Saturday, May 10, 2014
10 Kebiasaan Orang Karismatik
Pernahkah Anda merasa ada seseorang yang selalu merasa diri Anda istimewa? Orang itu bukan pasangan Anda, bukan atasan, bukan pula rekan kerja yang senior. Orang itu hanya rekan kerja biasa, tetapi selalu membuat ruang kerja menjadi hidup ketika ia hadir. Entah apa yang menyebabkannya begitu. Mungkin, karena orang ini pada dasarnya karismatik.
Orang karismatik mampu membangun dan menjaga hubungan baik, dan secara konsisten memengaruhi orang-orang di sekitar mereka dengan cara yang positif. Yang paling penting, mereka selalu membuat orang lain merasa penting dan merasa lebih baik.
Ingin tahu apakah Anda punya ciri-ciri orang yang karismatik, atau, Anda ingin menjadi orang yang karismatik? Ini dia tanda-tandanya:
1. Lebih banyak mendengarkan
Orang yang karismatik selalu menjaga kontak mata, tersenyum, mengangguk, dan melontarkan pertanyaan, untuk menghargai lawan bicara. Orang karismatik tidak memberikan nasihat kecuali ditanya. Mereka lebih banyak mendengarkan, untuk menunjukkan bahwa mereka peduli. Mereka tahu, jika memberi nasihat maka pembicaraan akan lebih berkisar pada diri mereka. Ingat kan, kalau Anda mulai memberi nasihat? Anda akan mengatakan, "Kalau aku sih..." dan bukannya, "Bagaimana kalau kamu...."
2. Mereka tidak pilih-pilih
Ada sebagian orang yang tidak mampu mendengarkan sesuatu yang dikatakan orang lain yang dianggap lebih rendah. Mungkin saja keduanya saling berbicara, tapi orang yang lebih "tinggi" biasanya tidak akan benar-benar mendengarkan. Sebaliknya, orang karismatik akan mendengarkan siapa saja, tak peduli posisi atau status sosialnya. Mereka bisa merasa mempunyai kesamaan dengan siapa saja, tidak hanya orang yang ada di "kelas" mereka saja.
3. Mereka akan berhenti beraktivitas ketika diajak bicara
Kesal kan, kalau Anda berbicara pada atasan, tetapi dia tetap sibuk mengecek ponsel, laptop, atau koran yang dibacanya? Orang karismatik tidak akan melirik monitor komputernya ketika diajak bicara. Mereka tahu, tidak akan bisa terkoneksi dengan orang lain jika masih sibuk terkoneksi dengan ponsel, televisi, atau apa pun. Mereka terbiasa mencurahkan seluruh perhatian pada yang diajak bicara. Tak heran orang lain ingin selalu ada di dekat mereka.
4. Mereka selalu memberi lebih dulu, dan kadang tak pernah menerima kembali
Bahasa Inggrisnya "take and give", dan versi bahasa Indonesia sebenarnya lebih baik: "memberi dan menerima". Artinya, kita mengutamakan untuk memberi lebih dulu, baru menerima. Inilah yang dilakukan orang karismatik, dan mereka tidak memikirkan apakah mereka akan menerima balasan. Mereka berfokus pada apa yang bisa diberikan, karena memberi menjadi cara untuk menciptakan koneksi nyata dalam suatu hubungan.
5. Mereka tidak merasa diri mereka penting
Orang yang akan terkesan dengan diri Anda yang (sok) penting dan hebat tak lain orang-orang yang juga merasa diri mereka penting. Yang lain, tak akan terkesan dengan orang yang sok penting. Orang lain mungkin justru akan merasa terganggu dan tidak nyaman.
6. … Karena menganggap orang lain lebih penting
Orang karismatik mempunyai pengetahuan, pendapat, dan sudut pandang sendiri dari suatu masalah. Namun, hal itu tidak penting bagi mereka karena mereka tidak bisa memelajari sesuatu dari diri mereka sendiri. Mereka sadar, mungkin saja ada hal-hal yang diketahui orang lain tetapi tidak mereka pahami. Hal itu membuat orang lain menjadi lebih penting bagi mereka, karena mereka bisa belajar dari pengalaman orang lain.
7. Mereka membiarkan orang lain bersinar
Mereka tahu bahwa ada orang yang tidak cukup menerima penghargaan atas prestasinya. Karena itu, mereka akan menunjukkan pada khalayak bahwa seeorang tersebut -sebutlah rekan kerjanya- telah melakukan tugasnya dengan baik. Mereka tahu, sebuah pengakuan akan membuat rekan kerjanya merasa telah membuat suatu pencapaian, dan merasa lebih penting. Hal inilah yang membuat orang yang berkarisma dihargai lebih jauh: karena mereka peduli untuk memerhatikan pencapaian yang dilakukan orang lain.
8. Mereka cermat memilih kata-kata
Mereka sadar, kata-kata yang mereka gunakan bisa memengaruhi perilaku orang lain. Misalnya, ketika ingin mengatakan, "Anda tidak harus menyiapkan presentasi untuk klien yang baru", mereka memilih untuk mengatakan, "Anda kan harus berbagi berita seru untuk teman-teman di divisi kita...." Kata-kata yang menjadi pilihan orang karismatik bisa membantu orang lain merasa lebih baik. Mereka menciptakan suasana yang bahagia, antusias, dan terpenuhi kebutuhannya.
9. Mereka tidak berbagi gosip dengan orang lain
Kita semua tentu senang mendengar gosip. Masalahnya, kita sebenarnya tidak menghargai orang yang pertama menyebarkan berita yang belum pasti kebenarannya tersebut. Sebab, siapa yang tahu orang yang menyebar gosip itu juga pernah menyebar berita tak sedap mengenai diri kita? Lalu kita ditertawakan ramai-ramai di belakang kita? Inilah yang tidak dilakukan orang karismatik. Mereka tidak membuka peluang untuk menertawakan orang lain, dan dengan sendirinya tidak akan ditertawakan.
10. Mereka mau mengakui kegagalan mereka
Orang yang sukses sering dianggap berkarisma karena mereka sukses. Namun, Anda tidak harus menjadi sukses untuk menjadi orang yang karismatik. Anda hanya perlu bersikap tulus untuk menjadi karismatik. Orang karismatik selalu rendah hati, mau berbagi tentang kegagalan yang Anda lakukan, mengakui kesalahan, dan mampu menertawakan diri sendiri. Sementara, orang lain tidak akan menertawakan orang yang karismatik; mereka akan tertawa bersama. Itulah yang membuat orang karismatik lebih disukai.
Sumber :
http://female.kompas.com
Labels:
Leadership,
Performance
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
MANAGER adalah mereka yang berada di level middle management dan LEADER adalah mereka yang berada di posisi / hirarki puncak perusahaan...
-
Film Avatar, Perubahan Iklim, dan Gerakan Biru: Menyelamatkan Laut dari Krisis Lingkungan Film Avatar karya James Cameron tidak hanya menar...
-
Menemukan Keseimbangan antara Dunia yang Semakin Personal dengan One Solution for All Dalam era digital saat ini, ada dua pendekatan utama ...
-
Kita terlalu sibuk menginginkan dan mengejar yang besar, tanpa menyadari bahwa kehidupan ini dibangun dari hal-hal kecil yang dilakukan d...
-
A Bridge to Connect Imaginary Idea and Real Product Value proposition canvas terbagi menjadi dua bagian yaitu customer segment dan value pro...
No comments:
Post a Comment