Tuesday, February 21, 2017

Bidang Pekerjaan Orang Introvert

Kamu yang Introvert Bisa Sukses Kalau Bekerja di Bidang Ini
Kalau kamu tergolong orang yang pendiam dan menutup diri bukan berarti kamu tidak bisa sukses. Setiap orang diciptakan dengan kelebihannya masng-masing. Mungkin kamu tak pandai berbicara dengan orang lain dan membaur dengan lingkungan. Tapi bisa jadi kamu adalah pendengar dan pengamat paling baik di antara orang-orang yang ada di sekitarmu. Pekerjaan yang cocok untuk orang sepertimu pun cukup banyak. Simak daftarnya berikut ini, ya.


1. Penulis

Mayoritas orang introvert lebih nyaman berbicara melalui tulisan. Tidak heran jika kemampuan mereka dalam menulis pun luar biasa. Inilah cara terbaikmu untuk berkomunikasi dengan orang lain.


2. Blogger

Tak harus bekerja pada orang lain, kamu bisa memulai blog-mu sendiri dan mendapatkan penghasilan melalui Google Adsense.


3. Seniman

Karena lebih suka menyendiri, kamu lebih tahu bagaimana cara memaknai hidup dan menuangkannya dalam berbagai karya seni.


4. Fotografer

Tak perlu banyak bicara. Insting, jiwa seni, dan ketajamanmu dalam membidik gambar adalah senjata yang perlu kamu kuasai dalam bidang kerja ini.


5. Penyiar radio

Walaupun berkomunikasi dengan suara kepada banyak orang, kamu tak perlu menatap wajah mereka secara langsung. Jadi kamu bisa lebih bebas untuk berekspresi.


6. Progammer

Bekerja di depan komputer dan berbicara dengan bahasa-bahasa pemrograman tanpa perlu bertemu banyak orang tentu sangat diinginkan oleh orang introvert yang juga seorang geek dan pecinta komputer.


7. Peneliti

Menerapkan ilmu yang kamu pelajari dalam sebuah laboratorium mungkin akan cocok untukmu karena tidak membuatmu berinteraksi dengan banyak orang.


8. Ilmuwan

Menjadi seorang pakar adalah pilihan terbaik untukmu yang introvert. Walaupun ada kemungkinan kamu akan berbicara di depan umum untuk presentasi, kamu akan menjadi orang yang paling dihormati dan kamu pasti menikmatinya!


9. Akuntan

Selain selalu dibutuhkan di perusahaan manapun, akuntan juga selalu menjadi pekerjaan favorit orang-orang introvert. Kamu akan lebih banyak berhadapan dengan data dan angka daripada bertemu klien atau tamu perusahaan.


10. CEO

Jangan salah, kamu harus tahu kalau orang-orang paling sukses di dunia seperti Marc Zuckerberg, Bill Gates, dan Steve Jobs adalah orang-orang yang memiliki kepribadian introvert. Jadi kenapa kamu tidak bisa seperti mereka?



Sumber :
http://career.popbela.com/inspiration/fera/orang-introvert-bisa-sukses-kalau-bekerja-di-bidang-ini/full

Introvert Dituntut Jadi Ekstrovert

Buat Para Introvert, 3 Hal yang Perlu Kamu Lakukan Saat Dituntut untuk Menjadi Ekstrovert

Dunia kampus maupun dunia kerja atau bahkan seluruh dunia yang kita temui, sepertinya memang lebih banyak berpihak pada orang-orang ekstrovert. Mereka yang introvert dianggap 'aneh' dan tidak wajar. Lihat saja pada kolom-kolom persyaratan kerja, banyak yang mencantumkan bahwa si pelamar harus mudah bergaul, sesuatu yang sulit dilakukan oleh orang introvert. Ketika kamu merasa orang-orang dan lingkunganmu menuntut kamu untuk jadi lebih ekstrovert, mungkin sudah saatnya kamu melakukan 3 hal ini.


1. Carilah jembatan penghubung

Salah satu kesulitan orang yang memiliki kepribadian introvert adalah berkomunikasi langsung dengan orang lain. Mereka tidak dengan mudah mengungkapkan apa yang mereka pikirkan dan rasakan pada sembarangan orang. Karena itu, orang introvert butuh bridge link, seseorang yang dekat dengan dan membuat mereka nyaman untuk bisa menyampaikan maksud mereka pada orang lain.


2. Tunjukkan kartu AS orang introvert

Meski dipandang sulit bergaul, orang introvert memiliki banyak kartu As. Bukan rahasia lagi kalau orang introvert memiliki daya kreativitas yang tinggi, lebih fokus pada apa yang dikerjakan, teman yang baik, pendengar yang luar biasa dan juga memiliki potensi yang besar untuk jadi pemimpin. Buktinya sudah banyak, hampir semua orang sukses memiliki kepribadian introvert.


3. Buktikan kamu seorang survivor

Saat masuk ke dunia baru, orang introvert mungkin akan mengalami banyak sekali kesulitan untuk beradaptasi. Tidak cukup satu atau dua bulan untuk masa penyesuaian karena orang introvert selalu butuh lebih banyak waktu dari itu. Kamu cukup membuktikan bahwa kamu adalah survivor, kamu bertahan dalam keadaan apapun meski kamu introvert. Kamu tetap bisa mengerjakan semuanya dengan baik.

It's okay to be introvert, hal ini yang harus kamu tanamkan dalam-dalam terlebih dahulu pada dirimu sendiri sebelum kamu mencoba meyakinkan orang lain. Buktikan bahwa kepribadian introvert tidak membuat kamu lalai pada banyak hal penting, buktikan kamu tetap bisa menjalani segalanya dengan sangat baik. Oke Bela?


Sumber :
http://career.popbela.com/working-life/fera/3-hal-yang-harus-introvert-lakukan-ketika-banyak-orang-menuntutnya-jadi-lebih-ekstrovert/full

Jurusan Kuliah untuk Anak IPS

Buat Kamu Lulusan IPS, Ini 10 Jurusan yang Bisa Kamu Pilih Saat Kuliah Nanti
Buat kamu lulusan jurusan IPS, nggak perlu bingung milih jurusan buat kuliah. Nih, IDNtimes suguhkan beberapa pilihan jurusan menjanjikan yang bisa kamu pilih! Eits, jangan salah, mereka bisa jadi prospek terbaikmu untuk mencari kerja di masa depan, lho!

1. Psikologi
Mempelajari perilaku mental manusia sangatlah menarik. Kamu bisa memilih jurusan yang satu ini. Selain itu, Psikolog adalah ilmu yang meneliti alur pemikiran dan alasan dibalik tindakan kita. Mulai dari persepsi, kognitif, dan hubungan intrapersonal. Jadi kamu nggak bakal bosan mempelajarinya

Prospek Kerja: HRD, Market Research Psikolog, Konsultan Perusahaan, Psikiater.



2. Ilmu Hukum
Dikarenakan semakin maraknya kasus hukum di-Indonesia, maka peluang kerja untuk jurusan hukum amatlah besar, karena sampai kapanpun hampir mustahil tidak dibutuhkannya penegak hukum lagi.

Prospek Kerja: Pengacara, Notaris, Staff Legal


3. Sastra Inggris
Buat kamu yang suka belajar bahasa asing, Sastra Inggris bisa jadi pilihan yang tepat. Eits, jangan salah… jurusan ini punya prospek kerja yang luas di masa depan, lho.

Prospek Kerja: Kedutaan Internasional, Guide, Guru Bahasa Inggris, Penerjemah


4. Bisnis dan Manajemen
Siap-siap bersaing dengan banyak orang ya kalau milih jurusan bisnis dan manajemen. Jurusan ini memang sangat dibutuhkan hampir di semua perusahaan, karen lulusan bisnis dan manajemen itu bisa ditempatkan di area mana saja, mulai dari manajemen perusahaan, marketing, keuangan, hingga statistik ekonomi.

Prospek Kerja: Pengusaha, Manajer, Direktur, Asisten Manajer, Sekretaris


5. Hubungan Internasional
Kalau mau prospek kerja yang menjanjikan dan membuatmu sering keluar negeri, pilih jurusan ini. Hubungan Internasional mempelajari bagaimana menjalin hubungan antar negara dengan baik. Serta mempertahankan keharmonisan dua negara untuk menghasilkan hubungan bilateral yang saling menguntungkan dengan mengedepankan isu-isu umum seperti sosial, hukum, ekonomi, dan politik.

Prospek Kerja: Duta Besar, International Officer, Konsultan Internasional, Politisi, dan Wartawan


6. Ilmu Komunikasi
Ini nih jurusan yang nggak kalah populer dengan jurusan lainnya, karena jurusan ini tidak bisa ditangani oleh sembarangan orang. Hanya orang yang memiliki pribadi yang kuat yang mampu menjalani pekerjaan sebagai lulusan ilmu komunikasi, karena ia harus mampu mengomunikasikan suatu hal dengan baik.

Prospek Kerja: Broadcasting, Advertising, Komunikasi Pemasaran, Komunikasi Bisnis, dan Public Relations.


7. Akuntansi
Kalau kamu punya daftar passing grade perguruan tinggi se-Indonesia, coba lihat hampir di semua Universitas menempatkan jurusan akuntansi dengan passing grade tertinggi (IPS). Pasalnya, jurusan ini menjanjikan lapangan kerja yang menggiurkan. Setiap perusahaan dari yang kecil hingga yang besar pasti butuh pegawai untuk mengurusi masalah keuangan. Seorang akuntan sangatlah penting untuk digunakan di perusahaan.

Prospek Kerja: Akuntan, Manajer, Auditor, Marketing


8. Desain Grafis
Ini adalah cabang ilmu desain yang mempelajari cara menyampaikan pesan dengan ungkapan kreatif untuk mecapai tujuan tertentu. Biasanya pekerjaanya berhubungan dengan gambar-gambar digital yang terdapat dalam iklan, film, logo,banner dan sebagainya.

Prospek Kerja: Desainer, Tim Kreatif Perusahaan, Branding


9. Ilmu Perpustakaan
Khusus buat kamu yang gak gampang bosan, ulet dan giat membaca dan menghapal buku. Ini adalah jurusan yang tepat buat kamu! Bahkan perpustakaan adalah surga bagi para kutu buku.

Prospek Kerja: Pustakawan, Admin Perpustakaan

10. Desain Produk
Buat kamu yang kreatif, punya banyak ide yang fresh, dan berjiwa seni, silahkan memilih jurusan ini. Mungkin kamu pernah bertanya mengenai produk-produk sehari-hari yang kita pakai, siapakah yang mendesainnya? Jawabannya adalah lulusan dari desain produk,

Prospek Kerja: Industrisl Product Designer, Enterpreneurial Product Designer, Product Design Researcher


Sumber :
https://life.idntimes.com/education/rizal/buat-kamu-lulusan-ips-ini-11-jurusan-yang-bisa-kamu-pilih-saat-kuliah-nanti

Jurusan Kuliah untuk Anak IPA

Buat Kamu Anak IPA: Ini 11 Jurusan Kuliah Terbaik yang Bisa Kamu Pilih!
Memilih jurusan kuliah yang tepat kadang menjadi hal sulit bagi mereka yang baru lulus SMA. Nah, supaya kamu nggak salah pilih jurusan, yuk simak pilihan jurusan kuliah terbaik buat kamu berikut ini, plus prospek kerja yang akan bisa kamu dapatkan darinya. Khusus anak IPA ya…

1. Jurusan Matematika dan IPA (MIPA)
Kamu yang jago hitung menghitung dan memutar logikamu bisa mencoba masuk jurusan ini. Setelah lulus nanti, kamu bisa mendapatkan pekerjaan yang lumayan besar gajinya (jangan lupa dibarengi ketekunan dan kerja keras). #ehem

Prospek Kerja: Staff atau Tim Lapangan Pertambangan dan Perminyakan



2. Teknik Sipil
Ini jurusan yang paling banyak pesaingnya. Kenapa? Soalnya lulusan teknik sipil banyak dicari di lapangan kerja. Prospek kerjanya juga banyak banget.

Prospek kerja: Kontraktor


3. Teknik Elektro
Pertimbangkan jurusan ini baik-baik. Dijamin, bidang telekomunikasi sangat berprospek sampai 10 tahun mendatang.

Prospek Kerja: Operator dan Vendor


4. Teknik Mesin, Teknik Industri, dan Teknik Fisika
Pemerintah terus melakukan pembangunan untuk PLTU di beberapa tahun mendatang dengan kapasitas 10.000 MW. Ini tentunya perlu melibatkan lulusan-lulusan dari teknik mesin, industri dan fisika, dong?

Prospek Kerja: Teknisi dan Karyawan Industri


5. Ilmu Komputer dan Teknik Informatika
Banyak perusahaan yang butuh orang IT baik Fasilkom, IF atau yang ekuivalen. lapangan kerjanya tidak akan pernah habis, apalagi melihat perkembangan teknologi yang seakan belum lelah berlari.

Prospek Kerja: IT, Maintenance, Web Designer


6. Teknik Nuklir
Perguruan Tinggi yang membuka jurusan ini sangat sedikit, contohnya adalah UGM. Kamu yang punya minat di dunia kenukliran bisa coba pilih yang satu ini. Tenagamu pasti dibutuhkan oleh beberapa negara, terutama untuk negara maju yang teknologinya sudah jauh dibandingkan Indonesia. Habis studi lanjut, kamu bisa bantu memajukan Indonesia juga deh!

Prospek Kerja: Ahli Nuklir dan Karyawan PLTN


7. Pendidikan Dokter
Peminatnya memang banyak, apalagi ketika kamu bertanya sama anak-anak kecil usia lima tahun. Sekolah dokter memang memakan waktu yang lama dan banyak pengorbanan. Tapi sudah jelas kalau permintaan akan profesi ini akan terus meningkat. Setelah lulus kuliah kedokteran, kamu bisa memilih untuk mengambil spesialisasi juga. Btw, dokter untuk urusan kecantikan banyak permintaan lho, mengingat perawatan serta operasi untuk tujuan kecantikan sekarang sedang tren.

Prospek Kerja: Dokter, Ahli Gizi, Konsultan Kesehatan


8. Desain Komunikasi Visual, Desain Interior dan Arsitek
Buat kamu anak IPA yang notabene selalu dekat dengan sains dan logika, bukan berarti otak kananmu nggak menonjol. Banyak kok anak IPA pecinta seni juga. Jadi kamu yang mengambil jurusan IPA juga bisa mencoba untuk masuk jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV), Desain Interior maupun Arsitek. Ketiga jurusan itu juga nggak terlepas dari hitung-hitungan lho! Bahkan saat kuliah pun kamu sudah bisa memulai bisnismu, ya freelance dulu lah.

Prospek Kerja: Desainer Grafis, Desainer Interior, Arsitek


9. Agribisnis atau Pertanian
Jurusan ini mulai banyak dilirik oleh lulusan SMA IPA karena prospeknya ke depan juga bagus. Yang terkenal sudah pasti adalah di IPB. Dengarlah, nak, Indonesia memanggilmu dan butuh tenagamu.

Prospek Kerja: Ahli Pertanian, Konsultan Pertanian


10. Jurusan Farmasi
Jurusan ini cocok untuk kamu yang ingin berkecimpung di dunia kesehatan. Lulusan farmasi bisa bekerja di rumah sakit atau laboratorium kesehatan.

Prospek Kerja: Suster, Ahli Farmasi, Staff Kesehatan, dan Perawat


11. Jurusan Batra
Mungkin kamu ada yang belum tau ini jurusan apa. Jurusan batra adalah jurusan yang berhubungan dengan obat-obatan tradisional.

Prospek Kerja: Ahli pembuatan obat tradisional dan Staff Laboratorium


Sumber:
https://life.idntimes.com/education/rizal/buat-kamu-anak-ipa-ini-11-jurusan-kuliah-terbaik-yang-bisa-kamu-pilih/full

Monday, February 20, 2017

Karyawan Gen Y

Karyawan Generasi Y Cenderung Tidak Setia pada Perusahaan
Generasi Y, yakni generasi yang lahir dari tahun 1977-1994, kini sedang berada pada usia produktif kerja.

Oleh karena itu, sekarang ini, banyak perusahaan dengan mayoritas karyawan yang  menduduki jabatan seperti supervisor, manajer, pemimpin, dan direktur adalah generasi Y.

Generasi Y, tentunya memiliki karakteristik berbeda dengan generasi sebelumnya, yakni generasi X.

Situs Socialmakerting menyebut, generasi X memiliki karakteristik lebih fleksibel (mudah berubah), dan tak loyal.  Apakah pernyataan itu benar?

Salah satu bank swasta di Indonesia, DBS, adalah  contoh perusahaan dengan 75 persen pegawai berusia muda, rata-rata di usia kisaran 30 - 35 tahun.

Menurut Satia Indrarini,  Exeutive Director Human Resources & Development, PT Banks DBS Indonesia, generasi muda lebih cepat bosan, mereka tidak mau terkungkung. ujar Satia setelah acara Workplace Wellness Conference di DBS Bank Tower, Jakarta (2/3/2016).

Satia juga mengungkapkan rata-rata karyawan generasi muda hanya bertahan lima tahun hingga akhirnya berpindah kerja ke perusahaan lain.

"Motif mereka rata-rata bukan uang, tetapi challenge," terangnya pada acara Workplace Wellness Conference di DBS Bank Tower, Rabu (2/3/2016) kemarin.

Lalu, menurut Satia, perusahaan harus memikirkan cara kreatif untuk memberi pembekalan dan berkomunikasi kepada para karyawan generasi Y.

DBS sendiri memilih digitalisasi alias penggunaan aplikasi mobile yang lebih mudah diakses oleh seluruh karyawan.

Terakhir, DBS juga menguatkan program-program yang mengutamakan kesejahteraan mental dan fisik karyawannya.


Sumber :
http://female.kompas.com/read/2016/03/03/133400520/Karyawan.Generasi.Y.Cenderung.Tidak.Setia.pada.Perusahaan.

Karyawan Gen Z

Generasi Milenium Tidak Tertarik Berurusan dengan Politik Kantor
Sejumlah studi menyatakan bahwa generasi milenium adalah kelompok anak-anak muda yang senang foya-foya, kurang gigih dalam mencari penghasilan ekstra, dan selalu menginginkan hasil yang instan.

Namun, banyak perusahaan yang terus mencari karyawan untuk diperkerjakan dari generasi kelahiran 1981 hingga 1995 tersebut.

Karakteristik generasi yang populer disebut dengan istilah Gen Y ini, umumnya dahaga akan tantangan dan cerdik mencari peluang, meskipun kurang memiliki loyalitas pada perusahaan.

Selain itu, ada empat benefit lain yang bisa Anda dapatkan dari bekerja bersama dengan kaum Gen Y tersebut. Berikut uraiannya:

Generasi milenium tidak tertarik politik kantorKerja keras dengan hasil nyata adalah tujuan profesional para generasi milenium. Mereka bukan penjilat yang memiliki banyak waktu berkutat dengan politik kantor. Bahkan, mereka sama sekali tidak tertarik dengan urusan yang menyangkut drama dan politik di kantor.

Generasi milenium memiliki cara kerja yang berbedaBangun pagi, datang ke kantor, minum kopi, mengerjakan tugas, dan pulang tepat waktu. Ritual yang demikian tidak Anda temui pada kebanyakan generasi milenium. Pasalnya, mereka memiliki ritme dan gaya kerja yang berbeda. Generasi ini menginginkan jam dan tempat kerja yang fleksibel. Namun, sayang sekali, belum banyak perusahaan besar yang telah berdiri lama, percaya pada manfaat bekerja dari luar kantor.

Generasi milenium memiliki pikiran terbukaMereka terbuka dengan kritik dan masukan positif terkait pekerjaan mereka. Namun, mereka kurang peka terhadap batasan dan hirarki pada “pohon” organisisi. Jadi, lebih baik Anda menyampaikan aturan dan kewajiban berhubungan dengan pekerjaan serta budaya perusahaan kepada mereka.

Generasi milenium cerdas memanfaatkan perkembangan teknologiMereka memiliki motivasi tinggi dalam membangun kolaborasi pada setiap orang di perusahaan untuk mencapai tujuan bersama. Kemampuan untuk mengembangkan jaringan kerja dan punya semangat bekerja sebagai tim, merupakan nilai tambahan yang merefleksikan karakter positif untuk kebaikan perusahaan.


Sumber :
http://female.kompas.com/read/2016/06/16/110300520/Generasi.Milenium.Tidak.Tertarik.Berurusan.dengan.Politik.Kantor..

Bos Gen Y

Ciri Bos "Gen Y" dan Cara Meladeninya

Ada dua tipe bos di dunia. Bos ber-Gen Y (usia 21-36 tahun) dan bos ber-Gen X (usia 37-50 tahun). Gen yang manakah bos Anda? Sebab, beda generasi, beda juga cara meladeninya.

Sejak tahun 2008 hingga 2013, tren dunia kerja telah mengalami banyak perubahan. Menurut lembaga rekrutmen terbesar di Amerika EY, usia pekerja makin lama makin muda. Itu sebabnya, di sebagian besar perusahaan di dunia, sepertiga jabatan manajer dipegang oleh mereka yang usianya 21 hingga 36 tahun.

Menganggap karyawan adalah partner
Usia si bos lebih tua sih biasa, tapi kalau yang terjadi si bos jauh lebih muda? Inilah yang sering menjadi masalah saat Gen Y memiliki karyawan yang usianya jauh lebih matang. Biasa bicara blak-blakan, menganggap semua rekan kerja adalah partner, kadang membuat mereka dianggap kurang “sopan” oleh generasi pendahulunya. Walau sebenarnya mereka tak bermaksud demikian.

Do: Yang bisa kita lakukan bila memiliki bos lebih muda ialah menjadi Gen Flux, yaitu generasi yang mudah beradaptasi. Tunjukkan kalau bertambahnya usia bukan penghalang untuk bekerja produktif. Bila ia sedang berlari, maka bergeraklah cepat bersamanya. Bila ia sedang santai, maka nikmatilah waktu selagi bisa.

Time is money
Berbeda dengan Gen X yang menganggap kalau waktu adalah investasi, bos Gen Y menganggap kalau waktu 9 to 5 adalah mata uang. Sehingga mereka cukup ketat dalam masalah waktu dan menuntut karyawan untuk disiplin.

Do: Bagi bos ber-Gen Y, hidup adalah hari ini. Mereka seakan anti untuk mendengar kata “nanti ya bos” dari karyawannya. Walau pekerjaan masih dalam progres, teruslah memberikan update kalau tak mau dibaweli.

Tech savvy
Tumbuh di tengah teknologi yang berkembang cepat, bisa dibilang, hampir semua bos ber-Gen Y akan merasa hidupnya kurang lengkap tanpa gadget maupun aplikasi mobile. Tak hanya untuk memudahkan pekerjaan, mereka akan memaksimalkan media sosial untuk membangun bisnis serta networking.

Do: Bos Gen Y memiliki rasa ingin tahu di atas rata-rata. Jangan heran kalau mereka akan mengecek akun sosial media calon karyawannya. Mereka juga tak segan untuk meng-add setiap akun yang kita miliki. Punya bos tipe ini, berusahalah untuk mengimbanginya soal teknologi bila tak ingin dianggap kurang up-to-date. Hati-hati juga dalam menulis status karena diam-diam dia juga menilai.

Work hard play hard
Untuk bisa menjadi karyawan favorit si bos Gen Y, ada 2 kritreria yang dibutuhkan. Pertama: siap bekerja kapan pun dibutuhkan. “Kalau saya saja bisa, mengapa Anda tidak?” Itulah kalimat Andalannya. Kedua: siap diajak senang-senang, tak sekadar rumah-kantor-rumah.

Do: Jika ingin menemukan hidup yang seimbang, bos ber-Gen Y bisa memberikannya untuk kita. Cukup patuhi jam kerja 9 to 5, pulang teng-go bukanlah masalah bagi mereka. Biasa berpikir realistis, sehingga bila kita merasa pekerjaan sudah terlalu menumpuk, utarakan alasan yang tepat. Dia tak akan segan membantu atau mendelegasikannya untuk yang lain.

Asyik sendiri dengan pekerjaannya
Saat sedang deadline, bos Gen Y akan sangat fokus pada pekerjaannya seakan tak mau diganggu. Padahal, diam-diam ia juga menilai kinerja anak buahnya.

Do: Bila ada pekerjaan yang sulit dimengerti, ketimbang bengong dan bilang iya-iya saja, mereka lebih senang bila kita bertanya. Gen Y akan merasa risih bila melihat karyawannya diam, walau sebenarnya sedang berpikir keras. Jadi, utarakan kesulitan di awal saat kita mendapat proyek baru misalnya. Ketimbang, nanti-nanti dan ternyata salah jalan.


Sumber :
http://female.kompas.com/read/2014/04/24/1046411/Ciri.Bos.Gen.Y.dan.Cara.Meladeninya.

Bos Gen X

Kiat Bekerja dengan Bos Gen X

Hormat saja tak cukup untuk membuat bos ber-Gen X dengan rentang usia 37-48 jatuh hati. Pakar karier Jane Buckingham yang telah lama mengamati perilaku para Gen X, memberikan tips untuk meluluhkan hati mereka.

Bilang “Oke” atau “Ya” di awalHindari banyak nanya sebelum bekerja bila tak ingin dianggap malas oleh bos ber-Gen X. Kata mereka, “Belum dikerjakan kok sudah bilang tidak mengerti?” Biasa bersikap layaknya orang tua, bos ber-gen ini lebih senang merevisi ketimbang memberikan panduan. Yang penting kerjakan dulu, bisa atau tidak urusan nanti.

Do: Ikuti cara bekerjanya walau kita menganggapnya kurang efektif. Sebab, berdebat soal ini hanya akan membuatnya merasa tak dihargai sebagai atasan. Toh, setiap atasan punya cara sendiri yang perlu kita hargai.


Karyawan bukanlah temanSetelah selesai deadline, kita bisa saja mengajak bos Gen Y untuk senang-senang di klub. Sayangnya, jangan berharap akan mendapat kesenangan yang sama bila pergi dengan bos Gen X. Walau ia terlihat ramah, bukan berarti ia telah sepenuhnya membuka diri dan mendengarkan curhatan kita layaknya sahabat. Tanpa disadari, ada batasan-batasan yang mereka buat terhadap anak buahnya.

Do: Walau terkesan asyik, hati-hati untuk bicara blak-blakan pada bos tipe ini. Bisa jadi Anda malah dijejali seribu nasihat meski sebenarnya nasihatnya baik.
Kewajiban dulu baru menuntut hak
Karyawan favorit bos ber-gen ini ialah mereka yang memberikan kontribusi maksimal pada perusahaan, sedikit mengeluh, dan tak banyak menuntut. Berbeda dengan Gen Y yang cukup fair tentang penilaian kinerja atau kenaikan gaji, bos ber-Gen X lebih tertutup soal itu karena merasa canggung.

Do: Saat membicarakan kenaikan gaji atau promosi, hindari kalimat, “Saya merasa pantas untuk itu karena telah menunjukkan kinerja terbaik”. Ganti dengan, “Dengan naik gaji atau promosi, saya yakin bisa memberikan kontribusi lebih pada perusahaan.”


Sama rataHanya 20 persen bos ber-Gen X yang bisa berikap tegas terhadap sikap lalai karyawannya. Lebih senang menyelesaikan masalah dengan sikap kekeluargaan ketimbang to the point. Asyiknya, bos tipe ini cenderung ramah, tapi rentan membuat kita kurang produktif karena iklim kerja yang santai.

Do: Walau sikap mereka kadang terasa kurang adil (karena kurang tegas pada karyawan yang kurang produktif), percayalah kalau bekerja baik tak akan ada ruginya kok. Kalau hasilnya tak dirasakan di perusahaan yang sekarang, karyawan potensial tentu akan mudah dilirik oleh perusahaan lainnya.


Mencari karyawan andalanSekali bos Gen X percaya pada kemampuan Anda, maka siap-siaplah menjadi andalannya saat ada pekerjaan genting.

Do:  Percayalah kalau ia akan sama stresnya dengan kita saat diberi tugas dadakan. Menyanggupi apa yang ditugaskan olehnya akan semakin meningkatkan nilai jual kita di matanya. Namun, bukan berarti ia tak bisa diajak kompromi bila ternyata pekerjaan utama Anda saja masih menumpuk. Bos kan juga manusia, bisa saja lupa, tak salah bila mengingatkannya.

Sumber :
http://female.kompas.com/read/2014/05/13/1056415/Kiat.Bekerja.dengan.Bos.Gen.X.

Uang Bukan Motivasi Terbesar

Uang Bukan Motivasi Terbesar dalam Bekerja
Gaji yang besar diyakini menjadi alasan para karyawan bertahan di sebuah perusahaan. Tetapi, bagi para orangtua ternyata uang bukanlah motivasi terbesar mereka dalam bekerja.

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Accenture terhadap 41.000 eksekutif perusahaan di seluruh dunia, diketahui sebanyak 42 persen ibu dan 44 persen ayah yang bekerja penuh waktu mengatakan mereka lebih suka bekerja daripada tinggal di rumah. Para responden tersebut menjawab akan tetap bekerja meski pun secara finansial sudah cukup.

Hampir separuh responden mengatakan mereka puas dengan pekerjaan yang dimiliki sekarang. Sementara itu, responden yang tidak puas disebabkan karena alasan gaji dan jenjang karier yang tidak jelas.

Menurut Nellie Borrero dari Accenture, para ibu bekerja ini mencari keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga. Dengan kata lain, jika mereka bisa mendapatkan keduanya maka uang bukan lagi hal yang penting.

Hasil studi lain yang dilakukan pada tahun 2012 juga menunjukkan hal serupa. Disebutkan, 47 persen ibu lebih memilih bekerja paruh waktu dan 32 persen mengatakan bekerja penuh waktu lebih ideal. Hanya 20 persen wanita yang sudah menjadi ibu mengatakan lebih suka menjadi ibu rumah tangga.

Survei yang dilakukan oleh Accenture ini juga mengungkapkan apa yang para responden anggap sebagai hal yang penting di dunia kerja. Lebih dari separuh responden percaya bahwa kemampuan melakukan banyak pekerjaan sekaligus sangat penting, diikuti dengan kemampuan berbahasa asing (54 persen).


Sumber :
http://female.kompas.com/read/2014/02/28/1217211/Uang.Bukan.Motivasi.Terbesar.dalam.Bekerja.

Related Posts