Wednesday, May 28, 2014

Definisi Sukses


Semua orang menginginkan kesuksesan dengan berbagai macam pandangan mereka. Seperti apa sukses menurut Anda? Zig Ziglar, seorang penulis dari buku Born to Win! Find Your Success Code akan mencoba berbagi pada Anda, seperti apakah hakikat sukses yang sebenarnya, seperti dilansir dari success.com berikut ini:

Seperti apakah sukses itu?

1. Sukses adalah memiliki rumah dan orang-orang yang Anda cintai, sebaliknya mereka juga mencintai Anda.

2. Sukses adalah memiliki keamanan finansial untuk memenuhi kebutuhan Anda setiap bulan dan menjamin kehidupan keluarga Anda bahkan ketika Anda mati nanti.

3. Sukses adalah memiliki iman di mana Anda tahu tempat untuk berpaling ketika Anda menemukan jalan buntu dalam kehidupan

4. Sukses adalah memiliki minat atau hobi yang memberikan Anda kesempatan untuk mengusir stres.

6. Sukses adalah mendapatkan ilham yang baik untuk memulai aktivitas di pagi hari.

7. Sukses adalah ketika Anda tiba di tempat tidur dan merasa sangat bersyukur.


Jika sudah memahami semua pandangan sukses di atas, baca berikut ini, di mana sukses bukanlah:

1. Sukses bukanlah bagaimana mendapatkan uang melebihi banyak uang yang Anda kumpulkan saat ini

2. Sukses bukanlah antara banyaknya Anda bermain daripada bekerja.

3. Sukses bukanlah menyantap makanan cepat saji karena kesibukan Anda.

4. Sukses bukanlah menghabiskan energi secara mental mengkhawatirkan proyek yang sedang berjalan, kesehatan keluarga, masa depan anak, dan kekhawatiran lainnya.

5. Sukses bukanlah mengetik sms ketika Anda sedang berkendara untuk mengejar jadwal Anda yang sudah overload.

Sumber :
http://www.vemale.com

Monday, May 26, 2014

5 Tips Menjadi Pemimpin Hebat


Menjadi seorang pemimpin, di manapun itu, bukanlah suatu hal yang gampang untuk dilakukan. Banyak hal yang harus dikuasai seorang pemimpin agar bisa melakukan tugasnya dengan baik, dan membimbing anak buahnya menjadi lebih baik. Berikut ini adalah beberapa tips menjadi pemimpin yang baik, dilansir dari Business Insider.

1. Rencanakan semua langkah, namun tetap sisakan ruang untuk spontanitas
Dalam dunia kerja, rencana dan rancangan adalah hal yang mutlak harus dilakukan oleh siapapun. Apalagi bagi seorang pemimpin, rencana adalah senjata utama yang harus dibuat dan dipoles sedemikian rupa agar bisa menjadi kesuksesan bagi semua kru-nya. Buat rencana Anda sedetil mungkin, karena tugas seorang pemimpin adalah membuat anak buahnya mengerti. Meski begitu, Anda tetap perlu memberi ruang untuk spontanitas, sehingga ketika keadaan di lapangan tidak sesuai dengan harapan Anda, semua dapat teratasi dengan tepat dan cepat.

2. Dengarkan dulu sebelum bicara
Seni menjadi pemimpin yang hebat adalah mau mendengarkan ide dan gagasan anak buahnya. Meskipun memiliki kuasa penuh dalam pengambilan keputusan, keterbukaan dalam mendengarkan anak buahnya akan dapat memberi sudut pandang baru yang berguna bagi rencana bersama. Selain itu, sebelum menentukan keputusan, seorang pemimpin harus mampu menempatkan diri di posisi anak buahnya untuk melihat apakah keputusan tersebut bisa tepat untuk semua orang. Yang penting, jangan gegabah dan egois.

3. Perhatikan penampilan
Kinerja Anda memanglah hal yang penting untuk kelangsungan karir Anda. Namun, urusan penampilan tentu harus menjadi perhatian Anda. Mungkin Anda tidak perlu memakai setelan jas setiap hari untuk bekerja, namun setidaknya perhatian warna, kondisi, dan ukuran pakaian kerja yang Anda kenakan. Perhatikan setiap lekukannya, apakah ada yang kusut atau terlipat. Ini akan menjadi contoh yang baik bagi anak buah Anda dalam menghargai totalitas.

4. Berolahragalah
Dengan tubuh yang sehat bugar, maka pikiran pun akan sehat. Pikiran yang sehat diperlukan oleh seorang pemimpin untuk dapat menghasilkan keputusan yang adil. Dengan rajin berolahraga, daya tahan tubuh akan terjaga dan kinerja pun meningkat.

5. Banyak-banyak tersenyum
Saat rapat ataupun saat melakukan koordinasi dengan anak buah, seorang pemimpin harus mampu mengalirkan energi positif agar semangat anak buah dapat terpompa. Salah satu cara mengalirkan energi positif kepada anak buah adalah dengan tersenyum. Meskipun Anda pria, tersenyum pada anak buah tidak haram hukumnya.

Sumber :
http://www.merdeka.com

5 Aturan Menjadi Bos untuk Diri Sendiri


Bila ingin bisnis sukses, kita harus mampu menjadi bos untuk diri sendiri. Menjadi bos untuk diri sendiri gampang-gampang susah. Gampang karena kita yang punya kendali, susah karena kadang, harus melawan kemalasan diri sendiri. Ungkap Melinda F. Emerson dalam bukunya Become Your Own Boss In 12 Months.

Bila “terlena”, sebagai pebisnis pemula kita terancam kehilangan produktivitas yang membuat bisnis sulit melesat. Untuk itu, ada lima aturan yang harus dipatuhi ketika Anda memutuskan jadi bos untuk diri sendiri.

1. Kontrak kerja
Walau tak berbentuk perjanjian hitam di atas putih, sebagai pemilik bisnis kita tetap memerlukan panduan job desc untuk diri sendiri agar bisa fokus dan produktif.

2. Pilih tangan kanan terpercaya
Walau sedang enggak mood  kerja, saat menjadi pegawai kantoran kita tetap harus menyelesaikan laporan karena ada bos yang mengawasi. Namun, ketika jadi bos untuk diri sendiri hal itu takkan  kita temui. Agar tak kelamaan bersantai, milikilah partner kerja yang bisa mengingatkan kita bila produktivitas mulai menurun.

3. Review kerja
Tak hanya karyawan yang perlu Anda review kinerjanya, diri sendiri pun sama. Kesalahan sebagian besar bos ialah lupa “bercermin” sehingga sulit berkembang. Jangan ragu meminta pendapat karyawan atas kinerja Anda sebagai atasan selama ini.

4. Investasi profesional
Percaya pada diri sendiri itu baik, tapi akan lebih baik bila kita mau terus belajar untuk mengembangkan kemampuan diri sekaligus bisnis. Jadi, mulailah berbagi pengalaman dengan para pebisnis lain, bisa dengan ikut komunitas atau membaca buku atau bisa  juga ikut pelatihan.

5. Buat timeline target
Buatlah target bulanan, target akan membawa kita untuk terus berkembang dan tak mudah terlena dan terjebak dalam kesuksesan sementara.

Nah, buat Anda yang memilih untuk jadi bos untuk diri sendiri, mulailah terapkan aturan di atas agar sukses menjalani pekerjaan.


Sumber :
http://www.chicmagz.com

Bukan Pilihan Kata Tepat Menjadi Pemimpin


Seorang pemimpin dituntut untuk bisa memenuhi rencana kerja, mencapai target, dan menjalin kerjasama yang harmonis dengan anak buah. Memang tidak mudah, mengingat tidak ada yang sempurna di dunia. Namun, Anda harus percaya diri untuk membuat segala yang terasa kurang menjadi sesuatu yang baik.

Salah satu masalah yang kerap terjadi antara pimpinan dan anak buah adalah soal komunikasi. Pemimpin yang notabene merupakan posisi superior dibandingkan anak buah, kerap kali khilaf menggunakan pilihan kata yang membuat anak buah bimbang dan parahnya merasa tidak dihargai.

Membangun komunikasi yang baik dan hangat antar atasan kepada anak buah, memang diperlukan kebesaran hati masing-masing pihak untuk saling menghormati kehadiran serta tanggung jawab masing-masing pihak. Agar tim kerja Anda merasa nyaman dan kondusif dalam bekerja, berikut empat pilihan kata yang sebaiknya dihindari saat bicara dengan anak buah:

1."Coba"
Saat bos bertanya, apakah Anad bisa melakukan proyek mendatang lebih baik? Hindari menjawab dengan kata “Coba dulu”. Sebab, kata “coba”, secara tak langsung merefleksikan rasa ragu dan tidak percaya diri.

Hal yang demikian juga harus dipelajari oleh atasan. Jangan mendelegasikan pekerjaan pada anak buah menggunakan kata “coba”. Berilah penegasan dan jawaban yang lugas. Kata “coba” sebenarnya memberi celah  membuat orang merasa bahwa Anda sendiri tidak yakin bahwa rencana serta proyek kerja akan berjalan lancar. Tegas saja, ya atau tidak.

2. "Harus"
Menggunakan kata “harus” memang memperlihatkan sifat yang tegas. Namun, bagi anak buah, kata tersebut merupakan beban dan tekanan, yang dapat membuat mereka merasa seperti diperintah dan tidak dihargai. Sebagai seorang atasan, Anda seharusnya memberikan anak buah semangat, bukan malah memupuskan cita-citanya.

Anda bisa menunjukkan sikap bersahabat, seperti saat akan minta tolong, mulailah dengan kata “tolong”.  Cara yang demikian membuat bawahan simpatik dan menghargai Anda sebagai atasan mereka.

3. "Lebih"
Sebagai pimpinan, Anda pasti ingin anak buah bekerja lebih maksimal. Wajar jika Anda meminta lebih dari anak buah. Namun yang harus Anda perhatikan adalah kata “lebih” mengandung makna yang ambigu dan tidak deskriptif. Maka dari itu, lain waktu Anda mengutarakan harapan agar seluruh tim bekerja lebih giat dan cemerlang. Sampaikan dengan merinci dan detil

4. "Secepatnya"
Ketika meminta anak buah untuk mengerjakan tugas-tugasnya, Anda pasti ingin mereka menyelesaikannya dengan cepat.  Nah, yang menjadi masalah adalah cepat yang dimaksud itu seperti apa? Sebab, kata “cepat” dapat terkesan jadi subyektif, karena tidak dilengkapi dengan keterangan waktu yang dimaksud.

Jangan beranggapan kalau anak buah Anda bisa selalu memahami jalan pikiran Anda. Bicaralah dengan spesifik.  Tentukan batas waktu sesuai kesepakatan bersama. Dengan begitu, anak buah dapat menjalankan rencana kerja selaras dengan target.

Cara ini dapat menjaga  komitmen dan membangun kepercayaan di antara Anda dan anak buah.

Sumber :
http://female.kompas.com

Saturday, May 10, 2014

10 Kebiasaan Orang Karismatik


Pernahkah Anda merasa ada seseorang yang selalu merasa diri Anda istimewa? Orang itu bukan pasangan Anda, bukan atasan, bukan pula rekan kerja yang senior. Orang itu hanya rekan kerja biasa, tetapi selalu membuat ruang kerja menjadi hidup ketika ia hadir. Entah apa yang menyebabkannya begitu. Mungkin, karena orang ini pada dasarnya karismatik.

Orang karismatik mampu membangun dan menjaga hubungan baik, dan secara konsisten memengaruhi orang-orang di sekitar mereka dengan cara yang positif. Yang paling penting, mereka selalu membuat orang lain merasa penting dan merasa lebih baik.

Ingin tahu apakah Anda punya ciri-ciri orang yang karismatik, atau, Anda ingin menjadi orang yang karismatik? Ini dia tanda-tandanya:

1. Lebih banyak mendengarkan
Orang yang karismatik selalu menjaga kontak mata, tersenyum, mengangguk, dan melontarkan pertanyaan, untuk menghargai lawan bicara. Orang karismatik tidak memberikan nasihat kecuali ditanya. Mereka lebih banyak mendengarkan, untuk menunjukkan bahwa mereka peduli. Mereka tahu, jika memberi nasihat maka pembicaraan akan lebih berkisar pada diri mereka. Ingat kan, kalau Anda mulai memberi nasihat? Anda akan mengatakan, "Kalau aku sih..." dan bukannya, "Bagaimana kalau kamu...."

2. Mereka tidak pilih-pilih
Ada sebagian orang yang tidak mampu mendengarkan sesuatu yang dikatakan orang lain yang dianggap lebih rendah. Mungkin saja keduanya saling berbicara, tapi orang yang lebih "tinggi" biasanya tidak akan benar-benar mendengarkan. Sebaliknya, orang karismatik akan mendengarkan siapa saja, tak peduli posisi atau status sosialnya. Mereka bisa merasa mempunyai kesamaan dengan siapa saja, tidak hanya orang yang ada di "kelas" mereka saja.

3. Mereka akan berhenti beraktivitas ketika diajak bicara
Kesal kan, kalau Anda berbicara pada atasan, tetapi dia tetap sibuk mengecek ponsel, laptop, atau koran yang dibacanya? Orang karismatik tidak akan melirik monitor komputernya ketika diajak bicara. Mereka tahu, tidak akan bisa terkoneksi dengan orang lain jika masih sibuk terkoneksi dengan ponsel, televisi, atau apa pun. Mereka terbiasa mencurahkan seluruh perhatian pada yang diajak bicara. Tak heran orang lain ingin selalu ada di dekat mereka.

4. Mereka selalu memberi lebih dulu, dan kadang tak pernah menerima kembali 
Bahasa Inggrisnya "take and give", dan versi bahasa Indonesia sebenarnya lebih baik: "memberi dan menerima". Artinya, kita mengutamakan untuk memberi lebih dulu, baru menerima. Inilah yang dilakukan orang karismatik, dan mereka tidak memikirkan apakah mereka akan menerima balasan. Mereka berfokus pada apa yang bisa diberikan, karena memberi menjadi cara untuk menciptakan koneksi nyata dalam suatu hubungan.

5. Mereka tidak merasa diri mereka penting
Orang yang akan terkesan dengan diri Anda yang (sok) penting dan hebat tak lain orang-orang yang juga merasa diri mereka penting. Yang lain, tak akan terkesan dengan orang yang sok penting. Orang lain mungkin justru akan merasa terganggu dan tidak nyaman.

6. … Karena menganggap orang lain lebih penting
Orang karismatik mempunyai pengetahuan, pendapat, dan sudut pandang sendiri dari suatu masalah. Namun, hal itu tidak penting bagi mereka karena mereka tidak bisa memelajari sesuatu dari diri mereka sendiri. Mereka sadar, mungkin saja ada hal-hal yang diketahui orang lain tetapi tidak mereka pahami. Hal itu membuat orang lain menjadi lebih penting bagi mereka, karena mereka bisa belajar dari pengalaman orang lain.

7. Mereka membiarkan orang lain bersinar
Mereka tahu bahwa ada orang yang tidak cukup menerima penghargaan atas prestasinya. Karena itu, mereka akan menunjukkan pada khalayak bahwa seeorang tersebut -sebutlah rekan kerjanya- telah melakukan tugasnya dengan baik. Mereka tahu, sebuah pengakuan akan membuat rekan kerjanya merasa telah membuat suatu pencapaian, dan merasa lebih penting. Hal inilah yang membuat orang yang berkarisma dihargai lebih jauh: karena mereka peduli untuk memerhatikan pencapaian yang dilakukan orang lain.

8. Mereka cermat memilih kata-kata
Mereka sadar, kata-kata yang mereka gunakan bisa memengaruhi perilaku orang lain. Misalnya, ketika ingin mengatakan, "Anda tidak harus menyiapkan presentasi untuk klien yang baru", mereka memilih untuk mengatakan, "Anda kan harus berbagi berita seru untuk teman-teman di divisi kita...." Kata-kata yang menjadi pilihan orang karismatik bisa membantu orang lain merasa lebih baik. Mereka menciptakan suasana yang bahagia, antusias, dan terpenuhi kebutuhannya.

9. Mereka tidak berbagi gosip dengan orang lain
Kita semua tentu senang mendengar gosip. Masalahnya, kita sebenarnya tidak menghargai orang yang pertama menyebarkan berita yang belum pasti kebenarannya tersebut. Sebab, siapa yang tahu orang yang menyebar gosip itu juga pernah menyebar berita tak sedap mengenai diri kita? Lalu kita ditertawakan ramai-ramai di belakang kita? Inilah yang tidak dilakukan orang karismatik. Mereka tidak membuka peluang untuk menertawakan orang lain, dan dengan sendirinya tidak akan ditertawakan.

10. Mereka mau mengakui kegagalan mereka
Orang yang sukses sering dianggap berkarisma karena mereka sukses. Namun, Anda tidak harus menjadi sukses untuk menjadi orang yang karismatik. Anda hanya perlu bersikap tulus untuk menjadi karismatik. Orang karismatik selalu rendah hati, mau berbagi tentang kegagalan yang Anda lakukan, mengakui kesalahan, dan mampu menertawakan diri sendiri. Sementara, orang lain tidak akan menertawakan orang yang karismatik; mereka akan tertawa bersama. Itulah yang membuat orang karismatik lebih disukai.

Sumber :
http://female.kompas.com

Tuesday, May 6, 2014

Konsep Kepemimpinan Claus Weidner CEO Mercedes-Benz Indonesia


Pada acara CEO Speaks yang digelar Binus Business School Rabu (2/10/2013) malam, President & CEO Mercedes-Benz Indonesia, Dr Claus Weidner secara khusus membagi pengalaman kepemimpinannya selama kurang lebih 40 tahun berkarir.

Sebagai salah satu merek mobil premium kelas dunia dari Daimler AG yang terkenal karena inovasi keamanan dan teknologi ramah lingkungan, Mercedes Benz terus melakukan inovasi untuk mengembangkan industri kendaraan bermotor kelas atas. Bahkan, di Indonesia Mercedes Benz berhasil menguasai 50-60 persen pasar mobil mewah.

Weidner berkisah, sebelum menjabat CEO, dirinya memegang jabatan Chief Operating Officer (COO) di Mercedes Benz Hongkong. Menurut dia, faktor budaya kerja berperan penting dalam menghasilkan nilai-nilai yang berisi integritas, disiplin, tanggung jawab, serta semangat dalam membentuk sebuah subordinate yang solid.

"Budaya kerja dan integritas atau kesatuan para subordinat inilah yang menjadi kunci kesuksesan sebuah perusahaan," ujar Weidner.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa selain nilai-nilai yang telah disebutkan itu, di era globalisasi ini seorang pemimpin juga harus membawahi konsep operasional perusahaan, seperti inovasi dan penggunaan teknologi. Selain itu, unsur lain penentu keberhasilan sebuah perusahaan adalah memaksimalkan jam terbang subordinat dan memanfaatkan produk-produk unggulan.

Weidner mengatakan, sebuah perusahaan berperforma tinggi harus membutuhkan kultur kerja yang juga memiliki high performance. Selain itu, perusahaan juga memerlukan kontribusi dan integritas, visi yang jelas, sangat mengenal orientasi pelanggan, peningkatan yang berkelanjutan, inovasi, dan keputusan berdasarkan implementasi budaya yang berlaku.

"Customer orientation juga menjadi perhatian utama Daimler dalam membangun budaya perusahaan. Intinya, kepuasan konsumen sekarang menjadi kunci sukses kami," kata Weidner.

Sejak 2012, sebanyak 275.000 orang secara global bekerja di Daimler yang tersebar di 8.000 lokasi penjualan di seluruh dunia. Di tahun itu pula, Daimler berhasil menjual sebanyak 1.452.000 unit mobil penumpang, baik Smart for 2 hingga S-Class.

Tak hanya itu. Perusahaan asal Jerman tersebut juga telah menjual 462.000 unit truk, dan 32.088 unit urban dan bus tour. Dengan angka penjualan itu, Daimler berhasil membukukan pendapatan sebesar EUR 11 miliar pada tahun lalu.

Kini, dengan 75 persen kendaraan Mercedes-Benz yang terjual di Indonesia berasal dari produksi dalam negeri, Weidner yakin, Indonesia merupakan salah satu pasar otomotif paling potensial di kawasan Asia Tenggara, selain Filiphina.

Sunday, May 4, 2014

Alasan Tak Kunjung Mendapat Pekerjaan


Mencari pekerjaan tak selalu mudah. Meski sudah berusaha mencari dan melamar kerja, masih juga belum "berjodoh" dengan satu pun perusahaan.

Jangan buru-buru berpikir kalau Anda adalah orang yang bodoh dan tak punya kemampuan apa pun. Bisa jadi ini karena kesalahan kecil yang dilakukan saat melamar pekerjaan. Berikut beberapa kebiasaan salah yang sering dilakukan para pemburu pekerjaan.

1. Mengirimkan lamaran tak sesuai kriteria
Kesal tak juga mendapat pekerjaan, bisa membuat orang rela banting setir dan mengubah semua kriteria idamannya tentang pekerjaan. "Kerja apa sajalah, yang penting bekerja" ungkapan ini sering jadi senjata para pemburu kerja yang tak kunjung dapat pekerjaan.

Tetapi apakah Anda pikir dengan melakukan hal seperti ini, sudah menjamin Anda pasti dapat pekerjaan itu? belum tentu. Banyak pencari kerja yang hanya melihat kalau pekerjaan tersebut mungkin mudah Anda lakukan, tapi sayangnya Anda tak memerhatikan kualifikasi dan kriteria karyawan yang dibutuhkan. Sekalipun Anda menilai kalau jabatan itu lebih rendah dari yang diinginkan, namun kalau kriteria perusahaan tidak Anda penuhi, Anda pasti tak akan masuk ke seleksi berikutnya.

Solusinya, cobalah cocokkan kemampuan yang dimiliki dengan kriteria yang dibutuhkan perusahaan. Anda juga perlu mencari cara lain agar Anda punya kemampuan lebih yang bisa diperhitungkan. Misalnya bekerja freelance, pekerja sukarela, ikut kursus yang mendukung pekerjaan.

2. Berharap banyak pada kalimat "Saya orang yang cepat belajar"
Di resume pekerjaan Anda, seringkali dijumpai kalimat "Saya orang yang cepat belajar" di bagian kelebihan diri Anda. Hal ini sebenarnya asumsi pribadi Anda, parahnya, belum tentu orang lain berpendapat demikian.

Dibanding dinilai terlalu percaya diri, sebaiknya Anda membuat orang lain (terutama si pewawancara) yang menarik kesimpulan seperti ini tentang Anda. Saat diwawancara sebaiknya gunakan kalimat dan kata-kata yang jujur dan menunjukkan sisi terbaik Anda serta menggambarkan bahwa Anda adalah orang yang cepat belajar. Hal ini akan lebih mengesankan kalau Anda adalah orang yang sempurna untuk pekerjaan tersebut, dibandingkan opini pribadi tentang diri.

3. Menggunakan pendekatan yang salah
Anda pasti memiliki berbagai perusahaan impian. Memang, berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan posisi di perusahan tersebut, termasuk membangun jaringan dengan orang-orang di dalamnya. Hanya saja, terkadang networking ini dilakukan dengan cara yang salah.

Cara membangun networking yang salah adalah dengan berkenalan dengan seseorang yang bekerja di dalamnya, kemudian berbasa-basi tentang hal tak penting, misalnya tentang cuaca. Dan pada akhirnya, Anda menyodorkan resume diri Anda kepadanya dengan harapan si teman baru bisa merekomendasikan Anda kepada manajer HRD. Ini bukan jaringan, ini sebuah pemanfaatan!

4. Menghabiskan waktu 100 persen untuk mendaftar pekerjaan
Ketika mencari pekerjaan, coba hitung berapa lama waktu yang dihabiskan untuk mendaftar pekerjaan, baik online maupun email. Karena kesibukan mengirim lamaran pekerjaan ini, Anda jadi tidak bisa meluangkan waktu untuk mengenal lebih dalam dan membangun jaringan lebih dalam melalui sosial media lainnya yang profesional.

Sumber :
http://female.kompas.com

Related Posts