Monday, March 11, 2024

Transformasi Surabaya di Tangan Bu Risma

Tri Rismaharini

Tri Rismaharini, atau yang akrab disapa "Bu Risma", adalah seorang pemimpin yang dikenal karena transformasinya yang luar biasa terhadap kota Surabaya. Dikenal dengan kepemimpinannya yang tegas, inovatif, dan progresif, Bu Risma telah mengubah wajah kota Surabaya menjadi salah satu kota terkemuka di Indonesia.

Latar Belakang.

Tri Rismaharini lahir pada 20 November 1961 di Surabaya, Jawa Timur. Sebelum terjun ke dunia politik, Bu Risma memiliki latar belakang sebagai seorang akademisi dan birokrat. Ia merupakan lulusan Arsitektur dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Sebelum terpilih sebagai Wali Kota Surabaya, Bu Risma telah mengabdi dalam berbagai posisi di pemerintahan kota Surabaya.

Sebelum menjadi wali kota, Risma menjabat Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya dan Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya (Bappeko) hingga tahun 2010. 

Risma juga pernah menjabat Kepala Bagian Bina Pembangunan pada tahun 2002 yang berhasil memodernisasi sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan Kota Surabaya dari sistem manual menjadi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yang saat itu lebih dikenal dengan istilah e-Procurement, kesuksesan sistem tersebut mengikuti suksesnya pengembangan sistem lainnya seperti e-Government dan e-Budgeting yang lebih dahulu dikembangkan. 

Dalam hal e-Procurement, kota Surabaya tercatat sebagai pelopor awal dibandingkan Kementerian/Lembaga/Pemerintahan Daerah di seluruh Indonesia. Risma meniti karier sebagai seorang pegawai negeri sipil (PNS) Kota Surabaya sejak dekade 1990-an.


Kepemimpinan di Surabaya.

Tri Rismaharini pertama kali terpilih sebagai Wali Kota Surabaya pada tahun 2010 dan kembali terpilih untuk periode kedua dan ketiga. Di bawah kepemimpinannya, Surabaya mengalami transformasi yang luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan kota.

 Risma adalah wanita pertama yang terpilih sebagai Wali Kota Surabaya sepanjang sejarah. Risma juga tercatat sebagai wanita pertama yang dipilih langsung menjadi wali kota melalui pemilihan kepala daerah sepanjang sejarah demokrasi Indonesia di era reformasi dan merupakan kepala daerah perempuan pertama di Indonesia yang berulang kali masuk dalam daftar pemimpin terbaik dunia.

Melalui pemilihan langsung, Risma menggantikan Bambang Dwi Hartono yang kemudian menjabat sebagai wakilnya. Pasangan Risma-Bambang diusung oleh PDI-P dan memenangi pilkada Surabaya 2010 dengan perolehan suara mencapai 358.187 suara atau 38,53 persen dari jumlah suara keseluruhan. Pasangan ini dilantik pada tanggal 28 September 2010 oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo dalam sidang paripurna DPRD Kota Surabaya. 

Namun di tengah masa jabatan, Bambang D. H. mengundurkan diri pada 14 Juni 2013 karena maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur pada pilkada Jawa Timur 2013. Pasca pengunduran diri Bambang, Risma didampingi oleh Whisnu Sakti Buana, putra politisi senior PDI-P / wakil ketua MPR RI periode 1999-2004, Soetjipto Soedjono, yang terpilih secara aklamasi sebagai wakil wali kota Surabaya dalam sidang paripurna DPRD Kota Surabaya pada 8 November 2013 dan resmi dilantik pada tanggal 24 Januari 2014.

Pada Pilkada Serentak 2015, pasangan Risma-Whisnu diusung oleh PDI-P dan terpilih kembali dengan meraih kemenangan mutlak yakni sebesar 893.087 suara atau 86,34 persen dari jumlah suara keseluruhan. Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana dilantik sebagai wali kota dan wakil wali kota Surabaya untuk masa bakti 2016-2021 pada tanggal 17 Februari 2016 oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Gedung Negara Grahadi bersamaan dengan pelantikan 16 bupati/wali kota hasil Pilkada Serentak 2015 di Jawa Timur.


Salah satu pencapaian utama Bu Risma adalah dalam pembangunan infrastruktur. Dia berhasil memperbaiki dan memodernisasi jaringan jalan kota, membangun taman-taman kota yang indah, dan meningkatkan layanan transportasi publik. Langkah-langkah ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan bagi warga Surabaya, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi kota.

Tri Rismaharini mulai menata Kota Surabaya dari yang buruk penataannya sejak dirinya menjadi Kepala DKP. Ia melanjutkan tugas tersebut sejak dilantik menjadi wali kota pada 2010. Pada masa kepemimpinannya di DKP, hingga menjadi wali kota, Surabaya menjadi lebih asri dan tertata dengan baik dibandingkan sebelumnya, lebih hijau dan lebih segar.

Taman-taman kota yang dibangun Risma adalah pemugaran taman bungkul di Jalan Raya Darmo dengan konsep all-in-one entertainment park, taman di Bundaran Dolog, taman buah Undaan, serta taman di Bawean, dan di beberapa tempat lainnya yang dulunya mati sekarang tiap malam dipenuhi dengan warga Surabaya. Selain itu Risma juga membangun jalur pedestrian dengan konsep modern di sepanjang jalan Basuki Rahmat yang kemudian dilanjutkan hingga jalan Tunjungan, Blauran, dan Panglima Sudirman.

Selain itu, Bu Risma juga dikenal karena keberhasilannya dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik. Dia melakukan reformasi birokrasi dan memperkenalkan sistem pelayanan yang efisien dan transparan. Hal ini membuat Surabaya menjadi salah satu kota yang memiliki layanan publik terbaik di Indonesia.


Penghargaan dan Pengakuan.

Prestasi Tri Rismaharini tidak hanya diakui secara lokal, tetapi juga secara nasional dan internasional. Dia telah menerima berbagai penghargaan atas kontribusinya dalam pembangunan kota dan pelayanan publik. Salah satu penghargaan yang paling bergengsi adalah Penghargaan Tokoh Perempuan Inspiratif dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.

Pada masa kepemimpinannya sebagai wali kota, Kota Surabaya telah meraih delapan kali piala adipura kencana berturut-turut yaitu tahun 2011 hingga 2018 untuk kategori kota metropolitan, serta adipura paripurna pada tahun 2016.

Selain itu, kepemimpinan Risma juga membawa Surabaya menjadi kota yang terbaik partisipasinya se-Asia Pasifik pada tahun 2012 versi Citynet atas keberhasilan pemerintah kota dan partisipasi rakyat dalam mengelola lingkungan.

Pada Oktober 2013, Kota Surabaya di bawah kepemimpinannya juga memperoleh penghargaan tingkat Asia-Pasifik yaitu Future Government Awards 2013 di dua bidang sekaligus yaitu data center dan inklusi digital menyisihkan 800 kota di seluruh Asia-Pasifik.


Warisan dan Dampak.

Meskipun tidak lagi menjabat sebagai Wali Kota Surabaya setelah masa jabatannya berakhir pada 2021, warisan Tri Rismaharini tetap berdampak besar bagi kota tersebut. Kepemimpinannya yang visioner telah meninggalkan jejak yang kuat dalam pembangunan kota dan memberikan inspirasi bagi para pemimpin masa depan.

Dengan dedikasi dan integritasnya, Tri Rismaharini telah membuktikan bahwa seorang pemimpin dapat membuat perubahan yang signifikan bagi masyarakatnya. Kisah suksesnya sebagai Wali Kota Surabaya menjadi inspirasi bagi banyak orang, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, tentang kekuatan dan potensi perubahan yang dapat diciptakan oleh pemimpin yang berkomitmen.

Tri Rismaharini, atau "Bu Risma", bukan hanya sekadar seorang pemimpin, tetapi juga menjadi simbol harapan bagi masa depan yang lebih baik bagi kota Surabaya dan Indonesia secara keseluruhan.

No comments:

Post a Comment

Related Posts