Mau Jadi Bos Sukses? Tiru 5 Kebiasaan Para CEO Ini Dulu
Menjadi CEO sebuah startup membutuhkan banyak kerja keras. Anda perlu mengelola kekacauan yang tak terhindarkan, bertindak sebagai pemimpin, pemikir, hingga pelaku.
Bagi yang sulit mengatur, kondisi ini dapat membuat kewalahan, ketika Anda perlu menyeimbangkan tugas sehari-hari dengan tugas "gambaran besar" yang mendorong visi dan masa depan perusahaan.
Setiap CEO dari startup akan memberi tahu bahwa tidak ada hari kerja yang "biasa". Melansir dari lifehack.org, Selasa (1/9/2020), banyak CEO yang berbagi beberapa kebiasaan yanh membuat mereka sukses.
Mari kita lihat kebiasaan mereka dan bagaimana Anda bisa menggapai sukses.
1. Mengatur jadwal
Salah satu kebiasaan (beberapa mungkin menyebutnya keterampilan) CEO startup yang efektif adalah mengatur. Sangat terorganisir. Mereka akan membuat jadwal harian dan mengikutinya dengan taat.
Kate Finley, CEO Belle Communications , lebih suka memberi kode warna pada jadwalnya, menetapkan warna yang berbeda untuk topik gambaran besar dan menjadwalkan waktu untuk media sosial, email, pengembangan proyek, rapat, dan bahkan olahraga dan waktu pribadi.
Jadwal per jam dapat mencegah Anda teralihkan dari tugas-tugas acak sambil memberi ketenangan pikiran bahwa menghabiskan waktu khusus untuk kebutuhan perusahaan. Temukan waktu terbaik untuk menjadwalkan hari Anda dan biasakan keterampilan ini.
2. Memisahkan kebutuhan perusahaan
Salah satu hal yang dilakukan para CEO startup yang efektif adalah berhasil memilah-milah berbagai kebutuhan perusahaan.
Mereka fokus pada area spesifik bisnisnya, menyisihkan waktu untuk pengembangan produk, pembangunan tim, dan keuangan. CEO Fetchnotes, Alex Schiff, mengadakan pertemuan harian dengan timnya.
Schiff mengatakan saat ini sangat penting untuk organisasinya, karena memberikan pandangan lintas fungsi tentang apa yang terjadi di perusahaan.
Dengan memblokir waktu untuk mengelola tim dan departemen yang berbeda, Anda dapat yakin akan memenuhi semua kebutuhan gambaran besar sambil menghemat waktu untuk tugas-tugas acak lainnya yang pasti muncul.
3. Melakukan pekerjaan mendalam di awal hari
Berkonsentrasi pada strategi bisnis kedepannya di pagi hari sambil kemudian baru menggelar rapat di sore hari. Michael Karnjanaprakorn, Kepala Skillshare, bahkan menjadwalkan rapat hanya beberapa hari dalam seminggu. Ini guna memaksimalkan waktu untuk pekerjaan dan perencanaan yang mendalam.
Sekali sebulan, dia menilai kalendernya dan meninjau rapat yang akan datang dan membatalkan rapat yang tidak efisien. Karnjanaprakorn mengklaim bahwa proses ini memungkinkan dia untuk menjadi proaktif dan mengontrol waktu.
Pastikan untuk meluangkan beberapa ruang dalam jadwal Anda di pagi hari untuk melakukan pekerjaan strategis yang paling penting, sementara fokus dan kemauan Anda berada di puncaknya.
Tinjau kalender secara teratur dan coret atau revisi apa yang tidak efektif.
4. Meluangkan waktu untuk keluarga dan momen perayaan
CEO Startup tahu betapa pentingnya meluangkan waktu untuk kebutuhan pribadi, keluarga, dan momen perayaan.
Ryan Carson memasukkan waktu keluarga sebagai bagian dari jadwal hariannya. Schiff meluangkan waktu untuk bersenang-senang dengan timnya, membawanya keluar untuk perayaan setelah berhasil menyelesaikan tonggak utama.
Karnjanaprakorn menggunakan konsep dari Tim Ferris yang disebut "Sabtu tanpa layar," di mana dia menolak untuk bekerja di laptop atau komputernya dan hanya menggunakan ponsel cerdasnya untuk peta dan komunikasi dengan teman dan keluarga.
Memisahkan diri Anda dari pekerjaan dapat memberi istirahat mental yang sangat dibutuhkan dan memungkinkan Anda mendekati hari kerja berikutnya - atau minggu depan - dengan pikiran yang segar.
Sekali lagi, tugas yang mudah adalah membuat lebih banyak pekerjaan untuk diri Anda sendiri; tugas beratnya adalah meluangkan waktu untuk menikmati kesuksesan dan meluangkan waktu untuk diri sendiri.
5. Memberikan ruang untuk refleksi
CEO Startup tahu bahwa penting untuk menjaga diri sendiri karena mudah untuk merasa selalu ada lebih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.
“Saya suka memiliki waktu untuk diri sendiri bebas dari gangguan kantor untuk memetakan agenda untuk apa yang ingin saya capai setiap hari. Jika tidak, saya merasa menjadi korban tingkah tugas acak apa pun yang muncul, ”kata Chris Myers, CEO fintech BodeTree.
Meluangkan waktu Anda untuk bermeditasi, mencerminkan, jurnal, atau cukup dekompresi, merupakan faktor penting untuk sukses.
Anda memelihara kesehatan fisik dan mental, yang tidak akan melakukan apa pun selain menguntungkan Anda dan perusahaan rintisan dalam jangka panjang.
Singkatnya, CEO startup yang sukses melakukan transisi ke posisi yang fleksibel, terorganisir dan fokus pada gambaran besar, memimpin tim mereka menuju kesuksesan.
Bergantung pada kebiasaan dan jadwal pribadi Anda, buat sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan, sambil menghemat waktu untuk menikmati kerja keras Anda.
Sumber :
https://id.berita.yahoo.com/mau-jadi-bos-sukses-tiru-220038301.html
Monday, August 31, 2020
Thursday, August 27, 2020
Chief Operating Officer (COO)
Berkenalan dengan COO dan Tanggung Jawabnya dalam Perusahaan
Pada suatu perusahaan, yang menjadi pucuk pimpinan adalah CEO. Namun, yang bertanggung jawab pada urusan operasional adalah seorang COO. Terdapat berbagai jabatan pada suatu perusahaan atau startup yang menduduki manajemen puncak.
Di antaranya CEO, COO, CFO, hingga CMO. Setiap jabatan memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan bidangnya. Berada pada posisi tersebut, berarti memiliki kendali penuh terhadap kebijakan atau keputusan yang dijalankan di bidang yang dibawahi, tak terkecuali pada bidang operasional
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengertian dan peran COO dalam perusahaan, pada artikel kali ini Glints telah siapkan penjelasan singkatnya untukmu.
Yuk, simak bersama-sama!
Pengertian COO
Bersumber dari Investopedia, COO yang merupakan kependekan dari chief operating officer ini merupakan pimpinan yang bertanggung jawab pada pembuatan keputusan atau kebijakan yang berhubungan dengan tugas operasional perusahaan.
Tugas operasional perusahaan sendiri maksudnya aktivitas sehari-hari pada perusahaan, seperti memastikan produktivitas perusahaan, serta output dari kebijakan perusahaan. Bahkan, tak jarang COO juga turut andil dalam menentukan business plan perusahaan bersama dengan divisi terkait.
Sering kali COO disebut sebagai orang kedua setelah CEO. Di beberapa perusahaan, posisi ini bahkan disebut sebagai “executive vice president”. Di Indonesia sendiri, jika seorang CEO sering pula disebut sebagai direktur utama, COO sering kali disebut sebagai direktur.
Dikarenakan bertanggung jawab dengan keseharian perusahaan, wajar bila COO lebih dekat dengan karyawan di perusahaan. Tak jarang pula, seorang COO bertindak sebagai perantara untuk menyampaikan kebijakan pucuk pimpinan kepada seluruh jajarannya.
Masih dari sumber yang sama, seorang COO juga memegang peranan dalam perkembangan produk, riset, hingga marketing.
Tugas dan Wewenang COO
Pada dasarnya, tanggung jawab seorang COO adalah menentukan kebijakan untuk operasional perusahaan. Pada beberapa kasus, seorang COO dipilih sebagai pelengkap dari seorang CEO. Hal ini dikarenakan CEO berfokus tampil ke hadapan publik dan pemerintah, sedangkan fokus COO adalah urusan internal perusahaan.
Oleh karenanya, tak jarang seorang COO adalah mereka yang memiliki kemampuan teknis yang lebih dari seorang CEO.
Penyebabnya, agar segala kebijakan yang dibuat untuk karyawan tidak mempersulit teknis pengerjaan. Biasanya, seorang COO akan lebih sibuk saat proses pengembangan startup atau perusahaan.
Hal ini karena COO memiliki kewenangan memutuskan kebijakan operasional berdasarkan kondisi bisnis perusahaan. Namun, terdapat beberapa tugas dan wewenang khusus yang juga menjadi tanggung jawab seorang COO, di antaranya:
Dengan berbagai tugas dan kebijakan tersebut, seharusnya seorang COO adalah orang yang berpengalaman dan memiliki pemahaman mendalam tentang berjalannya suatu perusahaan. Meskipun begitu, apa yang dilakukan seorang COO haruslah berdasarkan koordinasi dengan pimpinan lain seperti CFO dan CMO agar tidak terjadi tumpang tindih dalam menjalankan tugasnya.
Peran COO
Sebagai orang berada di level tinggi dalam struktur perusahaan, terdapat beberapa hal lain yang menjadi peran adanya COO dalam suatu perusahaan.
Menurut The Balance Careers, COO ditugaskan untuk peran-peran berikut:
mengeksekusi kebijakan pimpinan
melengkapi peran CEO dalam urusan teknis
mengembangkan calon pimpinan perusahaan
sebagai pengganti CEO untuk peran tertentu
Terlepas dari hal-hal di atas, peran COO secara umum bergantung dari skala perusahaan, hingga kebijakan sang CEO sendiri.
Sangat dimungkinkan, perusahaan berskala kecil tidak membutuhkan COO karena hal tersebut dapat ditangani oleh CEO secara langsung.
Kemampuan yang Harus Dimiliki
Apabila suatu perusahaan memang membutuhkan seorang COO, terdapat beberapa hal yang harus dimiliki oleh orang di posisi itu. Merangkum dari Harvard Business Review, beberapa kemampuan yang harus COO miliki adalah:
1. Kepemimpinan
Sebagai bagian dari pimpinan perusahaan, sudah barang tentu seorang COO harus memiliki jiwa kepemimpinan.
Namun, seorang COO harus bisa menyeimbangkan ego kepemimpinannya.
Bagaimanapun juga, ia bertanggung jawab kepada CEO, pimpinan tertinggi perusahaan. Selain itu, ia juga harus bisa memutuskan kebijakan yang harus dieksekusi oleh seluruh jajaran perusahaan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
2. Strategic thinking
Kemampuan lain yang harus dimiliki seorang COO adalah dapat menentukan strategi perusahaan ke depan berdasarkan kondisi perusahaan dan bisnis secara umum.
Bahkan, seorang COO juga dituntut untuk dapat menentukan kebijakan dengan segera ketika terjadi permasalahan teknis tertentu. Namun, keputusan yang diambil tetap harus sejalan dengan visi perusahaan.
3. People management
Seperti disebutkan sebelumnya, salah satu tugas dari seorang COO adalah mengembangkan SDM karyawan. Hal lain yang juga menjadi tanggung jawabnya adalah memastikan kinerja perusahaan berjalan sesuai dengan strategi ke depan.
Oleh karena itu, seorang COO perlu memiliki kemampuan people management. Ini karena COO perlu mengetahui kemampuan karyawannya, sehingga bisa dikembangkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Tak hanya itu, sebagai jembatan pimpinan dengan karyawan, COO juga harus pandai dalam menyampaikan kebijakan perusahaan. Selain ketiga hal di atas, seorang COO haruslah memiliki kemampuan teknis dan menyeluruh terhadap pengembangan produk, teknologi, riset, hingga marketing.
Hal ini karena seorang COO akan sangat erat dengan pengambilan keputusan dan kebijakan dari hal-hal tadi. Dengan memiliki kemampuan teknis dan menyeluruh terhadap hal-hal tersebut, kebijakan akan jadi lebih tepat sasaran.
Sumber :
https://glints.com/id/lowongan/coo-adalah/#.X0e1wnkzbIU
Pada suatu perusahaan, yang menjadi pucuk pimpinan adalah CEO. Namun, yang bertanggung jawab pada urusan operasional adalah seorang COO. Terdapat berbagai jabatan pada suatu perusahaan atau startup yang menduduki manajemen puncak.
Di antaranya CEO, COO, CFO, hingga CMO. Setiap jabatan memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan bidangnya. Berada pada posisi tersebut, berarti memiliki kendali penuh terhadap kebijakan atau keputusan yang dijalankan di bidang yang dibawahi, tak terkecuali pada bidang operasional
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengertian dan peran COO dalam perusahaan, pada artikel kali ini Glints telah siapkan penjelasan singkatnya untukmu.
Yuk, simak bersama-sama!
Pengertian COO
Bersumber dari Investopedia, COO yang merupakan kependekan dari chief operating officer ini merupakan pimpinan yang bertanggung jawab pada pembuatan keputusan atau kebijakan yang berhubungan dengan tugas operasional perusahaan.
Tugas operasional perusahaan sendiri maksudnya aktivitas sehari-hari pada perusahaan, seperti memastikan produktivitas perusahaan, serta output dari kebijakan perusahaan. Bahkan, tak jarang COO juga turut andil dalam menentukan business plan perusahaan bersama dengan divisi terkait.
Sering kali COO disebut sebagai orang kedua setelah CEO. Di beberapa perusahaan, posisi ini bahkan disebut sebagai “executive vice president”. Di Indonesia sendiri, jika seorang CEO sering pula disebut sebagai direktur utama, COO sering kali disebut sebagai direktur.
Dikarenakan bertanggung jawab dengan keseharian perusahaan, wajar bila COO lebih dekat dengan karyawan di perusahaan. Tak jarang pula, seorang COO bertindak sebagai perantara untuk menyampaikan kebijakan pucuk pimpinan kepada seluruh jajarannya.
Masih dari sumber yang sama, seorang COO juga memegang peranan dalam perkembangan produk, riset, hingga marketing.
Tugas dan Wewenang COO
Pada dasarnya, tanggung jawab seorang COO adalah menentukan kebijakan untuk operasional perusahaan. Pada beberapa kasus, seorang COO dipilih sebagai pelengkap dari seorang CEO. Hal ini dikarenakan CEO berfokus tampil ke hadapan publik dan pemerintah, sedangkan fokus COO adalah urusan internal perusahaan.
Oleh karenanya, tak jarang seorang COO adalah mereka yang memiliki kemampuan teknis yang lebih dari seorang CEO.
Penyebabnya, agar segala kebijakan yang dibuat untuk karyawan tidak mempersulit teknis pengerjaan. Biasanya, seorang COO akan lebih sibuk saat proses pengembangan startup atau perusahaan.
Hal ini karena COO memiliki kewenangan memutuskan kebijakan operasional berdasarkan kondisi bisnis perusahaan. Namun, terdapat beberapa tugas dan wewenang khusus yang juga menjadi tanggung jawab seorang COO, di antaranya:
Dengan berbagai tugas dan kebijakan tersebut, seharusnya seorang COO adalah orang yang berpengalaman dan memiliki pemahaman mendalam tentang berjalannya suatu perusahaan. Meskipun begitu, apa yang dilakukan seorang COO haruslah berdasarkan koordinasi dengan pimpinan lain seperti CFO dan CMO agar tidak terjadi tumpang tindih dalam menjalankan tugasnya.
Peran COO
Sebagai orang berada di level tinggi dalam struktur perusahaan, terdapat beberapa hal lain yang menjadi peran adanya COO dalam suatu perusahaan.
Menurut The Balance Careers, COO ditugaskan untuk peran-peran berikut:
mengeksekusi kebijakan pimpinan
melengkapi peran CEO dalam urusan teknis
mengembangkan calon pimpinan perusahaan
sebagai pengganti CEO untuk peran tertentu
Terlepas dari hal-hal di atas, peran COO secara umum bergantung dari skala perusahaan, hingga kebijakan sang CEO sendiri.
Sangat dimungkinkan, perusahaan berskala kecil tidak membutuhkan COO karena hal tersebut dapat ditangani oleh CEO secara langsung.
Kemampuan yang Harus Dimiliki
Apabila suatu perusahaan memang membutuhkan seorang COO, terdapat beberapa hal yang harus dimiliki oleh orang di posisi itu. Merangkum dari Harvard Business Review, beberapa kemampuan yang harus COO miliki adalah:
1. Kepemimpinan
Sebagai bagian dari pimpinan perusahaan, sudah barang tentu seorang COO harus memiliki jiwa kepemimpinan.
Namun, seorang COO harus bisa menyeimbangkan ego kepemimpinannya.
Bagaimanapun juga, ia bertanggung jawab kepada CEO, pimpinan tertinggi perusahaan. Selain itu, ia juga harus bisa memutuskan kebijakan yang harus dieksekusi oleh seluruh jajaran perusahaan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
2. Strategic thinking
Kemampuan lain yang harus dimiliki seorang COO adalah dapat menentukan strategi perusahaan ke depan berdasarkan kondisi perusahaan dan bisnis secara umum.
Bahkan, seorang COO juga dituntut untuk dapat menentukan kebijakan dengan segera ketika terjadi permasalahan teknis tertentu. Namun, keputusan yang diambil tetap harus sejalan dengan visi perusahaan.
3. People management
Seperti disebutkan sebelumnya, salah satu tugas dari seorang COO adalah mengembangkan SDM karyawan. Hal lain yang juga menjadi tanggung jawabnya adalah memastikan kinerja perusahaan berjalan sesuai dengan strategi ke depan.
Oleh karena itu, seorang COO perlu memiliki kemampuan people management. Ini karena COO perlu mengetahui kemampuan karyawannya, sehingga bisa dikembangkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Tak hanya itu, sebagai jembatan pimpinan dengan karyawan, COO juga harus pandai dalam menyampaikan kebijakan perusahaan. Selain ketiga hal di atas, seorang COO haruslah memiliki kemampuan teknis dan menyeluruh terhadap pengembangan produk, teknologi, riset, hingga marketing.
Hal ini karena seorang COO akan sangat erat dengan pengambilan keputusan dan kebijakan dari hal-hal tadi. Dengan memiliki kemampuan teknis dan menyeluruh terhadap hal-hal tersebut, kebijakan akan jadi lebih tepat sasaran.
Sumber :
https://glints.com/id/lowongan/coo-adalah/#.X0e1wnkzbIU
Chief Executive Officer (CEO)
Apa Itu CEO? Bagaimana Tugas CEO Sebuah Perusahaan?
Dalam suatu perusahaan ada banyak sekali jabatan yang berpengaruh. Jabatan-jabatan tersebut merupakan jabatan yang penting dalam perusahaan. Ada jajaran direksi, komisaris, direktur, dan lainnya. Salah satu jabatan yang sering dikenal adalah CEO, singkatan dari Chief Executive Officer.
Apa Itu CEO?
CEO atau Chief Executive Officer adalah jabatan untuk jajaran eksekutif tertinggi dalam suatu perusahaan. Tugas dari CEO pun bertanggung jawab atas berjalannya perusahaan. Setiap keputusan diambil oleh CEO dan sebagai CEO juga harus berani mempertanggung jawabkan. Dalam Bahasa Indonesia, CEO juga bisa diartikan sebagai Direktur Utama.
Posisi CEO adalah posisi yang penting dalam perusahaan. Seorang CEO tidak hanya memberi perintah tentang berjalannya perusahaan, tetapi juga harus bisa memimpin perusahaan dengan baik. CEO adalah wajah dari perusahaan karena seorang Chief Executive Officer adalah orang yang memajukan suatu perusahaan.
Note: Ketika Anda akan menjadi CEO, Pahami terlebih dahulu 5 Tren Kepemimpinan 2020 hanya di artikel Talenta.
Tugas-Tugas CEO dalam Perusahaan
CEO memang posisi yang cukup banyak dikenal di dunia bisnis. Tugas-tugas dari CEO perusahaan diantaranya adalah:
1. Sebagai Pemimpin
Tugas utama seorang CEO adalah memimpin perusahaan. Dalam hal ini, CEO harus mampu bertanggung jawab atas perusahaan yang ia pimpin. Menjadi seorang pemimpin juga membuat seorang CEO menjadi visioner. Hal ini dikarenakan CEO harus mempertimbangkan semua langkah perusahaan di masa depan. Penting untuk CEO menjadi orang yang visioner agar perusahaan mampu berkembang dan menjadi yang terdepan. CEO juga harus mampu melakukan inovasi atau perubahan dalam perusahaan. Inovasi tersebut tidak hanya dalam perusahaan, tetapi juga produk yang dikembangkan oleh perusahaan agar perusahaan tidak tertinggal oleh kompetitor dan tetap mendapatkan target pasar yang tepat.
2. Sebagai Komunikator
CEO merupakan jabatan tertinggi di kalangan eksekutif perusahaan. Meskipun dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai direktur utama, tetapi ada juga perusahaan yang memiliki CEO dan Direktur Utama yang berbeda. Karena jabatannya yang tertinggi tersebut, CEO menjadi komunikator antara karyawan perusahaan dan jajaran direksi yang ada dalam perusahaan. CEO harus bisa menyampaikan aspirasi dari pekerja dan menyampaikan solusi yang terbaik agar keduanya bisa berjalan dengan lancar. Tidak hanya itu, seorang CEO juga adalah wajah dari perusahaan. Jadi CEO adalah komunikator antara perusahaan dan dunia luar. Hal ini membuat CEO harus bisa konsisten dengan keputusan yang diambil untuk perusahaan.
3. Sebagai Eksekutor
Eksekutor adalah orang yang berani mengeksekusi sebuah ide atau gagasan. CEO perusahaan akan sangat membutuhkan jiwa eksekutor yang baik. Sebagai CEO, keahlian eksekutor akan sangat dibutuhkan karena suatu perusahaan harus cepat mengambil langkah dan mengeksekusi ide-ide yang ada demi kelancaran bisnis. Tidak hanya itu, sebagai eksekutor, CEO harus mampu untuk memperhitungkan setiap detail dampak positif dan negatif serta langkah-langkah eksekusi ide yang tepat untuk perusahaan.
4. Sebagai Pengelola
Tidak hanya memimpin, seorang CEO harus mampu menjadi pengelola perusahaan. Pengelolaan ini tentunya juga penting untuk berjalannya perusahaan. Pengelolaan yang dimaksud adalah mengelola bagaimana perusahaan mendapatkan pendanaan, material produksi, hingga ke proses pemasaran. Tentu saja akan ada tim divisi di perusahaan yang akan membantu CEO melaksanakan tugasnya. Tetapi seorang CEO akan jauh lebih baik ketika memiliki kontrol dan memahami setiap proses perusahaan dari hulu ke hilir.
Tips dan Cara Menjadi CEO Perusahaan
Ingin Menjadi CEO? Beginilah Caranya Menurut LinkedIn
1. Membangun Tim yang Solid
Sebuah tim yang solid tidak terjadi begitu saja, ada peran CEO yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, seorang CEO harus dapat menjadi jembatan penghubung antara para pegawai dengan dewan direksi dalam perusahaan.
2. Selalu Mewakili Perusahaan
Peran CEO menjadi sangat penting ketika berurusan dengan kualitas produk dan citra perusahaan yang diwakilinya. Dapat dikatakan bahwa seorang CEO adalah wajah dari suatu perusahaan, sehingga keberadaan CEO di publik akan sangat berpengaruh pada opini publik terhadap suatu produk atau perusahaan.
3. Mengalokasi Anggaran Belanja dengan Baik
Rencana investasi finansial suatu perusahaan harus melalui proses analisis dan evaluasi, sehingga distribusi anggaran belanja suatu proyek menjadi tepat sasaran. Proses tersebut merupakan tanggung jawab seorang CEO, sehingga risiko dan keuntungan perusahaan di masa depan menjadi tanggung jawab seorang Chief Executive Officer.
4. Membangun Budaya Kerja yang Positif
Kondisi lingkungan kerja dalam suatu perusahaan juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan seorang CEO. Setiap pesan yang disampaikan CEO kepada karyawannya akan sangat bermakna dan berpengaruh terhadap kinerja karyawan perusahaan. Selain itu, CEO juga harus mengetahui dan dan dapat meneliti apa yang sedang terjadi di perusahaan terkait masalah kepegawaian karena akan berpengaruh pada budaya kerja.
Karyawan akan lebih senang ketika seorang CEO benar-benar terlibat dalam proses perusahaan karena CEO adalah wajah dari perusahaan.
Sumber :
https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/apa-itu-ceo-bagaimana-tugas-ceo-sebuah-perusahaan/
Dalam suatu perusahaan ada banyak sekali jabatan yang berpengaruh. Jabatan-jabatan tersebut merupakan jabatan yang penting dalam perusahaan. Ada jajaran direksi, komisaris, direktur, dan lainnya. Salah satu jabatan yang sering dikenal adalah CEO, singkatan dari Chief Executive Officer.
Apa Itu CEO?
CEO atau Chief Executive Officer adalah jabatan untuk jajaran eksekutif tertinggi dalam suatu perusahaan. Tugas dari CEO pun bertanggung jawab atas berjalannya perusahaan. Setiap keputusan diambil oleh CEO dan sebagai CEO juga harus berani mempertanggung jawabkan. Dalam Bahasa Indonesia, CEO juga bisa diartikan sebagai Direktur Utama.
Posisi CEO adalah posisi yang penting dalam perusahaan. Seorang CEO tidak hanya memberi perintah tentang berjalannya perusahaan, tetapi juga harus bisa memimpin perusahaan dengan baik. CEO adalah wajah dari perusahaan karena seorang Chief Executive Officer adalah orang yang memajukan suatu perusahaan.
Note: Ketika Anda akan menjadi CEO, Pahami terlebih dahulu 5 Tren Kepemimpinan 2020 hanya di artikel Talenta.
Tugas-Tugas CEO dalam Perusahaan
CEO memang posisi yang cukup banyak dikenal di dunia bisnis. Tugas-tugas dari CEO perusahaan diantaranya adalah:
1. Sebagai Pemimpin
Tugas utama seorang CEO adalah memimpin perusahaan. Dalam hal ini, CEO harus mampu bertanggung jawab atas perusahaan yang ia pimpin. Menjadi seorang pemimpin juga membuat seorang CEO menjadi visioner. Hal ini dikarenakan CEO harus mempertimbangkan semua langkah perusahaan di masa depan. Penting untuk CEO menjadi orang yang visioner agar perusahaan mampu berkembang dan menjadi yang terdepan. CEO juga harus mampu melakukan inovasi atau perubahan dalam perusahaan. Inovasi tersebut tidak hanya dalam perusahaan, tetapi juga produk yang dikembangkan oleh perusahaan agar perusahaan tidak tertinggal oleh kompetitor dan tetap mendapatkan target pasar yang tepat.
2. Sebagai Komunikator
CEO merupakan jabatan tertinggi di kalangan eksekutif perusahaan. Meskipun dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai direktur utama, tetapi ada juga perusahaan yang memiliki CEO dan Direktur Utama yang berbeda. Karena jabatannya yang tertinggi tersebut, CEO menjadi komunikator antara karyawan perusahaan dan jajaran direksi yang ada dalam perusahaan. CEO harus bisa menyampaikan aspirasi dari pekerja dan menyampaikan solusi yang terbaik agar keduanya bisa berjalan dengan lancar. Tidak hanya itu, seorang CEO juga adalah wajah dari perusahaan. Jadi CEO adalah komunikator antara perusahaan dan dunia luar. Hal ini membuat CEO harus bisa konsisten dengan keputusan yang diambil untuk perusahaan.
3. Sebagai Eksekutor
Eksekutor adalah orang yang berani mengeksekusi sebuah ide atau gagasan. CEO perusahaan akan sangat membutuhkan jiwa eksekutor yang baik. Sebagai CEO, keahlian eksekutor akan sangat dibutuhkan karena suatu perusahaan harus cepat mengambil langkah dan mengeksekusi ide-ide yang ada demi kelancaran bisnis. Tidak hanya itu, sebagai eksekutor, CEO harus mampu untuk memperhitungkan setiap detail dampak positif dan negatif serta langkah-langkah eksekusi ide yang tepat untuk perusahaan.
4. Sebagai Pengelola
Tidak hanya memimpin, seorang CEO harus mampu menjadi pengelola perusahaan. Pengelolaan ini tentunya juga penting untuk berjalannya perusahaan. Pengelolaan yang dimaksud adalah mengelola bagaimana perusahaan mendapatkan pendanaan, material produksi, hingga ke proses pemasaran. Tentu saja akan ada tim divisi di perusahaan yang akan membantu CEO melaksanakan tugasnya. Tetapi seorang CEO akan jauh lebih baik ketika memiliki kontrol dan memahami setiap proses perusahaan dari hulu ke hilir.
Tips dan Cara Menjadi CEO Perusahaan
Ingin Menjadi CEO? Beginilah Caranya Menurut LinkedIn
1. Membangun Tim yang Solid
Sebuah tim yang solid tidak terjadi begitu saja, ada peran CEO yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, seorang CEO harus dapat menjadi jembatan penghubung antara para pegawai dengan dewan direksi dalam perusahaan.
2. Selalu Mewakili Perusahaan
Peran CEO menjadi sangat penting ketika berurusan dengan kualitas produk dan citra perusahaan yang diwakilinya. Dapat dikatakan bahwa seorang CEO adalah wajah dari suatu perusahaan, sehingga keberadaan CEO di publik akan sangat berpengaruh pada opini publik terhadap suatu produk atau perusahaan.
3. Mengalokasi Anggaran Belanja dengan Baik
Rencana investasi finansial suatu perusahaan harus melalui proses analisis dan evaluasi, sehingga distribusi anggaran belanja suatu proyek menjadi tepat sasaran. Proses tersebut merupakan tanggung jawab seorang CEO, sehingga risiko dan keuntungan perusahaan di masa depan menjadi tanggung jawab seorang Chief Executive Officer.
4. Membangun Budaya Kerja yang Positif
Kondisi lingkungan kerja dalam suatu perusahaan juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan seorang CEO. Setiap pesan yang disampaikan CEO kepada karyawannya akan sangat bermakna dan berpengaruh terhadap kinerja karyawan perusahaan. Selain itu, CEO juga harus mengetahui dan dan dapat meneliti apa yang sedang terjadi di perusahaan terkait masalah kepegawaian karena akan berpengaruh pada budaya kerja.
Karyawan akan lebih senang ketika seorang CEO benar-benar terlibat dalam proses perusahaan karena CEO adalah wajah dari perusahaan.
Sumber :
https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/apa-itu-ceo-bagaimana-tugas-ceo-sebuah-perusahaan/
Monday, August 24, 2020
7 Roles
PLAY YOUR ROLES WELL
Todd Davis
September 2017
Leadership
Have you ever found that success in one area of your life comes at the expense of another area? If so, you may be feeling out of balance or even guilty. Or maybe you’ve neglected a role so long that it’s caused severe relationship damage. Almost everyone I know is challenged by balancing all the critical and important roles they play.
On a recent business trip to New York City, I was lucky enough to see a Broadway play one evening. In line for a ticket, I noticed a play review tacked on the window at will call. The critic had given the lead a 5-star rating: “She authentically embodies the most important qualities of the character.” It made me wonder, what if the important people in my life were to write a review of my performance in each role I play? How many stars would they give me?
Too often, it’s only at life’s meaningful milestones—birthdays, funerals, graduations, etc.—that we deeply reflect on our relationships and the impact our “performance” has on them. Below are three ways you can balance the roles you play and really focus on the relationships that matters most.
1. Identify Your Roles.
Choose the most important roles you play at work and home. Mine include father, son, executive, business coach, spouse, and volunteer. Focus on no more than 5-7 roles at any given time—the only thing that comes from working on too many at once is mediocrity and frustration.
2. Determine Your Contribution in Each Role.
Try not to think of your roles in terms of “to-do” lists. Roles are never just about what you do, but are ways through which you express who you are. If a critic were to write a review of your performance, how would they describe your character? Would your actions align with your values? Become your own critic and write a statement for each role describing how you want to be in that role and the contribution you want to make. For example,
Parent: I will create a place of unconditional love so my kids can express their full potential.
Leader: I will develop and prepare our company’s next generation of leaders.
Project Manager: I will be the person others come to when they want it done right.
Friend: I will listen patiently without judgment, be supportive, and forgive when needed.
3. Get Feedback.
Once you have written a statement for each role, identify 1-2 people you influence most when you’re in each role—people whom you trust and from whom you would feel comfortable getting feedback. Share your contribution statement with each one and ask, From your perspective, what am I doing well? Where am I getting stuck? What might I do more of or less of to earn a 5-star rating? Once you have everyone’s feedback, identify a few actions you will start today to Play Your Roles Well.
When you take a regular inventory of your roles to ensure you’re focused and that you’re making progress toward a meaningful contribution in each one, you will be rewarded with a greater sense of balance, purpose and fulfillment—and your relationships will strengthen as a result.
Sumber: https://www.franklincovey.com/blog/2017/9/29/play_your_roles_well.html#sthash.4khmpEuy.dpuf
Todd Davis
September 2017
Leadership
Have you ever found that success in one area of your life comes at the expense of another area? If so, you may be feeling out of balance or even guilty. Or maybe you’ve neglected a role so long that it’s caused severe relationship damage. Almost everyone I know is challenged by balancing all the critical and important roles they play.
On a recent business trip to New York City, I was lucky enough to see a Broadway play one evening. In line for a ticket, I noticed a play review tacked on the window at will call. The critic had given the lead a 5-star rating: “She authentically embodies the most important qualities of the character.” It made me wonder, what if the important people in my life were to write a review of my performance in each role I play? How many stars would they give me?
Too often, it’s only at life’s meaningful milestones—birthdays, funerals, graduations, etc.—that we deeply reflect on our relationships and the impact our “performance” has on them. Below are three ways you can balance the roles you play and really focus on the relationships that matters most.
1. Identify Your Roles.
Choose the most important roles you play at work and home. Mine include father, son, executive, business coach, spouse, and volunteer. Focus on no more than 5-7 roles at any given time—the only thing that comes from working on too many at once is mediocrity and frustration.
2. Determine Your Contribution in Each Role.
Try not to think of your roles in terms of “to-do” lists. Roles are never just about what you do, but are ways through which you express who you are. If a critic were to write a review of your performance, how would they describe your character? Would your actions align with your values? Become your own critic and write a statement for each role describing how you want to be in that role and the contribution you want to make. For example,
Parent: I will create a place of unconditional love so my kids can express their full potential.
Leader: I will develop and prepare our company’s next generation of leaders.
Project Manager: I will be the person others come to when they want it done right.
Friend: I will listen patiently without judgment, be supportive, and forgive when needed.
3. Get Feedback.
Once you have written a statement for each role, identify 1-2 people you influence most when you’re in each role—people whom you trust and from whom you would feel comfortable getting feedback. Share your contribution statement with each one and ask, From your perspective, what am I doing well? Where am I getting stuck? What might I do more of or less of to earn a 5-star rating? Once you have everyone’s feedback, identify a few actions you will start today to Play Your Roles Well.
When you take a regular inventory of your roles to ensure you’re focused and that you’re making progress toward a meaningful contribution in each one, you will be rewarded with a greater sense of balance, purpose and fulfillment—and your relationships will strengthen as a result.
Sumber: https://www.franklincovey.com/blog/2017/9/29/play_your_roles_well.html#sthash.4khmpEuy.dpuf
Subscribe to:
Posts (Atom)
Related Posts
-
Pernah mendengar ungkapan, "Today is the first day of the rest of your life"? Ya, gunakan kesempatan ini untuk mengusung karier...
-
Membentuk masyarakat yang sadar terhadap perubahan iklim, berarti akan memahami pentingnya menjaga wilayah laut dan pesisir. Hal itu akan te...
-
Jadi Korban Gosip di Kantor? Ini 6 Cara Menghadapinya Percaya atau enggak, gosip kantor menciptakan lingkungan yang enggak sehat bagi karyaw...
-
Hasil survei pada situs ECC UGM menunjukkan 55,4% pencari kerja fresh graduate memiliki ekspektasi gaji di atas Rp 5 juta jika bekerja di...
-
Konsultan bekerja tidak sendirian untuk itu konsultan harus bekerja bagus dalam tim. Proses brainstorming juga jelas melibatkan peer kita...