Friday, July 4, 2014
Agar Tak Menyesal Setelah Resign
Ingin memiliki waktu lebih banyak dengan anak-anak, mengurus orangtua, atau memulai bisnis sendiri, menjadi motivasi Anda yang utama ketika memutuskan berhenti bekerja. Rasa bangga dan eksistensi diri sebagai perempuan berkarier yang menerima pendapatan pribadi setiap bulan pun rela diabaikan. Namun, setelah berhenti bekerja, kok Anda malas stres? Apa solusi agar tidak menyesal setelah resign ?
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar terhindar dari stres setelah berhenti bekerja .
1. Lakukan penyesuaian finansial
Mungkin Anda tak menyadari telah menjalani gaya hidup yang konsumtif saat masih bekerja. Sekaranglah waktunya mengatur kembali. Misalnya, kurangi pengeluaran untuk jalan-jalan atau makan di restoran setiap minggu, susutkan alokasi dana untuk liburan keluarga, serta pangkas biaya langganan antar jemput anak sekolah. Mungkin juga dengan mengurangi jumlah asisten rumah tangga. Awalnya bisa jadi akan ada protes dari anggota keluarga atau penyesuaian yang tak menyenangkan, maka berilah mereka pengertian. Ingat, jangan sampai penghematan ini mengganggu dana pendidikan yang utama, ya.
2. Bentuk lingkungan pergaulan
Tak ada salahnya Anda mencari teman baru lewat kegiatan-kegiatan di lingkungan sekitar, seperti kegiatan sosial di rumah ibadah, arisan, atau aktif di perhimpunan orangtua murid. Ilmu dan informasi berguna bisa datang dari mana saja, lo.
3. Mempertahankan relasi lama
Pertemuan dengan kawan lama memang tak bisa sesering dulu. Namun dengan adanya media sosial, jalinan pertemanan lebih mudah untuk dilanjutkan. Atau, sesekali buatlah janji bertemu di tempat makan favorit dulu.
4. Bergabung dengan komunitas
Anda hobi memasak, menulis, bersepeda, atau wisata kuliner? Saatnya bergabung dengan komunitas berdasarkan hobi tersebut. Siapa tahu Anda menemukan peluang bisnis baru.
5. Mencari pekerjaan sampingan
Banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah. Jadi, kenapa tidak mencoba menjadi freelancer ? Misalnya dengan menerjemahkan buku atau membuat transkrip. Banyak, kok, perempuan yang tetap bisa mengurus keluarga sambil bekerja di rumah. Prinsipnya, pekerjaan tersebut tak mengganggu tugas utama sebagai ibu. Kelebihannya, Anda bisa tetap berkarya dan memiliki penghasilan sendiri.
6. Luangkan me time
Setelah lelah mengurus rumah, saatnya memberi reward pada diri Anda. Pilih waktu yang tepat. Misalnya saat anak-anak sekolah, manjakan diri ke salon untuk melakukan perawatan rambut dan tubuh. Atau, cukup memanggil tukang pijat langganan ke rumah. Me time bisa menjadi mood booster yang ampuh untuk menghadapi rutinitas Anda selanjutnya.
7. Mempelajari ilmu baru
Setelah menguasai ritme kerja di rumah, tak ada salahnya mencoba hal-hal baru. Kursus fotografi, les tari, atau mungkin kursus grafologi. Pilih saja yang benar-benar baru dan memicu rasa ingin tahu. Teruslah belajar karena bukan mustahil hobi baru itu malah mendatangkan hoki.
Sumber :
http://www.tabloidnova.com
Labels:
Comfort Zone,
Resign
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Meski sering dianggap serupa, pengadaan ( procurement ) dan pembelian ( purchasing ) adalah dua proses yang berbeda dalam manajemen rantai p...
-
Membentuk masyarakat yang sadar terhadap perubahan iklim, berarti akan memahami pentingnya menjaga wilayah laut dan pesisir. Hal itu akan te...
-
Bagi mahasiswa tingkat akhir, pasti kalian sangat akrab dengan kata magang. Ya, magang memang merupakan salah satu syarat wajib untuk men...
-
Dewasa ini masih banyak orang yang meyakini astrologi zodiak sebagai alasan yang mempengaruhi dalam membuat pertimbangan maupun keputusan...
-
Istilah Generasi X, Y dan Z digunakan untuk merujuk kepada kelompok generasi dalam kumpulan umur tertentu. Don Tapscott dalam bukunya Gro...
No comments:
Post a Comment