Contohnya saja:
- Ia curi-curi waktu di kantor. Atau, badannya di kantor, tapi hati dan pikirannya di luar kantor
- Ia menjelek-jelekkan atasan dan rekan sekantor. Bahkan sering bergunjing tentang kantor.
- Ia tidak peduli dengan masalah-masalah kantor yang tidak berhubungan langsung dengan dirinya. Dengan alasan beda divisi dan beda KPI, ia enggan menolong rekan sekantor.
- Ia mementingkan office politic daripada office performance. Ia menjalankan ‘politik kotor’ di kantor.
- Tidak jarang ia membenarkan dirinya sendiri, menyalah-nyalahkan keadaan, bahkan oprotunis dari setiap keadaan di kantor.
- Masuknya nyuap, datangnya telat, pulangnya cepat, ngeluhnya tiap saat, kerjanya nyendat-nyendat, dan malasnya berlipat-lipat. Hm, masih ngaku kerja itu ibadah? Hehehe, kalau Anda tidak melakukannya, yah Anda tidak perlu tersinggung.
Ingatlah, kerja hanya akan bernilai ibadah jika kita iringi dengan niat yang benar, sikap yang benar, dan cara yang benar. Bukan sekadar kerja. Demikian pula teman-teman yang masih belajar atau yang sudah berbisnis. Hendaknya semua kesibukan kita terhitung ibadah.
--- dari Ippho Santosa (Ada baiknya tulisan ini disebarkan untuk tim dan karyawan-karyawan Anda)
No comments:
Post a Comment