Wednesday, August 22, 2018

Micromanagement

Bahaya "Micromanagement" di Tempat Kerja

Micromanagement merupakan gaya kepemimpinan yang ditandai dengan adanya pengawasan dan pengarahan berlebihan dari atasan. Jika Anda adalah seorang atasan, gaya kepemimpinan seperti ini sebaiknya Anda hindari karena dapat berdampak negatif terhadap tim atau anak buah Anda.

Kebanyakan pemimpin yang menerapkan micromanagement umumnya sangat minim dalam hal delegasi. Dia akan selalu mengontrol dan mengatur cara kerja bawahannya. Tanpa ia sadari, hal tersebut hanya akan membuat bawahan menjadi tertekan dan menghalangi mereka untuk berkembang.

Dari hasil survei terhadap para pekerja di Amerika Serikat, ditemukan bahwa micromanagement lebih banyak membawa dampak negatif, salah satunya menurunkan produktivitas karyawan (55 persen).

Nah, seperti apa persisnya bahaya micromanagement di tempat kerja? Berikut penjelasannya:

•    Meningkatkan stres dalam bekerja 
Dipimpin oleh atasan yang ‘over protective’ bisa menimbulkan stres dalam bekerja. Bawahan tidak diberikan kebebasan untuk menyampaikan ide dan pemikirannya, merasa dikendalikan, sehingga ia pun merasa terkekang dan pada akhirnya stres. Demikian pula dengan atasan itu sendiri—ikut merasa stres. Setiap pemimpin punya tanggung jawab lain yang lebih besar dari sekadar berdiri di samping bawahan, sambil mengawasi dan mengarahkannya tanpa henti. Dengan micromanaging, beban kerja seorang atasan justru makin bertambah sehingga tingkat stresnya pun bertambah.

•    Membunuh potensi karyawan 
Seorang micromanager cenderung menutup diri terhadap masukan orang lain—terutama bawahannya. Ia pun biasanya tidak berani melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan. Alhasil, para bawahan jadi kesulitan menunjukkan potensinya sehingga sulit berkembang. Mereka bahkan takut untuk mengambil inisiatif, karena sang atasan tidak membebaskannya. Jika Anda dihadapkan pada situasi demikian, sebaiknya pertimbangkanlah untuk mulai mencari perusahaan baru di sini. Jangan lama-lama bertahan di lingkungan kerja yang menghambat potensi karyawan. Sebab, masa depan karier Anda yang dipertaruhkan.

•    Menghalangi kesuksesan perusahaan 
Pemimpin yang melakukan micromanaging cenderung perfeksionis, namun di saat yang sama ia hanya percaya pada dirinya sendiri. Padahal pada kenyataannya, sempurna menurut dia belum tentu yang terbaik untuk perusahaan. Justru sangat tidak menutup kemungkinan para bawahan punya ide atau inovasi yang dapat menciptakan kesuksesan besar perusahaan. Sebuah perusahaan bisa berhasil jika melibatkan seluruh karyawannya. Nah, jika Anda ingin menjadi bagian dari kesuksesan perusahaan, pilihlah perusahaan yang dapat memberikan kesempatan tersebut.


Sumber :
https://ekonomi.kompas.com/read/2016/09/25/160000926/bahaya.micromanagement.di.tempat.kerja.

Wednesday, August 15, 2018

8 Prinsip yang Mempengaruhi Calon

Diambil dari hasil penelitian Robert Cialdini, dalam bukunya The Psychology Influence of Persuasion. 8 prinsip ini bisa Anda gunakan dalam melakukan penawaran sehingga bisa lebih efektif lagi menghasilkan closing.

1. Reason (Alasan)
2. Social Proof (Bukti Sosial)
3. Liking (Suka)
4. Authority (Otoritas)
5. Reciprocity (Timbal Balik)
6. Commitment (Komitmen)
7. Scarcity (Kelangkaan)
8. Attribution (Pelabelan)


1. Reason (Alasan)

Untuk melakukan sebuah tindakan, setiap orang memerlukan sebuah ALASAN
Contoh :
Daftar sekarang karena promo berakhir hari ini
Produk ini telah terbukti efektif karena 1250 orang sudah merasakan kepuasannya
Termasuk dalam aktifitas jual beli, oleh karena itu dalam kalimat promosi Anda selalu berikan alasan mengapa mereka harus membeli dari Anda


2. Social Proof (Bukti Sosial)

Dalam teori psikologi, ternyata banyak orang melakukan sesuatu karena ikut-ikutan yang lain
Contohnya Anda lebih memilih tempat makan yang ramai dibanding yg sepi, atau menghampiri toko yang penuh pembeli
Dalam promosi juga Anda bisa gunakan strategi ini dengan menunjukkan data jumlah pembeli, testimoni, endorse dll
Karena asumsi orang-orang ketika ramai, atau yg berkerumun berarti kualitasnya baik, dan mereka merasa aman karena ada orang lain melakukan hal sama


3. Liking (Rasa Suka)

Rata-rata orang membeli di tempat atau di orang yang mereka sukai
Bisa dari teman, tetangga, atau bahkan idola, bisa juga dari penjual yg ramah, perhatian, dan baik
Nah untuk meningkatkan penjualan Anda, jadilah penjual yang disukai
Dengan cara rutin berinteraksi, gunakan bahasa sesuai target market, dan buat mereka mengenal Anda dengan baik


4. Authority (Otoritas)

Kata-kata dari orang yang memiliki otoritas lebih tentunya akan lebih berpengaruh daripada tidak
Mereka akan lebih dipercaya sehingga mengurangi keraguan calon pembeli saat memberikan penawaran
Oleh karena itu bangunlah otoritas Anda sendiri dengan personal branding, kuncinya belajar dan praktek
Anda juga bisa gunakan otoritas orang lain dengan endorse, testimoni ahli, hasil uji, sertifikasi dll


5. Reciprocity (Timbal Balik)

Orang Indonesia khususnya memiliki kultur baik yang bernama balas budi
Ketika diberi, maka orang akan cenderung ingin memberi balik
Oleh karena itu jika Anda ingin menerima pembelian dari calon pembeli, maka awali dengan memberi sesuatu
Bentuknya bisa dalam berbagai konsep, bisa reward, giveaway, sharing, bonus, preview dll


6. Commitment (Komitmen)

Setiap dari kita memiliki keinginan untuk berkomitmen pada suatu hal
Sehingga jika orang tersebut sudah berkomitmen di awal dengan Anda maka seterusnya ia akan lebih mudah melakukan komitmen yg lain
Teknik yang bisa gunakan adalah teknik yes set, yaitu dengan mengajukan pertanyaan yg jawabannya ya, ya, ya maka permintaan yg ketiganya pun akan ya juga
Bisa juga Anda memberikan penawaran bertahap mulai dari produk gratis, lalu yg murah dan baru ke yg mahal


7. Scarcity (Kelangkaan)

Sudah menjadi lazim sesuatu yang langka menjadi hal yang berharga
Dan banyak orang yang kemudian segera melakukan sesuatu sebelum kehilangan mendapatkan produk tersebut
Ini bisa  digunakan pada tiap promosi Anda dengan membatasi jumlah atau waktu promosi yang berlangsung


8. Attribution (Pelabelan)

Banyak orang yang senang jika dikategorikan dengan tipe tertentu.
Ada juga yang senang jika dimasukkan ke dalam kelompok tertentu yang ia senangi.
Contoh jika seseorang melabelinya dirinya sebagai fans klub sepakbola tertentu, tentunya akan sulit untuk menolak jika ada yg menawarkan baju klub tsb
Anda juga bisa menggunakan label ini untuk diasosiasikan dengan produk Anda, tentunya harus disesuaikan dengan produk
Misal
Pak yg beli di perumahan/apart ini banyak executive muda seperti bapak, dan juga mereka masih keluarga2 muda seperti bapak lho..
Halo Bu, yuk miliki 1 unit apart di tmpt kami sebagai bentuk hadiah perkawinan.. pasti bapak sgt senang mendengar ibu pintar mengolah uang menjadi sebuah aset, seperti ibu2 jaman now...

Tuesday, August 14, 2018

The Law of Attraction

Apa yg anda pikirkan, itulah yg akan terjadi.

  • Jika kita memikirkan bahagia, maka kita akan bahagia.
  • Jika kita berpikiran sedih, maka kita menjadi sedih.
  • Jika kita berpikiran gagal, kita menjadi gagal.
  • Jika kita berpikiran sukses, maka kita niscaya sukses.


Inilah, The Law of Attraction Hukum Tarik Menarik,  merupakan Sunnatullaah yang berlaku di alam semesta.

You are what you think (Anda adalah apa yang Anda pikirkan).

Selalulah berpikir yang positif dan jangan pernah biarkan pikiran negatif membelenggu otak dan kehidupan kita.

Jadi tetap semangat dan jangan pernah menyerah pada keadaan.

Tugas kita hanya 2, yaitu : Berusaha optimal dan berdoa.

Sedangkan selanjutnya itu Kuasa ALLAH SWT


Pikirkan yang baik2, berkata yg baik, Bertindaklah yg Baik- Baik, dan Insyaa Allah yg datang juga yang Baik- Baik!

Semoga kita menjadi lebih baik


Sumber :
dari berbagai sumber

Monday, August 13, 2018

Promosi yang Mengugah Orang untuk Action


Saat membuat promosi perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini.

1. Judul promo.
2. Latar belakang penawaran (storytelling).
3. Penjelasan singkat produk.
4. Alasan.
5. Call to action.
6. N.B.

Elemen yang pertama diperhatikan saat melakukan promosi tentunya adalah Judul promosi

Judul promosi yang kita buat HARUS bisa mencuri perhatian calon buyer/agent. Harus menarik!

Kalau dari judul promosinya saja sudah tidak menarik, bagaimana kita bisa meyakinkan calon pembeli/agent? Jangankan sanggup meyakinkan mereka, membuat mereka melirik promosi kita saja tidak berhasil.

Beberapa kata yang bisa digunakan untuk judul promo.

- Akhirnya
- Seru
- Eksklusif
- Fantastis
- Pertama
- Gratis
- Dijamin
- Luar biasa
- Rahasia
- Terbatas
- Ampuh
- Terungkap
- Spesial
- Segera
- Terbaru
- Sekarang
- Mudah

Nah berikut beberapa contoh judul promo dari kata-kata diatas.

 TERUNGKAP
Terungkap cara menguasai seluk beluk property dalam 7 hari

RAHASIA
Ini dia rahasia membeli Property dgn untung

GRATIS
Mau gratis konsultasi bisnis Property? Silahkan cek ini.

MUDAH
Kini hadir cara mudah memulai Bisnis Property


Ada cara lain dalam membuat judul:

Janjikan manfaat

Teknik ini sering digunakan oleh banyak penjual yang jago jualan. Kuncinya adalah memberikan janji kepada calon pembeli. Namun perlu ingat, janji yang Anda berikan memang harus benar-benar bisa terbukti.

Contoh:
- Ternyata Proyek2 .....
- Ikuti program.....


Berikan Alasan

Variasi pembuatan judul promo yang menarik lainnya adalah Anda bisa mengangkat tentang alasan mengapa konsumen harus menggunakan produk Anda sehingga isi iklan Anda akan berisi alasan mengapa perlu menggunakan produk yang Anda tawarkan ini.

Contoh:
- 7 Alasan yang wajib Anda tahu rumah syariah.....
- Ini dia alasannya mengapa property ini banyak dibeli orang.


Judul Promosi Penasaran

Kita pun bisa membuat judul promosi yang membuat pembaca menjadi penasaran agar pembaca akan membaca lebih lanjut.

Dengan membuat si pembaca penasaran, akhirnya mendorong pembaca untuk mencari tahu informasi lanjutan dari judul promosi yang Anda buat. Ingat! Kuncinya membuat pembaca penasaran ya.


Contoh:
- Akhirnya hadir rahasia cepat closing tanpa pusing
- Ini dia Investasi paling menguntungkan tahun ini!


Sumber :
dari berbagai sumber

Thursday, July 26, 2018

Punya Bisnis?

Punya bisnis?

Saran saya, "Belajarlah memulai bisnis dan MENGELOLA bisnis."

Dengan belajar, dengan ilmu, risiko-risiko bisnis dapat ditekan. Aktivitas-aktivitas bisnis pun menjadi lebih efisien dan lebih efektif. Apalagi kita tahu, saat ini inovasi perlu dirancang dengan cermat, nggak bisa lagi dadakan atau karbitan.

Memang, action itu teramat perlu. Mutlak. Tapi nggak cukup. Perlu ilmu. Perlu perencanaan. Perlu analisa. Terutama untuk ekspansi bisnis atau membesarkan bisnis. Kalau coba-coba sekenanya, malah lebih menguras waktu dan biaya. Itulah yang dulu saya alami.

Dalam menjalankan bisnis pada tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya, saya menyukai sesuatu yang terukur. Karena, hanya sesuatu yang terukur yang bisa ditingkatkan. Kalau tidak terukur, apa yang mau ditingkatkan?

Omset, diukur.
Profit, diukur.
Zakat, diukur.
Jumlah karyawan, diukur.
Kinerja karyawan, diukur.

Kemudian, dievaluasi untuk ditingkatkan.

Sekali lagi, action itu perlu. Berani itu perlu. Terutama untuk memulai. Tapi, untuk membesarkan, kita perlu ilmu. Perlu perencanaan. Perlu analisa. Nggak bisa asal action.

Soal membesarkan bisnis, teman-teman bisa belajar dari Mr Joss, Dedy Duit, dan Wendi Abdillah. Boleh juga jadi mitra mereka. Setahu saya, mereka senang sekali berbagi ilmu untuk entrepreneur dan calon entrepreneur.

Mudah-mudahan dengan belajar dan tahu hal-hal teknis, bukan sekedar motivasi, bisnis kita bisa membesar dan menaungi banyak orang. Berkah berlimpah. Aamiin. Sekian dari saya, Ippho Santosa.

Friday, July 20, 2018

Profesional atau entrepreneur?

Apa profesi Anda? Profesional atau entrepreneur?

Di antara kita, sebagian memilih jadi profesional, sebagian lagi memilih jadi entrepreneur. Yah silakan saja. Choice. Masing-masing ada konsekuensi.

Kakek saya, ayah saya, ibu saya, dan kakak saya, mereka semua memilih jadi profesional, sepanjang hidup mereka. Dan mereka-lah yang menafkahi saya sebelum saya mencari nafkah sendiri. Tanpa mereka, saya nggak akan jadi apa-apa.

Gimana dengan entrepreneurship?

Inilah saran saya kepada entrepreneur. Mulailah berbisnis semuda mungkin. Mumpung lagi semangat-semangatnya. Mumpung lagi berani-beraninya. Mumpung ada banyak waktu. Mumpung masih sedikit tanggungan.

Yang saya lihat, tingkat semangat dan tingkat keberanian si muda, memang rada beda dengan senior-seniornya. Beneran, beda! Belum lagi, ketika muda, Anda punya banyak waktu untuk menghabiskan 'jatah gagal'. Ini sepertinya sepele atau lelucon, padahal nggak.

Dan jangan salah. Di Era Digital seperti sekarang ini, berbagai kemudahan ada di ujung jari kita. Boleh dibilang, jempol adalah aset yang teramat besar pun bisa menghasilkan uang, TANPA HARUS keringatan, TANPA HARUS macet-macetan, TANPA HARUS punya ruko dan kios.

Jempol + Internet = Duit

Bijaklah. Ketika orang lain menghabiskan waktu bersama gadget dan komputernya, Anda malah menghasilkan uang melalui gadget dan komputer Anda. Keren nggak tuh? Yah keren banget!

Saya, Ippho Santosa, turut mendoakan. Semoga hidup Anda semakin berkah dan semakin berlimpah dengan menjadi entrepreneur, dengan memanfaatkan masa muda, dengan memanfaatkan internet, socmed, dan gadget. Aamiin.

Thursday, July 19, 2018

Belanja Online

Indonesia, dari segi waktu penggunaan internet, menempati peringkat keempat dunia, dengan durasi rata-rata menggunakan internet hampir 9 jam setiap harinya. Bayangkan, hampir 9 jam setiap harinya! Yang saya kuatirkan, itu cuma untuk shopping dan senang-senang saja, bukan untuk tujuan produktif.

Ternyata ada peringatan bahaya lain untuk kita semua. Apa itu? Kertegantungan belanja online mulai marak dan merebak di masyarakat Indonesia.

Ada tiga cirinya.

Pertama, memiliki lebih dari 3 kartu kredit yang aktif untuk belanja. Sebaiknya berhati-hati jika kita sudah menggunakan lebih dari 3 kartu kredit untuk belanja online, bahkan tanpa sadar telah berbelanja melebihi income bulanan.

Kedua, menghabiskan lebih dari 3 jam sehari untuk melihat-lihat fitur belanja online. Ketagihan belanja online dimulai dari kebiasaan sehari-hari. Perhatikan baik-baik, kebiasaan ini bisa mengganggu pekerjaan utama kita karena dilakukan berlebihan. 

Ketiga, setiap minggu pasti ada beberapa kiriman paket belanja online. Apalagi kita mulai membayarnya dengan mencicil. Atau terpaksa mengorbankan pos-pos keuangan yang lain. Ini benar-benar bahaya.

Mari kita lihat dalam perspektif yang lebih luas.

Populasi penduduk Indonesia saat ini mencapai 262 juta orang. Lebih dari 50 persen atau sekitar 143 juta orang telah terhubung jaringan internet sepanjang 2017. Angka ini tidak terlalu jelek sebagai negara berkembang.

Dengan kata lain, ini sebenarnya potensi bisnis yang menggiurkan. Pertanyaan selanjutnya, sudahkah kita memanfaatkan perkembangan internet di Indonesia ini sebagai pelaku bisnis? Atau hanya sebagai konsumen produk?

Bijaklah. Sudah saatnya kita jadi pelaku. Jadi pemain. Jadi penjual. Jadi produsen. Besar harapan saya, semoga ke depan lebih banyak lagi orang Indonesia yang memanfaatkan internet untuk tujuan bisnis. Aamiin.

Mudah-mudahan berkah berlimpah.

Related Posts