Monday, March 3, 2014

Bagaimana Memilih Perencana Keuangan


Bisa dipercaya, adanya trust  yang kuat. 
Kenapa trust menjadi yang utama? Dalam proses analisa dan konsultasi, Anda harus buka-bukaan, atau bahkan telanjang, soal kondisi keuangan. Tidak boleh ada yang disembunyikan. Informasi yang tidak terbuka akan membuat analisa tidak akurat , yang ujungnya tindakan yang diambil salah.
Keterbukaan hanya bisa dicapai dengan level trust yang tinggi. Kalau diawal sudah tidak percaya, atau curiga, akan sangat sulit membuka diri, apalagi soal informasi keuangan keluarga yang sensitif.

Independen. 
Independen artinya saran yang diberikan semata – mata bertujuan untuk kepentingan klien. Bukan menjual produk atau jasa dari perusahaan atau lembaga tertentu. 
Analisanya harus objektif sesuai kebutuhan klien.
Dalam konsultasi, perencana akan memberikan saran mengenai produk yang sebaiknya diambil oleh klien, misalnya asuransi, reksadana dan seterusnya. Nah, perencana harus fokus pada kepentingan klien, bukan menjual produk. Gampangnya, mereka tidak mewakili atau bekerja pada perusahaan keuangan tertentu, seperti asuransi atau reksadana, tetapi independen.

Punya jasa yang bervariasi. 
Kebutuhan klien bisa bermacam – macam. Ada yang butuh pembuatan rencana keuangan komprehensif, lengkap dari A to Z sampai implementasinya. Namun, ada yang tidak butuh pembuatan rencana, hanya butuh konsultasi saja. Ada pula yang tidak butuh semuanya itu, lebih memilih pelatihan karena, selain ingin belajar sendiri, tidak ingin informasi keuangan dibuka ke orang lain.
Perencana keuangan sebaiknya memiliki berbagai penawaran produk atau jasa. Banyak pilihan bagi calon klien untuk memilih sesuai kebutuhan.

Didukung riset yang kuat. 
Dalam menyusun rencana keuangan dibutuhkan dukungan pengetahuan dan informasi pasar yang memadai. Misalnya, saat menyusun dana pendidikan, update mengenai berapa rata-rata kenaikkan biaya sekolah per tahun menurut jenis sekolah. Tahu bagaimana kinerja reksadana, termasuk risikonya, sehingga bisa menyarankan yang paling  cocok buat klien.

Punya sertifikasi. 
Mudahnya bisa dilihat apakah memiliki gelar Certified Financial Planner (CFP), yang merupakan salah satu sertifikasi perencana keuangan. Untuk memastikan apakah pemilik sertifikasi CFP masih aktif bisa dicek kesini.
Sertifikasi adalah proses memastikan bahwa perencana memiliki tingkat pengetahuan dan keahlian untuk melaksanakan suatu fungsi atau disiplin ilmu di bidang Perencanaan Keuangan di Indonesia. Ini bukti bahwa keahlian mereka sudah diakui setelah melalui serangkain ujian oleh suatu lembaga yang sudah terpercaya.

Program sertifikasi memastikan kepada anggota masyarakat bahwa praktisi perencana keuangan tersebut telah memenuhi standar kompetensi, standar etika dan standar praktik yang layak dalam memberikan jasa perencanaan keuangan yang khusus, dalam satu atau beberapa area saja dalam suatu kapasitas yang mandiri (unsupervised) dan mereka telah setuju tunduk pada prinsip-prinsip integritas, obyektifitas, kompetensi, keadilan, kerahasiaan, profesionalisme dan ketekunan ketika berhadapan dengan klien.

No comments:

Post a Comment

Related Posts