkatkan kesejahteraan Anda atau hanya menambah beban. Beberapa orang mungkin menemukan bahwa bekerja lebih awal memungkinkan mereka menyelesaikan tugas lebih cepat, sementara yang lain mungkin hanya merasa lebih banyak tugas yang harus diselesaikan.


Kesimpulan

Bangun jam 5 pagi bisa membawa banyak manfaat bagi kehidupan Anda, seperti meningkatkan kepercayaan diri, mengurangi stres, dan meningkatkan produktivitas. Namun, penting untuk memastikan Anda tetap mendapatkan tidur yang cukup dan melakukan perubahan rutinitas secara bertahap. Dengan persiapan yang tepat dan motivasi yang kuat, Anda bisa menjadikan kebiasaan bangun pagi sebagai bagian dari rutinitas harian yang meningkatkan kualitas hidup Anda.


Sumber :

https://fortune.com/well/2023/01/29/waking-up-at-5-a-m-every-day-could-improve-your-life-heres-how-to-make-it-work-for-you/

https://www.halodoc.com/artikel/7-manfaat-sehat-bangun-pagi

https://www.halodoc.com/artikel/bangun-pagi-bisa-turunkan-depresi-ini-faktanya

https://www.halodoc.com/artikel/ini-5-rutinitas-pagi-untuk-tingkatkan-produktivitas-kerja

Perbedaan Antara Gen Z dan Milenial

Menggali Perbedaan Antara Gen Z dan Milenial: Dua Generasi yang Mendominasi Dunia Kerja.

Saat ini, dua generasi yang sering menjadi topik perbincangan adalah Generasi Z (Gen Z) dan Milenial. Keduanya memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi perilaku, pola pikir, dan cara mereka berinteraksi dalam dunia kerja. Memahami perbedaan antara kedua generasi ini sangat penting, baik bagi perusahaan yang ingin merekrut karyawan, maupun bagi individu yang ingin mengoptimalkan potensi mereka dalam lingkungan profesional.


Pengertian Generasi Z dan Milenial.

Gen Z adalah mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Mereka tumbuh dalam era teknologi yang sudah maju dan canggih, yang membuat mereka sangat terhubung dengan dunia digital sejak usia dini.

Gen Z sendiri berasal dari kata Zoomer karena mereka lahir dan tumbuh bersamaan dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, sehingga mereka memiliki kesempatan untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi dan internet secara dekat.

Sebagai generasi sosial pertama yang tumbuh dengan akses ke Internet dan teknologi digital portabel sejak usia muda, Gen Z, meskipun belum melek digital, telah dijuluki "digital native" atau orang-orang yang tumbuh bersamaan dengan reformasi digital.

Milenial atau sering disebut generasi Y adalah sekelompok orang yang lahir setelah generasi X.

Millennial generation atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers. Para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan akhir. Penggolongan generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada 1980 - 1990, atau Milenial adalah generasi yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996. Mereka merasakan transisi dari teknologi konvensional ke teknologi modern, sehingga memiliki pengalaman unik dalam menghadapi perubahan teknologi yang pesat.

Generasi milenial bisa bekerja dengan lebih cepat dan cerdas lantaran didukung oleh keberadaan teknologi. Perkembangan teknologi juga mendorong milenial memiliki kemampuan multi-tasking. Perilaku ini membuat milenial terbiasa melakukan dua hingga tiga pekerjaan sekaligus.


Perbedaan Pola Pikir dan Cara Kerja.

1. Pola Pikir Bekerja.

Gen Z cenderung kompetitif karena terbiasa melihat pencapaian orang lain di media sosial. Mereka terdorong untuk selalu lebih unggul dari orang lain.

Milenial lebih idealis dan cenderung memilih pekerjaan yang mereka sukai. Mereka sering terlibat dalam adu argumen dengan atasan dan banyak yang memilih untuk membuka bisnis sendiri agar dapat bekerja sesuai keinginan mereka.


2. Cara Kerja.

Gen Z terbiasa bekerja secara mandiri berkat kemajuan dunia digital. Namun, kebiasaan multitasking mereka bisa mengurangi fokus pada satu pekerjaan.

Milenial lebih nyaman bekerja dalam tim dan kolaborasi, merasa lebih efektif dan produktif ketika bekerja bersama orang lain.


Prinsip Hidup dan Interaksi Sosial

1. Prinsip Hidup.

Gen Z memiliki sifat pragmatis, fokus pada hasil dan efisiensi.

Milenial bersifat idealis, mengejar tujuan dan makna dalam pekerjaan mereka.


2. Cara Berinteraksi.

Milenial lebih suka berinteraksi secara digital, karena tumbuh di era awal media sosial.

Gen Z lebih nyaman dengan interaksi tatap muka untuk mengurangi kesalahpahaman dan membangun hubungan yang lebih kuat.


Dampak Perbedaan Generasi dalam Dunia Kerja.

Memahami perbedaan antara Gen Z dan Milenial dapat membantu perusahaan dalam berbagai aspek, seperti:

1. Rekrutmen.

Menyesuaikan strategi rekrutmen sesuai dengan preferensi masing-masing generasi. Misalnya, menawarkan fleksibilitas kerja dan peluang pengembangan karir untuk menarik Milenial, serta menyediakan lingkungan kerja yang mendukung kerja mandiri untuk Gen Z.

2. Pemasaran.

Mengembangkan kampanye pemasaran yang tepat sasaran dengan memahami preferensi media dan gaya komunikasi kedua generasi.

3. Pengelolaan Tim.

Mengoptimalkan kolaborasi tim dengan memanfaatkan kekuatan masing-masing generasi. Misalnya, menggabungkan keterampilan multitasking Gen Z dengan kemampuan kerja tim Milenial untuk menciptakan dinamika kerja yang efektif.


Kesimpulan.

Gen Z dan Milenial adalah dua generasi yang membawa karakteristik dan keunikan masing-masing ke dalam dunia kerja. Dengan memahami perbedaan mereka dalam pola pikir, cara kerja, prinsip hidup, dan cara berinteraksi, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan produktif. Di sisi lain, individu dari kedua generasi ini dapat memanfaatkan pemahaman tersebut untuk mengoptimalkan potensi mereka dan beradaptasi lebih baik dalam lingkungan kerja yang terus berkembang.


Sumber :

https://buku.kompas.com/read/4995/kerap-dianggap-sama-pahami-perbedaan-gen-z-dan-milenial-berikut-ini.

https://www.kominfo.go.id/content/detail/8566/mengenal-generasi-millennial/0/sorotan_media

https://indonesiabaik.id/infografis/yuk-kenalan-dengan-millenial-indonesia

https://id.wikipedia.org/wiki/Generasi_Z

https://parent.binus.ac.id/2023/09/mengenal-gen-z/

Sunday, May 26, 2024

Learning Agility Adalah



Mengapa Learning Agility Menjadi Kunci Sukses di Era Transformasi Digital.

Di tengah cepatnya perubahan teknologi dan tuntutan dunia kerja modern, learning agility menjadi salah satu kemampuan yang sangat penting. Learning agility atau kelincahan dalam belajar adalah kemampuan seseorang untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan dari pengalaman dengan cepat. Ini tidak hanya meningkatkan motivasi kerja karyawan tetapi juga membantu mereka memperbaiki kesalahan dari masa lalu berdasarkan pengalaman yang telah dihadapi.

Pengertian Learning Agility.

Learning agility adalah kemampuan seseorang untuk belajar dan beradaptasi dengan cepat ketika menghadapi situasi atau tantangan baru. Konsep ini menekankan pada penguasaan pengetahuan baru, perolehan wawasan, dan penerapannya dalam konteks yang relevan. Seseorang dengan learning agility memiliki kemauan yang kuat untuk terus belajar dan berkembang serta mampu menghadapi perubahan dengan tangkas.

Jenis-Jenis Learning Agility.

Learning agility terbagi menjadi beberapa jenis, masing-masing dengan fokus yang berbeda namun saling melengkapi:

People Agility.

People agility adalah kemampuan untuk beradaptasi dalam berinteraksi dengan orang lain. Ini melibatkan pengenalan diri, keahlian belajar dari pengalaman, dan kemampuan beradaptasi dalam situasi yang menekan. Orang dengan people agility dapat mudah berinteraksi dan menciptakan hubungan yang baik.

Result Agility.

Result agility adalah kemampuan untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam kondisi sulit. Orang dengan kemampuan ini dapat menginspirasi orang lain dan membangun kepercayaan melalui kehadiran mereka, serta fokus pada hasil dan mengatasi tantangan dengan efektif.

Mental Agility.

Mental agility melibatkan kemampuan berpikir secara fleksibel dan kreatif. Seseorang dengan mental agility mampu melihat masalah dari sudut pandang baru, nyaman dengan kompleksitas dan ambiguitas, serta bisa menjelaskan pemikirannya kepada orang lain.

Change Agility.

Change agility menunjukkan keingintahuan tinggi terhadap perubahan dan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat. Seseorang dengan change agility selalu mencari peluang untuk meningkatkan keterampilan diri, mengembangkan ide-ide baru, dan siap mengubah cara kerja yang lama.

Self-Awareness.

Self-awareness adalah kemampuan memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Dengan self-awareness yang tinggi, seseorang dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan fokus pada pengembangan diri.

Komponen-Komponen Learning Agility.

Agar dapat mengembangkan learning agility, terdapat beberapa komponen penting yang perlu diperhatikan:

Kemampuan Adaptasi yang Baik.

Seseorang yang memiliki learning agility mampu menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan situasi dan tuntutan baru. Mereka terbuka terhadap perubahan dan siap untuk belajar hal-hal baru.

Pola Problem Solving Tersendiri.

Learning agility melibatkan kemampuan mengatasi masalah dan menemukan solusi yang efektif dengan pola pikir kreatif dan analitis.

Responsif Terhadap Perubahan.

Orang dengan learning agility responsif terhadap perubahan dan tidak takut menghadapi situasi baru. Mereka cepat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan tuntutan baru.

Perilaku Kepemimpinan.

Kemampuan untuk menjadi pemimpin yang efektif juga merupakan bagian dari learning agility. Mereka mampu membangun hubungan baik, memimpin, membimbing, dan memotivasi orang lain untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Inovatif.

Seseorang dengan learning agility terus mencari cara baru untuk meningkatkan kinerja dan mencapai hasil lebih baik. Mereka memiliki kemampuan berpikir kreatif, mengembangkan ide-ide baru, dan menerapkan solusi inovatif dalam pekerjaan.

Cara Meningkatkan Learning Agility.

Untuk meningkatkan learning agility, berikut beberapa langkah yang dapat diambil:

Seek Out Learning Opportunities.

Carilah peluang untuk belajar, baik melalui pelatihan formal, kursus online, maupun pengalaman kerja. Selalu terbuka terhadap pengetahuan baru dan berusaha untuk terus mengembangkan diri.

Stay Curious.

Mempertahankan rasa ingin tahu yang tinggi adalah kunci untuk meningkatkan learning agility. Jangan pernah puas dengan pencapaian saat ini dan teruslah mencari tahu lebih banyak melalui membaca, mengikuti perkembangan di bidang pekerjaan, dan mengajukan pertanyaan.

Seek Out Feedback.

Mintalah umpan balik dari rekan kerja, atasan, atau mentor untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan. Gunakan umpan balik ini untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan lakukan perbaikan.

Apply What You Learn.

Terapkan pengetahuan yang telah dipelajari dalam pekerjaan sehari-hari. Carilah cara untuk menguji ide-ide baru dan terus belajar dari pengalaman.

Contoh Learning Agility di Tempat Kerja.

Sebagai contoh, seorang manajer yang memiliki learning agility dapat dengan cepat belajar dan beradaptasi terhadap teknologi baru. Mereka mungkin akan mengikuti pelatihan dan menguasai alat-alat baru yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi tim. Selain itu, mereka mampu berpikir inovatif dalam mengembangkan strategi bisnis baru dan menghadapi perubahan pasar dengan tangkas.

Kesimpulan.

Learning agility adalah kemampuan penting yang diperlukan untuk sukses di dunia kerja modern. Dengan belajar dan beradaptasi secara cepat, individu dan organisasi dapat menghadapi tantangan baru dan tetap kompetitif di era transformasi digital. Mengembangkan learning agility harus menjadi prioritas bagi siapa saja yang ingin terus berkembang dan mencapai kesuksesan dalam karier maupun bisnis.


Sumber :
https://www.ruangmenyala.com/article/read/learning-agility-adalah
https://klique.id/blog/definisi-learning-agility/
https://kumparan.com/ragam-info/mengenal-pengertian-learning-agility-beserta-cara-meningkatkannya-20pKC2pxkUE/full

Raih Kesuksesan dengan Metode 20/20/20 di Pagi Hari

Banyak dari kita mungkin bingung harus melakukan apa setelah bangun pagi. Namun, tahukah kamu bahwa kebiasaan pagi yang baik bisa menjadi kunci kesuksesan? Salah satu metode yang menarik untuk dicoba adalah metode 20/20/20. Mari kita jelajahi lebih lanjut tentang apa itu metode 20/20/20 dan bagaimana kebiasaan pagi ini dapat mengubah hidupmu.


Mengapa Bangun Pagi Penting untuk Kesuksesan?.

Bangun pagi telah lama dikaitkan dengan berbagai manfaat positif, mulai dari peningkatan kesehatan hingga kesuksesan dalam karier dan kehidupan pribadi. Menurut pakar pengembangan diri dan penulis Randall Bell dalam bukunya "Me We Do Be: The Four Cornerstones of Success", bangun pagi adalah sinyal terkuat seseorang untuk meraih kesuksesan. Selama 25 tahun meneliti 5.000 orang, Bell menemukan bahwa orang-orang sukses memiliki kebiasaan yang sama: mereka bangun pagi.

Thomas Corley, penulis buku "Change Your Habits, Change Your Life", menemukan bahwa hampir 50% dari 177 jutawan yang dia teliti bangun tiga jam sebelum memulai hari mereka. Corley menyarankan untuk bangun jam 5 pagi dan mengerjakan tiga hal terpenting yang ingin kamu capai di hari itu.


Metode 20/20/20: Panduan untuk Sukses Pagi Hari.

Pakar kepemimpinan Robin Sharma dalam bukunya "The 5 AM Club" memperkenalkan formula 20/20/20, yang merinci cara menghabiskan 60 menit pertama setelah jam 5 pagi untuk mengoptimalkan kesuksesan. Berikut adalah langkah-langkahnya:


1. 20 Menit Pertama: Olahraga.

Olahraga di pagi hari memberikan banyak manfaat, baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Isilah 20 menit pertama dengan berolahraga sesuai kesukaanmu, seperti peregangan, berjalan kaki, bersepeda, atau yoga. Olahraga membantu meningkatkan aliran darah, mengurangi stres, dan mempersiapkan tubuh serta pikiran untuk menghadapi aktivitas sehari-hari. Menurut penelitian, mereka yang rutin berolahraga mendominasi secara statistik dalam setiap ukuran keberhasilan.


2. 20 Menit Kedua: Renungan.

Setelah berolahraga, habiskan 20 menit berikutnya untuk merenung atau refleksi diri. Ini adalah waktu yang tepat untuk meninjau tujuan, merencanakan tugas prioritas, atau memperbaiki kesalahan. Menulis jurnal atau melakukan meditasi juga bisa menjadi pilihan yang baik. Refleksi diri membantu kamu lebih percaya diri, mencintai diri sendiri, dan bersyukur atas pencapaian yang sudah diraih.


3. 20 Menit Ketiga: Tumbuh dan Belajar.

Pada 20 menit terakhir, luangkan waktu untuk pengembangan diri. Kamu bisa membaca buku, artikel inspiratif di internet, menonton video motivasi, atau mendengarkan podcast sambil menikmati kopi. Mengasah kemampuan diri dan belajar hal baru setiap hari adalah cara efektif untuk terus berkembang dan meningkatkan kualitas hidup.


Konsistensi adalah Kunci.

Agar kebiasaan ini menjadi otomatis, lakukan setidaknya selama 66 hari. Menurut Sharma, konsistensi adalah kunci untuk membentuk kebiasaan yang kuat. Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Jika ada satu atau dua hari di mana kamu tidak bisa melakukannya, jangan khawatir. Kamu selalu bisa mencoba lagi esok hari.


Kesimpulan.

Metode 20/20/20 menawarkan panduan praktis untuk memulai hari dengan cara yang dapat meningkatkan kesuksesan dan kesejahteraan. Dengan berolahraga, merenung, dan belajar setiap pagi, kamu menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan dengan lebih baik dan mencapai tujuan dengan lebih efektif. Mulailah hari ini dan rasakan perubahan positif dalam hidupmu.


Sumber :

https://klikbekasi.co/ingin-sukses-dengan-bangun-jam-5-pagi-lakukan-metode-pengembangan-diri-20-20-20/

Friday, May 24, 2024

Kurangi Hal-Hal yang Tidak Perlu


7 Langkah Sederhana untuk Hidup Lebih Baik.

Dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh tekanan seperti saat ini, penting bagi kita untuk memprioritaskan apa yang benar-benar penting dan mengurangi hal-hal yang tidak perlu. Langkah-langkah ini tidak hanya membantu mengurangi stres, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Berikut adalah tujuh cara untuk mengurangi hal-hal yang tidak perlu dalam hidup Anda:


1. Kurangi Stres yang Tidak Perlu.

Stres merupakan salah satu penyebab utama berbagai masalah kesehatan fisik dan mental. Untuk mengurangi stres, identifikasi sumber-sumber stres dalam hidup Anda dan cari cara untuk mengatasinya. Berlatihlah teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau bahkan berjalan santai di alam. Ingatlah bahwa tidak semua hal harus diselesaikan sekaligus, dan terkadang penting untuk mengatakan "tidak" pada hal-hal yang tidak bisa Anda tangani.

Selain membuat tubuh menjadi lebih sehat, olahraga juga bisa meredakan stres. Dengan berolahraga, tubuh akan melepas hormon endorfin yang bisa membuat Anda merasa lebih rileks dan suasana hati membaik. Selain itu, pikiran Anda juga dapat teralihkan dengan olahraga.

Anda tidak perlu melakukan olahraga berat untuk melepas stres. Cukup lakukan olahraga sederhana, seperti jalan santai atau bersepeda, selama 30 menit. Lakukan kegiatan positif ini selama 150 menit per minggunya.


2. Kurangi Pikiran yang Tidak Perlu.

Otak kita memiliki kapasitas terbatas, dan tidak semua masalah perlu dipikirkan secara mendalam. Fokuslah pada hal-hal yang benar-benar penting dan bermanfaat. Latih diri Anda untuk melepaskan pikiran yang tidak perlu dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan dan menenangkan, seperti membaca, mendengarkan musik, atau berkebun. Dengan mengurangi beban pikiran, Anda dapat mengalokasikan energi mental untuk hal-hal yang lebih produktif.

Sebenarnya pikiran negatif belum tentu salah, namun yang terpenting bagi kita adalah menyadari bahwa kita memiliki kendali atas pikiran tersebut. Pikiran, perasaan, dan perilaku merupakan hal yang berkaitan sehingga ketika kita mampu untuk berpikiran positif maka akan muncul perilaku yang positif. Untuk dapat berpikiran positif kita harus menilai suatu kejadian atau hal itu dimulai dari respons yang positif dahulu.


3. Kurangi Membeli Barang-Barang yang Tidak Perlu.

Konsumerisme sering kali membuat kita merasa harus memiliki barang-barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Belajarlah untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar diperlukan. Dengan mengurangi pembelian barang-barang yang tidak perlu, Anda tidak hanya menghemat uang, tetapi juga mengurangi kekacauan di rumah dan membantu lingkungan.


4. Kurangi Makanan yang Tidak Perlu.

Kesehatan kita sangat dipengaruhi oleh apa yang kita makan. Junk food dan makanan olahan sering kali mengandung banyak lemak, gula, dan bahan kimia yang tidak baik untuk tubuh. Kurangi konsumsi makanan tersebut dan beralihlah ke makanan yang lebih sehat seperti buah, sayuran, dan makanan yang kaya nutrisi. Ingat, banyak penyakit berasal dari pola makan yang buruk, jadi mulailah merawat tubuh Anda dengan baik melalui makanan yang sehat.


5. Kurangi Teman-Teman yang Tidak Perlu.

Hubungan sosial yang sehat sangat penting untuk kesejahteraan kita. Hindarilah teman-teman yang bersikap toxic dan lebih fokuslah pada orang-orang yang mendukung Anda dan memberikan energi positif. Bertemanlah dengan orang-orang yang lebih baik, lebih bijaksana, lebih pintar, dan lebih kaya secara emosional. Hubungan yang positif akan membantu Anda tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

Langkah paling utama adalah mengeluarkan teman seperti ini dari hidup kita. Berikan jarak dengan teman yang beracun ini secara emosional. Hindari membicarakan hal-hal pribadi dengannya. Kamu juga tidak perlu terlibat di dalam kehidupannya. Kamu bisa menyibukkan diri dengan hal lain untuk membuat alasan yang membuat tidak bisa bertemu dengannya. Perlahan-lahan tapi pasti, jauhkan dirimu dari toxic friend.


6. Kurangi Kekhawatiran yang Tidak Perlu.

Mengkhawatirkan hal-hal yang sudah terjadi atau yang mungkin tidak pernah terjadi hanya akan membuang-buang energi. Cobalah untuk hidup di masa sekarang dan fokus pada apa yang bisa Anda kendalikan. Praktikkan mindfulness dan terimalah bahwa ada hal-hal dalam hidup yang tidak bisa diubah. Dengan mengurangi kekhawatiran yang tidak perlu, Anda akan merasa lebih tenang dan damai.

Sediakan waktu untuk diri sendiri, misalnya dengan berjalan santai, melakukan meditasi, atau sekadar berendam di air hangat. Bila perlu, matikan telepon genggam selama beberapa saat agar Anda tidak terganggu.


7. Kurangi Ambisi yang Tidak Perlu.

Ambisi bisa menjadi pendorong yang kuat untuk mencapai tujuan, tetapi terlalu banyak ambisi tanpa fokus yang jelas dapat menjadi beban. Tentukan prioritas Anda dan fokuslah pada tujuan yang benar-benar penting. Jangan biarkan diri Anda terbebani oleh ambisi yang tidak perlu yang hanya akan menguras energi dan waktu. Ingatlah untuk menikmati proses dan menghargai pencapaian kecil di sepanjang jalan.

Dengan ambisi yang tinggi, seseorang bisa jadi kurang cermat dalam pengambilan keputusan, sebab ingin mencapai tujuannya secepat mungkin. Pertimbangannya kerap kurang matang dan tidak berpikir panjang, akhirnya bisa jadi penyesalan yang dirasakan.


Kesimpulan.

Dengan mengurangi hal-hal yang tidak perlu dalam hidup, kita dapat menciptakan ruang untuk hal-hal yang benar-benar penting dan bermanfaat. Langkah-langkah sederhana ini dapat membantu kita hidup lebih baik, lebih sehat, dan lebih bahagia. Mulailah dari sekarang untuk mengurangi stres, pikiran yang tidak perlu, pembelian barang yang tidak perlu, makanan yang tidak perlu, teman-teman yang tidak perlu, kekhawatiran yang tidak perlu, dan ambisi yang tidak perlu. Dengan demikian, Anda akan menemukan kedamaian dan kesejahteraan yang selama ini Anda cari.


Sumber :

https://www.alodokter.com/ternyata-tidak-sulit-mengatasi-stres

https://ugm.ac.id/id/berita/21277-mengenal-apa-itu-overthinking/

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/08/141524020/ini-ciri-ciri-toxic-friend-teman-yang-merusak-hidup-kita?page=all

https://www.alodokter.com/ketahui-cara-mengatasi-gangguan-kecemasan

https://www.halodoc.com/artikel/6-kelebihan-dan-kekurangan-sikap-ambisius-dalam-dunia-kerja

Wednesday, May 22, 2024

Gaslighting



Mengenali dan Menghadapi Gaslighting: Manipulasi Psikologis yang Meresahkan.

Gaslighting adalah salah satu bentuk manipulasi psikologis yang sangat meresahkan, sering kali membuat korban merasa ragu terhadap dirinya sendiri dan bingung. Dampak dari gaslighting bisa sangat serius, memengaruhi kesehatan mental dan emosional korbannya. Artikel ini akan menjelaskan apa itu gaslighting, penyebabnya, ciri-ciri perilakunya, dampak yang ditimbulkan, serta cara untuk menghadapi dan melawannya.


Apa Itu Gaslighting?.

Gaslighting adalah teknik manipulasi psikologis di mana pelaku membuat korban meragukan diri sendiri, ingatan, atau persepsinya. Istilah ini berasal dari film "Gaslight" (1944), di mana seorang suami berusaha membuat istrinya merasa gila dengan memanipulasi elemen-elemen kecil di lingkungan mereka. Gaslighting sering kali terjadi dalam hubungan yang toxic, baik itu antara pasangan, dalam lingkaran pertemanan, atau bahkan dalam keluarga. Contoh gaslighting termasuk meremehkan korban, memutarbalikkan fakta, dan berbalik menyalahkan korban.


Penyebab Perilaku Gaslighting.

Gaslighting biasanya dilakukan oleh orang-orang yang ingin mendapatkan kekuasaan dan kontrol atas orang lain. Beberapa faktor yang mendorong perilaku ini antara lain:

Keinginan untuk Mendapatkan Kepuasan Diri: Pelaku merasa bahagia dengan melihat korban bingung dan tidak berdaya.

Menghindari Kesalahan: Pelaku menggunakan gaslighting untuk menutupi kesalahan yang telah mereka buat.

Menjaga Harga Diri: Dengan merendahkan orang lain, pelaku merasa harga dirinya meningkat.

Membuat Korban Bergantung: Pelaku ingin agar korban terus bergantung padanya untuk validasi dan dukungan.

Mendominasi Hubungan: Pelaku merasa perlu mendominasi untuk merasa berkuasa dalam hubungan.


Ciri-Ciri Perilaku Gaslighting.

Mengetahui ciri-ciri perilaku gaslighting dapat membantu Anda mengenali jika Anda atau orang di sekitar Anda menjadi korban. Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang perlu diwaspadai:

Sering Berbohong: Pelaku gaslighting sering kali berbohong untuk menciptakan narasi yang membuat korban merasa bingung dan tidak berdaya.

Tindakan dan Perkataan Tidak Sesuai: Pelaku mengatakan satu hal tetapi tindakannya menunjukkan hal lain.

Merendahkan Orang Lain: Pelaku merendahkan korban untuk menjaga harga dirinya atau untuk menghindari kesalahan.

Terus Membantah: Pelaku selalu membantah jika dihadapkan pada kesalahannya, membuat korban meragukan diri sendiri.

Membuat Korban Kebingungan: Pelaku terus-menerus menunjukkan sikap positif untuk membuat korban bingung tentang niat sebenarnya.

Playing Victim: Pelaku berpura-pura menjadi korban untuk menutupi kesalahan dan membuat korban merasa bersalah.

Memanfaatkan Hal Berharga sebagai Ancaman: Pelaku menggunakan hal-hal berharga di sekitar korban sebagai ancaman.

Melimpahkan Kesalahan pada Orang Lain: Pelaku menuduh orang lain melakukan kesalahan yang sebenarnya mereka lakukan.

Pura-Pura Baik: Pelaku berpura-pura baik untuk mengidentifikasi kelemahan korban dan kemudian menggunakannya untuk mengendalikan.


Dampak Perilaku Gaslighting.

Gaslighting dapat memiliki dampak buruk yang signifikan pada korban, termasuk:

Masalah dalam Kehidupan Sosial: Korban mungkin menjauh dari lingkungan pertemanan dan keluarga.

Kehilangan Rasa Percaya Diri: Korban merasa tidak berharga akibat pelecehan verbal dan fisik.

Kesulitan Mengambil Keputusan: Korban menjadi terlalu bergantung pada pelaku.

Masalah Kepercayaan: Korban mengalami kesulitan mempercayai orang lain karena takut dimanipulasi lagi.


Cara Menghadapi Perilaku Gaslighting.

Untuk menghadapi gaslighting, korban perlu meningkatkan keberanian dan mengambil langkah-langkah berikut:

Mengenali Perilaku Gaslighting: Penting untuk menyadari tanda-tanda gaslighting agar bisa menghadapinya dengan tepat.

Buat Batasan: Tentukan batasan yang jelas dengan pelaku untuk melindungi diri dari manipulasi lebih lanjut.

Berani Melawan: Jangan takut untuk melawan pelaku gaslighting dan tidak merasa terintimidasi.

Mengumpulkan Bukti: Dokumentasikan interaksi dengan pelaku untuk menunjukkan bukti jika diperlukan.


Kesimpulan.

Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis yang dapat berdampak serius pada kondisi mental dan emosional korban. Mengenali tanda-tanda gaslighting dan mengambil langkah-langkah untuk melawannya sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan keberdayaan diri. Dengan memahami gaslighting dan cara menghadapinya, kita bisa melindungi diri dan orang-orang terdekat dari dampak negatif manipulasi ini.


Sumber :

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-gaslighting

Monday, May 20, 2024

Profitabilitas vs. Pertumbuhan



Profitabilitas vs. Pertumbuhan: Strategi Tepat untuk Kesuksesan Startup.

Pembicaraan mengenai keuntungan dan pertumbuhan di startup sudah lama menjadi diskusi yang kompleks dan sering kali membingungkan para pendiri dan investor. Agar bisnis dapat terus bertahan, profitabilitas dan pertumbuhan adalah dua aspek yang sangat penting. Profitabilitas memastikan kelangsungan hidup perusahaan, sementara pertumbuhan menentukan keberlanjutan dan potensi ekspansi jangka panjang. Namun, bagaimana menentukan prioritas antara keduanya?

Profitabilitas: Fondasi Keberlanjutan.

Profitabilitas adalah kunci untuk keberadaan jangka pendek perusahaan. Seperti pepatah "bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian", profitabilitas mencerminkan hasil dari kerja keras dan strategi bisnis yang tepat. Tanpa profitabilitas, perusahaan berisiko menghadapi kebangkrutan, yang tentunya menjadi mimpi buruk bagi setiap pengusaha.

Meningkatkan profit tidaklah mudah, tetapi juga bukan hal yang mustahil. Inovasi dan strategi yang cerdas sangat diperlukan. Bahkan dalam kondisi tertentu, pengusaha harus berani mengambil keputusan yang berisiko untuk meningkatkan keuntungan. Namun, setiap langkah harus diambil dengan pertimbangan matang, termasuk memiliki rencana cadangan (plan B, plan C, dst.) untuk menghadapi kemungkinan terburuk.

Profitabilitas bukan hanya tentang menghasilkan uang, tetapi juga menciptakan jalan menuju startup yang panjang umur. Satu keuntungan memungkinkan perusahaan bertahan selamanya, sedangkan satu kerugian yang terjadi berulang kali dapat membawa perusahaan ke jurang kebangkrutan. Oleh karena itu, fokus pada kiat-kiat agar startup tetap bertahan dan meraih profit lebih penting daripada mempertaruhkan segalanya untuk pertumbuhan cepat namun tidak berkelanjutan.

Pertumbuhan: Investasi untuk Masa Depan.

Di sisi lain, pertumbuhan adalah bagian integral dari keuntungan jangka panjang. Setelah mencapai profitabilitas, perusahaan harus memikirkan bagaimana caranya untuk tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan yang berkelanjutan memastikan bahwa perusahaan tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu bersaing di pasar global.

Pertumbuhan membutuhkan investasi yang signifikan, baik dalam bentuk sumber daya finansial, tenaga kerja, maupun teknologi. Untuk tumbuh lebih cepat, bisnis membutuhkan dana hari ini untuk mendanai pertumbuhan yang mungkin tidak akan terlihat dalam enam bulan hingga satu tahun ke depan. Ketika mengevaluasi perusahaan, penting untuk melihat keseimbangan antara alokasi keuntungan dan investasi untuk pertumbuhan.

Kapan Fokus pada Profitabilitas, Kapan pada Pertumbuhan?.

Keputusan untuk fokus pada profitabilitas atau pertumbuhan tergantung pada tahap perkembangan dan kondisi finansial perusahaan. Berikut beberapa panduan yang bisa membantu menentukan prioritas:

1. Cash Flow yang Stabil.

Pastikan arus kas stabil sebelum berfokus pada pertumbuhan. Profitabilitas tanpa arus kas yang sehat bisa menjadi masalah besar.

2. Minimum Level of Profits.

Tetapkan level minimum profit yang harus dicapai. Misalnya, dalam beberapa bisnis, 2% dari penjualan dianggap sebagai batas aman untuk profit sebelum mengalihkan sumber daya ke pertumbuhan.

3. Investasi pada Pertumbuhan.

Setelah mencapai profitabilitas yang cukup, alokasikan sebagian keuntungan untuk investasi pada pertumbuhan. Ini bisa berupa peningkatan kualitas produk, ekspansi pasar, atau investasi pada teknologi.

4. Pengambilan Keputusan yang Tepat.

Setiap keputusan bisnis harus dipertimbangkan dengan baik antara mengalokasikan dana untuk pertumbuhan atau mengambil keuntungan langsung. Pertimbangan ini sering kali melibatkan penilaian risiko dan potensi pengembalian di masa depan.

Kesimpulan.

Profitabilitas dan pertumbuhan bukanlah pilihan yang harus dipertentangkan, tetapi harus dilihat sebagai dua aspek yang saling melengkapi dalam strategi bisnis. Profitabilitas memastikan kelangsungan hidup jangka pendek, sementara pertumbuhan memastikan keberlanjutan dan ekspansi jangka panjang. Kunci sukses adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara keduanya dan mengambil keputusan berdasarkan kondisi finansial dan tujuan jangka panjang perusahaan. Dengan strategi yang tepat, startup tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga berkembang menjadi perusahaan yang sukses dan berdaya saing global.


Sumber :
https://1000startupdigital.id/profitabilitas-vs-growth-mana-yang-lebih-penting/
https://1000startupdigital.id/profit-dan-pertumbuhan-startup-mana-yang-jadi-prioritas/
https://timberry.bplans.com/when-should-a-small-business-focus-on-growth-over-profits/#:~:text=Growth%2C%20meaning%20higher%20sales%2C%20more,in%20the%20bank%20and%20grow.

Sunday, May 19, 2024

Kuliah Bukan Kebutuhan Tersier



Pendidikan Tinggi: Kunci Menuju Indonesia Emas 2045.

Pendidikan tinggi di Indonesia, yang selama ini dianggap sebagai kebutuhan tersier, tidak boleh lagi dipandang sebagai sesuatu yang opsional atau pilihan. Pemerintah harus menyadari bahwa memposisikan perguruan tinggi sebagai kebutuhan tersier hanya akan memperburuk kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia dan menjatuhkan mimpi generasi muda untuk berdaya saing global dan go internasional.


Pentingnya Pendidikan Tinggi untuk Indonesia Emas 2045.

Di saat pemerintah menggembar-gemborkan visi Indonesia Emas 2045 dan berupaya memanfaatkan bonus demografi agar tidak menjadi bencana demografi, menempatkan pendidikan tinggi sebagai kebutuhan tersier adalah tindakan yang salah besar. Untuk mencapai visi ini, kita membutuhkan SDM yang unggul, kompeten, dan berdaya saing tinggi, yang hanya dapat diwujudkan melalui akses yang luas dan merata terhadap pendidikan tinggi.

Pendidikan tinggi bukan hanya tentang memperoleh gelar, tetapi juga tentang membangun karakter, memperluas wawasan, dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan global. Oleh karena itu, pemerintah harus menganggap perguruan tinggi sebagai public goods, yaitu barang publik yang menyangkut hajat hidup dan kebutuhan seluruh warga negara yang harus dipenuhi.


Perguruan Tinggi sebagai Public Goods.

Pendidikan tinggi harus dianggap sebagai barang publik yang wajib disediakan oleh negara bagi semua warganya. Negara memiliki kewajiban untuk memastikan setiap warga negara memiliki akses yang adil dan merata ke pendidikan tinggi, tanpa diskriminasi apapun. Ini berarti, biaya pendidikan harus terjangkau, fasilitas yang memadai harus disediakan, dan dukungan finansial bagi mahasiswa yang membutuhkan harus ditingkatkan.


Melindungi Hak Mahasiswa.

Selain itu, kampus harus menjadi tempat yang aman dan inklusif bagi mahasiswa untuk bersuara dan melanjutkan studi mereka. Hak mahasiswa untuk bersuara adalah bagian integral dari kebebasan akademik yang harus dijunjung tinggi. Mahasiswa harus merasa aman untuk menyampaikan pendapat, melakukan penelitian, dan berpartisipasi dalam diskusi akademik tanpa takut akan represi atau intimidasi.


Aksi Nyata untuk Masa Depan.

Untuk mewujudkan pendidikan tinggi sebagai public goods dan meningkatkan kualitas SDM Indonesia, beberapa langkah konkrit perlu diambil:

1. Meningkatkan Anggaran Pendidikan: 

Pemerintah harus meningkatkan anggaran pendidikan, khususnya untuk pendidikan tinggi, agar lebih banyak universitas dapat meningkatkan kualitas pengajaran, penelitian, dan fasilitasnya.


2. Subsidi dan Beasiswa.

Program subsidi dan beasiswa harus diperluas untuk memastikan bahwa mahasiswa dari keluarga kurang mampu tetap memiliki akses ke pendidikan tinggi. Ini akan membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi di masyarakat.


3. Infrastruktur dan Teknologi.

Investasi dalam infrastruktur dan teknologi pendidikan tinggi harus ditingkatkan. Kampus harus dilengkapi dengan fasilitas modern yang mendukung proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.


4. Kebebasan Akademik.

Kebebasan akademik harus dijamin dan dilindungi. Mahasiswa dan dosen harus bebas untuk mengemukakan pendapat dan melakukan penelitian tanpa adanya tekanan politik atau ekonomi.


5. Kerjasama Internasional. 

Meningkatkan kerjasama dengan universitas-universitas di luar negeri untuk membuka peluang pertukaran pelajar, penelitian bersama, dan peningkatan kualitas kurikulum. Ini akan membantu mahasiswa Indonesia untuk memiliki perspektif global dan meningkatkan daya saing internasional.


Kesimpulan.

Menjadikan pendidikan tinggi sebagai kebutuhan tersier adalah langkah mundur yang akan merugikan masa depan bangsa. Untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 dan memanfaatkan bonus demografi, kita harus menganggap pendidikan tinggi sebagai hak dasar yang harus dipenuhi oleh negara. Dengan memberikan akses yang luas dan merata ke pendidikan tinggi, kita bisa memastikan bahwa generasi muda Indonesia siap menghadapi tantangan global dan menjadi pemimpin masa depan yang kompeten dan berdaya saing tinggi. Mari kita bergerak bersama untuk mewujudkan masa depan yang lebih cerah bagi bangsa Indonesia melalui pendidikan tinggi yang inklusif dan berkualitas.


Sumber :

https://fnn.co.id/post/kuliah-kebutuhan-tertier-tidak-wajib

https://nasional.kompas.com/read/2024/05/17/13532471/jppi-meletakkan-pendidikan-tinggi-sebagai-kebutuhan-tersier-itu-salah-besar?page=all

https://mediaindonesia.com/humaniora/671754/jangan-letakkan-pendidikan-tinggi-sebagai-kebutuhan-tersier

https://news.republika.co.id/berita/sdnyua487/pendidikan-tinggi-disebut-edukasi-tersier-apa-orang-miskin-dilarang-kuliah

Thursday, May 16, 2024

Strategi Sukses bagi Fresh Graduate



Menghadapi Tantangan Pekerjaan Tingkat Pemula.

Pekerjaan tingkat pemula atau entry-level seringkali dianggap sebagai langkah pertama bagi mereka yang baru lulus sekolah atau universitas untuk memasuki dunia kerja. Namun, kenyataannya tidak semudah itu. Banyak fresh graduate menemukan bahwa persyaratan untuk melamar pekerjaan entry-level semakin sulit dipenuhi. Berdasarkan laporan TestGorilla pada 2023, 42 persen karyawan merasa tidak dapat mendaftar pekerjaan tingkat pemula karena kurangnya kualifikasi dan pengalaman formal. McKinsey and Company juga menemukan bahwa hambatan terbesar dalam mendapatkan pekerjaan adalah kurangnya pengalaman, keterampilan yang relevan, dan pendidikan.


Pergeseran dalam Perekrutan Berbasis Keterampilan.

Kepala ekonom ZipRecruiter, Julia Pollak, mencatat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi pergeseran menuju perekrutan berbasis keterampilan. Pengusaha kini lebih mementingkan pengalaman dan keterampilan daripada sekadar gelar akademis. Hal ini berarti bahwa pencari kerja harus lebih fokus pada pengembangan keterampilan praktis yang relevan dengan industri yang diminati.


Penurunan Tren Perekrutan SDM Tingkat Awal.

Survei PwC menemukan bahwa bagian Human Resource Development (HRD) perusahaan menunjukkan penurunan tren dalam merekrut sumber daya manusia (SDM) tingkat awal, dari 79 persen menjadi 61 persen pada 2023. Salah satu hambatan terbesar adalah kesenjangan keterampilan dan pelatihan. Banyak pengusaha mencari pekerja yang sudah memiliki keterampilan tertentu daripada melatih pekerja baru dari awal.


Strategi untuk Mengatasi Tantangan.

Bagi fresh graduate yang merasa terjebak dalam situasi ini, ada beberapa strategi yang dapat membantu:


Ikuti Program Pelatihan Online.

Banyak platform pembelajaran online menawarkan kursus yang terjangkau dalam berbagai bidang. Dengan mengikuti kursus ini, Anda dapat mengembangkan keterampilan yang relevan dan menarik perhatian pengusaha.


Ambil Pekerjaan Lepas atau Freelance.

Pekerjaan lepas adalah cara yang bagus untuk mendapatkan pengalaman dan membangun portofolio. Ini juga memberikan fleksibilitas untuk mencoba berbagai proyek dan industri.


Pengalaman Sukarela atau Magang.

Mengikuti program magang atau menjadi sukarelawan dapat memberikan pengalaman praktis yang berharga. Ini juga menunjukkan kepada pengusaha bahwa Anda bersedia belajar dan berkontribusi meskipun tanpa bayaran penuh.


Bangun Jaringan Profesional.

Menghadiri acara networking, bergabung dengan komunitas industri, dan berinteraksi dengan profesional di bidang yang diminati dapat membuka peluang pekerjaan. Rekomendasi dari orang dalam seringkali menjadi kunci untuk mendapatkan pekerjaan.


Kembangkan Soft Skills.

Selain keterampilan teknis, pengusaha juga menghargai keterampilan lunak seperti komunikasi, kepemimpinan, dan kerja tim. Mengikuti pelatihan atau workshop yang berfokus pada pengembangan soft skills dapat membuat Anda lebih kompetitif di pasar kerja.


Pentingnya Pembelajaran Berkelanjutan.

Profesor manajemen Wharton School, University of Pennsylvania, Peter Cappelli, menyatakan bahwa pengusaha tidak selalu mengembangkan bakat secara internal dan lebih sering mencari bakat dari luar. Oleh karena itu, penting bagi pencari kerja untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan mereka. Pembelajaran berkelanjutan adalah kunci untuk tetap relevan dan siap menghadapi tantangan dalam dunia kerja yang terus berkembang.


Kesimpulan.

Mendapatkan pekerjaan tingkat pemula memang tidak semudah yang dibayangkan. Namun, dengan strategi yang tepat dan kemauan untuk terus belajar dan berkembang, fresh graduate dapat mengatasi tantangan ini. Fokus pada pengembangan keterampilan yang relevan, mengambil peluang untuk mendapatkan pengalaman praktis, dan membangun jaringan profesional yang kuat dapat membantu Anda meraih kesuksesan dalam karier. Ingatlah bahwa perjalanan karier adalah maraton, bukan sprint. Dengan kerja keras dan ketekunan, Anda akan menemukan tempat Anda dalam dunia kerja.

Sunday, May 12, 2024

Mengapa Orang Hebat Memakai Baju yang Sama Setiap Hari?



Mengapa Orang Hebat Memakai Baju yang Sama Setiap Hari?.

Pernahkah Anda perhatikan bahwa beberapa pikiran paling brilian tampaknya mengenakan pakaian yang sama setiap hari?.

Mulai dari kaus leher hitam ikonis Steve Jobs hingga hoodie abu-abu khas Mark Zuckerberg. Ada alasan menarik di balik pilihan fashion yang tampak monoton ini. Semuanya berkaitan dengan ilmu pengambilan keputusan.

Memilih pakaian mungkin terlihat sepele, tetapi sebenarnya merupakan keputusan yang dapat menguras energi mental kita. Kita membuat antara 10.000 hingga 40.000 keputusan setiap hari, mulai dari yang tidak penting hingga yang krusial. Semakin banyak energi yang kita habiskan untuk tugas-tugas sehari-hari, semakin sedikit yang kita miliki untuk yang penting.

Serbuan pilihan ini mengarah pada apa yang psikolog sebut kelelahan keputusan, jenis kelelahan mental yang disebabkan oleh pengambilan keputusan yang konstan. 

Energi mental kita berkurang seiring dengan semakin banyaknya keputusan yang kita buat. Seperti otot yang lelah akibat penggunaan berlebihan, kapasitas pengambilan keputusan otak kita menurun seiring waktu.

Setelah berjam-jam membuat keputusan, individu kesulitan membuat pilihan yang bijaksana. Pemindaian otak menunjukkan penurunan aktivitas di korteks prefrontal lateral, area yang kritis untuk pengambilan keputusan, menunjukkan adanya penurunan energi mental.

Ambil contoh Steve Jobs, misalnya. Pilihannya untuk hampir secara eksklusif mengenakan kaus leher hitam memungkinkannya untuk fokus pada tugas-tugas yang lebih signifikan, seperti memimpin Apple dan menjadi perintis teknologi baru. 

Dalam biografinya Steve Jobs menyebutkan, "Saya tidak ingin membuat keputusan tentang apa yang akan saya kenakan. Saya memiliki beberapa celana jeans dan kaus leher hitam yang sama."

Albert Einstein, yang dikenal karena teori relativitasnya, secara konsisten mengenakan setelan abu-abu sederhana, kemeja putih, dan sepatu slip-on, yang menjadi tampilannya yang khas. 

Demikian pula, tokoh-tokoh terkenal lainnya seperti Zuckerberg dan Barack Obama telah mematuhi gaya seragam untuk meminimalkan beban mental yang terkait dengan pilihan fashion.

Untuk melawan kelelahan keputusan, para ahli menyarankan untuk menyederhanakan pilihan-pilihan harian sebanyak mungkin dan belajar mengelola energi mental kita dengan lebih efisien. Bagi banyak pemimpin kreatif, mengenakan pakaian yang sama setiap hari adalah strategi untuk meminimalkan kelelahan ini dan membebaskan pikiran mereka untuk pencapaian yang lebih signifikan.

Jadi, saat Anda menemukan diri Anda terjebak di depan lemari pakaian Anda, pertimbangkan untuk menyederhanakan pilihan Anda. Ini mungkin kunci untuk membuka hari yang lebih produktif dan fokus. 

Siapa tahu, mengadopsi seragam pribadi bisa menjadi langkah pertama Anda menuju kebesaran!


Sumber :

https://www.wecb.fm/steve-jobs-einstein-and-zuckerberg-science-explains-why-great-minds-choose-the-same-outfit-every-day/#google_vignette

Thursday, May 9, 2024

Menuju Karier Baru Setelah PHK



Lonjakan Kasus PHK di Awal Tahun 2024.

Data terbaru dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) telah mengungkapkan tren yang mengkhawatirkan terkait pemutusan hubungan kerja (atau PHK) di Indonesia. Periode Januari-Februari 2024 mencatat 7.694 buruh yang terkena PHK di seluruh negeri.

Pemutusan hubungan kerja paling banyak terjadi di wilayah DKI Jakarta, dengan jumlah 3.651 orang atau sekitar 47,45% dari total buruh yang ter-PHK secara nasional. Disusul oleh Jawa Tengah dan Jawa Barat, dengan masing-masing 2.886 orang dan 654 orang yang mengalami pemutusan hubungan kerja.

Sementara itu, provinsi-provinsi seperti Bali dan Sumatera Barat mencatatkan jumlah PHK terendah nasional, masing-masing hanya satu kasus.

Namun, perlu diperhatikan bahwa data tersebut belum mencakup seluruh kasus PHK di Indonesia. Kemenaker hanya mencatat kasus-kasus PHK yang dilaporkan oleh perusahaan melalui Sistem Informasi dan Aplikasi Pelayanan Ketenagakerjaan atau Pengadilan Hubungan Industrial.

Lonjakan kasus PHK ini menunjukkan situasi yang serius dan mungkin memerlukan perhatian lebih lanjut dari pemerintah, perusahaan, dan masyarakat secara keseluruhan. Diperlukan upaya kolaboratif untuk menangani akar permasalahan dan memberikan perlindungan kepada para pekerja yang terkena dampaknya.


Langkah-Langkah Menuju Karier Baru untuk Mengatasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah momen yang sulit bagi siapa pun yang mengalaminya. Namun, di tengah ketidakpastian, langkah-langkah pertama setelah PHK dapat menjadi kunci untuk membangun kembali karier dan memulihkan kepercayaan diri.

Setelah pandemi, perusahaan-perusahaan di seluruh dunia telah melakukan PHK dalam jumlah besar. Lebih dari 57.000 orang telah di-PHK di seluruh dunia sejak awal 2019. Perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Alphabet, Meta, Amazon, dan Microsoft juga tidak luput dari dampak ini.

Di Singapura sendiri, lebih dari 14.500 orang di-PHK pada tahun 2023, yang merupakan rekor tertinggi sejak tahun 2022. Banyak dari mereka yang mencari pekerjaan baru sebagai dampak dari PHK tersebut.

Mengalami PHK adalah pengalaman yang sangat emosional. Dalam menghadapi situasi ini, ada lima rekomendasi yang dapat membantu Anda mendapatkan pekerjaan berikutnya:

1. Perkuat Jaringan di Komunitas.

Tetap terhubung dengan kolega dari pekerjaan sebelumnya. Hadiri acara-acara industri dan hubungi kontak Anda di perusahaan yang Anda minati. Rekomendasi dari orang yang Anda kenal dapat meningkatkan peluang Anda.

2. Tingkatkan Ketrampilan Diri.

Gunakan waktu Anda untuk memajukan karier Anda. Tekankan keahlian Anda dalam CV dan platform profesional online Anda. Menonjolkan diri dengan posting konten online tentang pengetahuan profesional Anda juga bisa membantu.

3. Bersiaplah untuk Pertanyaan "Ceritakan Tentang Diri Anda".

Jawab pertanyaan ini dengan baik. Persiapkan pengalaman Anda dan hubungkannya dengan relevansi dengan posisi yang Anda lamar. Pertanyaan ini bisa menjadi kesempatan Anda untuk menonjol.

4. Jujur pada Perjalanan Karier.

Diskusikan jeda karier Anda secara jujur. Bagaimana Anda menggunakan waktu Anda secara efektif setelah PHK dapat menjadi titik fokus penting.

5. Jangan Kritik Tempat Kerja Sebelumnya.

Hindari berbicara negatif tentang perusahaan Anda sebelumnya. Fokuslah pada hal-hal positif dan pandanglah PHK sebagai kesempatan baru.

Mengalami PHK memang tidak mudah, tetapi dengan langkah-langkah ini, Anda dapat membangun kembali karier Anda dan menemukan peluang baru yang menjanjikan.


Sumber :

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/04/25/7-ribu-buruh-di-indonesia-kena-phk-awal-2024-ini-sebarannya

https://www.liputan6.com/bisnis/read/5567778/kena-phk-ini-langkah-susun-rencana-baru?page=3

Thursday, May 2, 2024

Mengapa Acceptance & Capable Penting di Dunia Kerja?

Pentingnya Kemampuan Menerima dalam Berkarier di Dunia Kerja.

Dalam persaingan yang semakin ketat di dunia kerja, tidak hanya kemampuan teknis yang menjadi kunci kesuksesan. Kemampuan interpersonal, terutama kemampuan menerima atau "acceptance", memainkan peran penting dalam membentuk karier seseorang. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi mengapa acceptance sangat diperlukan dan bagaimana hal itu dapat membawa seseorang menuju kesuksesan dalam dunia kerja.


Mengapa Acceptance Penting?.

Ada beberapa alasan mengapa skill ini sangat penting dalam dunia kerja:

1. Meningkatkan Produktivitas.

Ketika seseorang mampu menerima berbagai macam situasi, baik itu perubahan yang tidak terduga, kritik, atau kegagalan, mereka lebih mungkin untuk tetap fokus pada tujuan mereka dan tidak terjebak dalam perasaan negatif atau kekecewaan.

2. Membangun Hubungan yang Kuat.

Kemampuan menerima orang lain dengan segala kelebihan dan kekurangannya membantu membangun hubungan kerja yang positif. Dengan sikap terbuka dan penerimaan, seseorang dapat memperoleh dukungan dan kerja sama dari rekan kerja dan atasan.

3. Mendorong Inovasi dan Kreativitas.

Seseorang yang mampu menerima ide-ide baru dan sudut pandang yang berbeda akan lebih cenderung untuk terlibat dalam diskusi yang membangun dan berkontribusi pada inovasi di tempat kerja. Acceptance menciptakan lingkungan di mana ide-ide dapat berkembang tanpa takut untuk dihakimi atau diremehkan.

4. Mengurangi Stres dan Kecemasan.

Mengkhawatirkan hal-hal yang tidak dapat diubah atau terus-menerus menolak kritik hanya akan meningkatkan tingkat stres dan kecemasan seseorang. Dengan menerima situasi yang ada dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi tantangan, seseorang dapat mengurangi tingkat stres dan menjaga kesehatan mental mereka.

5. Membangun Kepercayaan Diri.

Ketika seseorang mampu menerima diri mereka sendiri dan situasi di sekitarnya, mereka akan merasa lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan dan mengambil risiko yang diperlukan untuk pertumbuhan karier mereka. Acceptance memungkinkan seseorang untuk melihat kelemahan mereka sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh.


Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Acceptance?.

Beberapa cara meningkatkan kemampuan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Kesadaran Diri.

Kenali dan terima kelebihan serta kekurangan diri sendiri. Berlatih introspeksi dan refleksi diri dapat membantu seseorang untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri.

2. Mendengarkan dengan Empati.

Berlatih mendengarkan dengan penuh perhatian dan empati terhadap orang lain. Menerima perspektif dan pengalaman orang lain dengan terbuka dapat membantu memperluas pandangan kita dan membangun hubungan yang lebih kuat.

3. Berpikir Positif.

Coba fokus pada hal-hal yang dapat diubah dan berpikir positif tentang situasi yang ada. Melihat tantangan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh akan membantu seseorang untuk tetap optimis dan bersemangat.

4. Membangun Jaringan Dukungan.

Temukan mentor atau teman sebaya yang dapat memberikan dukungan dan umpan balik konstruktif. Memiliki orang-orang di sekitar yang mendukung dan menerima kita adalah kunci untuk tetap kuat dalam menghadapi tantangan di tempat kerja.

Dengan kemampuan acceptance yang kuat, seseorang dapat memperkuat fondasi karier mereka dan meningkatkan peluang untuk sukses dalam dunia kerja yang kompetitif. Selain itu, acceptance juga merupakan kualitas yang sangat dihargai oleh atasan dan rekan kerja, membuatnya menjadi aset yang berharga dalam membangun hubungan yang positif dan produktif di tempat kerja.


Mengasah Kemampuan "Capable" untuk Sukses dalam Karier.

Ketika memasuki dunia kerja, memiliki kualifikasi teknis dan pengetahuan yang solid tentu saja penting. Namun, ada satu kualitas yang tak kalah berharga: kemampuan untuk menjadi "capable". Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi mengapa kemampuan ini sangat diperlukan dan bagaimana kita dapat mengasahnya untuk meraih sukses dalam karier.


Pentingnya Menjadi "Capable" di Dunia Kerja.

Apa saja alasan begitu pentingnya capable di dunia kerja?. Mari kita bahas satu persatu.

1. Menghadapi Tantangan dengan Percaya Diri.

Menjadi capable berarti memiliki kemampuan dan kepercayaan diri untuk menghadapi tantangan-tantangan yang kompleks dan beragam di tempat kerja. Dengan rasa percaya diri yang kuat, seseorang dapat mengambil inisiatif dan mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin muncul.

2. Memimpin dengan Teladan.

Seorang yang capable sering kali menjadi teladan bagi rekan-rekan kerjanya. Mereka menunjukkan komitmen untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat menginspirasi orang lain untuk meningkatkan kinerja mereka dan berkontribusi lebih banyak dalam tim.

3. Menghadapi Perubahan dengan Fleksibilitas.

Dunia kerja selalu berubah, dan menjadi capable berarti memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan. Kemampuan untuk tetap fleksibel dan terbuka terhadap perubahan memungkinkan seseorang untuk tetap relevan dan berkembang dalam lingkungan kerja yang dinamis.

4. Membangun Hubungan Kerja yang Kuat.

Seorang yang capable cenderung menjadi kolaborator yang tangguh dalam tim. Mereka mampu bekerja sama dengan orang lain dengan efektif, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan berkontribusi secara positif terhadap pencapaian tujuan bersama.

5. Meningkatkan Kredibilitas dan Kepercayaan.

Kemampuan untuk menghasilkan hasil yang konsisten dan berkualitas tinggi membantu membangun reputasi yang baik di tempat kerja. Dengan demikian, seseorang yang capable lebih mungkin dipercaya dengan tanggung jawab yang lebih besar dan menjadi pemimpin yang dihormati.


Cara Mengembangkan Kemampuan "Capable".

Berikut adalah cara mengembangkan kemampuan capable:

1. Terus Belajar dan Berkembang.

Tetap mengikuti perkembangan dalam industri dan bidang kerja Anda, dan berkomitmen untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan baru.

2. Ambil Inisiatif.

Jangan takut untuk mengambil tanggung jawab dan mencari peluang untuk berkontribusi lebih banyak dalam pekerjaan Anda.

3. Terbuka Terhadap Umpan Balik.

Sambutlah umpan balik dengan terbuka dan gunakan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh.

4. Bekerja dengan Konsistensi dan Integritas.

Tetap konsisten dalam kualitas kerja Anda dan tetap berpegang pada nilai-nilai integritas dalam setiap tindakan Anda.

5. Bangun Jaringan Dukungan.

Temukan mentor dan rekan kerja yang dapat memberikan dukungan dan bimbingan dalam mengembangkan kemampuan Anda.

Dengan mengasah kemampuan "capable", seseorang dapat membuka pintu menuju kesuksesan dalam karier mereka. Kemampuan ini tidak hanya membantu seseorang untuk menjadi profesional yang unggul, tetapi juga membantu mereka untuk berkembang dan mencapai potensi penuh mereka di dunia kerja yang kompetitif.

Related Posts