Seorang konsultan manajemen telah terbiasa menjadi seorang analis dari permasalahan kompleks sebuah perusahaan karena pengalamannya terhadap berbagai jenis klien yang menghadapi situasi perubahan pasar mendadak, persaingan semakin ketat, permintaan pelanggan yang semakin tinggi dan bervariasi, masalah internal perusahaan yang juga tak mudah dicari jalan keluarnya.
Seorang konsultan manajemen terbiasa melakukan analisis dan mengusulkan beberapa alternatif penyelesaian dari kasus yang kompleks ini. Hal ini tentu berbeda dengan mereka yang sepanjang kariernya melakukan pekerjaan struktural dari sebuah fungsi organisasi tertentu, misalnya produksi, pemasaran atau pembelian yang sudah terkotak-kotak pada fungsi tersebut sehingga keterkaitan dengan fungsi lainnya sering kali kurang bisa terlihat dalam analisisnya.
Seorang konsultan manajemen melakukan diagnosa terlebih dahulu dengan mengumpulkan data dan informasi terkait perusahaan, pelanggan, persaingan, ancaman produk baru maupun posisi tawar pemasok, kemudian membuat analisis komprehensif sebelum mengajukan alternatif rekomendasi.
Seorang konsultan terbiasa dengan melihat permasalahan dengan melihatnya secara menyeluruh (helicopter view) untuk meyakinkan setiap aspek dalam dinamika perusahaan telah ditelususri dengan baik, serta kemudian dilakukan kajian mendalam dari masing-masing permasalahan yang dihadapi sebelum menyampaikan usulan rekomendasi.
Dengan perkataan lain, seorang konsultan manajemen memiliki kemampuan berpikir strategic serta mengaplikasikannya dalam bentuk alternatif rekomendasi.
Mengapa alternatif?
Karena pada akhirnya klien yang bersangkutan dengan pekerjaan konsultan tersebutlah yang membuat keputusan. Tentu seorang konsultan manajemen harus tuntas dalam menyajikan setiap alternatifnya, yakni dampak dari setiap alternatif dan mitigasinya agar dampak negatif bisa dihindari.
Seorang yang sepanjang kariernya tak pernah menjadi konsultan akan kesulitan melakukan analisis strategic karena belum terbiasa melakukannya dan sepanjang karirnya lebih banyak mengambil keputusan yang kadangkala didasari hanya dari intuisi belaka. Memang tak sepenuhnya jelek bila mengambil keputusan berbasis intuisi.
Namun, semakin maju sebuah perusahaan, diperlukan suatu alasan kuat (rationale) dari sebuah keputusan bisnis.
Sumber :
https://thevaluequest.wordpress.com/2015/08/23/mengapa-saya-menjadi-konsultan/
No comments:
Post a Comment