Tuesday, October 1, 2019

Memonopoli Harta

Memonopoli dan mengakumulasi harta adalah fenomena yang sering terjadi, dengan sadar juga tanpa sadar.

Dalam arti, bisa jadi si pelaku dalam kehidupan sehari-hari tidak suka alias kritis terhadap kapitalis-kapitalis negatif dari Barat yang menumpuk harta. Tapi di waktu yang sama, saat ia punya kesempatan, ia pun melakukan hal yang sama.

Memonopoli harta.

Sering saya sampaikan di mana-mana, "Kekayaanmu mungkin membuat orang lain terkesan. Akan tetapi, hanya manfaatmu, amalmu, dan akhlakmu yang membuat orang lain turut mendoakan-mu."

Niatan untuk memonopoli harta ini bisa terlihat saat orang mulai bagi-bagi profit dalam sebuah bisnis. Di antara mitra. Hendaknya profit dibagi sesuai jerih-payah alias kontribusi masing-masing. Lumrahnya begitu.

Nah, dari pembagian ini, sedikit-banyak kita bisa menilai karakter dan kecenderungan masing-masing. Siapa yang mendominasi dan memonopoli. Siapa yang menerima apa adanya. Siapa yang nggak paham sama sekali.

Saat ini, dunia sudah sesak dengan kapitalis-kapitalis negatif yang orientasinya menumpuk harta. Sebagian kita, sadar atau tanpa sadar, meniru mereka. Saran saya, ini jangan ditiru. Kalaupun ada hasrat untuk itu, yah dikikis.

Gimana caranya?

Pertama, etis dan proporsional dalam mengambil profit. Kedua, gemar berbagi entah itu sifatnya internal (tim) maupun eksternal (sesama). Ketiga, tidak latah dalam membuka bisnis baru.

Belasan tahun saya berbisnis dan berinteraksi dengan pengusaha-pengusaha, jarang sekali saya melihat pengusaha yang memenuhi tiga ketentuan itu. Paling banter yah gemar berbagi doang. Tapi sangat berlebihan untuk urusan profit dan ekspansi bisnis baru.

Jujur saja, dulu pun saya pernah keliru dalam ekspansi bisnis baru. Kemudian ini saya perbaiki.

Di satu sisi, Islam memberi kelonggaran pada kita untuk urusan profit. Namun di sini lain, Islam juga mengingatkan kita soal adab (etis) dan keadilan (proporsional). Berimbang. Semoga pemaparan sederhana ini menjadi bahan renungan buat kita semua, terutama buat saya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts