Monday, May 26, 2014
Bukan Pilihan Kata Tepat Menjadi Pemimpin
Seorang pemimpin dituntut untuk bisa memenuhi rencana kerja, mencapai target, dan menjalin kerjasama yang harmonis dengan anak buah. Memang tidak mudah, mengingat tidak ada yang sempurna di dunia. Namun, Anda harus percaya diri untuk membuat segala yang terasa kurang menjadi sesuatu yang baik.
Salah satu masalah yang kerap terjadi antara pimpinan dan anak buah adalah soal komunikasi. Pemimpin yang notabene merupakan posisi superior dibandingkan anak buah, kerap kali khilaf menggunakan pilihan kata yang membuat anak buah bimbang dan parahnya merasa tidak dihargai.
Membangun komunikasi yang baik dan hangat antar atasan kepada anak buah, memang diperlukan kebesaran hati masing-masing pihak untuk saling menghormati kehadiran serta tanggung jawab masing-masing pihak. Agar tim kerja Anda merasa nyaman dan kondusif dalam bekerja, berikut empat pilihan kata yang sebaiknya dihindari saat bicara dengan anak buah:
1."Coba"
Saat bos bertanya, apakah Anad bisa melakukan proyek mendatang lebih baik? Hindari menjawab dengan kata “Coba dulu”. Sebab, kata “coba”, secara tak langsung merefleksikan rasa ragu dan tidak percaya diri.
Hal yang demikian juga harus dipelajari oleh atasan. Jangan mendelegasikan pekerjaan pada anak buah menggunakan kata “coba”. Berilah penegasan dan jawaban yang lugas. Kata “coba” sebenarnya memberi celah membuat orang merasa bahwa Anda sendiri tidak yakin bahwa rencana serta proyek kerja akan berjalan lancar. Tegas saja, ya atau tidak.
2. "Harus"
Menggunakan kata “harus” memang memperlihatkan sifat yang tegas. Namun, bagi anak buah, kata tersebut merupakan beban dan tekanan, yang dapat membuat mereka merasa seperti diperintah dan tidak dihargai. Sebagai seorang atasan, Anda seharusnya memberikan anak buah semangat, bukan malah memupuskan cita-citanya.
Anda bisa menunjukkan sikap bersahabat, seperti saat akan minta tolong, mulailah dengan kata “tolong”. Cara yang demikian membuat bawahan simpatik dan menghargai Anda sebagai atasan mereka.
3. "Lebih"
Sebagai pimpinan, Anda pasti ingin anak buah bekerja lebih maksimal. Wajar jika Anda meminta lebih dari anak buah. Namun yang harus Anda perhatikan adalah kata “lebih” mengandung makna yang ambigu dan tidak deskriptif. Maka dari itu, lain waktu Anda mengutarakan harapan agar seluruh tim bekerja lebih giat dan cemerlang. Sampaikan dengan merinci dan detil
4. "Secepatnya"
Ketika meminta anak buah untuk mengerjakan tugas-tugasnya, Anda pasti ingin mereka menyelesaikannya dengan cepat. Nah, yang menjadi masalah adalah cepat yang dimaksud itu seperti apa? Sebab, kata “cepat” dapat terkesan jadi subyektif, karena tidak dilengkapi dengan keterangan waktu yang dimaksud.
Jangan beranggapan kalau anak buah Anda bisa selalu memahami jalan pikiran Anda. Bicaralah dengan spesifik. Tentukan batas waktu sesuai kesepakatan bersama. Dengan begitu, anak buah dapat menjalankan rencana kerja selaras dengan target.
Cara ini dapat menjaga komitmen dan membangun kepercayaan di antara Anda dan anak buah.
Sumber :
http://female.kompas.com
Labels:
Leadership
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Meski sering dianggap serupa, pengadaan ( procurement ) dan pembelian ( purchasing ) adalah dua proses yang berbeda dalam manajemen rantai p...
-
Membentuk masyarakat yang sadar terhadap perubahan iklim, berarti akan memahami pentingnya menjaga wilayah laut dan pesisir. Hal itu akan te...
-
Bagi mahasiswa tingkat akhir, pasti kalian sangat akrab dengan kata magang. Ya, magang memang merupakan salah satu syarat wajib untuk men...
-
Dewasa ini masih banyak orang yang meyakini astrologi zodiak sebagai alasan yang mempengaruhi dalam membuat pertimbangan maupun keputusan...
-
Istilah Generasi X, Y dan Z digunakan untuk merujuk kepada kelompok generasi dalam kumpulan umur tertentu. Don Tapscott dalam bukunya Gro...
No comments:
Post a Comment