Begini Strategi Komeng Bisa Raih 1,8 Juta Suara Tanpa Kampanye dalam Pemilu 2024
Rabu, 21 Februari 2024 - 16:16
Komeng terus mendulang suara hingga tembus angka 1,8 juta dalam perhitungan suara Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat (Jabar). Komeng menjadi primadona padahal dia mengaku tak melakukan kampanye.
Komeng hanya menerapkan strategi yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. Dia sengaja mengambil pekerjaan yang berada di daerah Jawa Barat agar masyarakat semakin mengenalnya. Tapi, Komeng menegaskan bahwa dirinya tak melakukan kampanye. Begitu pula di media sosial, Komeng tak melakukan usaha apa pun agar orang-orang mencoblosnya.
"Nggak (kampanye). Saya malah ambil job, tapi yang banyak di Jawa Barat," ujar Komeng, dikutip dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, Rabu (21/2/2024).
Kepada Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) setempat, Komeng menegaskan bahwa dirinya tak melakukan kampanye. Tak ada ajakan untuk mencoblos dirinya ketika mengisi acara.
Ada Panwaslu, saya bilang 'saya nggak kampanye'. Saya cuma bilang 'mohon doa restu nih saya nyaleg'. Saya nggak nyuruh," tegasnya.
Komeng sendiri sudah mempelajari aturan Pemilu sehingga yakin tak melanggar aturan apa pun. Dia hanya bekerja seperti biasa, mengisi acara dengan melawak sebagai keahliannya.
Bukan mengeluarkan uang seperti biasanya saat berkampanye, komedian ini justru mendapatkan uang sebagai honor dari pekerjaannya.
"Jadi saya ambil job di beberapa tempat di dapil saya, dapat duit," pungkas Komeng.
https://www.rctiplus.com/news/detail/sindonews/4265627/begini-strategi-komeng-bisa-raih-1-8-juta-suara-tanpa-kampanye-dalam-pemilu-2024
Cerdas! Begini Strategi Komeng Lolos Jadi Anggota DPD RI 2024
21 Feb 24 | 16:10
Komedian Alfiansyah Bustami alias Komeng baru-baru ini menggemparkan dunia politik Indonesia dengan perolehan suara yang diraihnya pada Pileg 2024, Rabu (14/2/2024). Berdasarkan data real count resmi KPU pada Rabu (21/2/2024), Komeng sebagai caleg non partai, berhasil mendapatkan 1.857.323 suara (20,01 persen), tertinggi di Jawa Barat.
Suara Komeng tertinggi di wilayah Jawa Barat untuk pencalonan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.Dalam program Podcast Close The Door di YouTube Deddy Corbuzier, Rabu (21/2/2024), Komeng menyatakan bahwa dirinya tidak pernah melakukan kampanye secara terang-terangan selama masa pencalonan.
“Enggak, ngapain Pak. Saya mah malah nyari job, tapi yang saya ambil lebih banyak di Jawa Barat,” kata Komeng dalam Podcast Close The Door di YouTube Deddy Corbuzier, yang diunggah pada Rabu (21/2/2024).
1. Komeng mengaku tidak keluar modal sedikitpun
Komeng menekankan bahwa ia sama sekali tidak mengeluarkan modal untuk berkampanye.Bermodalkan mengisi acara-acara di Jawa Barat, Komeng berhasil menerapkan strategi kampanye terselubung, tanpa disadari masyarakat. Bahkan, sebelum hari pencoblosan tiba, Komeng tidak pernah memasang baliho sebagai Caleg DPD RI 2024.
2. Jawaban Komeng soal surat imajiner
Terkait surat dari Komeng kepada PSI yang sempat viral, Komeng menjelaskan bahwa surat tersebut itu imajiner atau tidak nyata. Surat tersebut bukanlah ditulis oleh dirinya, melainkan ada pihak lain yang menuliskan seolah-olah dari Komeng.
“Ini bukan saya, ini imajiner, berarti orang yang nulis, tapi biasanya harus izin, nah ini enggak izin. Ya udah gitu aja,” jawab Komeng saat ditanya oleh Deddy Corbuzier terkait tanggapannya atas surat imajiner yang ditujukan ke PSI atas nama dirinya.
3. Isu seni dan budaya jadi fokus
Dalam video berdurasi 54 menit itu, Komeng menyatakan bahwa sebagai calon anggota DPD RI 2024 nantinya ia perlu membawa konsep masyarakat, bukan hanya dari sisi komedian saja. “Saya harus membawa konsep masyarakat, larinya tetep seni dan budaya,” tuturnya. Menurut Komeng, kesadaran pemerintah masih rendah untuk menggaungkan kekayaan seni dan budaya yang dimiliki Indonesia di manca negara. Ia berniat untuk mendalami isu tersebut ketika duduk di kursi DPD RI. “Harusnya pemerintah bisa menyadarkan warganya,” ucap Komeng.Komeng menyatakan keinginannya murni mencalonkan diri dalam Pileg 2024 untuk membawa kebudayaan Indonesia lebih dikenal luas. Selain itu, ia juga menekankan bahwa masyarakat Indonesia perlu dilatih untuk belajar mencintai produk dalam negeri.
4. Respons Komeng soal korupsi
Ketika dimintai pendapat soal isu korupsi, Komeng menjelaskan bahwa ia beberapa kali menyangka anggota legislatif yang terlihat baik tidak akan korupsi. Namun, ternyata Komeng selalu salah menduga. Nyatanya, ia melihat banyak anggota DPRD hingga DPR yang masih bertindak korupsi atas anggaran tertentu. “Karena melakukan yang baik aja bisa salah,” jawab Komeng.
https://www.idntimes.com/news/indonesia/sherlina-purnamasari/cerdas-begini-strategi-komeng-lolos-jadi-anggota-dpd-ri-2024.
Begini Strategi Komeng Pikat Warga hingga Suaranya Tak Terbendung di Pemilu 2024
Rabu 21 Februari 2024 20:59 WIB
Alfiansyah Komeng hampir dipastikan terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Jawa Barat periode 2024-2029. Pelawak senior berdarah Betawi-Sunda ini masih memimpin perolehan suara sementara. Komeng sudah mengantongi lebih 1,8 juta suara, tak terdandingi oleh calon senator lain.
Meski tak berkampanye secara khusus jelang Pemilu 2024, tapi Komeng tetap menjadi primadona bagi masyarakat.
Komeng hanya menerapkan strategi yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. Dia sengaja mengambil pekerjaan yang berada di daerah Jawa Barat agar masyarakat semakin mengenalnya.
Tapi Komeng menegaskan bahwa dirinya tak melakukan kampanye. Begitu pula di media sosial, Komeng tak melakukan usaha apapun agar orang-orang mencoblosnya.
"Gak (kampanye). Saya malah ambil job tapi yang banyak di Jawa Barat," ujar Komeng dalam Podcast Close The Door Corbuzier dikutip dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, Rabu (21/2/2024).
Kepada Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) setempat, Komeng menegaskan bahwa dirinya tak melakukan kampanye. Tak ada ajakan untuk mencoblos dirinya ketika mengisi acara.
"Ada Panwaslu, saya bilang 'saya gak kampanye'. Saya cuma bilang mohon doa restu nih saya nyaleg' saya gak nyuruh," sambungnya.
Komeng sendiri sudah mempelajari aturan Pemilu sehingga dirinya yakin tak melanggar aturan apapun. Dia hanya bekerja seperti biasa, mengisi acara dengan melawak sebagai keahliannya.
Bukannya mengeluarkan uang seperti biasanya saat berkampanye, Komeng justru mendapatkan uang sebagai honor dari pekerjaannya.
"Jadi saya ambil job di beberapa tempat di Dapil saya, dapat duit," pungkasnya.
https://nasional.okezone.com/read/2024/02/21/337/2973596/begini-strategi-komeng-pikat-warga-hingga-suaranya-tak-terbendung-di-pemilu-2024
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng
Kompas.com - 18/02/2024, 06:00 WIB
FOTO unik Alfiansyah Bustami alias Alfiansyah Komeng atau Komeng, di surat suara pemilihan anggota DPD RI 2024-2029, membawanya unggul perolehan suara di Jawa Barat.
Berdasarkan hitung cepat KPU per 17 Februari 2024, Komeng telah meraup 1.556.735 suara atau 12,4 persen.
Perpaduan foto nyentrik dan penggunaan nama panggung Komeng di surat suara, mampu menarik perhatian pemilih.
Jumlah suara alumni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Tribuana, kampus yang dicabut izinnya oleh Kemendikbud Ristek Juni tahun lalu itu, sementara ini mengalahkan suara artis kawakan Jihan Fahira dan politisi Aceng Hulik Munawar Fikri, mantan Bupati Garut.
Banyak pihak meyakini, Komeng akan menduduki peringkat pertama dalam perolehan suara pemilihan anggota DPD perwakilan Jawa Barat. Jika tidak ada aral melintang, Komeng akan menjadi senator DPD RI tahun ini.
Pose foto beberapa calon anggota DPD di surat suara, termasuk Komeng, memang lebih luwes dibandingkan foto calon presiden dan wakil presiden di Pemilu 2024. KPU memperbolehkan para calon anggota DPD menampilkan foto dengan khas dan keunikan masing-masing calon.
Bahkan ada foto calon sambil menggunakan properti. Misalnya, ada yang mengenakan pakaian adat, memakai cowboy hat, caping dan topi pabrik hingga berfoto dengan wayang kulit. Meski demikian, tidak sedikit foto para calon ditampilkan dengan pose formal, layaknya pas foto pada umumnya.
Berbeda halnya dengan surat suara pemilihan anggota DPR ataupun DPRD, yang tidak menampilkan foto para kontestan. Sehingga para calon hanya bisa mengoptimalkan simbol-simbol nomor urut, logo partai dan nama di surat suara.
Komeng menyadari keluwesan pada surat suara pemilihan anggota DPD. Karena itu, langkah pertama yang dilakukan agar pemilih memilihnya ketika hari pencoblosan, yaitu menjadikan nama panggung menjadi nama resmi agar bisa disematkan di surat suara.
Pada 2023, Komeng mengajukan permohonan pergantian nama resmi ke Pengadilan Negeri (PN) Kelas IA Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pada awal Mei 2023, sebelum pendaftaran ke KPU, PN Cibinong mengabulkan permohonannya. Nama resminya berubah dari Alfiansyah Bustami menjadi Alfiansyah Komeng.
Menariknya Komeng tidak mengganti nama Alfiansyah Bustami sepenuhnya menjadi Komeng saja, seperti yang dilakukan pesohor Uya Kuya, dari nama resmi sebelumnya Surya Utama.
Nama Komeng justru dijadikan nama kedua, setelah Alfiansyah. Artinya, nama Alfiansyah tetap dipertahankan. Strategi ini dilakukan agar Komeng bisa mendapat nomor urut kecil.
Nomor urut Komeng 10. Sementara jumlah calon anggota DPD RI dari Jawa Barat sebanyak 54 orang. Di sisi lain, penetapan nomor urut calon anggota DPD RI berdasarkan abjad.
Karena itu, jika nama Alfiansyah Bustami diganti sepenuhnya menjadi Komeng, maka Komeng mendapat nomor urut 40. Perubahan ini bisa memengaruhi posisi barisan foto Komeng di surat suara.
Semakin besar nomor urut, maka posisi foto calon semakin berada di baris paling bawah surat suara. Agar posisi foto Komeng tetap di baris atas, maka nama Komeng dijadikan nama kedua setelah Alfiansyah.
Selain mengubah nama, Komeng juga mengubah fotonya saat berstatus Daftar Calon Tetap (DCT) DPD RI. Foto di DCT inilah yang dipakai untuk surat suara.
Tadinya foto Komeng ketika status Daftar Calon Sementara (DCS) DPD RI, tampak terlihat formal, seperti pose di pas foto.
Pergantian foto tersebut mampu mendongkrak suara Komeng, karena posenya di foto tersebut dianggap nyentrik oleh banyak pemilih.
Pose Komeng di foto tersebut merupakan representasi ekspresi Komeng yang sering muncul di layar kaca. Akibatnya tidak sulit mengenali dan mencari wajah Komeng di surat suara, apalagi dengan posisi foto di barisan paling atas.
Harus diakui, foto dan nama panggung Komeng berhasil membuat surat suara menjadi bermakna bagi para pemilih, dan bukan sekadar kertas pencoblosan.
Pemaknaan itu muncul melalui komunikasi tidak langsung secara verbal dan non-verbal antara Komeng dengan para pemilih dengan media kertas suara.
Komeng meyakini strateginya ini lebih efektif dibandingkan memasang baliho dan spanduk di jalan-jalan. Selain menghabiskan banyak biaya, strategi kampanye tersebut dinilai tidak efektif saat ini.
Sebaliknya, Komeng justru memanfaatkan surat suara sebagai media visual kampanye, agar konstituen bisa langsung memilihnya.
Strategi Komeng ini erat kaitannya dengan teori Komunikasi Multimodal. Komeng menggunakan multimodal text sebagai pesan untuk menarik perhatian pemilih.
Dalam teori Multimodal Communication, ada banyak tanda yang saling mendukung dalam menciptakan pemaknaan penerima pesan, dalam hal ini pemilih.
Tanda-tanda ini diistilahkan sebagai semiotic modes dan dengan cara tertentu mode-mode tersebut disatukan untuk saling melengkapi (Kress and van Leeuwen, 2001).
Komeng menggunakan strategi ini agar pemilih mengenalinya secara cepat dan mencoblosnya. Dirinya meyakini popularitasnya masih ada dan sosoknya bisa langsung diingat para pemilih dengan menarik perhatian mereka melalui penggunaan mode-mode semiotik.
Ketika membuka surat suara, para pemilih langsung melihat foto dan nama Komeng di baris pertama.
Kemudian para pemilih memaknainya dengan mengkomparasikannya melalui pengalaman dan pengetahuan terhadap sosok Komeng. Hingga akhirnya, terjadi komunikasi tidak langsung (indirect communication) yang efektif antara Komeng dan para pemilih.
Adapun mode-mode yang dijadikan sebagai teks multimodal dalam strategi komunikasi Komeng, yaitu perubahan nama dan nomor urut yang menentukan posisi baris atas surat suara.
Lalu ada mode ekspresi wajah khas Komeng, tatapan mata, gestur tubuh nyeleneh, warna latar belakang foto dan warna pakaian, serta jenis foto close up yang memfokuskan gambar ekspresi Komeng.
Para pemilih menyatukan mode-mode itu, sehingga tertarik lalu memaknainya dan menghasilkan efek, yang tentu sesuai dengan harapan si pemberi pesan, yaitu coblos Komeng. Alhasil, suara Komeng melesat.
Mengacu pada konsep komunikasi tidak langsung Harrold Laswell (dalam Deddy Mulyana, 2007), dijelaskan bahwa pesan efektif adalah pesan yang mampu dimaknai penerima pesan dan menciptakan efek sesuai keinginan pengirim pesan.
Efek yang dimaksud, tentu agar pemilih mencoblos fotonya. Komeng berhasil melakukannya, meskipun bukan lulusan atau ahli di bidang Komunikasi.
https://regional.kompas.com/read/2024/02/18/06000051/membedah-strategi-komunikasi-multimodal-ala-komeng?page=all.
Intip Strategi Komeng agar Unggul Raih Suara di DPD Jawa Barat
Komeng mengungkapkan bahwa dirinya ingin memajukan berbagai kesenian khususnya di Jawa Barat saat lolos menjadi anggota DPD.
Senin, 19 Februari 2024 | 19:15
Pengamat Politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin mengungkapkan strategi Alfiansyah Komeng atau Komeng dalam meraih suara terbanyak pada pertarungan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Jawa Barat.
Diketahui, berdasarkan data dari laman resmi KPU pada 19 Februari 2024, Komeng berhasil meraih suara 11,84%. Angka tersebut menyalip Jihan Fahira yang memperoleh suara 4,58% dan Aanya Rina Casmayanti 5,34%. Mendominasinya angka komeng di DPD Jawa Barat berpotensi membawa dirinya untuk melenggang di Senayan.
Ujang menjelaskan salah satu hal mendasar yang membawa Komeng meraup suara terbanyak adalah memberikan perbedaan foto pada kertas suara, sehingga para peserta pemilu akan memusatkan perhatiannya kepada Komeng.
“Mas Komeng, saya melihat dia pendekatan yang unik. Ya, kan tadi dengan foto, ya, yang kalau ga salah yang menarik yang berbeda. Memiliki diferensiasi. Pembeda dengan yang lain. Ya, ini keunikannya disitu,” ujarnya dikutip dari Youtube, Senin (19/02/2024).
Dirinya juga mengaitkan perilaku masyarakat Jawa Barat yang memiliki kecenderungan untuk memilih figure politik karena telah dikenal oleh masyarakat secara luas.
“Ada keunikan tertentu dalam konteks memilih. Ya, makanya kalau orang Jawa Barat tuh gini, kalau udah seneng sama orang tertentu, ya sudah, ya di situ saja,” ungkapnya
Disisi lain, majunya Komeng di kancah politik bukan tanpa sebab. Komeng mengungkapkan bahwa dirinya ingin memajukan berbagai kesenian khususnya di Jawa Barat.
“Ingin mengembangkan kesenian di Jawa Barat pada khususnya, di Indonesia pada umumnya. Dengan komedi untuk memancing kebahagiaan,” kata Komeng.
Kecintaannya terhadap kesenian telah dilakoninya ketika bergabung dalam grup lawak Diamor pada tahun 1989, yang beranggotakan Rudi Sipit, Mamo, dan Jarwo.
Mengutip dari wikipedia, Komeng pernah membintangi serial komedi, seperti Kompor Diamor (1991), Akal-Akalan (1996), Otak-Otak Kuda (1996), dan Malioboro (1996).
https://kabar24.bisnis.com/read/20240219/15/1742208/intip-strategi-komeng-agar-unggul-raih-suara-di-dpd-jawa-barat.
No comments:
Post a Comment