Pertikaian antara Israel dan Iran: Sejarah dan Dinamika Konflik.
Israel dan Iran adalah dua negara yang secara geopolitik signifikan di Timur Tengah. Pertikaian antara keduanya telah menjadi salah satu aspek paling kompleks dan berkelanjutan dalam politik regional, dengan akar sejarah yang dalam dan serangkaian peristiwa modern yang memperumit hubungan mereka. Untuk memahami dinamika konflik ini, penting untuk melihat ke belakang dan meninjau sejarah serta faktor-faktor yang memengaruhinya.
Asal Usul Konflik.
Sejarah Kuno dan Religius.
Sejarah kuno menunjukkan bahwa wilayah yang sekarang disebut Israel dan Iran memiliki ikatan religius yang kuat, terutama dengan munculnya agama Yahudi dan Islam. Kota suci seperti Yerusalem dan Bait Suci di Iran (Persia kuno) menjadi pusat-pusat spiritual yang penting bagi kedua agama ini.
Abad ke-20 dan Pembentukan Negara Israel.
Konflik modern antara Israel dan Iran berkaitan dengan pembentukan Negara Israel pada tahun 1948. Deklarasi kemerdekaan Israel menyebabkan perang Arab-Israel pertama, yang melibatkan beberapa negara Arab tetangga. Iran pada saat itu, di bawah kepemimpinan Shah Mohammad Reza Pahlavi, tidak secara aktif terlibat dalam perang tersebut.
Perubahan Dinamika Pasca-Revolusi Iran.
Revolusi Islam 1979.
Revolusi Iran 1979, yang menggulingkan Shah Pahlavi dan mendirikan Republik Islam di bawah Ayatollah Khomeini, menjadi poin balik dalam hubungan antara Iran dan Israel. Pemerintahan baru Iran mengecam Israel secara terbuka dan menolak untuk mengakui keberadaannya.
Dukungan Iran terhadap Palestina.
Sejak revolusi, Iran telah menjadi pendukung utama perjuangan Palestina melawan Israel. Pemerintah Iran secara konsisten memberikan dukungan finansial, logistik, dan militer kepada kelompok-kelompok seperti Hamas dan Jihad Islam Palestina, yang berperang melawan Israel.
Program Nuklir Iran.
Program nuklir Iran telah menjadi titik perselisihan besar antara Iran dan Israel, serta negara-negara Barat lainnya. Israel khawatir bahwa pengembangan senjata nuklir oleh Iran dapat membahayakan keamanan nasionalnya, dan telah memperjuangkan sanksi internasional terhadap Iran untuk mencegah pengembangan senjata nuklir tersebut.
Dinamika Kontemporer.
Perang Suriah dan Keterlibatan Iran.
Keterlibatan Iran dalam perang di Suriah, terutama dalam mendukung rezim Bashar al-Assad, telah menimbulkan ketegangan tambahan antara Iran dan Israel. Israel secara terbuka menyatakan bahwa mereka tidak akan mengizinkan Iran mendirikan pangkalan militer di Suriah dekat perbatasannya.
Serangan dan Balasan.
Terjadi serangkaian serangan dan balasan antara Israel dan Iran, baik secara langsung maupun melalui kekuatan sekutu mereka. Serangan udara terhadap posisi militer Iran di Suriah dan serangan rudal terhadap Israel yang diduga dilakukan oleh pasukan pro-Iran di Gaza menjadi contoh nyata dari dinamika konflik ini.
Serangan balas serangan akhir-akhir ini.
Konflik terbaru antara Iran dan Israel dipicu oleh serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024.
Serangan udara Israel membunuh tentara di dekat Aleppo, utara Suriah. Namun, militer Israel tidak mengklaim tanggung jawab. Pesawat tempur Israel menyerang bangunan di Damaskus dalam serangan yang menewaskan tiga komandan Iran papan atas. Yaitu salah satunya adalah Jenderal besar Iran, Jenderal Mohammad Reza Zahedi, dan juga Qassem Soleimani dan Razi Mousavi.
Ini yang kemudian membuat Iran merespons dengan tegas dan menyerang Israel dengan serangan ratusan rudal ke Israel.
Iran kemudian melancarkan serangan balasan dengan menembakkan ratusan rudal balistik dan pesawat tanpa awak (drone) ke Israel pada Sabtu, 13 April 2024 malam waktu setempat. Iran melancarkan serangan dengan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel.
Iran menyampaikan drone yang digunakan adalah Drone Kamikaze Shahed-136 yang diluncurkan ke Israel secara langsung yang membawa hulu ledakan relatif kecil dengan berat sekitar 50 kg atau 110 pon.
Drone Shahed-238 digunakan dalam serangan tersebut, drone tipe ini dibekali dengan turbojet dan bukan baling-baling model 136 serta memiliki kemampuan manuver dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi, yakni mencapai 600 kmph atau 372 mph.
Rudal yang diluncurkan Iran ke Israel adalah tipe rudal balistik jarak jauh Emad dan rudal jelajah Paveh. Bahkan, Iran juga mempunyai rudal balistik hipersonik Fattah hanya butuh 7 menit untuk sampai di Israel.
Upaya Mediasi dan Tantangan Masa Depan.
Meskipun terdapat upaya-upaya mediasi oleh pihak lain, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara Barat, untuk meredakan ketegangan antara Israel dan Iran, konflik tersebut tetap berlanjut dengan intensitas yang bervariasi. Tantangan besar bagi kedua belah pihak adalah untuk menemukan jalan menuju rekonsiliasi yang berkelanjutan, sementara masih mempertahankan kepentingan nasional dan keamanan mereka.
Dalam konteks hubungan internasional yang terus berubah di Timur Tengah, pertikaian antara Israel dan Iran tetap menjadi salah satu tantangan terbesar dalam mewujudkan stabilitas regional. Sejarah yang kompleks, dinamika politik internal, dan pertimbangan geopolitik menjadikan konflik ini sulit untuk diselesaikan secara cepat atau mudah. Masa depan hubungan antara kedua negara ini akan sangat dipengaruhi oleh perubahan dalam politik regional dan global, serta kemampuan kedua belah pihak untuk menemukan kompromi yang dapat diterima oleh masing-masing.
Sumber :
https://www.antaranews.com/berita/4062951/analis-konflik-iran-israel-berpotensi-ganggu-pertumbuhan-ekonomi-ri
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7297220/konflik-di-timur-tengah-antara-iran-vs-israel-bagaimana-awalnya
https://jogja.tribunnews.com/2024/04/14/mengapa-iran-menyerang-israel-ini-kronologi-dan-fakta-lengkapnya?page=all
https://kabar24.bisnis.com/read/20240416/19/1757786/kronologi-konflik-iran-vs-israel-yang-bikin-dunia-ketar-ketir
No comments:
Post a Comment