Thursday, August 8, 2024

Menerapkan Ekonomi Biru dengan Karbon Biru

Membentuk masyarakat yang sadar terhadap perubahan iklim, berarti akan memahami pentingnya menjaga wilayah laut dan pesisir. Hal itu akan terjadi, karena mereka tinggal di negara pulau dan kepulauan, yang akan selalu berkaitan erat dengan wilayah laut yang luas.

Lautan tidak hanya menyediakan sumber pangan yang bergizi saja, namun juga menyediakan banyak sumber daya lain yang bisa dimanfaatkan. Termasuk, karbon biru yang ada di wilayah pesisir dan berfungsi untuk mengatur iklim agar tetap stabil.

Apa itu karbon biru?

Karbon biru adalah sebutan untuk karbon yang tersimpan atau dihasilkan ekosistem laut dan pesisir. Jenis karbon ini disebut ‘biru’ karena terbentuk di bawah air. Contoh ekosistem penghasil dan penyimpan karbon biru antara lain adalah mangrove, rawa gambut, padang lamun, terumbu, karang, dan fitoplankton. 

Sebagai negara kepulauan dengan area laut mencakup 62% dari total wilayah, potensi lautan Indonesia sebagai penghasil karbon biru pun sangat besar. Bahkan, hutan mangrove dan padang lamun di Indonesia dikenal sebagai tempat cadangan karbon biru terbesar di dunia, yaitu 17%. 

Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan karbon biru. Fungsinya, untuk melindungi ekosistem laut dari potensi kerusakan akibat eksploitasi berlebihan.

Beberapa cara dijalankan untuk mewujudkan kebijakan tersebut. Salah satunya, dengan memperluas area konservasi di kawasan perairan laut Indonesia.

Apalagi, wilayah negeri ini dilintasi garis khatulistiwa, yang sangat luar biasa memberikan kontribusi bagi perubahan iklim. Sehingga apabila kawasan konservasi diperluas, dampaknya akan sangat signifikan.

Serapan karbon lima kali lebih tinggi dibandingkan serapan di darat.

Sebagai ekosistem yang unik, hutan mangrove (atau bakau) di Indonesia telah memberikan kontribusi yang signifikan, berperan penting secara ekonomi di tingkat regional bahkan nasional dalam menyediakan ketahanan pangan dan mata pencarian, mendukung keanekaragaman hayati, serta peningkatan tutupan hutan dan lahan. Mangrove memberikan dua manfaat sekaligus: karbon biru dan ekonomi biru.

Apa itu ekonomi biru?

Ekonomi Biru merupakan pendekatan inovatif untuk memanfaatkan sumber daya laut berkelanjutan demi mendukungan pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  Sektor ekonomi biru meliputi berbagai sektor penting, termasuk perikanan, energi terbarukan, pariwisata, transportasi air, pengelolaan limbah, dan mitigasi perubahan iklim.  Ekonomi biru memiliki potensi penting sebagai sumber pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Penerapan ekonomi biru, dan berkelanjutan menjadi bagian dari upaya untuk menata kembali wilayah pesisir dan laut menjadi lebih baik lagi.

Ekonomi biru dipilih sebagai prioritas utama untuk diterapkan dalam kegiatan perekonomian. Prinsip tersebut dipilih, karena diyakini bisa merawat ekosistem laut dan pesisir, dengan tetap memberikan manfaat banyak untuk ekonomi.

Untuk bisa mengembangkan ekonomi biru, diperlukan pembangunan dan penguatan infrastruktur akuisisi data agar kegiatan riset dan ilmu pengetahuan bisa berjalan lancar.

Kebutuhan tersebut, utamanya adalah untuk Indonesia yang saat ini juga sedang fokus untuk mengembangkan ekonomi biru untuk menjaga keseimbangan kegiatan ekonomi dan ekologi di laut. Saat ini, BRIN tengah berupaya melakukan penguatan infrastruktur akuisisi data yang berasal dar luar.


https://www.forestdigest.com/detail/2334/karbon-biru-mangrove

https://econusa.id/id/ecodefender/karbon-biru/

https://www.rri.co.id/nasional/582511/redam-perubahan-iklim-pemerintah-terapkan-karbon-biru

https://www.mongabay.co.id/2022/12/09/membumikan-ekonomi-biru-di-tengah-ancaman-perubahan-iklim/

https://kadin.id/program/ekonomi-biru/

No comments:

Post a Comment

Related Posts