7 Tips Belajar Efektif Jelang UN 2020
Sekarang, sudah tidak jarang kalau seorang pelajar mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) saat mereka ulangan. Padahal, untuk bisa dapat nilai bagus kuncinya hanya satu yakni belajar. Hal ini bisa dilihat ketika ada teman sekelas yang dapat nilai bagus tanpa mencontek.
Tentu, hasil bagus itu didapat bukan belajar dalam waktu yang lama. Sebab, percuma saja belajar lama tapi tidak ada yang diingat. Bener gak? Apalagi belajar dengan cara SKS alias sistem kebut semalam yang maksudnya baru mulai belajar saat besoknya ada ulangan.
Cara ini kurang efektif.
Yakni... Agar bisa dapat nilai bagus, kamu yang saat ini terutama siswa kelas VI SD, IX SMP dan XII SMA intensitas belajar harus ditambah. Sebab, Ujian Nasional ( UN) 2020 bakal segera diselenggarakan mulai bulan depan (bagi siswa SMA).
Dirangkum dari laman resmi SMP Saraswati 1 Denpasar, berikut 7 tips cara belajar yang efektif jelang UN 2020:
1. Buat suasana nyaman
Pertama, kamu harus membuat suasana belajar itu nyaman. Agar belajar terasa nyaman, kamu bisa sambil mendengarkan musik, atau belajar di tempat-tempat yang nyaman lainnya. Misalnya di taman, di bawah pohon, di pinggir danau, atau diruangan ber-AC.
2. Rangkum pokok pembelajaran
Ketika di kelas, kamu harus bisa mengambil intisari atau rangkuman dari pelajaran tersebut. Cara ini bisa membuat kemudahan untuk mengingat dan juga mudah untuk memahami inti dari pembelajaran tersebut.
3. Belajar bersama
Jika kamu bosan belajar sendiri di rumah, kamu bisa belajar bersama teman-temanmu. Belajar bersama adalah cara yg paling efektif karena dalam suasana belajar berkelompok yang cukup santai otak menjadi lebih rileks menerima pelajaran. Selain itu hal-hal yang belum di ketahui akan lebih mudah di selesaikan dengan bekerja sama. Atau jika ada materi yang kurang dipahami bisa diselesaikan bersama dengan teman kelompok.
4. Gunakan metode mudah ingat
Kamu bisa menggunakan cara yang unik atau menarik untuk mudah menghafal materi pelajaran. Misalnya saja kamu bisa gunakan metode memodifikasi menyerupai nama sesuatu. Metode ini digunakan bagi beberapa orang yang kesulitan dalam menghafal dengan cara menggunakan nama-nama yang hampir mirip untuk mengingat materi.
5. Belajar dengan praktik
Ketika belajar, kamu bisa gunakan cara belajar dengan praktik. Ini akan membuat kamu tidak merasa bosan. Otomatif, belajar bisa terasa menyenangkan.
6. Belajar rutin
Kalau bisa, kamu belajar yang rutin tapi jangan lama. Misalnya belajar pagi sekitar 15 menit sebelum mandi. Siangnya kamu belajar 20 menit sepulang sekolah. Sedangkan malam harinya, kamu bisa 1 jam belajar sesudah makan malam. Cara ini cukup efektif agar materi mudah kamu pahami.
7. Pahami bukan menghafal
Agar belajar lebih efektif disarankan untuk "memahami" materi pembelajaran bukannya "menghafal". Kalau kamu paham, maka diharapkan bisa mengerjakan soal dengan baik.
Jadi, sudah saatnya kamu belajar. Sebaiknya mencicil pelajaran tersebut sedikit-sedikit karena otak juga memerlukan waktu untuk memproses informasi yang baru saja didapat. Selain itu belajar juga harus didasari atas keinginan sendiri dan juga harus menyukai pelajaran yang sedang dipelajari. Karena jika kamu tidak menyukai pelajaran yang sedang dipelajari, maka kamu akan merasa pelajaran tersebut sangat susah.
Sumber :
https://edukasi.kompas.com/read/2020/02/04/10545511/7-tips-belajar-efektif-jelang-un-2020?page=all.
Wednesday, March 4, 2020
Cara Memilih Jurusan di SMA, IPA atau IPS?
Tahun ajaran baru sudah tiba nih. Yang duduk di kelas 9 bakal masuk SMA, dan anak SMA bakal masuk universitas. Bagi siswa SMP bakal berganti seragam, dari yang seragam putih biru bakal mengenakan seragam putih abu.
Masa SMA merupakan masa yang penuh dengan warna karena banyak orang yang mengatakan masa SMA adalah masa-masa paling indah, karena sebagian besar siswa bakal mengalamai masa pubertas, artinya kamu sudah mulai mengenal cinta, cie..cie….hmm
Ketika kamu sudah masuk di SMA kamu bakal dituntut untuk mengambil atau memilih jurusan yang sesuai dengan bakat dan minat kamu. Tapi, ada juga beberapa SMA yang melakukan tes psikologi khusus untuk mengetahui bakat dan minat kalian. Jadi, kalian bakal dimasukkan sesuai karakteristik yang kalian miliki. Tapi, ada juga sekolah yang memberikan kebebasan untuk siswanya memilih sesuai dengan hati nurani mereka.
Memilih jurusan merupakan perkara yang gampang-gampang susah. Banyak anak SMA yang memilih jurusan asal-asalan, sehingga mengakibatkan potensi yang dimilikinya tidak bisa maksimal. Jadi, memilih jurusan yang tepat adalah hal yang sangat penting banget agar potensi yang ada pada diri kalian bisa optimal dan kalian bisa lebih terarah dalam menentukan jurusan saat kuliah nanti.
Jika kamu bingung dalam menentukan jurusan di SMA, berikut ini kami bagikan tips cara memilih jurusan saat di SMA agar sesuai dengan bakat kalian.
Cara Memilih Jurusan SMA, IPA atau IPS?
Di SMA/MA pada umumnya terdapat empat jurusan yang dapat kita pilih, diantaranya :
1) Jurusan IPA/MIA (Matematika dan Ilmu Alam)
Jurusan IPA disini adalah jurusan yang mempelajari atau mengungkap mengenai gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah agar siswa paham dan menguasai konsep alam. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya.
Mata pelajaran yang bakal dipelajari jika mengambil jurusan IPA: Biologi, Kimia, Matematika, Fisika. Dan jika di bangku kuliah akan lebih menjurus atau lebih spesifik lagi ilmu yang bakal kalian pelajari. Misalnya jika kalian mengambil jurusan Biologi di bangku kuliah, bakal mempelajari Botani, ilmu yang khusus membahas tentang tumbuhan, Fisiologi, khusus tentang organ bagian dalam pada makhluk hidup, dll.
Profesi yang akan kalian tuju nanti jika mengambil IPA adalah, bisa menjadi dokter, perawat, peniliti di bidang sains, laboran, apoteker, dll.
2) Jurusan IPS/IIS (Ilmu-Ilmu Sosial)
IPS merupakan suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat, dan mempelajari tentang arkeologi, geografi, sejarah, akuntansi, ekonomi, dll.
Profesi yang bakal kalian tuju nanti jika selesai kuliah, bisa menjadi akuntan, bekerja di perbankan, ahli sejarah, arkeolog, dll.
3) Jurusan IPB (Bahasa)
IPB merupakan suatu ilmu yang berkaitan dengan ilmu kebahasaan baik dari segi bentuk bahasa, unsur bahasa, dan sampai budaya terbentuknya sebuah bahasa.
Profesi yang bakal kalian tuju jika sudah selesai kuliah, seorang yang ahli bahasa, sastrawan, jika mengambil jurusan bahasa inggris bisa menjadi translater, guide, dll.
4) Jurusan IAI/IPK (Ilmu Agama Islam)
Jurusan IPK adalah Jurusan khusus atau khas Madrasah Aliyah. Jurusan ini Fokus pada pembahasan berbagai ilmu keagamaan (islam), seperti Fikih, Al-quran daan Hadist, Akidah Akhlak, Ilmu Kalam dan ilmu-ilmu agama lainnya.
Profesi yang kalian tuju adalah, menjadi ustad atau ustazah, guru agama, dll.
Kali ini kita akan fokus pada jurusan IPA dan IPS. Karena dua jurusan ini sebagian besar selalu ada di semua SMA/MA, sedangkan untuk jurusan IPB (Bahasa) tidak selalu ada di SMA/MA, apalagi IPK/IAI yang hanya ada di MA.
Jurusan IPA dan IPS ini sering kali megundang perbedaan pendapat dan pandangan mengenai mana yang lebih baik diantara keduanya?
Sebelum memilih salah satu diantara dua jurusan ini, ada baiknya kita cari tahu dulu karakteristik masing-masingnya.
Berikut adalah profil dari jurusan IPA dan IPS :
a. Profil Jurusan IPA/MIA
b. Profil jurusan IPS/IIS
Setelah mengetahui profil masing-masing jurusan, maka selanjutnya kamu harus mengetahui bakat dan minat kamu sendiri.
#Kenali Minat dan Bakat kamu!
Minat merupakan suatu hal yang dikerjakan akan terasa menyenangkan. Misalnya, kamu punya minat pada game dan terobsesi untuk menjadi gamer yang hebat. Karna kamu punya minat di game, kamu merasa waktu cepat berlalu saat bermain game. Jadi, cari tahu apa yang menjadi minat kamu dan lihat di jurusan mana yang cocok buat mengembangkan minat kamu itu.
Begitu juga dengan bakat, kamu bisa jadikan bakat kamu sebagai perhitungan dalam memilih jurusan tertentu. Pada intinya bakat adalah sesuatu yang menjadi keahlian kamu atau sesuatu yang menonjol dari diri kamu.
Misalnya, kalau kamu punya minat di eksak dan jago di hitungan, maka pilihlah IPA. Tapi, kalau kamu punya minat di hal-hal yang berbau sosial, seperti ekonomi dan politik, dan kamu juga hebat dalam berdebat, berorasi atau berbahasa, atau kamu kurang minat dalam menghitung dan menghapal rumus-rumus maka jurusan IPS adalah jurusan yang lebih tepat sesuai minat kamu.
#Ketahui Rencana Kuliah dan Karir di Masa Depan
Setelah SMA, tentu selanjutnya kamu akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ke Perguruan Tinggi. Jika ingin sukses di bangku kuliah, maka kamu perlu mempersiapkannya sejak di dini saat duduk di bangku SMA. Jadi, jangan sampai pada saat kamu akan memilih jurusan di seleksi masuk Perguruan Tinggi, kamu baru sadar kalau kamu salah jurusan di SMA.
Rencana Kuliah akan sangat berhubungan dengan pilihan karir kamu di masa depan. Jadi, sebelum membuat rencana kuliah, kamu harus punya cita-cita tentang karir impian kamu di masa depan. Misalnya, kamu bercita-cita untuk menjadi seorang dokter, maka untuk mewujudkan itu kamu harus masuk jurusan Ilmu Kedokteran di Perguruan Tinggi.
#Diskusikan dengan Orang Tua
Sangat penting bagi kamu untuk mendiskusikannya dengan orang tua atau keluarga, Karena mereka juga punya pendapat tentang apa yang terbaik untuk anaknya. Diskusikan dengan orang tua kamu dengan baik-baik tentang pemilihan jurusan dan minta pendapatnya.
Jika ia tidak setuju dengan jurusan tertentu yang kamu sukai karena alasan ada jurusan lain yang lebih baik atau orang tua kamu ingin kamu masuk jurusan yang menjadi pilihannya, maka kamu harus pertimbangkan pendapatnya. Tapi, kalau kamu sama sekali gak berminat dengan jurusan pilihannya dan punya pilihan sendiri yang kamu minati, maka bicarakan baik-baik dengan orang tua kamu.
#Jangan Ikut-Ikutan Teman
Ada juga pelajar yang memilih suatu jurusan tertentu hanya karena teman dekatnya juga memilih jurusan yang sama, dengan alasan solidaritas dalam persahabatan. Sahabat setia bukan berarti kamu harus sama dalam memilih jurusan, kalau bakat dan minat kamu sama tentu bukan menjadi masalah. Pertemanan bukan berarti kamu harus selalu bareng sama dia.
Ikuti kata hati kamu! Jangan sampai kamu terjebak dalam jurusan yang tanpa kamu sadari sebenarnya kamu kurang nyaman belajar di sana. Kalau kamu pilih jurusan cuma karna ikut-ikutan, itu berarti kamu belum punya rencana yang matang buat masa depan kamu.
#Jangan Terpengaruh Mindset Negatif Tentang Suatu Jurusan
Banyak orang yang beranggapan bahwa anak IPS itu identik dengan anak nakal. Sedangkan anak IPA mayoritas anak yang rajin. Jangan sampai kamu menanamkan mindset negatif ini pada pikiran kamu, sehingga mempengaruhi emosi kamu dalam memilih jurusan dan akhirnya tidak sesuai dengan bakat kalian.
Tidak semuanya anggapan seperti itu benar. Karena banyak juga anak IPS yang rajin dan pintar dan justru sebaliknya anak IPA ada juga yang malas, meskipun sebagaian besar anak IPA tergolong rajin dan identik dengan anak pintar.
Sumber :
https://wirahadie.com/cara-memilih-jurusan-di-sma-ipa-atau-ips/
Masa SMA merupakan masa yang penuh dengan warna karena banyak orang yang mengatakan masa SMA adalah masa-masa paling indah, karena sebagian besar siswa bakal mengalamai masa pubertas, artinya kamu sudah mulai mengenal cinta, cie..cie….hmm
Ketika kamu sudah masuk di SMA kamu bakal dituntut untuk mengambil atau memilih jurusan yang sesuai dengan bakat dan minat kamu. Tapi, ada juga beberapa SMA yang melakukan tes psikologi khusus untuk mengetahui bakat dan minat kalian. Jadi, kalian bakal dimasukkan sesuai karakteristik yang kalian miliki. Tapi, ada juga sekolah yang memberikan kebebasan untuk siswanya memilih sesuai dengan hati nurani mereka.
Memilih jurusan merupakan perkara yang gampang-gampang susah. Banyak anak SMA yang memilih jurusan asal-asalan, sehingga mengakibatkan potensi yang dimilikinya tidak bisa maksimal. Jadi, memilih jurusan yang tepat adalah hal yang sangat penting banget agar potensi yang ada pada diri kalian bisa optimal dan kalian bisa lebih terarah dalam menentukan jurusan saat kuliah nanti.
Jika kamu bingung dalam menentukan jurusan di SMA, berikut ini kami bagikan tips cara memilih jurusan saat di SMA agar sesuai dengan bakat kalian.
Cara Memilih Jurusan SMA, IPA atau IPS?
Di SMA/MA pada umumnya terdapat empat jurusan yang dapat kita pilih, diantaranya :
1) Jurusan IPA/MIA (Matematika dan Ilmu Alam)
Jurusan IPA disini adalah jurusan yang mempelajari atau mengungkap mengenai gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah agar siswa paham dan menguasai konsep alam. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya.
Mata pelajaran yang bakal dipelajari jika mengambil jurusan IPA: Biologi, Kimia, Matematika, Fisika. Dan jika di bangku kuliah akan lebih menjurus atau lebih spesifik lagi ilmu yang bakal kalian pelajari. Misalnya jika kalian mengambil jurusan Biologi di bangku kuliah, bakal mempelajari Botani, ilmu yang khusus membahas tentang tumbuhan, Fisiologi, khusus tentang organ bagian dalam pada makhluk hidup, dll.
Profesi yang akan kalian tuju nanti jika mengambil IPA adalah, bisa menjadi dokter, perawat, peniliti di bidang sains, laboran, apoteker, dll.
2) Jurusan IPS/IIS (Ilmu-Ilmu Sosial)
IPS merupakan suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat, dan mempelajari tentang arkeologi, geografi, sejarah, akuntansi, ekonomi, dll.
Profesi yang bakal kalian tuju nanti jika selesai kuliah, bisa menjadi akuntan, bekerja di perbankan, ahli sejarah, arkeolog, dll.
3) Jurusan IPB (Bahasa)
IPB merupakan suatu ilmu yang berkaitan dengan ilmu kebahasaan baik dari segi bentuk bahasa, unsur bahasa, dan sampai budaya terbentuknya sebuah bahasa.
Profesi yang bakal kalian tuju jika sudah selesai kuliah, seorang yang ahli bahasa, sastrawan, jika mengambil jurusan bahasa inggris bisa menjadi translater, guide, dll.
4) Jurusan IAI/IPK (Ilmu Agama Islam)
Jurusan IPK adalah Jurusan khusus atau khas Madrasah Aliyah. Jurusan ini Fokus pada pembahasan berbagai ilmu keagamaan (islam), seperti Fikih, Al-quran daan Hadist, Akidah Akhlak, Ilmu Kalam dan ilmu-ilmu agama lainnya.
Profesi yang kalian tuju adalah, menjadi ustad atau ustazah, guru agama, dll.
Kali ini kita akan fokus pada jurusan IPA dan IPS. Karena dua jurusan ini sebagian besar selalu ada di semua SMA/MA, sedangkan untuk jurusan IPB (Bahasa) tidak selalu ada di SMA/MA, apalagi IPK/IAI yang hanya ada di MA.
Jurusan IPA dan IPS ini sering kali megundang perbedaan pendapat dan pandangan mengenai mana yang lebih baik diantara keduanya?
Sebelum memilih salah satu diantara dua jurusan ini, ada baiknya kita cari tahu dulu karakteristik masing-masingnya.
Berikut adalah profil dari jurusan IPA dan IPS :
a. Profil Jurusan IPA/MIA
- Mempelajari ilmu pasti, alam dan eksak.
- Identik dengan metode ilmiah yang mengutamakan logika.
- Jawaban atas pertanyaan soal adalah pasti dan tidak bisa diganggu gugat.
- Perlu waktu dan suasana khusus (konsentrasi tinggi) untuk mempelajari IPA.
- IPA terdiri dari empat aspek, yaitu Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi.
- Contoh prodi (juruan) IPA (Saintek) di perguruan tinggi adalah Kedokteran, Farmasi, Teknik (Mesin, Sipil, Tambang dll), Keperawatan, Arsitektur, Agribisnis, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi dan lainnya.
- Profesi di bidang IPA (Saintek) lebih banyak bekerja di dalam ruangan, seperti dokter, ahli mesin, dll.
- Banyak siswa IPA, yang akhirnya memilih jurusan IPS ketika kuliah.
b. Profil jurusan IPS/IIS
- Mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat
- Pembelajarannya membutuhkan penalaran dan kekrtitisan dalam berpikir
- Informasi kemasyarakatan terus berkembang setiap hari, sehingga harus rajin membaca
- IPS terdiri dari beberapa aspek, seperti Sosiologi, sejarah, Geografi, Ekonomi dan Ilmu-ilmu sosial lainnya
- Contoh prodi (juruan) IPS (Soshum) di perguruan tinggi adalah Politik, Ilmu Hukum, Ilmu Komunikasi, Sastra (indonesia, inggris, Prancis, Jepang dll), Bisnis dan Manajemen, Hubungan Internasional, Akuntansi, Disain grafis, Jurnalistik dan lainnya.
- Profesi di bidang IPS (Soshum) misalnya seperti Diplomat, Pengacara, Jurnalis, Reporter, jaksa, Hakim, Politikus, Akuntan, Menejer, Sastrawan daan sebagainya.
Setelah mengetahui profil masing-masing jurusan, maka selanjutnya kamu harus mengetahui bakat dan minat kamu sendiri.
#Kenali Minat dan Bakat kamu!
Minat merupakan suatu hal yang dikerjakan akan terasa menyenangkan. Misalnya, kamu punya minat pada game dan terobsesi untuk menjadi gamer yang hebat. Karna kamu punya minat di game, kamu merasa waktu cepat berlalu saat bermain game. Jadi, cari tahu apa yang menjadi minat kamu dan lihat di jurusan mana yang cocok buat mengembangkan minat kamu itu.
Begitu juga dengan bakat, kamu bisa jadikan bakat kamu sebagai perhitungan dalam memilih jurusan tertentu. Pada intinya bakat adalah sesuatu yang menjadi keahlian kamu atau sesuatu yang menonjol dari diri kamu.
Misalnya, kalau kamu punya minat di eksak dan jago di hitungan, maka pilihlah IPA. Tapi, kalau kamu punya minat di hal-hal yang berbau sosial, seperti ekonomi dan politik, dan kamu juga hebat dalam berdebat, berorasi atau berbahasa, atau kamu kurang minat dalam menghitung dan menghapal rumus-rumus maka jurusan IPS adalah jurusan yang lebih tepat sesuai minat kamu.
#Ketahui Rencana Kuliah dan Karir di Masa Depan
Setelah SMA, tentu selanjutnya kamu akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ke Perguruan Tinggi. Jika ingin sukses di bangku kuliah, maka kamu perlu mempersiapkannya sejak di dini saat duduk di bangku SMA. Jadi, jangan sampai pada saat kamu akan memilih jurusan di seleksi masuk Perguruan Tinggi, kamu baru sadar kalau kamu salah jurusan di SMA.
Rencana Kuliah akan sangat berhubungan dengan pilihan karir kamu di masa depan. Jadi, sebelum membuat rencana kuliah, kamu harus punya cita-cita tentang karir impian kamu di masa depan. Misalnya, kamu bercita-cita untuk menjadi seorang dokter, maka untuk mewujudkan itu kamu harus masuk jurusan Ilmu Kedokteran di Perguruan Tinggi.
#Diskusikan dengan Orang Tua
Sangat penting bagi kamu untuk mendiskusikannya dengan orang tua atau keluarga, Karena mereka juga punya pendapat tentang apa yang terbaik untuk anaknya. Diskusikan dengan orang tua kamu dengan baik-baik tentang pemilihan jurusan dan minta pendapatnya.
Jika ia tidak setuju dengan jurusan tertentu yang kamu sukai karena alasan ada jurusan lain yang lebih baik atau orang tua kamu ingin kamu masuk jurusan yang menjadi pilihannya, maka kamu harus pertimbangkan pendapatnya. Tapi, kalau kamu sama sekali gak berminat dengan jurusan pilihannya dan punya pilihan sendiri yang kamu minati, maka bicarakan baik-baik dengan orang tua kamu.
#Jangan Ikut-Ikutan Teman
Ada juga pelajar yang memilih suatu jurusan tertentu hanya karena teman dekatnya juga memilih jurusan yang sama, dengan alasan solidaritas dalam persahabatan. Sahabat setia bukan berarti kamu harus sama dalam memilih jurusan, kalau bakat dan minat kamu sama tentu bukan menjadi masalah. Pertemanan bukan berarti kamu harus selalu bareng sama dia.
Ikuti kata hati kamu! Jangan sampai kamu terjebak dalam jurusan yang tanpa kamu sadari sebenarnya kamu kurang nyaman belajar di sana. Kalau kamu pilih jurusan cuma karna ikut-ikutan, itu berarti kamu belum punya rencana yang matang buat masa depan kamu.
#Jangan Terpengaruh Mindset Negatif Tentang Suatu Jurusan
Banyak orang yang beranggapan bahwa anak IPS itu identik dengan anak nakal. Sedangkan anak IPA mayoritas anak yang rajin. Jangan sampai kamu menanamkan mindset negatif ini pada pikiran kamu, sehingga mempengaruhi emosi kamu dalam memilih jurusan dan akhirnya tidak sesuai dengan bakat kalian.
Tidak semuanya anggapan seperti itu benar. Karena banyak juga anak IPS yang rajin dan pintar dan justru sebaliknya anak IPA ada juga yang malas, meskipun sebagaian besar anak IPA tergolong rajin dan identik dengan anak pintar.
Sumber :
https://wirahadie.com/cara-memilih-jurusan-di-sma-ipa-atau-ips/
Tuesday, March 3, 2020
Memahami Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di Sekolah
Apakah saat ini kamu sedang bingung menghadapi peminatan di sekolah? Ada jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Mana yang harus dipilih?
Penjurusan atau peminatan adalah cara yang dilakukan oleh sistem pendidikan di Indonesia untuk membantu siswa semakin fokus pada suatu bidang keilmuan. Hal ini bertujuan untuk membantu. Namun, tak jarang siswa yang malah kebingungan dalam menghadapi momen ini.
Salah satu cara untuk mengetahui bidang apa yang menjadi minatmu adalah dengan menelusuri riwayat nilai mata pelajaran yang telah lalu. Namun, itu pun tidak mutlak. Bagaimana jika nilai mata pelajaran IPA, IPS, dan bahasamu sama-sama baik? Bagaimana jika kamu suka IPS, tapi entah mengapa nilainya kurang memuaskan?
Di bawah ini akan dijelaskan apa saja yang akan kamu temui di ketiga bidang peminatan tersebut. Akhirnya, keputusan tetap ada di tanganmu.
Jurusan IPA
Di antara jurusan IPA, IPS, dan Bahasa, jurusan IPA terkesan sebagai kelas bergengsi yang dipenuhi oleh siswa dengan kecerdasan di atas rata-rata, padahal hal tersebut tidak sepenuhnya tepat. Melihat dari materi yang dipelajari, peminatan ini menekankan pada pemahaman ilmu pasti, siswa dituntut untuk mampu berpikir analitis.
Matematika
Matematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Mata pelajaran ini adalah ilmu murni dan sudah diperkenalkan sejak Sekolah Dasar. Sangat terkenal dengan angka dan hitungan. Mereka yang tidak “alergi” dengan hitungan, seharusnya tidak masalah jika masuk jurusan IPA.
Sains
Sains merupakan ilmu pengetahuan yang muncul dan bersumber dari alam. Mata pelajaran yang masuk ke dalam rumpun sains adalah Fisika (mempelajari unsur dasar pembentuk alam, gaya, dan akibatnya), Kimia (mempelajari susunan, struktur, sifat, dan perubahan materi), dan Biologi (mempelajari organisme hidup).
Jurusan IPS
Di antara jurusan IPA, IPS, dan Bahasa, jurusan IPS sangat terkenal dengan mata pelajaran yang penuh dengan teori dan hafalan. Hal itu tidak sepenuhnya tepat. Justru jika siswa bisa memahami materi dengan baik, mereka tidak perlu menghafal karena semuanya terpampang dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
Ekonomi
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal-hal yang mencakup produksi, distribusi, dan konsumsi juga dipelajari dalam mata pelajaran ini. Ada beberapa bab yang mengandung rumus dan hitungan di dalamnya.
Sosial
Di sini dipelajari berbagai aspek pada manusia dan lingkungan sosialnya. Beberapa mata pelajaran yang tercakup dalam ilmu sosial adalah Sosiologi (mempelajari perilaku sosial individu dan kelompok) dan Geografi (mempelajari permukaan bumi dan interaksi manusia dengan lingkungannya).
Jurusan Bahasa
Ini adalah peminatan ketiga yang menjadi pilihan dalam jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Dalam peminatan ini, siswa ditekankan untuk mendalami sastra dan budaya yang terbentuk di dalam masyarakat. Tidak semua orang memiliki keterampilan di peminatan ini. Namun, prospek ke depannya cukup bagus, terlebih untuk perusahaan internasional.
Sastra
Lebih tepatnya sastra Indonesia. Siswa akan mempelajari berbagai karya sastra yang berada di Asia Tenggara, yang sejatinya berakar dari Bahasa Melayu. Di sini kamu tidak hanya mengerti apa saja, tetapi juga memahami isi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Budaya
Siswa juga memiliki kesempatan mengenal berbagai budaya. Melalui pelajaran Antropologi, siswa mempelajari keanekaragaman manusia, termasuk budaya dan perilaku. Sehubungan dengan bahasa, siswa juga mempelajari Bahasa Asing. Kamu yang berniat untuk belajar tentang banyak hal di luar Indonesia, sepatutnya masuk peminatan ini.
Peminatan ini dibagi menjadi jurusan IPA, IPS, dan Bahasa adalah semata-mata untuk memudahkan fokus belajar. Pada hakikatnya, semua ilmu saling terhubung dan saling melengkapi satu sama lain.
Sumber :
https://www.educenter.id/memahami-jurusan-ipa-ips-dan-bahasa-di-sekolah/
Penjurusan atau peminatan adalah cara yang dilakukan oleh sistem pendidikan di Indonesia untuk membantu siswa semakin fokus pada suatu bidang keilmuan. Hal ini bertujuan untuk membantu. Namun, tak jarang siswa yang malah kebingungan dalam menghadapi momen ini.
Salah satu cara untuk mengetahui bidang apa yang menjadi minatmu adalah dengan menelusuri riwayat nilai mata pelajaran yang telah lalu. Namun, itu pun tidak mutlak. Bagaimana jika nilai mata pelajaran IPA, IPS, dan bahasamu sama-sama baik? Bagaimana jika kamu suka IPS, tapi entah mengapa nilainya kurang memuaskan?
Di bawah ini akan dijelaskan apa saja yang akan kamu temui di ketiga bidang peminatan tersebut. Akhirnya, keputusan tetap ada di tanganmu.
Jurusan IPA
Di antara jurusan IPA, IPS, dan Bahasa, jurusan IPA terkesan sebagai kelas bergengsi yang dipenuhi oleh siswa dengan kecerdasan di atas rata-rata, padahal hal tersebut tidak sepenuhnya tepat. Melihat dari materi yang dipelajari, peminatan ini menekankan pada pemahaman ilmu pasti, siswa dituntut untuk mampu berpikir analitis.
Matematika
Matematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Mata pelajaran ini adalah ilmu murni dan sudah diperkenalkan sejak Sekolah Dasar. Sangat terkenal dengan angka dan hitungan. Mereka yang tidak “alergi” dengan hitungan, seharusnya tidak masalah jika masuk jurusan IPA.
Sains
Sains merupakan ilmu pengetahuan yang muncul dan bersumber dari alam. Mata pelajaran yang masuk ke dalam rumpun sains adalah Fisika (mempelajari unsur dasar pembentuk alam, gaya, dan akibatnya), Kimia (mempelajari susunan, struktur, sifat, dan perubahan materi), dan Biologi (mempelajari organisme hidup).
Jurusan IPS
Di antara jurusan IPA, IPS, dan Bahasa, jurusan IPS sangat terkenal dengan mata pelajaran yang penuh dengan teori dan hafalan. Hal itu tidak sepenuhnya tepat. Justru jika siswa bisa memahami materi dengan baik, mereka tidak perlu menghafal karena semuanya terpampang dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
Ekonomi
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal-hal yang mencakup produksi, distribusi, dan konsumsi juga dipelajari dalam mata pelajaran ini. Ada beberapa bab yang mengandung rumus dan hitungan di dalamnya.
Sosial
Di sini dipelajari berbagai aspek pada manusia dan lingkungan sosialnya. Beberapa mata pelajaran yang tercakup dalam ilmu sosial adalah Sosiologi (mempelajari perilaku sosial individu dan kelompok) dan Geografi (mempelajari permukaan bumi dan interaksi manusia dengan lingkungannya).
Jurusan Bahasa
Ini adalah peminatan ketiga yang menjadi pilihan dalam jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Dalam peminatan ini, siswa ditekankan untuk mendalami sastra dan budaya yang terbentuk di dalam masyarakat. Tidak semua orang memiliki keterampilan di peminatan ini. Namun, prospek ke depannya cukup bagus, terlebih untuk perusahaan internasional.
Sastra
Lebih tepatnya sastra Indonesia. Siswa akan mempelajari berbagai karya sastra yang berada di Asia Tenggara, yang sejatinya berakar dari Bahasa Melayu. Di sini kamu tidak hanya mengerti apa saja, tetapi juga memahami isi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Budaya
Siswa juga memiliki kesempatan mengenal berbagai budaya. Melalui pelajaran Antropologi, siswa mempelajari keanekaragaman manusia, termasuk budaya dan perilaku. Sehubungan dengan bahasa, siswa juga mempelajari Bahasa Asing. Kamu yang berniat untuk belajar tentang banyak hal di luar Indonesia, sepatutnya masuk peminatan ini.
Peminatan ini dibagi menjadi jurusan IPA, IPS, dan Bahasa adalah semata-mata untuk memudahkan fokus belajar. Pada hakikatnya, semua ilmu saling terhubung dan saling melengkapi satu sama lain.
Sumber :
https://www.educenter.id/memahami-jurusan-ipa-ips-dan-bahasa-di-sekolah/
4 Gaya Belajar Anak dan Bagaimana Mengarahkannya
Gaya belajar anak berbeda satu dengan lainnya. Ada yang lebih suka belajar lewat mendengarkan, ada yang justru lebih tertarik belajar dengan melihat gambar-gambar, ada yang semangat belajar jika bersentuhan langsung dengan objeknya, dan tidak sedikit pula yang memilih gaya belajar dengan selalu melibatkan fisiknya alias sambil bergerak ke sana kemari.
Tidak ada yang salah dengan gaya belajar anak. Masing-masing gaya belajar anak memiliki keunggulan dan kekurangan. Tugas Anda sebagai ibunya adalah mengarahkan anak agar menikmati proses belajar mereka, apapun pilihan gaya belajar anak Ibu.
Secara umum, ada 4 gaya gaya belajar anak, yakni visual, auditori, taktil, dan kinestetik. Seperti apa masing-masing gaya belajar anak tersebut? Dan si kecil termasuk tipe dengan gaya belajar anak seperti apa? Cari tahu lebih dalam tentang gaya belajar anak Ibu, yuk!
Gaya belajar anak auditori
Anak auditori cepat memahami dan mempelajari sesuatu hanya dengan mendengarkan. Gaya belajar anak ini cocok untuk mereka yang suka menghafal. Anak dengan gaya belajar anak auditori sangat mudah menyerap atau merekam apa yang mereka dengarkan, termasuk cerita, dan ia sangat mampu menjelaskannya kembali dengan bahasanya sendiri.
Ciri gaya belajar anak auditori:
Sangat mudah menyerap informasi verbal, meski kelihatannya ia tidak memperhatikan (anak dengan gaya belajar anak auditori terkadang tampak cuek saat ada yang berbicara, namun di luar dugaan ia mampu mengulangi informasi yang didengarnya).
Kelemahan gaya belajar anak auditori:
Sulit konsentrasi di tempat ramai. Anak dengan gaya belajar anak auditori membutuhkan tempat yang sangat tenang untuk dapat fokus belajar dan berkonsentrasi.
Bagaimana mengarahkannya?
Sering-seringlah berkomunikasi, karena anak dengan gaya belajar anak auditori sangat senang mendengarkan. Semakin sering Ibu mengajak anak dengan gaya belajar anak auditori berbicara atau berdiskusi, semakin banyak informasi yang direkamnya.
Sering-seringlah membacakan buku cerita atau bahkan dongeng karangan Ibu sendiri. Anak dengan gaya belajar anak auditori akan senang menceritakan kembali apa yang baru saja didengarnya.
Anak dengan gaya belajar anak auditori cenderung mudah menghafal lirik lagu. Karena itu, Ibu bisa memutarkan lagu-lagu anak setiap hari untuk mengajarinya hal-hal baru, misalnya lagu tentang warna, huruf, atau suara-suara hewan. Dengan begitu, diharapkan tiap hari anak dengan gaya belajar anak auditori akan mendapatkan pelajaran baru lewat lagu-lagu yang didengarnya.
Karena anak dengan gaya belajar anak auditori memerlukan tempat tenang untuk dapat fokus belajar, maka ketika ia berhadapan dengan keramaian saat belajar, Ibu dapat membantunya dengan memutarkan musik klasik yang lembut untuk mengimbangi suara-suara berisik di sekitarnya.
Gaya belajar anak visual
Anak dengan gaya belajar anak visual mudah menyerap informasi atau memahami sesuatu dengan melihat. Ia bisa memaksimalkan kemampuannya hanya dengan memperhatikan gambar-gambar atau apapun yang dilihatnya.
Anak yang memiliki gaya belajar anak visual akan semangat jika diberi kesempatan presentasi menggunakan gambar-gambar. Mereka juga antusias dengan diagram-diagram ataupun mind-mapping.
Gaya belajar anak seperti ini juga cocok untuk mereka yang mempelajari bahasa dengan menggunakan simbol, seperti bahasa Mandarin, Jepang, atau Arab.
Ciri gaya belajar anak visual:
Kelemahan gaya belajar anak visual:
Harus tenang saat belajar
Bagaimana mengarahkannya?
Rangsang kemampuan si kecil yang memiliki gaya belajar anak visual dengan memberikannya buku-buku bergambar.
Putarkan tayangan televisi atau video-video edukasi, sehingga ia memperoleh topik-topik baru untuk dikembangkan dan dipelajari.
Tunjukkan lewat gerakan ketika mengajari anak dengan gaya belajar anak visual. Tujuannya, tentu saja supaya dia lebih mudah memahami.
Buat mural atau kolase saat mengajarinya belajar agar dia lebih tertarik.
Buat chart dengan foto-foto saat mengajarinya melaksanakan tugas-tugas rumah tangga harian, seperti membantu Ibu menyapu, mengelap meja, merapikan kasur, atau membereskan mainannya.
Gaya belajar anak taktil
Anak yang memiliki gaya belajar taktil memahami atau mempelajari sesuatu dengan menyentuh. Ia harus merasakan dan menyentuh sesuatu untuk memahami bagaimana cara kerja objek yang sedang dipelajarinya.
Ciri gaya belajar anak taktil:
Kelemahan gaya belajar anak taktil:
Kesulitan mengikuti arahan untuk tugas tugas yang kurang familiar.
Bagaimana mengarahkannya?
Gaya belajar anak kinestetik
Gaya belajar anak kinestetik adalah gaya belajar anak yang melibatkan fisik maupun gerakan tubuh. Anak kinestetik cenderung tidak bisa diam. Ia senang belajar dengan melibatkan fisiknya, menggunakan tubuhnya saat mempelajari tempat-tempat maupun konsep baru. Anak dengan gaya belajar anak kinestetik biasanya sangat suka pelajaran olah tubuh, seperti menari, olahraga, drama, atau yang sejenisnya.
Ciri gaya belajar anak kinestetik:
Kelemahan gaya belajar anak kinestetik:
Karena anak dengan gaya belajar anak kinestetik sangat suka bergerak, maka ia akan kesulitan jika harus belajar di kelas. Ia tidak akan tahan duduk berlama-lama mendengarkan guru menerangkan di depan kelas. Ia akan bergerak ke sana kemari yang tentu saja akan menyulitkan dirinya berkonsentrasi di kelas.
Bagaimana mengarahkannya?
Saat membacakan kisah kepada si kecil dengan gaya belajar anak kinestetik, Ibu sebaiknya mengajaknya berpartisipasi dengan memintanya menirukan gerakan-gerakan seperti dalam kisah yang Ibu bacakan. Cara semacam ini akan membantunya lebih memahami dan mengingat kisah dari buku favoritnya.
Jika Ibu ingin memperkenalkan hal-hal baru atau memberi informasi baru pada anak dengan gaya belajar anak kinestetik, Ibu bisa mencoba menciptakan permainan-permainan gerakan. Misalnya, Ibu menggambar huruf dengan kapur di teras rumah. Kemudian mintalah si anak yang memiliki gaya belajar anak kinestetik ini untuk melompat ke huruf yang Ibu sebutkan.
Ajak si kecil bermain role-play.
Bersabarlah dengan anak kinestetik. Jangan emosi ketika si kecil tidak bisa duduk manis sebelum satu buku cerita yang Ibu bacakan habis.
Beberapa gaya belajar anak lainnya
Selain empat gaya belajar anak yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa gaya belajar anak lain, yakni gaya belajar anak inovatif, analitikal, common sense learners, dan dynamic learners. Gaya belajar anak tambahan ini dikembangkan oleh Bernice McCarthy (1980).
Seperti apa masing-masing gaya belajar anak yang dimaksud? Berikut rinciannya.
Gaya belajar anak inovatif
Anak dengan gaya belajar anak inovatif memiliki rasa keadilan sosial yang kuat dan sangat berharap apa yang dikerjakannya bermakna dan mencerminkan nilai-nilai mereka. Si pembelajar inovatif menikmati interaksi sosial dan senang bekerja sama dengan orang lain.
Gaya belajar anak analitikal
Pembelajar analitikal menyukai aktivitas belajar berdasarkan fakta-fakta dan selalu membutuhkan waktu cukup panjang untuk merefleksikan aktivitas belajar mereka. Anak dengan gaya belajar anak analitikal seperti ini juga ingin apa yang mereka kerjakan memberi manfaat bagi dunia.
Gaya belajar anak common sense learners
Anak dengan gaya belajar anak common sense learners sangat praktikal dan tertarik melakukan sesuatu dengan gerakan. Mereka menikmati aktivitas belajar yang memiliki aplikasi praktik. Pembelajar common sense ini rata-rata juga memiliki gaya belajar anak kinestetik.
Gaya belajar anak dynamic learners
Si dynamic learners menggunakan insting mereka dalam memandu apa yang mereka lakukan. Anak dengan gaya belajar anak dynamic learners ini juga mahir mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Pembelajar tipe ini secara alami penuh keingintahuan dan selalu berusaha mencari makna tersembunyi di balik sebuah konsep.
Memahami gaya belajar anak Anda
Nah, sekarang perhatikan anak Anda. Gaya belajar anak yang manakah yang dimiliki buah hati Anda? Jangan panik, ya Bu kalau si kecil ternyata kesulitan dalam mengeja atau tidak bisa diam saat belajar. Sebab setiap anak itu unik dan memiliki gaya belajar anak yang berbeda-beda.
Setiap anak belajar dengan cara yang tidak sama. Dan menurut pakar, mencari tahu gaya belajar anak Anda dapat membantunya meraih keberhasilan akademik. Bagaimana caranya? Berikut tipsnya, step by step.
Kenali kekuatan anak
Menurut Mel Levine, M.D, co-founder All Kinds of Minds, sebuah institut nonprofit untuk studi perbedaan pembelajaran, orang tua sebaiknya membuka mata dan telinga lebar-lebar untuk mengetahui gaya belajar anak mana yang paling tepat.
"Beberapa anak senang menyentuh, sementara yang lain paling bisa belajar lewat bahasa dan jago membaca," tutur Levina, profesor pediatri di University of North Carolina Medical School. Ia melanjutkan, sebagian anak lebih bisa memahami sesuatu daripada menghafalnya. Levine juga menyarankan, orang tua mulai mengevaluasi gaya belajar anak pada usia 6 atau 7 tahun. Gaya belajar anak diharapkan sudah matang saat anak masuk sekolah menengah (SMP).
Memahami watak anak juga dapat membantu Ibu menentukan gaya belajar anak mana yang paling tepat untuk buah hati Ibu. Misalnya, apakah si kecil tipe petualang, tipe pemikir, tipe penemu, tipe filsuf, atau tipe pencipta seperti penyair?
"Anak berkepribadian petualang tentu harus bergerak untuk bisa belajar, sehingga duduk di bangku sepanjang hari tidak cocok baginya," ungkap Mariaemma Pelullo-Willis, MS, learning coach di Ventura, California. Kebalikannya, lanjut penulis Discover Your Child's Learning Style, anak dengan watak penemu akan selalu punya jutaan pertanyaan, seperti "Kok bisa begini?" atau "Kenapa kok begitu?"
Mainkan kekuatan anak
Setelah berhasil mengenali gaya belajar anak Anda, Anda dapat mulai membangun kekuatannya untuk mengimbangi kelemahan belajarnya. Tanpa label, tentu saja.
Misalnya, nih, anak Ibu memiliki banyak masalah spasial (kesulitan menggambarkan sesuatu), namun luar biasa dalam bahasa Inggris. Mungkin Ibu bisa menyarankannya belajar matematika dengan menempatkan semuanya dengan kata-katanya sendiri. Atau saat ia belajar tentang segitiga sama sisi, Ibu bisa memintanya menceritakan seperti apa segitiga sama sisi itu. Intinya, jika anak memang memiliki kekuatan dalam merangkai kata-kata, ia bisa memahami matematika atau pelajaran lain lewat kata-kata pula.
Cara lain untuk meningkatkan potensi anak adalah dengan fokus pada bidang yang disukainya (areas of interest). Cobalah membantunya membangun skill akademik di area yang dikuasai anak Ibu. Orang tua benar-benar perlu menyokong ketertarikan dan anak, sehingga dia akan menjadi expert di bidang tertentu yang dikuasainya. Dengan begitu, anak akan lebih percaya diri dan Ibu makin memahami gaya belajar anak Ibu.
Perhatikan gaya belajar anak di sekolah
Mayoritas sekolah memang cenderung membuat anak duduk manis, mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan tugas. Bagi anak dengan gaya belajar anak auditori, tentu hal ini amat menyenangkan. Belajar dengan tenang di kelas sambil mendengarkan guru mengajar adalah hal yang disukai anak auditori.
Lalu bagaimana jika anak Ibu memiliki gaya belajar anak kinestetik? Tentu tidak mudah baginya untuk duduk manis sepanjang hari dan hanya bisa bergerak bebas saat jam istirahat atau pelajaran olahraga. Nah, jika Ibu menghadapi situasi seperti ini, tidak ada salahnya jika Ibu mencoba berkonsultasi dengan pihak sekolah atau guru kelas. Apakah sekolah mengakomodasi murid-murid dengan gaya belajar anak yang berbeda?
Bicarakan masalah gaya belajar anak Ibu dengan gurunya. Berdiskusilah dan carilah solusi untuk masalah tersebut. Namun, kabar baiknya, sekolah zaman now banyak yang sudah mengakomodasi berbagai gaya belajar anak sehingga anak nyaman belajar di sekolah. Tidak sedikit juga sekolah yang tidak melulu fokus ke hal-hal akademik, seperti sekolah alam yang sangat cocok untuk anak-anak dengan gaya belajar anak taktil maupun kinestetik.
Sumber :
https://www.ibupedia.com/artikel/balita/4-gaya-belajar-anak-dan-bagaimana-mengarahkannya
Tidak ada yang salah dengan gaya belajar anak. Masing-masing gaya belajar anak memiliki keunggulan dan kekurangan. Tugas Anda sebagai ibunya adalah mengarahkan anak agar menikmati proses belajar mereka, apapun pilihan gaya belajar anak Ibu.
Secara umum, ada 4 gaya gaya belajar anak, yakni visual, auditori, taktil, dan kinestetik. Seperti apa masing-masing gaya belajar anak tersebut? Dan si kecil termasuk tipe dengan gaya belajar anak seperti apa? Cari tahu lebih dalam tentang gaya belajar anak Ibu, yuk!
Gaya belajar anak auditori
Anak auditori cepat memahami dan mempelajari sesuatu hanya dengan mendengarkan. Gaya belajar anak ini cocok untuk mereka yang suka menghafal. Anak dengan gaya belajar anak auditori sangat mudah menyerap atau merekam apa yang mereka dengarkan, termasuk cerita, dan ia sangat mampu menjelaskannya kembali dengan bahasanya sendiri.
Ciri gaya belajar anak auditori:
- Mudah mengingat kata-kata dari cerita atau lagu yang didengarnya.
- Dapat mengikuti arahan dengan mudah.
- Mampu mengulangi frasa atau komentar yang didengarnya.
- Senang dibacakan apapun, termasuk buku cerita.
- Sangat senang mengkomunikasikan ide-idenya secara verbal.
- Sangat tertarik dengan kegiatan yang berbau diskusi atau debat.
- Menikmati pola pembelajaran dengan anekdot atau
- Menyukai seni musik.
- Tidak tertarik membaca buku, namun senang jika dibacakan.
Sangat mudah menyerap informasi verbal, meski kelihatannya ia tidak memperhatikan (anak dengan gaya belajar anak auditori terkadang tampak cuek saat ada yang berbicara, namun di luar dugaan ia mampu mengulangi informasi yang didengarnya).
Kelemahan gaya belajar anak auditori:
Sulit konsentrasi di tempat ramai. Anak dengan gaya belajar anak auditori membutuhkan tempat yang sangat tenang untuk dapat fokus belajar dan berkonsentrasi.
Bagaimana mengarahkannya?
Sering-seringlah berkomunikasi, karena anak dengan gaya belajar anak auditori sangat senang mendengarkan. Semakin sering Ibu mengajak anak dengan gaya belajar anak auditori berbicara atau berdiskusi, semakin banyak informasi yang direkamnya.
Sering-seringlah membacakan buku cerita atau bahkan dongeng karangan Ibu sendiri. Anak dengan gaya belajar anak auditori akan senang menceritakan kembali apa yang baru saja didengarnya.
Anak dengan gaya belajar anak auditori cenderung mudah menghafal lirik lagu. Karena itu, Ibu bisa memutarkan lagu-lagu anak setiap hari untuk mengajarinya hal-hal baru, misalnya lagu tentang warna, huruf, atau suara-suara hewan. Dengan begitu, diharapkan tiap hari anak dengan gaya belajar anak auditori akan mendapatkan pelajaran baru lewat lagu-lagu yang didengarnya.
Karena anak dengan gaya belajar anak auditori memerlukan tempat tenang untuk dapat fokus belajar, maka ketika ia berhadapan dengan keramaian saat belajar, Ibu dapat membantunya dengan memutarkan musik klasik yang lembut untuk mengimbangi suara-suara berisik di sekitarnya.
Gaya belajar anak visual
Anak dengan gaya belajar anak visual mudah menyerap informasi atau memahami sesuatu dengan melihat. Ia bisa memaksimalkan kemampuannya hanya dengan memperhatikan gambar-gambar atau apapun yang dilihatnya.
Anak yang memiliki gaya belajar anak visual akan semangat jika diberi kesempatan presentasi menggunakan gambar-gambar. Mereka juga antusias dengan diagram-diagram ataupun mind-mapping.
Gaya belajar anak seperti ini juga cocok untuk mereka yang mempelajari bahasa dengan menggunakan simbol, seperti bahasa Mandarin, Jepang, atau Arab.
Ciri gaya belajar anak visual:
- Mudah terpesona dengan gambar-gambar, ilustrasi, tayangan televisi, atau video.
- Mudah mengingat cara orang lain melakukan sesuatu.
- Sangat cepat mengenal bentuk, warna, dan huruf.
Kelemahan gaya belajar anak visual:
Harus tenang saat belajar
Bagaimana mengarahkannya?
Rangsang kemampuan si kecil yang memiliki gaya belajar anak visual dengan memberikannya buku-buku bergambar.
Putarkan tayangan televisi atau video-video edukasi, sehingga ia memperoleh topik-topik baru untuk dikembangkan dan dipelajari.
Tunjukkan lewat gerakan ketika mengajari anak dengan gaya belajar anak visual. Tujuannya, tentu saja supaya dia lebih mudah memahami.
Buat mural atau kolase saat mengajarinya belajar agar dia lebih tertarik.
Buat chart dengan foto-foto saat mengajarinya melaksanakan tugas-tugas rumah tangga harian, seperti membantu Ibu menyapu, mengelap meja, merapikan kasur, atau membereskan mainannya.
Gaya belajar anak taktil
Anak yang memiliki gaya belajar taktil memahami atau mempelajari sesuatu dengan menyentuh. Ia harus merasakan dan menyentuh sesuatu untuk memahami bagaimana cara kerja objek yang sedang dipelajarinya.
Ciri gaya belajar anak taktil:
- Menyukai objek yang memiliki tekstur dan ukuran menarik, dan senang bermain balok.
- Merasa perlu merasakan dan menyentuh langsung saat mempelajari sebuah objek, termasuk untuk memahami gagasan-gagasan abstrak. Misalnya, nih, untuk mengerti seberapa dingin sih "dingin sekali" itu, anak dengan gaya belajar anak taktil merasa perlu menyentuh es batu untuk bisa merasakannya.
Kelemahan gaya belajar anak taktil:
Kesulitan mengikuti arahan untuk tugas tugas yang kurang familiar.
Bagaimana mengarahkannya?
- Perkenalkan tugas-tugas atau benda-benda baru, kemudian biarkan si kecil dengan gaya belajar anak taktil ini mencobanya sendiri.
- Beri si kecil benda-benda yang bertekstur menarik dan cukup kokoh untuk menopangnya berdiri hingga dipegang secara intensif.
- Berikan berbagai jenis puzzle dan table games.
- Ajari si kecil membuat bentuk atau menulis huruf dengan jarinya di atas pasir atau tepung. Bisa juga dengan mengajaknya membuat bentuk dari tanah liat.
Gaya belajar anak kinestetik
Gaya belajar anak kinestetik adalah gaya belajar anak yang melibatkan fisik maupun gerakan tubuh. Anak kinestetik cenderung tidak bisa diam. Ia senang belajar dengan melibatkan fisiknya, menggunakan tubuhnya saat mempelajari tempat-tempat maupun konsep baru. Anak dengan gaya belajar anak kinestetik biasanya sangat suka pelajaran olah tubuh, seperti menari, olahraga, drama, atau yang sejenisnya.
Ciri gaya belajar anak kinestetik:
- Senang bermain peran berdasarkan buku favoritnya, atau menirukan kisah dengan gerakan-gerakan.
- Menikmati bermain di playground
- Selalu antusias dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisik.
- Menyukai olahraga.
Kelemahan gaya belajar anak kinestetik:
Karena anak dengan gaya belajar anak kinestetik sangat suka bergerak, maka ia akan kesulitan jika harus belajar di kelas. Ia tidak akan tahan duduk berlama-lama mendengarkan guru menerangkan di depan kelas. Ia akan bergerak ke sana kemari yang tentu saja akan menyulitkan dirinya berkonsentrasi di kelas.
Bagaimana mengarahkannya?
Saat membacakan kisah kepada si kecil dengan gaya belajar anak kinestetik, Ibu sebaiknya mengajaknya berpartisipasi dengan memintanya menirukan gerakan-gerakan seperti dalam kisah yang Ibu bacakan. Cara semacam ini akan membantunya lebih memahami dan mengingat kisah dari buku favoritnya.
Jika Ibu ingin memperkenalkan hal-hal baru atau memberi informasi baru pada anak dengan gaya belajar anak kinestetik, Ibu bisa mencoba menciptakan permainan-permainan gerakan. Misalnya, Ibu menggambar huruf dengan kapur di teras rumah. Kemudian mintalah si anak yang memiliki gaya belajar anak kinestetik ini untuk melompat ke huruf yang Ibu sebutkan.
Ajak si kecil bermain role-play.
Bersabarlah dengan anak kinestetik. Jangan emosi ketika si kecil tidak bisa duduk manis sebelum satu buku cerita yang Ibu bacakan habis.
Beberapa gaya belajar anak lainnya
Selain empat gaya belajar anak yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa gaya belajar anak lain, yakni gaya belajar anak inovatif, analitikal, common sense learners, dan dynamic learners. Gaya belajar anak tambahan ini dikembangkan oleh Bernice McCarthy (1980).
Seperti apa masing-masing gaya belajar anak yang dimaksud? Berikut rinciannya.
Gaya belajar anak inovatif
Anak dengan gaya belajar anak inovatif memiliki rasa keadilan sosial yang kuat dan sangat berharap apa yang dikerjakannya bermakna dan mencerminkan nilai-nilai mereka. Si pembelajar inovatif menikmati interaksi sosial dan senang bekerja sama dengan orang lain.
Gaya belajar anak analitikal
Pembelajar analitikal menyukai aktivitas belajar berdasarkan fakta-fakta dan selalu membutuhkan waktu cukup panjang untuk merefleksikan aktivitas belajar mereka. Anak dengan gaya belajar anak analitikal seperti ini juga ingin apa yang mereka kerjakan memberi manfaat bagi dunia.
Gaya belajar anak common sense learners
Anak dengan gaya belajar anak common sense learners sangat praktikal dan tertarik melakukan sesuatu dengan gerakan. Mereka menikmati aktivitas belajar yang memiliki aplikasi praktik. Pembelajar common sense ini rata-rata juga memiliki gaya belajar anak kinestetik.
Gaya belajar anak dynamic learners
Si dynamic learners menggunakan insting mereka dalam memandu apa yang mereka lakukan. Anak dengan gaya belajar anak dynamic learners ini juga mahir mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Pembelajar tipe ini secara alami penuh keingintahuan dan selalu berusaha mencari makna tersembunyi di balik sebuah konsep.
Memahami gaya belajar anak Anda
Nah, sekarang perhatikan anak Anda. Gaya belajar anak yang manakah yang dimiliki buah hati Anda? Jangan panik, ya Bu kalau si kecil ternyata kesulitan dalam mengeja atau tidak bisa diam saat belajar. Sebab setiap anak itu unik dan memiliki gaya belajar anak yang berbeda-beda.
Setiap anak belajar dengan cara yang tidak sama. Dan menurut pakar, mencari tahu gaya belajar anak Anda dapat membantunya meraih keberhasilan akademik. Bagaimana caranya? Berikut tipsnya, step by step.
Kenali kekuatan anak
Menurut Mel Levine, M.D, co-founder All Kinds of Minds, sebuah institut nonprofit untuk studi perbedaan pembelajaran, orang tua sebaiknya membuka mata dan telinga lebar-lebar untuk mengetahui gaya belajar anak mana yang paling tepat.
"Beberapa anak senang menyentuh, sementara yang lain paling bisa belajar lewat bahasa dan jago membaca," tutur Levina, profesor pediatri di University of North Carolina Medical School. Ia melanjutkan, sebagian anak lebih bisa memahami sesuatu daripada menghafalnya. Levine juga menyarankan, orang tua mulai mengevaluasi gaya belajar anak pada usia 6 atau 7 tahun. Gaya belajar anak diharapkan sudah matang saat anak masuk sekolah menengah (SMP).
Memahami watak anak juga dapat membantu Ibu menentukan gaya belajar anak mana yang paling tepat untuk buah hati Ibu. Misalnya, apakah si kecil tipe petualang, tipe pemikir, tipe penemu, tipe filsuf, atau tipe pencipta seperti penyair?
"Anak berkepribadian petualang tentu harus bergerak untuk bisa belajar, sehingga duduk di bangku sepanjang hari tidak cocok baginya," ungkap Mariaemma Pelullo-Willis, MS, learning coach di Ventura, California. Kebalikannya, lanjut penulis Discover Your Child's Learning Style, anak dengan watak penemu akan selalu punya jutaan pertanyaan, seperti "Kok bisa begini?" atau "Kenapa kok begitu?"
Mainkan kekuatan anak
Setelah berhasil mengenali gaya belajar anak Anda, Anda dapat mulai membangun kekuatannya untuk mengimbangi kelemahan belajarnya. Tanpa label, tentu saja.
Misalnya, nih, anak Ibu memiliki banyak masalah spasial (kesulitan menggambarkan sesuatu), namun luar biasa dalam bahasa Inggris. Mungkin Ibu bisa menyarankannya belajar matematika dengan menempatkan semuanya dengan kata-katanya sendiri. Atau saat ia belajar tentang segitiga sama sisi, Ibu bisa memintanya menceritakan seperti apa segitiga sama sisi itu. Intinya, jika anak memang memiliki kekuatan dalam merangkai kata-kata, ia bisa memahami matematika atau pelajaran lain lewat kata-kata pula.
Cara lain untuk meningkatkan potensi anak adalah dengan fokus pada bidang yang disukainya (areas of interest). Cobalah membantunya membangun skill akademik di area yang dikuasai anak Ibu. Orang tua benar-benar perlu menyokong ketertarikan dan anak, sehingga dia akan menjadi expert di bidang tertentu yang dikuasainya. Dengan begitu, anak akan lebih percaya diri dan Ibu makin memahami gaya belajar anak Ibu.
Perhatikan gaya belajar anak di sekolah
Mayoritas sekolah memang cenderung membuat anak duduk manis, mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan tugas. Bagi anak dengan gaya belajar anak auditori, tentu hal ini amat menyenangkan. Belajar dengan tenang di kelas sambil mendengarkan guru mengajar adalah hal yang disukai anak auditori.
Lalu bagaimana jika anak Ibu memiliki gaya belajar anak kinestetik? Tentu tidak mudah baginya untuk duduk manis sepanjang hari dan hanya bisa bergerak bebas saat jam istirahat atau pelajaran olahraga. Nah, jika Ibu menghadapi situasi seperti ini, tidak ada salahnya jika Ibu mencoba berkonsultasi dengan pihak sekolah atau guru kelas. Apakah sekolah mengakomodasi murid-murid dengan gaya belajar anak yang berbeda?
Bicarakan masalah gaya belajar anak Ibu dengan gurunya. Berdiskusilah dan carilah solusi untuk masalah tersebut. Namun, kabar baiknya, sekolah zaman now banyak yang sudah mengakomodasi berbagai gaya belajar anak sehingga anak nyaman belajar di sekolah. Tidak sedikit juga sekolah yang tidak melulu fokus ke hal-hal akademik, seperti sekolah alam yang sangat cocok untuk anak-anak dengan gaya belajar anak taktil maupun kinestetik.
Sumber :
https://www.ibupedia.com/artikel/balita/4-gaya-belajar-anak-dan-bagaimana-mengarahkannya
Visual, Auditori, Kinestetik
Yang Mana Gaya Belajar Kamu?
Memang benar adanya, bahwa setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada yang suka belajar sambil mendengar musik, ada juga yang lebih suka dengan suasana tenang. Ada yang menyukai belajar dari praktik, ada juga yang lebih menyukai belajar cukup dari baca buku saja. Dengan referensi belajar yang berbeda ini, maka dari itu setiap orang memiliki cara belajar efektif yang berbeda untuk satu sama lain.
Nah, maka dari itu supaya memudahkan proses belajar kita harus tahu dulu nih gaya belajar seperti apa yang sesuai dengan diri kita. Ini bakal ngebantu kita banget lho! Apalagi buat yang masih bingung cara belajar yang tepat.
Gaya belajar seperti apa aja sih yang bisa kita gunakan? Bobby De Potter, gaya belajar seseorang dibagi menjadi tiga tipe, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Yuk, kita pelajari lebih dalam! Keep reading :)
Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual berfokus pada penglihatan. Saat mempelajari hal baru, biasanya tipe ini perlu melihat sesuatu secara visual untuk lebih mudah mengerti dan memahami. Selain itu, tipe visual juga lebih nyaman belajar dengan pengunaan warna-warna, garis, maupun bentuk. Itulah mengapa, orang yang memiliki tipe visual biasanya memiliki pemahaman yang mendalam dengan nilai artistik seperti paduan warna dan lainnya hehe.
Kalau memiliki karakteristik berikut berarti kamu termasuk tipe visual:
Cara belajar yang tepat untuk visual:
Gaya Belajar Auditori
Untuk yang memiliki gaya belajar auditori, mengandalkan pendengaran sebagai menerima informasi dan pengetahuan. Orang tipe tidak masalah dengan tampilan visual saat mengajar, yang penting adalah mendengarkan pembicaraan guru dengan baik dan jelas. Nah, makanya tipe auditori biasanya paling peka dan hafal dari setiap ucapan yang pernah didengar bukan apa yang dilihat. Psst, kalau ada teman yang hobi untuk mengingatkan kelas untuk tenang bisa jadi teman kamu tipe auditori tuh!
Kalau memiliki karakteristik berikut berarti kamu termasuk tipe auditori:
Cara belajar yang tepat untuk auditori:
Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar ini menyenangi belajar yang melibatkan gerakan. Biasanya orang yang tipe ini, merasa lebih mudah mempelajari sesuatu tidak hanya sekadar membaca buku tetapi juga mempraktikkanya. Dengan melakukan atau menyentuh objek yang dipelajari akan memberikan pengalaman tersendiri bagi tipe kinestetik. Makanya, orang yang memiliki gaya belajar tipe kinestetik biasanya tidak betah berdiam lama-lama di kelas nih hihi.
Kalau memiliki karakteristik berikut berarti kamu termasuk tipe kinestetik:
Cara belajar yang tepat untuk kinestetik:
Yaa, itulah perbedaan dari tiga gaya belajar menurut Bobby De Potter.
Sumber :
https://blog.ruangguru.com/tiga-gaya-belajar
Memang benar adanya, bahwa setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada yang suka belajar sambil mendengar musik, ada juga yang lebih suka dengan suasana tenang. Ada yang menyukai belajar dari praktik, ada juga yang lebih menyukai belajar cukup dari baca buku saja. Dengan referensi belajar yang berbeda ini, maka dari itu setiap orang memiliki cara belajar efektif yang berbeda untuk satu sama lain.
Nah, maka dari itu supaya memudahkan proses belajar kita harus tahu dulu nih gaya belajar seperti apa yang sesuai dengan diri kita. Ini bakal ngebantu kita banget lho! Apalagi buat yang masih bingung cara belajar yang tepat.
Gaya belajar seperti apa aja sih yang bisa kita gunakan? Bobby De Potter, gaya belajar seseorang dibagi menjadi tiga tipe, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Yuk, kita pelajari lebih dalam! Keep reading :)
Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual berfokus pada penglihatan. Saat mempelajari hal baru, biasanya tipe ini perlu melihat sesuatu secara visual untuk lebih mudah mengerti dan memahami. Selain itu, tipe visual juga lebih nyaman belajar dengan pengunaan warna-warna, garis, maupun bentuk. Itulah mengapa, orang yang memiliki tipe visual biasanya memiliki pemahaman yang mendalam dengan nilai artistik seperti paduan warna dan lainnya hehe.
Kalau memiliki karakteristik berikut berarti kamu termasuk tipe visual:
- Lebih mudah mengingat dari yang dilihat daripada yang didengar
- Lebih suka membaca daripada dibacakan
- Berbicara dengan tempo agak cepat
- Cukup peduli dengan penampilan dan pakaian
- Lebih menyukai melakukan demonstrasi daripada pidato
- Sulit untuk menerima instruksi secara verbal kecuali ditulis
- Tidak mudah terdistraksi dengan keramaian
- Suka menggambar apa pun di kertas
Cara belajar yang tepat untuk visual:
- Belajar dari gambar maupun video yang menarik
- Membaca buku yang tidak hanya tulisan saja tetapi juga memiliki ilustrasi
- Saat belajar bisa sambil lakukan doodling supaya lebih fokus
- Gunakan spidol warna-warni saat membuat catatan
- Membuat mind mapping untuk memudahkan belajar
Gaya Belajar Auditori
Untuk yang memiliki gaya belajar auditori, mengandalkan pendengaran sebagai menerima informasi dan pengetahuan. Orang tipe tidak masalah dengan tampilan visual saat mengajar, yang penting adalah mendengarkan pembicaraan guru dengan baik dan jelas. Nah, makanya tipe auditori biasanya paling peka dan hafal dari setiap ucapan yang pernah didengar bukan apa yang dilihat. Psst, kalau ada teman yang hobi untuk mengingatkan kelas untuk tenang bisa jadi teman kamu tipe auditori tuh!
Kalau memiliki karakteristik berikut berarti kamu termasuk tipe auditori:
- Lebih mudah mengingat sesuatu dari apa yang didengar daripada yang dilihat
- Senang mendengarkan
- Mudah terdistraksi dengan keramaian
- Kesulitan dalam tugas atau pekerjaan yang melibatkan visual
- Pandai menirukan nada atau pun irama suara
- Senang membaca dengan mengeluarkan suara atau menggerakkan bibir mereka
- Biasanya merupakan pembicara yang fasih
- Mudah dalam mengingat nama saat berkenalan dengan orang baru
Cara belajar yang tepat untuk auditori:
- Dengarkan musik yang disukai
- Bisa merekam saat guru mengajar lalu dikemudian hari didengarkan kembali
- Apabila membaca buku, bisa sambil diucapkan dengan suara pelan untuk lebih mudah mengingat
- Mendengarkan materi yang diajarkan guru saat di kelas dengan seksama
- Belajar dengan diskusi bersama teman supaya lebih mudah memahami maupun mengingat materi
Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar ini menyenangi belajar yang melibatkan gerakan. Biasanya orang yang tipe ini, merasa lebih mudah mempelajari sesuatu tidak hanya sekadar membaca buku tetapi juga mempraktikkanya. Dengan melakukan atau menyentuh objek yang dipelajari akan memberikan pengalaman tersendiri bagi tipe kinestetik. Makanya, orang yang memiliki gaya belajar tipe kinestetik biasanya tidak betah berdiam lama-lama di kelas nih hihi.
Kalau memiliki karakteristik berikut berarti kamu termasuk tipe kinestetik:
- Menyenangi belajar dengan metode praktik
- Kadang kesulitan dalam menulis tetapi pandai dalam bercerita
- Menyukai aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh seperti olahraga atau menari
- Saat berkomunikasi banyak menggunakan isyarat tubuh
- Menghafal dengan cara berjalan atau melihat
Cara belajar yang tepat untuk kinestetik:
- Saat mendapatkan materi belajar, bila memungkinkan segera coba praktikkan
- Belajar sambil melakukan aktivitas yang melibatkan gerakan, misalnya sambil berjalan atau sesederhana menjetikkan jari
- Melakukan eksperimen dari materi yang didapatkan dari guru
- Bisa mengunjungi tempat yang berhubungan materi di pelajaran, misalnya untuk pelajaran Sejarah bisa mengunjungi museum
- Mengikuti ekstrakurikuler seperti seperti KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)
Yaa, itulah perbedaan dari tiga gaya belajar menurut Bobby De Potter.
Sumber :
https://blog.ruangguru.com/tiga-gaya-belajar
Menjadi Siswa SMA yang Sukses
Cara Menjadi Siswa SMA yang Sukses
Untuk menjadi siswa SMA yang sukses, dibutuhkan kesabaran dan motivasi. Sayangnya, sering kali ada banyak hal yang bisa mengalihkan perhatian di usia remaja sehingga menyulitkanmu untuk meraih kesuksesan. Untuk menjadi siswa yang sukses, kamu harus belajar mengatakan “tidak” pada hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian tersebut dengan menggunakan jadwal. Kamu juga harus menjalani gaya hidup yang sehat, serta menyeimbangkan kehidupan akademik dengan kehidupan sosial dan kegiatan ekstrakurikuler yang kamu minati. Meskipun tahun-tahun sekolah terasa sulit dan melelahkan, kerja kerasmu pada akhirnya akan membuahkan hasil.
1
Manfaatkan buku agenda. Buku tersebut diberikan untukmu bukan tanpa alasan. Jangan hanya menulis pekerjaan rumah di buku agenda, tetapi juga pastikan kamu mencatat hal-hal lain yang perlu diingat (mis. perlombaan, latihan, sesi belajar, dan lain-lain). Untuk menjadi siswa SMA yang sukses, kamu harus memiliki kemampuan untuk menjalani semua aktivitas-aktivitasmu dengan baik dan teratur. Manfaatkan buku agenda untuk mengelola jadwal dan mengikuti rencana-rencana yang dibuat. Selain itu, manfaatkan juga buku agenda untuk menetapkan batasan waktu. Jika kamu meluangkan waktu selama lebih dari satu jam untuk mengerjakan tugas matematika, kamu tidak bisa menyelesaikan tugas-tugas yang ada tepat waktu dan hanya akan menyulitkan diri sendiri. Berhentilah mengerjakan tugas matematika tersebut, sisihkan buku tugas matematikamu untuk sementara, dan kerjakan tugas rumah yang lain. Kerjakan kembali tugas matematikamu dan jika kamu belum memahami tugas/materi yang diberikan, jelaskan kondisimu kepada guru. Ada kemungkinan gurumu dengan senang hati mau membantumu dan tidak akan menahan atau mengurangi nilaimu. Pastikan kamu sudah menunjukkan usaha untuk mengerjakan tugas rumah tersebut.
2
Pastikan segala sesuatunya teratur dengan baik. Pastikan kamu memiliki semua keperluan yang dibutuhkan. Ada baiknya kamu membeli sebuah binder tiga ring yang dilengkapi dengan kantung/tas kecil, kertas binder, dan kertas pemisah untuk setiap mata pelajaran (atau satu folder untuk setiap mata pelajaran pilihan). Jika gurumu senang menerangkan materi, belilah buku catatan (baik yang dilengkapi dengan ring maupun buku catatan tebal). Gambar atau catat materi agar kamu bisa mengingatnya dengan mudah. Biasanya, lembaran kertas yang digunakan di buku catatan lebih kuat sehingga tidak mudah robek jika dibandingkan dengan lembaran kertas binder. Atur kertas secara berurutan untuk memudahkanmu nanti ketika belajar. Jika bindermu mulai penuh, pindahkan kertas-kertas lama ke binder yang lain untuk disimpan di rumah. Dengan begini, kamu tidak harus membawanya ke mana-mana, tetapi kertas-kertas tersebut tetap ada ketika kamu perlu mempelajarinya untuk menghadapi UTS atau UAS.
3
Ingatlah bahwa sekolah adalah hal yang “penting”. Kamu tidak harus menjadi sosok kutu buku yang mengunci diri di kamar setiap malam Minggu atau membaca buku-buku tebal di pojok ruangan agar kamu dianggap sebagai sosok yang memandang sekolah sebagai hal yang serius. Pada kenyataannya, sekolah adalah hal yang “penting”. Kamu perlu bersekolah agar bisa membuat resume pribadi yang baik. Selain itu, kamu pun perlu bersekolah agar bisa diterima di universitas yang baik dan mendapatkan pekerjaan yang bisa menyokong kehidupanmu. Akan tetapi, meskipun kamu tidak ingin masuk universitas, sekolah tetap memberikan banyak manfaat, baik secara sosial maupun kecerdasan. Penting bagimu untuk tetap bersenang-senang dan mengikuti banyak kegiatan ekstrakurikuler, tetapi ingatlah bahwa sekolah harus selalu menjadi prioritas pertamamu. Ini artinya, jangan menganggap remeh tugas rumah, ujian, dan kuis! Selain itu, kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang kamu jalani pun dapat menjadi informasi yang tepat untuk membangun resume yang baik.
4
Ingatlah bahwa sekolah sama pentingnya dengan kehidupan sosial. Keseimbangan merupakan kuncinya. Kamu bisa menjadi sosok yang selalu mendapatkan nilai A di semua mata pelajaran, tetapi jika kamu tidak mencantumkan kegiatan ekstrakurikuler dalam resume yang akan dilampirkan dalam dokumen pendaftaran universitas, akan lebih sulit bagimu untuk diterima di universitas yang kamu inginkan. Selain itu, tidak adanya kegiatan lain yang diikuti bukanlah hal yang menarik. Oleh karena itu, pastikan kamu tetap menyelesaikan dan mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan baik, tetapi jangan lupa untuk memberikan sedikit kebebasan pada diri untuk bergabung dengan beberapa kelompok ekstrakurikuler di tahun-tahun sekolah. Kamu tidak akan menyesalinya!
5
”Libatkan diri” dalam aktivitas sekolah. Kamu tidak harus mengenakan pakaian berwarna cerah atau menjadi anggota pemandu sorak untuk menunjukkan keterlibatanmu. Yang perlu kamu lakukan adalah menjalani dan mengetahui berbagai hal yang ada di sekolah. Sebagai contoh, cobalah cari tahu mengenai acara-acara terkini di sekolah atau siapa pemenang pertandingan basket hari Jumat kemarin, hadiri acara-acara sekolah seperti ajang tari atau pertunjukkan, menjalankan rencana OSIS, dan lain-lain. Mengikuti perkembangan peristiwa dan politik terbaru sama pentingnya dengan menunjukkan keaktifan di sekolah. Selain dapat mempererat hubungan dengan orang lain, hal ini juga dapat membangun kesatuan dalam badan eksekutif atau organisasi siswa yang kamu ikuti. Keterlibatanmu menunjukkan bahwa kamu peduli untuk mempelajari lingkugan sekitarmu, serta mendukung semua organisasi yang ada di sekolah.
6
Bergabunglah dengan tim olahraga. Ketika tugas mulai menumpuk, sering kali kamu lupa untuk tetap bugar. Oleh karena itu, bergabunglah dengan tim olahraga agar kamu tidak perlu mengkhawatirkan tentang jadwal berolahraga karena aktivitas dengan tim tentunya akan menjadi rutinitas harianmu. Jika kamu berencana untuk mengikuti pertandingan olahraga selama tiga musim, tentunya hal tersebut adalah hal yang baik. Cukup pastikan bahwa jadwal latihan yang kamu ikuti masih tetap masuk akal. Akan tetapi, jika kamu berencana ingin mengambil kelas persiapan khusus dan tampaknya akan memiliki banyak pekerjaan rumah, mungkin ada baiknya kamu tidak bergabung dengan timmu untuk mengikuti pertandingan olahraga. Tunjukkan usaha terbaik untuk tetap menjadi bintang olahraga dan bintang kelas. Dengan begini, kamu akan menjadi sosok yang mengagumkan. Kamu pun akan menjadi siswa yang sehat dan juga cerdas.
7
Tentukan apa hobimu dan carilah grup aktivitas yang sesuai dengan hobi tersebut. Hanya karena kamu bukanlah seorang atlet, tidak berarti bahwa kamu tidak memiliki aktivitas sama sekali setelah jam sekolah. Jika kamu menyukai seni, bergabunglah dengan klub seni. Jika kamu menyukai musik, bergabunglah dengan orkestra atau band sekolah. Cobalah bergabung dengan kelompok yang kamu minati dan pastikan kamu tetap bergabung untuk waktu yang cukup lama. Pengalaman seperti ini dapat menjadi hal yang menarik ketika dicantumkan dalam resume atau lembar pendaftaran universitas. Jika kamu tidak tertarik dengan klub-klub yang sudah ada, mintalah kepala sekolah untuk membuat klub baru. Ada kemungkinan kepala sekolah akan memberikan izin. Lagipula, kamu bisa memulai klub aktivitas baru di sekolah dengan cepat dan mudah.
8
Pikirkan tentang universitas. Setelah tahun kedua berlalu, mulailah berkunjung ke kampus-kampus. Kamu tidak harus memilih apa pun untuk saat ini, tetapi kunjungan seperti itu dapat membantumu menentukan universitas yang diinginkan (mis. apakah kamu menginginkan kampus besar atau kecil, lokasi yang ada di daerah perkotaan, pinggir kota, atau pedesaan, atau status perguruan tinggi negeri atau swasta, dan lain-lain). Cobalah untuk sering menemui konselor atau wali kelasmu. Ia dapat menulis surat rekomendasi untukmu. Ini artinya, semakin dekat ia mengenalmu, semakin baik surat yang akan kamu dapatkan. Ia juga dapat membantu merekomendasikan universitas dan mencari beasiswa.
9
Pikirkan mengenai nilai rata-rata SKHUN. Nilai ini sama pentingnya dengan skor kredit yang dimiliki oleh orang tuamu dari bank. Dengan skor kredit yang rendah, orang tuamu tidak bisa mendapatkan kartu kredit atau meminjam uang dari bank (nantinya, mungkin mereka akan kesulitan untuk membeli rumah, ponsel, dan lain-lain). Ini artinya, skor kredit orang tuamu adalah garis hidup mereka yang dapat membuka atau menutup kesempatan dalam hidup. Untukmu, nilai rata-rata SKHUN adalah garis hidupmu. Dengan nilai yang tinggi, ada banyak pilihan yang tersedia untukmu setelah lulus dari sekolah. Kamu mendapatkan banyak pilihan terkait universitas yang bisa kamu pilih. Sementara itu, nilai yang rendah dapat membatasi pilihan-pilihan tersebut. Memang selalu ada kesempatan untuk diterima di perguruan tinggi bagi siapa pun, tetapi berhasil diterima di universitas pilihan akan membuatmu merasa bangga ketika berjalan di depan panggung saat menerima ijazah!
10
Bertemanlah dengan siapa pun. Akan sangat merepotkan jika kamu terus memikirkan tentang kelompok-kelompok pertemanan, siapa yang berteman dengan siapa, siapa yang populer di kalangan teman-teman, dan lain-lain. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah berteman dengan siapa pun. Tunjukkan kepercayaan diri dan jadilah diri sendiri. Biasakan diri untuk menyapa orang lain dan jangan takut untuk berbicara dengan teman sekelas yang baru. Semakin nyaman kamu dengan lebih banyak orang-orang yang berbeda, semakin besar kemungkinan orang lain akan menyukaimu. Selain itu, kamu pun akan semakin mudah untuk membiasakan diri dengan perbedaan dalam kehidupan di masa mendatang.
11
Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Perlu ditekankan bahwa kamu sudah memiliki banyak beban dan tanggung jawab sendiri daripada memikirkan hal-hal sepele seperti ini. Tahun-tahun SMA merupakan tahun-tahun kompetisi dengan dirimu sendiri. Setiap hari, kamu hanya perlu mencoba menjadi sosok yang lebih baik, dan bukan mengkhawatirkan tentang penampilan siswa di depanmu yang ternyata lebih baik. Kamu juga tidak perlu khawatir jika ada temanmu yang mendapatkan nilai yang lebih tinggi, memiliki kekasih yang lebih menarik, atau semacamnya. Sepuluh tahun kemudian, hal-hal seperti itu tidak ada artinya. Cobalah berfokus kepada “diri sendiri”. Berfokuslah kepada apa yang bisa “kamu” lakukan untuk memperbaiki diri. Yang terpenting lagi, lakukan dan jadilah sosok yang lebih baik!
12
Jangan menunda-nunda. Kebiasaan seperti ini mungkin merupakan “kutukan” nomor satu di kalangan siswa SMA. Hal ini memang sulit untuk dihindari dan sebenarnya, tidak masalah jika kamu sesekali menunda pekerjaan. Akan tetapi, menjelang ujian dan tugas esai, jangan menunda-nunda pekerjaan atau belajar. Pada akhirnya kamu hanya akan menyesal, terutama nanti ketika kamu sudah diterima di universitas dan harus menyelesaikan tumpukan tugas, termasuk tugas membaca (perlu diingat bahwa tugas membaca akan menjadi semacam “norma” di dunia perkuliahan). Oleh karena itu, biasakan diri untuk menyelesaikan tugas seawal mungkin dan mengerjakan hal-hal lain sesegera mungkin daripada menunggu hingga menit-menit terakhir. Buatlah rencana dan jadwal tugas rumah. Tempelkan jadwal di suatu tempat agar kamu bisa melihat dan tidak melupakannya. Jangan lupa cantumkan tenggat waktunya!
13
Jangan lewatkan sarapan dan makan siang. Hal ini memang terdengar konyol, tetapi kamu akan terkejut ketika mengetahui betapa banyaknya orang yang melewatkan sarapan pagi atau makan siang. Selain konyol, hal ini juga tidak baik untuk kesehatan dan tidak keren. Pertama, ingatlah bahwa sajian sarapan sangat menggugah selera (mis. wafel atau bubur ayam hangat). Jika kamu tidak memiliki waktu untuk menikmati sarapan di rumah, bawalah sarapanmu untuk dinikmati di perjalanan menuju sekolah atau belilah sarapan dari kantin sebelum kelas pertama dimulai. Penting bagimu untuk segera mendorong metabolisme tubuh agar dapat bekerja dengan baik sepanjang hari. Sementara itu, makan siang mencegah perut keroncongan di jam-jam pelajaran terakhir. Selain itu, perut yang terisi membuatmu dapat berkonsentrasi. Melewatkan jam makan hanya akan memperlambat metabolisme dan menaikkan berat badanmu, bukan menguranginya.
14
Jagalah kesehatan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Jangan tergiur dengan jebakan camilan yang dijual di mesin penjual otomatis atau kantin. Kebanyakan makanan yang dijual di dalam mesin atau kantin merupakan makanan yang kurang sehat (atau bahkan kotor). Pilihlah keripik kedelai atau camilan gandum utuh jika kamu memang harus membeli makanan dari mesin seperti itu (atau dari warung/kantin). Kamu juga tidak boleh sampai tergoda dengan minuman vitamin (vitamin water). Minuman seperti itu banyak mengandung gula. Jika kamu adalah seorang atlet kompetisi dan akan membakar lebih dari 400 kilokalori, baru kamu bisa menikmati camilan penuh gula seperti permen kenyal atau semacamnya.
Di rumah, nikmati camilan agar perutmu tetap terisi setelah jam makan malam. Belilah buah-buahan, kacang-kacangan, dan keripik yang sehat. Konsumsi makanan rendah gizi sepanjang hari bukanlah hal yang menyehatkan. Selain itu, makanan seperti itu hanya akan memberikan energi “sementara” untuk mengerjakan tugas (kira-kira sekitar 10 lembar tugas yang mungkin harus kamu selesaikan dalam satu malam).
15
Tidurlah dengan cukup. Hal ini memang lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, tetapi ingatlah bahwa tidur memberikan banyak manfaat. Jika setiap siswa SMA tidur selama 8-9 jam sehari, mereka dapat menjadi sosok yang lebih ceria. Cobalah selesaikan tugas sesegera mungkin agar kamu bisa tidur lebih awal dan cukup. Selain lebih waspada di pagi hari, tidur yang cukup juga membantu memperbaiki kualitas kulit dan tubuh. Selain itu, kamu bisa lebih memperhatikan kelas (meskipun membosankan) dan, sebagai hasilnya, kamu bisa mendapatkan nilai yang baik di kelas tersebut. Tentu saja, hal seperti ini tidak selalu memungkinkan untuk diikuti, terutama di tahun-tahun awal SMA yang penuh beban. Jika kamu mengambil tiga kelas tambahan dan mengikuti klub atau tim olahraga, ada kemungkinan kamu akan tetap terbangun untuk mengerjakan tugas rumah hingga pukul 1 malam. Jika kondisi seperti ini terjadi, kamu tidak perlu mengikuti kegiatan klub atau tim olahraga di keesokan harinya dan manfaatkan waktu yang ada untuk tidur siang. Kamu tidak bisa menunjukkan performa yang baik bagi siapa pun dalam keadaan kurang tidur. Perlu diingat bahwa tidur siang adalah hal yang bermanfaat. Selain itu, kafeina juga membantumu untuk tetap berfokus kepada tugas/pelajaran. Akan tetapi, kafeina dapat memberikan efek samping, dan ketergantungan yang ditimbulkannya akan memengaruhimu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Jika memang benar-benar diperlukan, cobalah konsumsi produk stimulan dalam dosis kecil/sedang (mis. ketika kamu harus menghadapi ujian penting).
16
Ingatlah bahwa satu-satunya tren yang harus kamu ikuti adalah dirimu sendiri. Akan tetapi, tidak berarti bahwa kamu bisa pergi ke sekolah mengenakan stoking di kepalamu atau semacamnya. Kamu tetapi harus memiliki gaya dan identitasmu sendiri agar kamu bisa menunjukkan “eksistensi”-mu di sekolah dengan cara yang tepat, dan tidak mengikuti anak-anak lain yang mengenakan sepatu yang sedang tren. Tunjukkan keaslian dirimu dan jangan takut untuk menjadi diri sendiri. Hal ini terkesan seperti sebuah klise, tetapi ini penting untuk diingat. Orang-orang akan mengingatmu dan ingin berteman denganmu jika kamu menjadi sosok yang menarik dan berbeda.
17
Cobalah pergi bersenang-senang di akhir pekan. Kamu sudah melewati 5 hari yang berat di sekolah, dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk bersantai sejenak. Di akhir pekan, jika kamu memiliki teman untuk diajak pergi bersama, pergilah ke suatu tempat yang mengasyikkan dan bersenang-senanglah. Meskipun kamu tidak memiliki banyak teman, kamu bisa meluangkan akhir pekan dengan bersantai dan melakukan hal-hal yang kamu sukai. Lepaskan bebanmu dan penuhi energimu agar ketika hari Senin tiba, kamu sudah puas bersenang-senang dan siap untuk kembali berfokus kepada sekolah. Akan tetapi, ingatlah bahwa sekolah merupakan prioritas utama sehingga jangan terlalu larut untuk bersenang-senang jika kamu memiliki banyak tugas rumah di akhir pekan.
18
Jangan pernah menyerah. Sekali ini, meskipun terdengar klise, hal ini penting untuk diingat. Pada masa SMA, kamu mungkin melakukan hal bodoh atau mempermalukan diri sendiri, tetapi kamu akan mencoba bangkit, mencoba kembali, dan berteman dengan orang lain. Belajarlah untuk menertawakan diri sendiri ketika kamu melakukan kesalahan. Jangan menyiksa diri atau merasa marah jika sesekali kamu mendapatkan nilai C atau D (semoga saja tidak sampai mendapatkan F) pada ujian atau kuis. Beri tahu diri sendiri untuk belajar lebih keras dan berusaha untuk mendapatkan nilai A. Jika tim olahragamu kalah, beri tahu diri sendiri untuk berusaha lebih keras pada latihan berikutnya. Pelajaran seperti ini nantinya bisa kamu terapkan dalam kehidupan di luar sekolah dan aspek-aspek kehidupan lainnya yang menarik. Dengan belajar dari kesalahan, kamu akan mendapatkan pelajaran yang berharga untuk jangka panjang. Ingatlah, tidak ada seorang pun yang sempurna di dunia ini.
Sumber :
https://id.wikihow.com/Menjadi-Siswa-SMA-yang-Sukses
Untuk menjadi siswa SMA yang sukses, dibutuhkan kesabaran dan motivasi. Sayangnya, sering kali ada banyak hal yang bisa mengalihkan perhatian di usia remaja sehingga menyulitkanmu untuk meraih kesuksesan. Untuk menjadi siswa yang sukses, kamu harus belajar mengatakan “tidak” pada hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian tersebut dengan menggunakan jadwal. Kamu juga harus menjalani gaya hidup yang sehat, serta menyeimbangkan kehidupan akademik dengan kehidupan sosial dan kegiatan ekstrakurikuler yang kamu minati. Meskipun tahun-tahun sekolah terasa sulit dan melelahkan, kerja kerasmu pada akhirnya akan membuahkan hasil.
1
Manfaatkan buku agenda. Buku tersebut diberikan untukmu bukan tanpa alasan. Jangan hanya menulis pekerjaan rumah di buku agenda, tetapi juga pastikan kamu mencatat hal-hal lain yang perlu diingat (mis. perlombaan, latihan, sesi belajar, dan lain-lain). Untuk menjadi siswa SMA yang sukses, kamu harus memiliki kemampuan untuk menjalani semua aktivitas-aktivitasmu dengan baik dan teratur. Manfaatkan buku agenda untuk mengelola jadwal dan mengikuti rencana-rencana yang dibuat. Selain itu, manfaatkan juga buku agenda untuk menetapkan batasan waktu. Jika kamu meluangkan waktu selama lebih dari satu jam untuk mengerjakan tugas matematika, kamu tidak bisa menyelesaikan tugas-tugas yang ada tepat waktu dan hanya akan menyulitkan diri sendiri. Berhentilah mengerjakan tugas matematika tersebut, sisihkan buku tugas matematikamu untuk sementara, dan kerjakan tugas rumah yang lain. Kerjakan kembali tugas matematikamu dan jika kamu belum memahami tugas/materi yang diberikan, jelaskan kondisimu kepada guru. Ada kemungkinan gurumu dengan senang hati mau membantumu dan tidak akan menahan atau mengurangi nilaimu. Pastikan kamu sudah menunjukkan usaha untuk mengerjakan tugas rumah tersebut.
2
Pastikan segala sesuatunya teratur dengan baik. Pastikan kamu memiliki semua keperluan yang dibutuhkan. Ada baiknya kamu membeli sebuah binder tiga ring yang dilengkapi dengan kantung/tas kecil, kertas binder, dan kertas pemisah untuk setiap mata pelajaran (atau satu folder untuk setiap mata pelajaran pilihan). Jika gurumu senang menerangkan materi, belilah buku catatan (baik yang dilengkapi dengan ring maupun buku catatan tebal). Gambar atau catat materi agar kamu bisa mengingatnya dengan mudah. Biasanya, lembaran kertas yang digunakan di buku catatan lebih kuat sehingga tidak mudah robek jika dibandingkan dengan lembaran kertas binder. Atur kertas secara berurutan untuk memudahkanmu nanti ketika belajar. Jika bindermu mulai penuh, pindahkan kertas-kertas lama ke binder yang lain untuk disimpan di rumah. Dengan begini, kamu tidak harus membawanya ke mana-mana, tetapi kertas-kertas tersebut tetap ada ketika kamu perlu mempelajarinya untuk menghadapi UTS atau UAS.
3
Ingatlah bahwa sekolah adalah hal yang “penting”. Kamu tidak harus menjadi sosok kutu buku yang mengunci diri di kamar setiap malam Minggu atau membaca buku-buku tebal di pojok ruangan agar kamu dianggap sebagai sosok yang memandang sekolah sebagai hal yang serius. Pada kenyataannya, sekolah adalah hal yang “penting”. Kamu perlu bersekolah agar bisa membuat resume pribadi yang baik. Selain itu, kamu pun perlu bersekolah agar bisa diterima di universitas yang baik dan mendapatkan pekerjaan yang bisa menyokong kehidupanmu. Akan tetapi, meskipun kamu tidak ingin masuk universitas, sekolah tetap memberikan banyak manfaat, baik secara sosial maupun kecerdasan. Penting bagimu untuk tetap bersenang-senang dan mengikuti banyak kegiatan ekstrakurikuler, tetapi ingatlah bahwa sekolah harus selalu menjadi prioritas pertamamu. Ini artinya, jangan menganggap remeh tugas rumah, ujian, dan kuis! Selain itu, kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang kamu jalani pun dapat menjadi informasi yang tepat untuk membangun resume yang baik.
4
Ingatlah bahwa sekolah sama pentingnya dengan kehidupan sosial. Keseimbangan merupakan kuncinya. Kamu bisa menjadi sosok yang selalu mendapatkan nilai A di semua mata pelajaran, tetapi jika kamu tidak mencantumkan kegiatan ekstrakurikuler dalam resume yang akan dilampirkan dalam dokumen pendaftaran universitas, akan lebih sulit bagimu untuk diterima di universitas yang kamu inginkan. Selain itu, tidak adanya kegiatan lain yang diikuti bukanlah hal yang menarik. Oleh karena itu, pastikan kamu tetap menyelesaikan dan mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan baik, tetapi jangan lupa untuk memberikan sedikit kebebasan pada diri untuk bergabung dengan beberapa kelompok ekstrakurikuler di tahun-tahun sekolah. Kamu tidak akan menyesalinya!
5
”Libatkan diri” dalam aktivitas sekolah. Kamu tidak harus mengenakan pakaian berwarna cerah atau menjadi anggota pemandu sorak untuk menunjukkan keterlibatanmu. Yang perlu kamu lakukan adalah menjalani dan mengetahui berbagai hal yang ada di sekolah. Sebagai contoh, cobalah cari tahu mengenai acara-acara terkini di sekolah atau siapa pemenang pertandingan basket hari Jumat kemarin, hadiri acara-acara sekolah seperti ajang tari atau pertunjukkan, menjalankan rencana OSIS, dan lain-lain. Mengikuti perkembangan peristiwa dan politik terbaru sama pentingnya dengan menunjukkan keaktifan di sekolah. Selain dapat mempererat hubungan dengan orang lain, hal ini juga dapat membangun kesatuan dalam badan eksekutif atau organisasi siswa yang kamu ikuti. Keterlibatanmu menunjukkan bahwa kamu peduli untuk mempelajari lingkugan sekitarmu, serta mendukung semua organisasi yang ada di sekolah.
6
Bergabunglah dengan tim olahraga. Ketika tugas mulai menumpuk, sering kali kamu lupa untuk tetap bugar. Oleh karena itu, bergabunglah dengan tim olahraga agar kamu tidak perlu mengkhawatirkan tentang jadwal berolahraga karena aktivitas dengan tim tentunya akan menjadi rutinitas harianmu. Jika kamu berencana untuk mengikuti pertandingan olahraga selama tiga musim, tentunya hal tersebut adalah hal yang baik. Cukup pastikan bahwa jadwal latihan yang kamu ikuti masih tetap masuk akal. Akan tetapi, jika kamu berencana ingin mengambil kelas persiapan khusus dan tampaknya akan memiliki banyak pekerjaan rumah, mungkin ada baiknya kamu tidak bergabung dengan timmu untuk mengikuti pertandingan olahraga. Tunjukkan usaha terbaik untuk tetap menjadi bintang olahraga dan bintang kelas. Dengan begini, kamu akan menjadi sosok yang mengagumkan. Kamu pun akan menjadi siswa yang sehat dan juga cerdas.
7
Tentukan apa hobimu dan carilah grup aktivitas yang sesuai dengan hobi tersebut. Hanya karena kamu bukanlah seorang atlet, tidak berarti bahwa kamu tidak memiliki aktivitas sama sekali setelah jam sekolah. Jika kamu menyukai seni, bergabunglah dengan klub seni. Jika kamu menyukai musik, bergabunglah dengan orkestra atau band sekolah. Cobalah bergabung dengan kelompok yang kamu minati dan pastikan kamu tetap bergabung untuk waktu yang cukup lama. Pengalaman seperti ini dapat menjadi hal yang menarik ketika dicantumkan dalam resume atau lembar pendaftaran universitas. Jika kamu tidak tertarik dengan klub-klub yang sudah ada, mintalah kepala sekolah untuk membuat klub baru. Ada kemungkinan kepala sekolah akan memberikan izin. Lagipula, kamu bisa memulai klub aktivitas baru di sekolah dengan cepat dan mudah.
8
Pikirkan tentang universitas. Setelah tahun kedua berlalu, mulailah berkunjung ke kampus-kampus. Kamu tidak harus memilih apa pun untuk saat ini, tetapi kunjungan seperti itu dapat membantumu menentukan universitas yang diinginkan (mis. apakah kamu menginginkan kampus besar atau kecil, lokasi yang ada di daerah perkotaan, pinggir kota, atau pedesaan, atau status perguruan tinggi negeri atau swasta, dan lain-lain). Cobalah untuk sering menemui konselor atau wali kelasmu. Ia dapat menulis surat rekomendasi untukmu. Ini artinya, semakin dekat ia mengenalmu, semakin baik surat yang akan kamu dapatkan. Ia juga dapat membantu merekomendasikan universitas dan mencari beasiswa.
9
Pikirkan mengenai nilai rata-rata SKHUN. Nilai ini sama pentingnya dengan skor kredit yang dimiliki oleh orang tuamu dari bank. Dengan skor kredit yang rendah, orang tuamu tidak bisa mendapatkan kartu kredit atau meminjam uang dari bank (nantinya, mungkin mereka akan kesulitan untuk membeli rumah, ponsel, dan lain-lain). Ini artinya, skor kredit orang tuamu adalah garis hidup mereka yang dapat membuka atau menutup kesempatan dalam hidup. Untukmu, nilai rata-rata SKHUN adalah garis hidupmu. Dengan nilai yang tinggi, ada banyak pilihan yang tersedia untukmu setelah lulus dari sekolah. Kamu mendapatkan banyak pilihan terkait universitas yang bisa kamu pilih. Sementara itu, nilai yang rendah dapat membatasi pilihan-pilihan tersebut. Memang selalu ada kesempatan untuk diterima di perguruan tinggi bagi siapa pun, tetapi berhasil diterima di universitas pilihan akan membuatmu merasa bangga ketika berjalan di depan panggung saat menerima ijazah!
10
Bertemanlah dengan siapa pun. Akan sangat merepotkan jika kamu terus memikirkan tentang kelompok-kelompok pertemanan, siapa yang berteman dengan siapa, siapa yang populer di kalangan teman-teman, dan lain-lain. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah berteman dengan siapa pun. Tunjukkan kepercayaan diri dan jadilah diri sendiri. Biasakan diri untuk menyapa orang lain dan jangan takut untuk berbicara dengan teman sekelas yang baru. Semakin nyaman kamu dengan lebih banyak orang-orang yang berbeda, semakin besar kemungkinan orang lain akan menyukaimu. Selain itu, kamu pun akan semakin mudah untuk membiasakan diri dengan perbedaan dalam kehidupan di masa mendatang.
11
Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Perlu ditekankan bahwa kamu sudah memiliki banyak beban dan tanggung jawab sendiri daripada memikirkan hal-hal sepele seperti ini. Tahun-tahun SMA merupakan tahun-tahun kompetisi dengan dirimu sendiri. Setiap hari, kamu hanya perlu mencoba menjadi sosok yang lebih baik, dan bukan mengkhawatirkan tentang penampilan siswa di depanmu yang ternyata lebih baik. Kamu juga tidak perlu khawatir jika ada temanmu yang mendapatkan nilai yang lebih tinggi, memiliki kekasih yang lebih menarik, atau semacamnya. Sepuluh tahun kemudian, hal-hal seperti itu tidak ada artinya. Cobalah berfokus kepada “diri sendiri”. Berfokuslah kepada apa yang bisa “kamu” lakukan untuk memperbaiki diri. Yang terpenting lagi, lakukan dan jadilah sosok yang lebih baik!
12
Jangan menunda-nunda. Kebiasaan seperti ini mungkin merupakan “kutukan” nomor satu di kalangan siswa SMA. Hal ini memang sulit untuk dihindari dan sebenarnya, tidak masalah jika kamu sesekali menunda pekerjaan. Akan tetapi, menjelang ujian dan tugas esai, jangan menunda-nunda pekerjaan atau belajar. Pada akhirnya kamu hanya akan menyesal, terutama nanti ketika kamu sudah diterima di universitas dan harus menyelesaikan tumpukan tugas, termasuk tugas membaca (perlu diingat bahwa tugas membaca akan menjadi semacam “norma” di dunia perkuliahan). Oleh karena itu, biasakan diri untuk menyelesaikan tugas seawal mungkin dan mengerjakan hal-hal lain sesegera mungkin daripada menunggu hingga menit-menit terakhir. Buatlah rencana dan jadwal tugas rumah. Tempelkan jadwal di suatu tempat agar kamu bisa melihat dan tidak melupakannya. Jangan lupa cantumkan tenggat waktunya!
13
Jangan lewatkan sarapan dan makan siang. Hal ini memang terdengar konyol, tetapi kamu akan terkejut ketika mengetahui betapa banyaknya orang yang melewatkan sarapan pagi atau makan siang. Selain konyol, hal ini juga tidak baik untuk kesehatan dan tidak keren. Pertama, ingatlah bahwa sajian sarapan sangat menggugah selera (mis. wafel atau bubur ayam hangat). Jika kamu tidak memiliki waktu untuk menikmati sarapan di rumah, bawalah sarapanmu untuk dinikmati di perjalanan menuju sekolah atau belilah sarapan dari kantin sebelum kelas pertama dimulai. Penting bagimu untuk segera mendorong metabolisme tubuh agar dapat bekerja dengan baik sepanjang hari. Sementara itu, makan siang mencegah perut keroncongan di jam-jam pelajaran terakhir. Selain itu, perut yang terisi membuatmu dapat berkonsentrasi. Melewatkan jam makan hanya akan memperlambat metabolisme dan menaikkan berat badanmu, bukan menguranginya.
14
Jagalah kesehatan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Jangan tergiur dengan jebakan camilan yang dijual di mesin penjual otomatis atau kantin. Kebanyakan makanan yang dijual di dalam mesin atau kantin merupakan makanan yang kurang sehat (atau bahkan kotor). Pilihlah keripik kedelai atau camilan gandum utuh jika kamu memang harus membeli makanan dari mesin seperti itu (atau dari warung/kantin). Kamu juga tidak boleh sampai tergoda dengan minuman vitamin (vitamin water). Minuman seperti itu banyak mengandung gula. Jika kamu adalah seorang atlet kompetisi dan akan membakar lebih dari 400 kilokalori, baru kamu bisa menikmati camilan penuh gula seperti permen kenyal atau semacamnya.
Di rumah, nikmati camilan agar perutmu tetap terisi setelah jam makan malam. Belilah buah-buahan, kacang-kacangan, dan keripik yang sehat. Konsumsi makanan rendah gizi sepanjang hari bukanlah hal yang menyehatkan. Selain itu, makanan seperti itu hanya akan memberikan energi “sementara” untuk mengerjakan tugas (kira-kira sekitar 10 lembar tugas yang mungkin harus kamu selesaikan dalam satu malam).
15
Tidurlah dengan cukup. Hal ini memang lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, tetapi ingatlah bahwa tidur memberikan banyak manfaat. Jika setiap siswa SMA tidur selama 8-9 jam sehari, mereka dapat menjadi sosok yang lebih ceria. Cobalah selesaikan tugas sesegera mungkin agar kamu bisa tidur lebih awal dan cukup. Selain lebih waspada di pagi hari, tidur yang cukup juga membantu memperbaiki kualitas kulit dan tubuh. Selain itu, kamu bisa lebih memperhatikan kelas (meskipun membosankan) dan, sebagai hasilnya, kamu bisa mendapatkan nilai yang baik di kelas tersebut. Tentu saja, hal seperti ini tidak selalu memungkinkan untuk diikuti, terutama di tahun-tahun awal SMA yang penuh beban. Jika kamu mengambil tiga kelas tambahan dan mengikuti klub atau tim olahraga, ada kemungkinan kamu akan tetap terbangun untuk mengerjakan tugas rumah hingga pukul 1 malam. Jika kondisi seperti ini terjadi, kamu tidak perlu mengikuti kegiatan klub atau tim olahraga di keesokan harinya dan manfaatkan waktu yang ada untuk tidur siang. Kamu tidak bisa menunjukkan performa yang baik bagi siapa pun dalam keadaan kurang tidur. Perlu diingat bahwa tidur siang adalah hal yang bermanfaat. Selain itu, kafeina juga membantumu untuk tetap berfokus kepada tugas/pelajaran. Akan tetapi, kafeina dapat memberikan efek samping, dan ketergantungan yang ditimbulkannya akan memengaruhimu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Jika memang benar-benar diperlukan, cobalah konsumsi produk stimulan dalam dosis kecil/sedang (mis. ketika kamu harus menghadapi ujian penting).
16
Ingatlah bahwa satu-satunya tren yang harus kamu ikuti adalah dirimu sendiri. Akan tetapi, tidak berarti bahwa kamu bisa pergi ke sekolah mengenakan stoking di kepalamu atau semacamnya. Kamu tetapi harus memiliki gaya dan identitasmu sendiri agar kamu bisa menunjukkan “eksistensi”-mu di sekolah dengan cara yang tepat, dan tidak mengikuti anak-anak lain yang mengenakan sepatu yang sedang tren. Tunjukkan keaslian dirimu dan jangan takut untuk menjadi diri sendiri. Hal ini terkesan seperti sebuah klise, tetapi ini penting untuk diingat. Orang-orang akan mengingatmu dan ingin berteman denganmu jika kamu menjadi sosok yang menarik dan berbeda.
17
Cobalah pergi bersenang-senang di akhir pekan. Kamu sudah melewati 5 hari yang berat di sekolah, dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk bersantai sejenak. Di akhir pekan, jika kamu memiliki teman untuk diajak pergi bersama, pergilah ke suatu tempat yang mengasyikkan dan bersenang-senanglah. Meskipun kamu tidak memiliki banyak teman, kamu bisa meluangkan akhir pekan dengan bersantai dan melakukan hal-hal yang kamu sukai. Lepaskan bebanmu dan penuhi energimu agar ketika hari Senin tiba, kamu sudah puas bersenang-senang dan siap untuk kembali berfokus kepada sekolah. Akan tetapi, ingatlah bahwa sekolah merupakan prioritas utama sehingga jangan terlalu larut untuk bersenang-senang jika kamu memiliki banyak tugas rumah di akhir pekan.
18
Jangan pernah menyerah. Sekali ini, meskipun terdengar klise, hal ini penting untuk diingat. Pada masa SMA, kamu mungkin melakukan hal bodoh atau mempermalukan diri sendiri, tetapi kamu akan mencoba bangkit, mencoba kembali, dan berteman dengan orang lain. Belajarlah untuk menertawakan diri sendiri ketika kamu melakukan kesalahan. Jangan menyiksa diri atau merasa marah jika sesekali kamu mendapatkan nilai C atau D (semoga saja tidak sampai mendapatkan F) pada ujian atau kuis. Beri tahu diri sendiri untuk belajar lebih keras dan berusaha untuk mendapatkan nilai A. Jika tim olahragamu kalah, beri tahu diri sendiri untuk berusaha lebih keras pada latihan berikutnya. Pelajaran seperti ini nantinya bisa kamu terapkan dalam kehidupan di luar sekolah dan aspek-aspek kehidupan lainnya yang menarik. Dengan belajar dari kesalahan, kamu akan mendapatkan pelajaran yang berharga untuk jangka panjang. Ingatlah, tidak ada seorang pun yang sempurna di dunia ini.
Sumber :
https://id.wikihow.com/Menjadi-Siswa-SMA-yang-Sukses
Apa Beda SMA, SMK, atau MA?
Mending Masuk SMA, SMK, atau MA?
Artikel ini membahas tentang berbagai jenis sekolah menengah tingkat atas seperti SMA, SMK, dan MA, apa perbedaannya, serta bahan pertimbangan untuk membantu kamu memilih.
Halo, guys! Ketemu lagi dengan yuuji-sensei. Pada kesempatan kali ini, sensei mau kasih sedikit informasi, nih, terutama untuk kamu yang sebentar lagi akan mengganti warna seragam kamu dari putih biru ke putih abu-abu, dan bingung menentukan sekolah lanjutanmu. Menurut pengamatan sensei, ternyata banyak banget siswa SMP yang masih bingung dalam menentukan pilihan. Salah satunya:
Nah, teman kita ternyata masih perlu pertimbangan, nih, dalam memilih sekolah lanjutan. Untuk itu, sensei akan coba bantu jelaskan apa aja pilihan yang bisa kamu ambil nantinya.
Sebelum sensei bahas tentang pilihan-pilihan tersebut, sensei mau tanya dulu, nih, pertimbangan utama kamu dalam memilih sekolah lanjutan apa sih? Apakah karena pilihan orang tua? Ikut teman? Atau karena sekolah yang kamu pilih itu populer banget? Berhubung pilihan sekolah lanjutan bisa menjadi salah satu faktor penentu masa depan kamu, sensei berharap keputusan yang kamu ambil dalam memilih sebuah sekolah nggak semata karena ngikut temen atau karena sekolah tersebut hits banget, ya. Sensei sering banget ketemu temen atau siswa yang nyesel milih sebuah sekolah, simply karena awalnya dia memilih atas dasar ikut-ikutan temen aja,. Ada juga yang nyesel banget karena ternyata sekolah lanjutan yang dipilih gak sesuai dengan peminatan belajar yang diinginkan.
Jadi, untuk menghindari hal-hal seperti ini kejadian, sensei akan coba jelaskan tentang bedanya SMA, SMK, dan MA. Yuk, kita cek.
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Sekolah Menengah Atas adalah sekolah umum yang ditempuh oleh para siswa lulusan SMP (dan sederajat), yang terdiri dari kelas X-XII, serta merupakan tingkatan wajib dalam program Wajib Belajar 12 Tahun. Dalam jenjang ini, fokusnya adalah pembelajaran secara umum, yang terdiri atas berbagai bidang ilmu dengan cakupan yang luas.
Di jenjang SMA, kamu nantinya akan memilih lagi pengelompokan mata pelajaran berdasarkan minat serta kemampuan akademis. Di kurikulum KTSP 2006, pengelompokan tersebut dinamakan penjurusan, dan dilakukan di kelas XI. Sedangkan di kurikulum 2013, pengelompokan tersebut dinamakan peminatan, dan sudah dimulai dari kelas X. Penjurusan/peminatan di jenjang SMA ada 3, yaitu:
Ilmu Pengetahuan Alam
Penjurusan/peminatan ini lebih fokus kepada mata pelajaran ilmu alam. Yang spesifik diajarkan adalah Fisika, Kimia, dan Biologi. Matematika yang ada dalam penjurusan ini juga dirancang spesifik untuk lebih cocok dengan ilmu alam.
Ilmu Pengetahuan Sosial
Penjurusan/peminatan ini terfokus kepada mata pelajaran ilmu sosial dan humaniora. Yang spesifik diajarkan adalah Ekonomi, Geografi, Sejarah, serta Sosiologi & Antropologi. Matematika yang ada dalam penjurusan ini juga ada, tetapi lebih dirancang untuk lebih sejalan dengan ilmu sosial & humaniora.
Ilmu Bahasa
Penjurusan/peminatan ini terfokus kepada mata pelajaran bahasa & sastra, seperti Bahasa & Sastra Indonesia, Bahasa & Sastra Inggris, 1 bahasa asing wajib, 1-2 bahasa asing pilihan. Untuk bahasa asing wajib dan pilihan, biasanya tergantung sekolah masing-masing, pilihannya bisa berupa Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, Bahasa Perancis, Bahasa Spanyol, dll. Meski di penjurusan dan peminatan lain ada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, di penjurusan ilmu bahasa ini kamu akan mendalami bahasa-bahasa tersebut secara lebih spesifik, dan mencakup ranah sastra juga.
Oh iya, sebelumnya Zenius Blog sudah pernah menulis tentang dinamika jurusan di SMA:
Jurusan IPA vs Jurusan IPS
Nah, untuk jenjang SMA, selain mata pelajaran spesifik yang kamu dapatkan dari penjurusan/peminatan di atas, ada juga mata pelajaran wajib seperti Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PENJASORKES), Prakarya atau Seni Budaya dan Keterampilan, dll. Wah, banyak juga ya, yang dipelajari di jenjang SMA? Betul banget. Tapi, kamu jangan stres dulu dengan banyaknya jumlah mapel yang akan kamu pelajari. Kamu nggak diminta untuk menguasai semua mapel itu, kok. Jenjang SMA memang bisa dibilang Generalist, dan kamu memiliki kesempatan untuk mengenal dan mempelajari berbagai cakupan bidang ilmu.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Nah, kalau SMA sifatnya umum, SMK jauh lebih spesifik. Perbedaan yang paling mencolok antara SMA dengan SMK adalah porsi teori dan praktik. Di jenjang SMA, teori cenderung lebih banyak dari praktik, sedangkan di SMK, praktik jauh lebih banyak daripada teori. Jenjang SMK juga menitikberatkan pada persiapan siswa untuk menghadapi dunia kerja. Jadi, secara umum, SMK lebih mengasah skill ketimbang SMA. Mirip seperti SMA, SMK juga memiliki penjurusan, tetapi jumlah penjurusannya ada banyak banget. Kamu bisa cek apa aja jurusannya di tabel ini.
Ada banyak banget, kan? Sensei gak mungkin jelasin secara detil satu per satu jurusannya, tapi sensei bisa ngasih gambaran tentang beberapa jurusan SMK yang cukup populer, seperti:
Teknik Kendaraan Ringan (TKR)
Di jurusan ini, kamu belajar tentang keahlian atau skill dalam bidang otomotif, khususnya untuk kendaraan ringan seperti mobil. (BTW, meski mobil tergolong bukan hal yang “ringan” untuk bisa kamu angkat, dalam industri otomotif, ia tergolong ringan. Yang termasuk berat itu seperti truk, container, dsb.)
Teknik Pemesinan
Jurusan ini akan mengajarkan kamu tentang segala hal yang berhubungan dengan komponen mesin. Mulai dari bahan dasarnya, cara memproduksinya, fungsi komponennya, dll.
Teknik Komputer & Jaringan (TKJ)
Di jurusan ini, kamu akan mempelajari tentang teknik perakitan komputer, perawatan komputer, serta instalasi atau pemasangan jaringan.
Tata Boga
Di jurusan ini, kamu akan mempelajari seluk beluk kuliner. Teknik memasak, peralatan memasak, bisnis kuliner, dsb. Jurusan ini cocok banget nih, untuk kamu yang hobi mengeksplorasi dunia kuliner.
Tata Busana
Di jurusan ini, kamu akan mempelajari semua yang berhubungan dengan industri pakaian. Tidak hanya menjahit, kamu juga akan belajar tentang pola pakaian, desain, mode, serta usaha bidang sandang/pakaian.
Akuntansi
Di jurusan yang super populer ini, kamu akan mempelajari tentang bagaimana pembukuan dan pencatatan sistem keuangan di sebuah perusahaan/badan usaha. Ini cocok banget buat kamu yang suka ngitung uang, hehe.
Keperawatan
Di jurusan ini, kamu akan mempelajari berbagai keahlian dasar untuk menjadi seorang perawat.
Multimedia
Sesuai dengan namanya, multi (banyak) dan media (perantara), kamu akan mempelajari segala sesuatu yang menyangkut penyampaian informasi melalui berbagai perantara. Misalnya, kalo kamu pengen bikin video di Youtube, kamu gak bisa sembarang bikin, kan? Harus ada teknik yang baik supaya informasi yang ingin disampaikan bisa tersalurkan dengan baik. Nah, di jurusan multimedia inilah kamu bisa pelajari teknik-teknik tersebut.
Nah, itu beberapa contoh jurusan yang populer banget di jenjang SMK. Kalo kamu mau cari tahu tentang jurusan apa aja yang tersedia di dekat kamu, lalu ada pilihan sekolah apa aja, coba kamu cek situs ini.
“Tapi kalo aku masuk SMK, nanti gak bisa kuliah, dong? Gak punya gelar dan karirnya nanti gitu-gitu aja”
Eits, jangan salah, guys! Lulusan SMK pun bisa lanjut ke perguruan tinggi kok. Yang membedakan SMK dengan SMA biasanya hanya masalah bidang yang ingin kamu perdalam. Kalo dari SMA, pilihan jurusan kuliah memang lebih luas, karena memang di SMA kamu belajar berbagai bidang ilmu yang cakupannya luas. Sedangkan di SMK, pilihan jurusan kamu lebih terbatas, karena memang keahlian dan ilmu yang kamu dapatkan sudah spesifik, jadi gak bisa punya banyak pilihan jurusan. Meski demikian, sensei perlu tekankan bahwa lulusan SMK tetap bisa melanjutkan ke jenjang kuliah.
Kalo kamu penasaran dengan cerita kakak-kakak kelas lulusan SMA yang berhasil kuliah di universitas bergengsi, kamu bisa baca artikel ini:
Madrasah Aliyah (MA) & Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) sebenarnya mirip banget dengan SMA dan SMK. Namun, ada kekhasan tersendiri untuk MA dan MAK, yaitu penambahan porsi untuk pendalaman pembelajaran Agama Islam. Di kedua jenjang ini, peran Kementerian Agama juga jauh lebih besar, karena turut menentukan bahan ajar dalam pendidikan Agama Islam. Mata pelajaran yang spesifik dalam jenjang ini adalah:
al-Quran dan Hadist
Aqidah dan Akhlak
Fiqih
Karena kekhasannya, MA &MAK biasanya memiliki logo yang berbeda dengan logo OSIS pada SMA dan SMK pada umumnya.
Jadi aku pilih jenjang yang mana, dong?
Nah, kalau ini, kembali ke diri kamu sendiri. Kalo kira-kira kamu belum memutuskan bidang ilmu yang ingin kamu pelajari secara pasti, saran sensei sebaiknya kamu masuk SMA. Kalau kamu udah kebayang nantinya mau berkarir di mana, dan minat dengan bidang ilmu tertenti, maka sebaiknya kamu masuk ke SMK. Sedangkan untuk MA/MAK, menurut sensei ini cocok banget buat kamu yang pengen mendalami Agama Islam secara lebih mendalam.
Pastinya sih ada plus/minus dari setiap jenjang. Namun, sensei sering banget nemuin siswa yang cenderung masih memandang SMK sebelah mata, dan “kurang bagus” dibandingkan dengan SMA. Dalam pandangan umum, cukup banyak yang menganggap bahwa kualitas SMK sangat tidak merata, tidak seperti SMA. Sebenarnya, nggak salah juga, sih. Namun, meski kualitas SMK masih sangat bervariasi (tergantung sepak terjang sekolahnya), ada 1 keunggulan SMK yang patut kamu pertimbangkan, yaitu kesempatan dan relasi dalam dunia kerja. Hampir semua SMK sudah memiliki link ke perusahaan-perusahaan tertentu. Jadi, setelah lulus SMK, kamu bisa lebih mudah untuk melamar di perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dengan berbagai SMK tersebut. Bahkan, saat kamu praktik, biasanya kamu akan praktik dan magang di perusahaan-perusahaan itu, loh. Namun, kalo kamu lebih pengen ada challenge dalam pilihan tempat berkarir kamu nantinya, maka SMA adalah pilihan yang lebih tepat.
In the end, semua keputusan tetap ada di tangan kamu (dengan persetujuan orang tua, tentunya). Pastikan juga kamu sudah cari tahu secara lebih mendalam untuk sekolah mana yang akan kamu pilih nantinya. Sekali lagi sensei ingatkan, lebih baik tidak memilih sekolah karena “ikutan temen” atau hanya karena popularitas dan prestis dari sekolah itu aja, ya. Ingat, keputusan kamu akan menentukan masa depan kamu sendiri.
Sumber :
https://www.zenius.net/blog/18804/perbedaan-sma-smk-ma
Artikel ini membahas tentang berbagai jenis sekolah menengah tingkat atas seperti SMA, SMK, dan MA, apa perbedaannya, serta bahan pertimbangan untuk membantu kamu memilih.
Halo, guys! Ketemu lagi dengan yuuji-sensei. Pada kesempatan kali ini, sensei mau kasih sedikit informasi, nih, terutama untuk kamu yang sebentar lagi akan mengganti warna seragam kamu dari putih biru ke putih abu-abu, dan bingung menentukan sekolah lanjutanmu. Menurut pengamatan sensei, ternyata banyak banget siswa SMP yang masih bingung dalam menentukan pilihan. Salah satunya:
Nah, teman kita ternyata masih perlu pertimbangan, nih, dalam memilih sekolah lanjutan. Untuk itu, sensei akan coba bantu jelaskan apa aja pilihan yang bisa kamu ambil nantinya.
Sebelum sensei bahas tentang pilihan-pilihan tersebut, sensei mau tanya dulu, nih, pertimbangan utama kamu dalam memilih sekolah lanjutan apa sih? Apakah karena pilihan orang tua? Ikut teman? Atau karena sekolah yang kamu pilih itu populer banget? Berhubung pilihan sekolah lanjutan bisa menjadi salah satu faktor penentu masa depan kamu, sensei berharap keputusan yang kamu ambil dalam memilih sebuah sekolah nggak semata karena ngikut temen atau karena sekolah tersebut hits banget, ya. Sensei sering banget ketemu temen atau siswa yang nyesel milih sebuah sekolah, simply karena awalnya dia memilih atas dasar ikut-ikutan temen aja,. Ada juga yang nyesel banget karena ternyata sekolah lanjutan yang dipilih gak sesuai dengan peminatan belajar yang diinginkan.
Jadi, untuk menghindari hal-hal seperti ini kejadian, sensei akan coba jelaskan tentang bedanya SMA, SMK, dan MA. Yuk, kita cek.
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Sekolah Menengah Atas adalah sekolah umum yang ditempuh oleh para siswa lulusan SMP (dan sederajat), yang terdiri dari kelas X-XII, serta merupakan tingkatan wajib dalam program Wajib Belajar 12 Tahun. Dalam jenjang ini, fokusnya adalah pembelajaran secara umum, yang terdiri atas berbagai bidang ilmu dengan cakupan yang luas.
Di jenjang SMA, kamu nantinya akan memilih lagi pengelompokan mata pelajaran berdasarkan minat serta kemampuan akademis. Di kurikulum KTSP 2006, pengelompokan tersebut dinamakan penjurusan, dan dilakukan di kelas XI. Sedangkan di kurikulum 2013, pengelompokan tersebut dinamakan peminatan, dan sudah dimulai dari kelas X. Penjurusan/peminatan di jenjang SMA ada 3, yaitu:
Ilmu Pengetahuan Alam
Penjurusan/peminatan ini lebih fokus kepada mata pelajaran ilmu alam. Yang spesifik diajarkan adalah Fisika, Kimia, dan Biologi. Matematika yang ada dalam penjurusan ini juga dirancang spesifik untuk lebih cocok dengan ilmu alam.
Ilmu Pengetahuan Sosial
Penjurusan/peminatan ini terfokus kepada mata pelajaran ilmu sosial dan humaniora. Yang spesifik diajarkan adalah Ekonomi, Geografi, Sejarah, serta Sosiologi & Antropologi. Matematika yang ada dalam penjurusan ini juga ada, tetapi lebih dirancang untuk lebih sejalan dengan ilmu sosial & humaniora.
Ilmu Bahasa
Penjurusan/peminatan ini terfokus kepada mata pelajaran bahasa & sastra, seperti Bahasa & Sastra Indonesia, Bahasa & Sastra Inggris, 1 bahasa asing wajib, 1-2 bahasa asing pilihan. Untuk bahasa asing wajib dan pilihan, biasanya tergantung sekolah masing-masing, pilihannya bisa berupa Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, Bahasa Perancis, Bahasa Spanyol, dll. Meski di penjurusan dan peminatan lain ada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, di penjurusan ilmu bahasa ini kamu akan mendalami bahasa-bahasa tersebut secara lebih spesifik, dan mencakup ranah sastra juga.
Oh iya, sebelumnya Zenius Blog sudah pernah menulis tentang dinamika jurusan di SMA:
Jurusan IPA vs Jurusan IPS
Nah, untuk jenjang SMA, selain mata pelajaran spesifik yang kamu dapatkan dari penjurusan/peminatan di atas, ada juga mata pelajaran wajib seperti Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PENJASORKES), Prakarya atau Seni Budaya dan Keterampilan, dll. Wah, banyak juga ya, yang dipelajari di jenjang SMA? Betul banget. Tapi, kamu jangan stres dulu dengan banyaknya jumlah mapel yang akan kamu pelajari. Kamu nggak diminta untuk menguasai semua mapel itu, kok. Jenjang SMA memang bisa dibilang Generalist, dan kamu memiliki kesempatan untuk mengenal dan mempelajari berbagai cakupan bidang ilmu.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Nah, kalau SMA sifatnya umum, SMK jauh lebih spesifik. Perbedaan yang paling mencolok antara SMA dengan SMK adalah porsi teori dan praktik. Di jenjang SMA, teori cenderung lebih banyak dari praktik, sedangkan di SMK, praktik jauh lebih banyak daripada teori. Jenjang SMK juga menitikberatkan pada persiapan siswa untuk menghadapi dunia kerja. Jadi, secara umum, SMK lebih mengasah skill ketimbang SMA. Mirip seperti SMA, SMK juga memiliki penjurusan, tetapi jumlah penjurusannya ada banyak banget. Kamu bisa cek apa aja jurusannya di tabel ini.
Ada banyak banget, kan? Sensei gak mungkin jelasin secara detil satu per satu jurusannya, tapi sensei bisa ngasih gambaran tentang beberapa jurusan SMK yang cukup populer, seperti:
Teknik Kendaraan Ringan (TKR)
Di jurusan ini, kamu belajar tentang keahlian atau skill dalam bidang otomotif, khususnya untuk kendaraan ringan seperti mobil. (BTW, meski mobil tergolong bukan hal yang “ringan” untuk bisa kamu angkat, dalam industri otomotif, ia tergolong ringan. Yang termasuk berat itu seperti truk, container, dsb.)
Teknik Pemesinan
Jurusan ini akan mengajarkan kamu tentang segala hal yang berhubungan dengan komponen mesin. Mulai dari bahan dasarnya, cara memproduksinya, fungsi komponennya, dll.
Teknik Komputer & Jaringan (TKJ)
Di jurusan ini, kamu akan mempelajari tentang teknik perakitan komputer, perawatan komputer, serta instalasi atau pemasangan jaringan.
Tata Boga
Di jurusan ini, kamu akan mempelajari seluk beluk kuliner. Teknik memasak, peralatan memasak, bisnis kuliner, dsb. Jurusan ini cocok banget nih, untuk kamu yang hobi mengeksplorasi dunia kuliner.
Tata Busana
Di jurusan ini, kamu akan mempelajari semua yang berhubungan dengan industri pakaian. Tidak hanya menjahit, kamu juga akan belajar tentang pola pakaian, desain, mode, serta usaha bidang sandang/pakaian.
Akuntansi
Di jurusan yang super populer ini, kamu akan mempelajari tentang bagaimana pembukuan dan pencatatan sistem keuangan di sebuah perusahaan/badan usaha. Ini cocok banget buat kamu yang suka ngitung uang, hehe.
Keperawatan
Di jurusan ini, kamu akan mempelajari berbagai keahlian dasar untuk menjadi seorang perawat.
Multimedia
Sesuai dengan namanya, multi (banyak) dan media (perantara), kamu akan mempelajari segala sesuatu yang menyangkut penyampaian informasi melalui berbagai perantara. Misalnya, kalo kamu pengen bikin video di Youtube, kamu gak bisa sembarang bikin, kan? Harus ada teknik yang baik supaya informasi yang ingin disampaikan bisa tersalurkan dengan baik. Nah, di jurusan multimedia inilah kamu bisa pelajari teknik-teknik tersebut.
Nah, itu beberapa contoh jurusan yang populer banget di jenjang SMK. Kalo kamu mau cari tahu tentang jurusan apa aja yang tersedia di dekat kamu, lalu ada pilihan sekolah apa aja, coba kamu cek situs ini.
“Tapi kalo aku masuk SMK, nanti gak bisa kuliah, dong? Gak punya gelar dan karirnya nanti gitu-gitu aja”
Eits, jangan salah, guys! Lulusan SMK pun bisa lanjut ke perguruan tinggi kok. Yang membedakan SMK dengan SMA biasanya hanya masalah bidang yang ingin kamu perdalam. Kalo dari SMA, pilihan jurusan kuliah memang lebih luas, karena memang di SMA kamu belajar berbagai bidang ilmu yang cakupannya luas. Sedangkan di SMK, pilihan jurusan kamu lebih terbatas, karena memang keahlian dan ilmu yang kamu dapatkan sudah spesifik, jadi gak bisa punya banyak pilihan jurusan. Meski demikian, sensei perlu tekankan bahwa lulusan SMK tetap bisa melanjutkan ke jenjang kuliah.
Kalo kamu penasaran dengan cerita kakak-kakak kelas lulusan SMA yang berhasil kuliah di universitas bergengsi, kamu bisa baca artikel ini:
Madrasah Aliyah (MA) & Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) sebenarnya mirip banget dengan SMA dan SMK. Namun, ada kekhasan tersendiri untuk MA dan MAK, yaitu penambahan porsi untuk pendalaman pembelajaran Agama Islam. Di kedua jenjang ini, peran Kementerian Agama juga jauh lebih besar, karena turut menentukan bahan ajar dalam pendidikan Agama Islam. Mata pelajaran yang spesifik dalam jenjang ini adalah:
al-Quran dan Hadist
Aqidah dan Akhlak
Fiqih
Karena kekhasannya, MA &MAK biasanya memiliki logo yang berbeda dengan logo OSIS pada SMA dan SMK pada umumnya.
Jadi aku pilih jenjang yang mana, dong?
Nah, kalau ini, kembali ke diri kamu sendiri. Kalo kira-kira kamu belum memutuskan bidang ilmu yang ingin kamu pelajari secara pasti, saran sensei sebaiknya kamu masuk SMA. Kalau kamu udah kebayang nantinya mau berkarir di mana, dan minat dengan bidang ilmu tertenti, maka sebaiknya kamu masuk ke SMK. Sedangkan untuk MA/MAK, menurut sensei ini cocok banget buat kamu yang pengen mendalami Agama Islam secara lebih mendalam.
Pastinya sih ada plus/minus dari setiap jenjang. Namun, sensei sering banget nemuin siswa yang cenderung masih memandang SMK sebelah mata, dan “kurang bagus” dibandingkan dengan SMA. Dalam pandangan umum, cukup banyak yang menganggap bahwa kualitas SMK sangat tidak merata, tidak seperti SMA. Sebenarnya, nggak salah juga, sih. Namun, meski kualitas SMK masih sangat bervariasi (tergantung sepak terjang sekolahnya), ada 1 keunggulan SMK yang patut kamu pertimbangkan, yaitu kesempatan dan relasi dalam dunia kerja. Hampir semua SMK sudah memiliki link ke perusahaan-perusahaan tertentu. Jadi, setelah lulus SMK, kamu bisa lebih mudah untuk melamar di perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dengan berbagai SMK tersebut. Bahkan, saat kamu praktik, biasanya kamu akan praktik dan magang di perusahaan-perusahaan itu, loh. Namun, kalo kamu lebih pengen ada challenge dalam pilihan tempat berkarir kamu nantinya, maka SMA adalah pilihan yang lebih tepat.
In the end, semua keputusan tetap ada di tangan kamu (dengan persetujuan orang tua, tentunya). Pastikan juga kamu sudah cari tahu secara lebih mendalam untuk sekolah mana yang akan kamu pilih nantinya. Sekali lagi sensei ingatkan, lebih baik tidak memilih sekolah karena “ikutan temen” atau hanya karena popularitas dan prestis dari sekolah itu aja, ya. Ingat, keputusan kamu akan menentukan masa depan kamu sendiri.
Sumber :
https://www.zenius.net/blog/18804/perbedaan-sma-smk-ma
Subscribe to:
Posts (Atom)
Related Posts
-
Golden Dome: Sistem Pertahanan Rudal Masa Depan Amerika Serikat Pada 20 Mei 2025, Presiden Donald Trump mengumumkan rencana ambisius untuk m...
-
Apa Artinya Pergantian Sri Mulyani Bagi Ekonomi Indonesia? Pada 8–9 September 2025, Presiden Prabowo Subianto mengejutkan publik dengan menc...
-
Membaca Masa Depan dari Ghost Fleet Novel Ghost Fleet karya P. W. Singer dan August Cole bukan hanya sebuah fiksi militer, tetapi juga sebu...
-
Hidup tak selamanya sesuai harapan, tapi itulah yang akan kita kenang di masa depan. Ambisi tanpa pengetahuan yang cukup layaknya kapal...
-
15 Rules of Negotiation by Peter Barron Stark Negotiation is a process that can be learned. By following the 15 rules outlined here...