Wednesday, September 23, 2020

Struktur Ideal Organisasi Perusahaan Startup

Sebagai perusahaan rintisan yang menjadi cikal bakal perusahaan besar sebuah startup tentu akan melewati beberapa fase perkembangan, dimulai dari penemuan ide, validasi, pembuatan prototype sampai menghasilkan sebuah produk yang sudah layak untuk dilepas kepada masyarakat umum, berinovasi serta berkembang dari satu pasar kecil kepada pasar yang lebih luas, dalam prosesnya ternyata tidak segampang teorinya, untuk melewati berbagai tahapan diperlukan kerjasama sebuah tim yang terdiri dari berbagai divisi dan bidang.

Lantas bentuk tim seperti apa yang ideal untuk sebuah startup? dan kapan tim ini seharusnya dibentuk? Pertanyaan sederhana ini mungkin masih bersarang di kepala anda, untuk menjawab pertanyaan tersebut saya mengambil 2 buah sumber yang menurut saya sangat cocok, yang pertama dari buku Startupedia tulisan Anis Uzzaman dan yang kedua dari artikel Michael ODonnell di situs StartupBiz.


Struktur Ideal Organisasi Perusahaan Startup

Menurut Michael ODonnell struktur organisasi perusahaan startup memiliki berbagai macam pola, pola yang pertama berbentuk lingkaran, yaitu startup yang dikelola oleh satu founder saja, pola kedua, setengah lingkaran, maksudnya adalah startup yang hanya dikelola oleh dua founder, yang ketiga, berbentuk segitiga, yaitu startup yang dikelola oleh 3 orang founder, yang keempat, berbentuk segi empat atau persegi panjang, maksudnya startup yang memiliki tim inti 4 orang, dan yang kelima berbentuk hexagonal atau segi enam, artinya sebuah startup dikelola oleh tim inti yang berjumlah 6 orang dengan fungsi dan divisi yang berbeda-beda.


Dari 5 pola tersebut, menurut Michael ODonnell paling ideal adalah pola yang berbentuk segi enam, karena menurutnya pola inilah yang paling pass dan sesuai untuk sebuah perusahaan startup.


Pola Organisasi Perusahaan Startup Segi Enam


1. Chief Executive Officer (CEO)

Yang pertama adalah CEO, sebagai penjaga visi dan pencipta budaya perusahaan. Seorang CEO harus bisa mengambarkan sebuah visi yang jelas dan menyusun strategi apa saja yang diperlukan untuk mencapainya. Peran CEO sebagai pemimpin, merupakan wajah dan suara perusahaan, bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada dalam perusahaan dan menjaga semua orang selaras dan bergerak menuju visi yang sama.

CEO harus bisa menyeimbangkan dan mencegah terjadinya ketimpangan dari lima sisi lain dari pola segi enam ini, menarik investor, pemegang kunci kemitraan dan sumber daya eksternal lainnya yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berhasil. 

Seorang CEO dituntut memiliki keberanian untuk membuat keputusan sulit, mengubah arah dan orang jika itu diperlukan untuk kelangsungan hidup atau pertumbuhan. CEO juga harus menjaga mental dan semangat tim dalam mewujudkan visi perusahaan. Adapun beberapa tugas penting yang diemban oleh seorang CEO antara lain:

Merancang dan mengkomunikasikan visi misi perusahaan.

Merekrut dan memotivasi tim work.

Menjalin hubungan bisnis dengan investor.

Merancang dan mengatur anggaran pembiayaan.

Menentukan strategi bisnis perusahaan.


2. Chief Financial Officer (CFO)

Yang kedua adalah CFO, sebagai penjaga keuangan perusahaan, secara garis besar CFO harus mengerti dan mengawasi darimana dan kemana saja uang perusahaan. CFO harus memastikan bahwa tidak ada satu rupiah pun yang terbuang.

Seorang CFO harus tahu model pendapatan perusahaan, membuat sebuah sistem keuangan yang baik dan terkontrol, menyetujui dan mengawasi anggaran biaya untuk 5 divisi lainnya, mengatur persediaan dan mengantisipasi kebutuhan dana di masa yang akan datang. 

CFO punya kewenangan mengambil tindakan korektif jika ada yang terlihat tidak benar dalam hal rencana keuangan perusahaan, memastikan CEO dan empat divisi lainnya tahu persis tentang posisi dan kondisi perusahaan sepanjang waktu. Beberapa tugas seorang CFO lainnya:

Merancang strategi penggalangan dana.

Ikut mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan SDM, seperti penggajian, perekrutan, dan pemecatan karyawan, bahkan termasuk keputusan akuisisi.

Merumuskan dokumen keuangan serta menyampaikan laporan kesehatan keuangan perusahaan.


3. Chief Technology Officer (CTO)

Yang ketiga adalah CTO, sebagai pemegang peranan penting dalam sebuah perusahaan digital. Seorang CTO bekerja sama dengan CMO dan CSO untuk bisa memahami serta memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan, CTO harus tegas untuk urusan pengembangan produk dan jadwal rilis.

Seorang CTO punya kewenangan dan tanggung jawab untuk mengontrol perubahan atau perbaikan fitur dan memastikan bahwa semuanya berfungsi untuk segala jenis platform yang tersedia. CTO harus mengerti dan menguasai tentang desain UX / UI, manajemen produk dan jaminan kualitas, menggunakan produk setiap hari dan terus-menerus mengujinya terhadap produk kompetitif, memahami segala sesuatu tentang bagaimana setiap produk bekerja. Adapun beberapa tugas dan peran dari seorang CTO lainnya:

Memantau dan menyatukan pengembangan produk.

Memilih, mengadopsi, dan mengimplementasikan teknologi yang cocok dengan produk yang dikembangkan.

Mengelola pengembangan produk.


4. Chief Operating Officer (COO)

Yang keempat adalah COO yang ditempati oleh seorang jenius dalam urusan mengatur organisasi dan logistik, COO bertanggung jawab untuk mengelola aset perusahaan, fasilitas, peralatan dan, SDM dan sistem pendukung tim. Kalau dibuat sebuah ibarat, 5 divisi lainnya adalah pelanggan COO.

Tugas COO memastikan bahwa divisi lain memiliki semua yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka, menjadi mentor atau pelatih dan menjadi orang yang memiliki kepercayaan bagi karyawan divisi lainnya, COO juga juga bisa menjadi pengganti sementara ketika CEO berada jauh dari kantor, mengeksekusi strategi, sebagai agen perubahan ketika perubahan yang diperlukan, dan COO bertugas menjadi seorang komunikator antara atasan dan bawahan dalam sebuah organisasi perusahaan. Beberapa tugas dasar COO lainnya:

Mengatur perusahaan.

Menjadi jembatan antara karyawan dan CEO.

Mengatur dan mengelola bisnis inti.


5. Chief Marketing Officer (CMO)

Yang kelima adalah CMO, bertugas sebagai channel dan suara pelanggan, seorang CMO dituntut untuk mengetahui dan memahami pelanggan, apa yang menjadi keinginan, kebutuhan, ketakutan, kebiasaan dan motivasi mereka. CMO harus tahu persis bagaimana produk perusahaannya bisa menarik bagi mereka, tahu apa yang mereka baca, apa yang mereka tonton dan dengarkan, siapa dan apa saja yang mempengaruhi keputusan mereka.

Seorang CMO memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mendapatkan pelanggan, memberikan sebuah penawaran yang menarik agar mereka mempertimbangkan membeli atau menggunakan produk perusahaan serta membuat para pelanggan dan influencer jatuh cinta dengan perusahaan dan produk perusahaanya. Jabatan CMO membawahi beberapa bidang, yakni kehumasan, divisi riset pasar, dan pencitraan. Tanggung jawab yang diemban CMO antara lain:

Melakukan kampanye kehumasan.

Melakukan riset pasar dan menerapkan strategi pemasaran yang paling cocok.

Memperbaiki citra perusahaan untuk mendongkrak pemasaran sekaligus menarik modal investor


6. Chief Sales Officer (CSO)

Yang keenam atau yang terakhir adalah CSO, divisi Sales adalah mesin perusahaan, tanpa adanya penjualan dan pendapatan, maka tidak ada yang namanya perusahaan. Menempati posisi CFO terkadang memiliki tekanan tersendiri untuk mengeksekusi segala bentuk prospek yang sudah diciptakan bagian marketing, membuat lebih banyak deal, kesepakatan, penjualan dan kepuasan pelanggan.

Seorang CSO harus bisa membuat hubungan yang baik antara perusahaan dan pelanggan lama, membuat mereka nyaman dan loyal dalam menggunakan produk dari perusahaan, karena prinsipnya orang yang sudah setia menggunakan produk tertentu merupakan sumber penghasilan yang jelas. Selain itu, tugas CSO juga mendatangkan lebih banyak pelanggan baru dan kemudian membuat mereka loyal. Dan beberapa tugas seorang CSO lain seperti:

Merancang strategi penjualan bersama CMO guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Memahami kebutuhan konsumen dan mengembangkan nilai tambah yang menarik bagi konsumen.

Orang-orang ini lah yang harus mengisi setiap sisi dari pola segi enam yang dimaksudkan oleh Michael ODonnell, dan hal serupa juga disampaikan oleh Ania Uzzaman dalam bukunya Startupedia, pembagian tugas, kewenangan dan tanggung jawab dalam sebuah perusahaan itu penting, agar masing-masing bisa fokus mengatasi permasalahan dan mengembangkan di bidangnya, sehingga perusahaan bisa berjalan dengan normal serta tumbuh dengan cepat.

Pembentukkan tim inti dapat dilakukan ketika startup sudah mulai memasuki fase beroperasi penuh sebagi sebuah perusahaan, jika dilihat dari tahap pendanaan maka posisi startup sudah berada pada round A, dengan kata lain, produk yang sudah dibuat memang siap dijual secara masal.


Pola Organisasi Perusahaan Startup Segi Empat

Jadi ketika startup belum memiliki produk yang siap, maka belum semua posisi diatas diperlukan, sementara bisa saja menggunakan pola 1, 2, 3 dan 4, namun ada beberapa startup yang masih menggunakan pola ke empat walaupun sudah berada pada round A, lagi-lagi menurut ODonnell pola ini masih belum ideal dan bisa menimbulkan tumpang tindih tanggung jawab dan kewenangan, contohnya seperti divisi sales dan marketing atau divisi keuangan dan operasional yang digabung menjadi satu, padahal keduanya memiliki fungsi yang berbeda.


Sumber :

http://startupborneo.blogspot.com/2016/06/struktur-ideal-organisasi-perusahaan.html#.X2vz1mgzbIU

No comments:

Post a Comment

Related Posts